Analisis faktor demografi terhadap preferensi pemilihan jenis investasi pada profesional muda di kota Denpasar.

(1)

xvii ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR DEMOGRAFI

TERHADAP PREFERENSI PEMILIHAN JENIS INVESTASI PADA PROFESIONAL MUDA DI KOTA DENPASAR

Marcela Junita Rinnovi M Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor demografi terhadap pemilihan jenis investasi pada profesional muda di Kota Denpasar. Jenis investasi pada penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu jenis investasi real asset dan jenis investasi financial asset. Data dalam penelitian ini didapatkan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada karyawan yang bekerja pada instansi pemerintahan dan juga kantor swasta. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis crosstabulation dan analisis chi-square. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ada pengaruh faktor demografi terhadap pemilihan jenis investasi pada profesional muda di Kota Denpasar. Dari enam faktor demografi yang diteliti terdapat lima faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap jenis pemilihan investasi. Faktor tersebut adalah jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pendapatan. Namun ada satu faktor yang tidak berpengaruh terhadap pemilihan jenis investasi yaitu umur.


(2)

xviii ABSTRACT

AN ANALYSIS ON DEMOGRAPHIC FACTORS TOWARD THE CHOICE OF INVESTMENT

AMONG YOUNG PROFESSIONALS IN DENPASAR CITY Marcela Junita Rinnovi M

Sanata Dharma University Yogyakarta

2016

This research was aims to know the demographic factor affecting the choice of investment for young proffesionals in Denpasar City. This research was divided the investment into two groups namely: real asset and financial asset investment. Data in this research was obtained by distributing questionnaire to employees working in govermental and private offices. The sample was collected using a purposive sampling method. Then the data was analyzed using cross tabulation and chi-square analysis. The research found that demographic factors influenced the choice of investment among young professional in Denpasar City. Out of six demographic factors observed, there were five factors significantly influenced investment kind selection. The factors were gender, profession, education, the number of family member and income. However, there one factor that did not influence an investment kind selection i.e. age.


(3)

ANALISIS FAKTOR DEMOGRAFI

TERHADAP PREFERENSI PEMILIHAN JENIS INVESTASI PADA PROFESIONAL MUDA DI KOTA DENPASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Marcela Junita Rinnovi M NIM : 122214051

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

i

ANALISIS FAKTOR DEMOGRAFI

TERHADAP PREFERENSI PEMILIHAN JENIS INVESTASI PADA PROFESIONAL MUDA DI KOTA DENPASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Marcela Junita Rinnovi M NIM : 122214051

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

Motto dan Persembahan :

Fall Seven Times Stand Up Eight Times”

Jangan pernah menyerah, kamu bisa!

Skripsi Ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus, Bunda Maria, Santo Yosep dan Roh Kudus Papa (Yohanes Donbosco Sili Mado), Mama (Katarina Gelu) dan Adik tercinta (Yohanes Debrito Dua Buga Lamawato) (Alm) & (Sirilus Dua

Buga Lamawato) Rm. Hubert Hadi Setiawan Pr.

Oma (Marsia Umroh (Alm) & (Maria Somi Tokan)(Alm) dan Opa (Ignasius Nasir (Alm) & Kakek Pehang

Keluarga Besar Mama Nasir (pak de, bude, kakak-kakak tercinta) Almamaterku Universitas Sanata Dharma


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul :

ANALISIS FAKTOR DEMOGRAFI

TERHADAP PREFERENSI PEMILIHAN JENIS INVESTASI PADA PROFESIONAL MUDA DI KOTA DENPASAR

dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 23 Februari 2016 adalah hasil karya saya. Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulisan aslinya.

Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan 70).

Yogyakarta, 24 Februari 2016 Yang membuat pernyataan,

Marcela Junita Rinnovi M NIM: 122214051


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Marcela Junita Rinnovi M

Nomor Mahasiswa : 122214051

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“ANALISIS FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP PREFERENSI PEMILIHAN JENIS INVESTASI PADA PROFESIONAL MUDA DI KOTA DENPASAR” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 24 Februari 2016

Yang menyatakan


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor Demografi terhadap Preferensi Pemilihan Jenis Investasi pada Profesional Muda di Kota Denpasar”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dhrama Yogyakarta

3. Ibu Dr. Caecilia Wahyu Estining Rahayu, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

4. Ibu Dra. Yuliana Rini Hardanti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.

5. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M.Si, selaku anggota tim penguji yang telah memberi masukan sangat berguna.


(11)

viii

6. Kepala Dinas dan seluruh jajaran karyawan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Bali yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.

7. Rektor dan seluruh jajaran dosen dan karyawan Universitas Terbuka yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini. 8. Kepala Dinas dan seluruh jajaran karyawan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.

9. Pimpinan Toko Buku Gramedia Gatot Subroto dan seluruh jajaran karyawan Toko Buku Gramedia Gatot Subroto yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.

10.Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

11.Papa dan Mama yang dengan penuh kesabaran dan pengorbanan selalu membantu setiap langkah yang saya pilih.

12.Oktavia Purwitasari teman luar biasa selama masa perkuliahan. Mengajarkan kesabaran dan selalu membantu setiap kesusahan-ku. Meliyani Ester Deta dan Maria Seraphine Riang Borot, semangat! Terima kasih telah mengajarkan how to be “cuek”.

13.Ausan Agris teman seperjuangan dalam menapaki setiap pengalaman luar biasa, terima kasih untuk selalu bersama dan selalu memuji. “You’re awsome in your way”.


(12)

ix

14.Aisyah Permatasari dan Elisabet Ayu Purnamasari. Terima kasih telah menemaniku selama masa perlombaan yang luar biasa, terima kasih karena boleh saling percaya sehingga kita boleh punya piala!

15.Desi Ratnasari dan Longgi. Terima kasih untuk selalu menemani dalam keadaan susah, berbagi pengalaman hidup dan saling memotivasi. Kalian orang-orang hebat.

16.Lita, Clara, Jesica, Riga, Andre, Mas Iyus, Evelyn. Terima kasih untuk tetap bersama hingga akhir. Terima kasih untuk waktu, tenaga dan semangat yang luar biasa.

17.Seluruh teman –teman manajemen’12. Nama ini keramat bagi saya secara pribadi. Terima kasih telah menerima saya sebagai teman dan telah berproses bersama selama masa perkuliahan. Semangat! See u on Top! 18.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang


(13)

x

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 24 Februari 2016 Penulis

Marcela Junita Rinnovi M NIM : 122214051


(14)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .. ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

HALAMAN ABSTRAK ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Landasan Teori ... 10

B. Penelitian Terdahulu ... 28

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 30

D. Hipotesis ... ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

C. Subjek dan Objek Penelitian... 32

D. Variabel Penelitian ... 33

E. Definisi Operasional ... 37


(15)

xii

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 40

H. Sumber Data .... ... 41

I. Teknik Pengumpulan Data ... 42

J. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR ... 44

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Karakteristik Responden... 55

B. Analisis Kuantitatif ... 67

C. Pembahasan ... ... 69

BAB VI PENUTUP ... ... 78

A. Kesimpulan ... ... 78

B. Saran ... ... 79

C. Keterbatasan .... ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... ... 81 LAMPIRAN ... ...


(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

3.1 Faktor Demografi ... 34

3.2 Pengukuran Faktor Demografi ... 36

3.3 Definisi Operasional ... 37

4.1 Jumlah Desa di Kota Denpasar ... 51

4.2 Penduduk Kota Denpasar ... 53

5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 55

5.2 Jumlah Responden Berdasarkan Karakteristik Umur Terhadap Jenis Investasi yang Dipilih ... 56

5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

5.4 Jumlah Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Terhadap Jenis Investasi yang Dipilih ... 57

5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 58

5.6 Jumlah Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Terhadap Jenis Investasi yang Dipilih ... 58

5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 59

5.8 Jumlah Responden Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Jenis Investasi yang Dipilih ... 59

5.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 60

5.10 Jumlah Responden Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Terakhir Terhadap Jenis Investasi yang Dipilih ... 61


(17)

xiv

5.12 Jumlah Responden Berdasarkan Karakteristik Jumlah Anggota

Keluarga Terhadap Jenis Investasi yang Dipilih ... 63 5.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Utama ... 64 5.14 Jumlah Responden Berdasarkan Karakteristik Pendapatan Utama

Terhadap Jenis Investasi yang Dipilih ... 65 5.15 Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Memilih Investasi ... 66 5.16 Jumlah Responden Berdasarkan Alasan Memilih Investasi

Terhadap Jenis Investasi yang Dipilih ... 66 5.17 Chi Square Demografi dan Jenis Investasi ... 67


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Investasi Langsung dan Tidak Langsung ... 14

2.2 Preferensi Investor Terhadap Risiko ... 26

2.3 Kerangka Konseptual Penelitian ... 30

4.1 Upacara Melasti ... 45

4.2 Upacara Bhuta Yadnya (Pawai Ogoh-Ogoh) ... 45

4.3 Suasana Pada Saat Hari Nyepi ... 46

4.4 Suasana Pada Saat Hari Galungan ... 48

4.5 Salah Satu Kebutuhan Pada Saat Hari Kuningan ... 49


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner ... 84

2 Tabulasi Data ... 87

3 Hasil Perhitungan Chi-Square ... 91

4 Surat Pemerintah Provinsi Bali ... 94

5 Surat Izin Penelitian ... 95

6 Curiculum Vitae Peneliti ... 96


(20)

xvii ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR DEMOGRAFI

TERHADAP PREFERENSI PEMILIHAN JENIS INVESTASI PADA PROFESIONAL MUDA DI KOTA DENPASAR

Marcela Junita Rinnovi M Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor demografi terhadap pemilihan jenis investasi pada profesional muda di Kota Denpasar. Jenis investasi pada penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu jenis investasi real asset dan jenis investasi financial asset. Data dalam penelitian ini didapatkan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada karyawan yang bekerja pada instansi pemerintahan dan juga kantor swasta. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis crosstabulation dan analisis chi-square. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ada pengaruh faktor demografi terhadap pemilihan jenis investasi pada profesional muda di Kota Denpasar. Dari enam faktor demografi yang diteliti terdapat lima faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap jenis pemilihan investasi. Faktor tersebut adalah jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pendapatan. Namun ada satu faktor yang tidak berpengaruh terhadap pemilihan jenis investasi yaitu umur.


(21)

xviii ABSTRACT

AN ANALYSIS ON DEMOGRAPHIC FACTORS TOWARD THE CHOICE OF INVESTMENT

AMONG YOUNG PROFESSIONALS IN DENPASAR CITY Marcela Junita Rinnovi M

Sanata Dharma University Yogyakarta

2016

This research was aims to know the demographic factor affecting the choice of investment for young proffesionals in Denpasar City. This research was divided the investment into two groups namely: real asset and financial asset investment. Data in this research was obtained by distributing questionnaire to employees working in govermental and private offices. The sample was collected using a purposive sampling method. Then the data was analyzed using cross tabulation and chi-square analysis. The research found that demographic factors influenced the choice of investment among young professional in Denpasar City. Out of six demographic factors observed, there were five factors significantly influenced investment kind selection. The factors were gender, profession, education, the number of family member and income. However, there one factor that did not influence an investment kind selection i.e. age.


(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini kebutuhan manusia semakin meningkat. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat segala sesuatu berubah mengikuti zamannya dan membuat perilaku konsumtif semakin tinggi. Muncul kebutuhan–kebutuhan yang tidak terduga dengan kebutuhan dana yang besar antara lain kebutuhan akan teknologi guna mencapai eksistensi diri, kebutuhan untuk memiliki rumah atau mobil dan kebutuhan untuk hiburan. Kebutuhan–kebutuhan ini juga akan menyebabkan setiap orang termotivasi untuk mengumpulkan sejumlah dana untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan meningkatnya kebutuhan yang didukung oleh jumlah tenaga kerja produktif yang memadai, secara tidak langsung akan berdampak terhadap peningkatan standar hidup di suatu negara (Rudyanto, 2014). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka setiap orang perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Undang–Undang No. 13 Tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat disebut tenaga kerja. Usia produktif adalah usia dimana seorang individu dapat mengerahkan kemampuannya secara optimal dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Badan Koordinasi Keluarga


(23)

2 Berencana Nasional (BKKBN) seseorang dikatakan produktif jika sudah berumur 15–64 tahun. Hal ini disebabkan pada usia 15-64 tahun tersebut seseorang dianggap sudah dapat melakukan kegiatan menghasilkan barang dan jasa secara sadar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Seorang individu mencapai masa dewasa secara resmi pada usia 18 tahun (Hurlock, 2009). Dewasa berarti secara sadar mengetahui segala risiko yang akan dihadapi ketika melakukan pengambilan keputusan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) usia produktif dibagi menjadi beberapa kategori umur diantaranya usia 15–19, 20–24, 25–29, 30–34, 35–39, 40–44, 45–49, 50–54, 55–59, dan 60+.

Pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus hingga menjadikan seseorang memiliki keahlian di bidang tersebut dapat membuat seseorang profesional dalam bidang tersebut. Selain dikarenakan kebiasaan dalam melakukan pekerjaan tersebut keahlian juga dapat diperoleh dalam pendidikan. Pendidikan yang ditempuh oleh seseorang dalam satu bidang dapat membuat seseorang dijuluki sebagai profesional. Profesional memiliki arti menyangkut sebuah profesi dimana di dalamnya diperlukan keahlian khusus. Profesional muda adalah sebuah profesi dalam bidang apapun dimana seorang individu memiliki keahlian tertentu dalam bidangnya dan masih dalam rentang usia produktif. Orang muda memiliki karakteristik seperti semangat yang tinggi, selalu mencari tantangan, selalu bekerja dengan inovatif dan kreatif. Di era semakin meningkatnya jumlah kebutuhan individu, mulai banyak muncul bermacam jenis investasi yang ditawarkan


(24)

3 kepada setiap orang guna mendapatkan hasil yang menguntungkan di masa yang akan datang.

Investasi adalah kegiatan menanamkan uang sekarang, guna mendapatkan manfaat (balas jasa atau keuntungan) di kemudian hari. Secara umum jenis investasi dibagi menjadi dua yaitu Real Asset dan Financial Asset (Halim,2015). Real Asset merupakan aktiva berwujud yang nyata (dapat dilihat, disentuh dan dimanfaatkan secara langsung) sebagai contoh real asset ini ialah rumah, peralatan dan persediaan. Financial Asset merupakan aktiva yang dimiliki sebagai simpanan jangka panjang, yang akan digunakan di masa yang akan datang. Contoh financial aset ini ialah saham dan obligasi.Berdasarkan jenisnya investasi dibagi menjadi dua yaitu investasi langsung (direct investment) dan investasi tidak langsung (indirect investment) (Halim,2015). Investasi langsung contohnya sektor riil seperti tanah, rumah, pabrik dan toko. Sedangkan, investasi tidak langsung seperti saham, obligasi, Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) dan Reksa Dana Saham (RDS). Pemilihan investasi menarik untuk diteliti karena pemilihan jenis investasi juga mampu menggambarkan karakteristik setiap individu dalam menghadapi risiko. Terdapat tiga karakteristik investor terhadap risiko yaitu menghindari risiko (risk averse), netral terhadap risiko (risk neutrality) dan senang terhadap risiko (risk seeker) (Noor, 2009 ).

Salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan devisa terbesar dan merupakan salah satu provinsi di negara Indonesia yang sangat terkenal di dunia adalah Bali dengan ibu kota provinsi Denpasar. Bali terkenal dengan


(25)

4 sebutan “pulau seribu pura”. Hal ini menunjukkan karakteristik masyarakat Bali yang sangat kental dengan kebudayaan. Kebudayaan ini yang mengundang Warga Negara Asing (WNA) berbondong–bondong ke Bali untuk menikmati kebudayaan tersebut dengan sajian pemandangan yang indah karena Bali juga disebut dengan Paradise Island. Kebudayaan menjadi salah satu unsur yang membangun sektor pariwisata di Bali. Sektor pariwisata merupakan jantung perekonomian di Bali. Sama halnya dengan provinsi lainya dimana roda pemerintahan selalu dijalankan dari ibu kota provinsi tersebut, maka roda pemerintahan provinsi Bali dilakukan juga di Denpasar. Arahan–arahan dari pemerintah pusat (Jakarta) tentunya akan sampai terlebih dahulu di Denpasar. Informasi mengenai segala hal tentang perekonomian Indonesia akan sampai terlebih dahulu di Denpasar sebelum kemudian disebarluaskan ke kabupaten lainnya di Bali. Perbedaan penerimaan waktu informasi dan status sebagai ibu kota provinsi membuat karakteristik tenaga kerja di Denpasar lebih peka terhadap segala jenis permasalahan ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian terdapat pengetahuan mengenai jenis–jenis investasi. Hal ini membuat peneliti menyimpulkan bahwa tenaga kerja di Kota Denpasar lebih mengetahui jenis-jenis investasi beserta return dan resikonya.

Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Kota Denpasar (2013) pertumbuhan ekonomi di Kota Denpasar terus mengalami pertumbuhan dari tahun 2009 sebesar 6,53%, tahun 2010 sebesar 6,57%, dan terus meningkat di tahun 2011 sebesar 6,77% hingga di tahun 2012


(26)

5 meningkat hingga sebesar 7,18%. Kota Denpasar, seperti halnya kota–kota lainnya di Indonesia yang merupakan ibu kota provinsi senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan penduduk serta peningkatan laju pembangunan di segala bidang. Kondisi ini, memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kota itu sendiri. Demikian pula dengan Kota Denpasar yang sebelumnya merupakan Ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Badung yang sekaligus juga merupakan Ibu kota Provinsi Daerah Tingkat I Bali mengalami pertumbuhan demikian pesatnya, terutama dalam hal peningkatan jumlah penduduk. Perkembangan jumlah penduduk juga berakibat pada peningkatan kebutuhan. Terjadinya peningkatan kebutuhan membuat orang akan termotivasi untuk melakukan kegiatan investasi.

Menurut beberapa penelitian terdahulu tentang topik yang sama dengan penelitian ini (Cahyadi, 2010; Saputra & Anastasia, 2013; Kusumawati, 2013; Rudyanto, 2014) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan untuk berinvestasi adalah faktor demografi. Demografi merupakan istilah yang berasal dari dua kata Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk dan graphein yang berarti menggambar atau menulis. Oleh karena itu, demografi dapat diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini berubah dari waktu kewaktu (Iskandar, 1994). Dalam proses pengambilan keputusan yang tepat dalam hal pemilihan jenis investasi di masa depan


(27)

6 faktor demografi mengambil peranan yang cukup penting. Secara lebih spesifik beberapa faktor demografi dapat mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang diantaranya jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, jumlah anggota keluarga, pekerjaan dan pendapatan.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor Demografi terhadap Preferensi Pemilihan Jenis Investasi pada Profesional Muda di Kota Denpasar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Apakah ada pengaruh faktor-faktor demografi (jenis kelamin, usia, pendidikan, jumlah anggota keluarga, pekerjaan dan pendapatan) terhadap preferensi pemilihan jenis investasi pada profesional muda di Denpasar?


(28)

7 C. Batasan Masalah

1. Subjek Penelitian :

Subjek Penelitian ini adalah profesional muda di Kota Denpasar, profesional muda yang dimaksud adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Swasta yang bekerja di Kota Denpasar. Definisi profesional muda dalam penelitian ini adalah sebuah profesi dalam bidang apapun dimana seorang individu memiliki keahlian tertentu dalam bidangnya dan masih dalam rentang usia produktif.

2. Variabel Penelitian :

Penelitian ini menggunakan faktor-faktor demografi, diantaranya : a. Jenis kelamin : Laki–laki dan perempuan

b. Usia : 25–59 tahun

Dalam hal ini peneliti hanya akan memfokuskan profesional muda dalam rentang umur 25–59 tahun. Hal ini dikarenakan menurut Hurlock (2009) usia 15 tahun seorang individu belum memiliki pandangan yang optimal tentang investasi yang akan dilakukannya. Selain itu dari segi psikologis belum tergolong usia dewasa. Begitu juga dengan batas atas yaitu 59 tahun, secara global terdapat perbedaan batas usia produktif di negara maju dan


(29)

8 negara berkembang. Di negara maju rentang usia produktif adalah dari usia 15-64 tahun, tetapi di negara berkembang rentang usia produktif adalah dari usia 15– 59 tahun. Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih batasan usia produktif 59 tahun sesuai dengan Negara Indonesia yang masih berstatus negara berkembang.

c. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Swasta d. Pendidikan terakhir : Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma,

Sarjana (S1), Pasca Sarjana (S2), Doktor (S3)

e. Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan dan tinggal dalam 1 rumah, didasarkan atas 3 kelompok :

1) Kelompok 1 : 1 orang 2) Kelompok 2 : 2 orang

3) Kelompok 3 : lebih dari atau sama dengan 3 orang (≥ 3 orang) f. Pendapatan : ≤ Rp 5.000.000

Rp 5.000.001–Rp 10.000.000 Rp 10.000.001–Rp 15.000.000 ≥Rp 15.000.001


(30)

9 D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor demografi terhadap preferensi pemilihan jenis investasi pada profesional muda di Denpasar.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi bagi pembaca dan pertimbangan bagi mahasiswa yang melakukan penelitian sejenis. 2. Bagi Profesional Muda

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi pemilihan jenis investasi dan pengetahuan tentang jenis–jenis investasi dan karakteristik investor, khususnya profesional muda dalam menentukan jenis investasi untuk masa depannya.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan menambah bekal peneliti dalam menentukan investasi yang sesuai dengan karakteristik peneliti dan menambah pengetahuan peneliti di bidang investasi khususnya dalam hal menganalisis karakteristik seorang investor dalam pengambilan keputusan investasi.


(31)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Demografi

Demografi adalah “ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia, meliputi didalamnya ukuran, struktur dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan” (Bogue, 1973). Serupa dengan pengertian di atas, terdapat pengertian yang menyatakan bahwa demografi merupakan suatu alat untuk mempelajari perubahan– perubahan kependudukan dengan memanfaatkan data dan statistik kependudukan serta perhitungan–perhitungan secara matematis dan statistik dari data penduduk terutama mengenai perubahan jumlah, persebaran dan komposisi/strukturnya (Tim Penulis Lembaga Demografi UI, 2010). Selain itu, definisi demografi menurut Hauser dan Duncan (dikutip dalam Rusli, 2012) menyatakan demografi adalah studi mengenai jumlah, distribusi teritorial, komposisi penduduk dan perubahan-perubahan yang bertalian dengannya serta komponen–komponen yang menyebabkan perubahan bersangkutan dapat diidentifikasi sebagai natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian), gerak penduduk teritorial dan mobilitas sosial.

Berdasarkan ketiga definisi demografi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa demografi adalah suatu alat yang mempelajari dan


(32)

11 mengukur perubahan–perubahan yang terjadi di suatu tempat yang diakibatkan adanya natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian), migrasi, serta penuaan. Demografi mempelajari karakteristik suatu daerah yang berubah seiring dengan perkembangan zaman. Contohnya pada era terdahulu terdapat semboyan banyak anak banyak rezeki menjadi salah satu faktor meningkatnya angka kelahiran, namun pada era sekarang ini semboyan 2 anak lebih baik mulai menjamur dan pemerintah pun turut serta melakukan gerakan untuk dapat mengurangi populasi penduduk di Indonesia. Tentu hal ini akan berpengaruh pada karakteristik jumlah penduduk di suatu daerah.

2. Investasi

a. Definisi Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2010). Pengertian lain mengenai investasi juga dicetuskan oleh Jones (2004) yang menyatakan bahwa An investment can be defined as the commitment of funds to one ore more assets that will be held over some future time periode. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Hartono, 2014). Sementara itu Body, Kane & Marcus (dikutip dalam Irwin, 1973) mengartikan investasi sebagai komitmen saat ini atas uang atau sumber


(33)

12 daya lain dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Pendapat lain menyatakan bahwa investasi adalah as the purchase of any asset, real or financial, that offers a profit in the form of a capital gain and interest or dividend income. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Hartono, 2014).

b. Jenis–Jenis Investasi

Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu : investasi pada aset–aset finansial (financial assets) dan investasi pada asetaset riil (real assets) (Hartono, 2014). Investasi pada aset–aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset–aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya.

Dalam melakukan pemilihan jenis investasi perlu mempertimbangkan asset allocation yaitu low risk asset, moderate risk asset dan high risk asset (Hartono, 2014). Low risk asset atau aset dengan risiko rendah contohnya tanah, pabrik, deposito, Reksa Dana Pasar Uang/RDPU. Moderate risk asset atau aset dengan risiko moderat seperti rumah, emas, perkebunan, obligasi dan Reksa Dana Pendapatan


(34)

13 Tetap/RDPT. High risk asset atau aset dengan risiko tinggi seperti Reksa Dana Saham/RDS, dan Saham.

c. Tujuan Investasi

Setiap orang melakukan investasi tentunya dengan harapan untuk meningkatkan dana atau sumberdaya lainnya yang telah disimpan di awal. Secara lebih khusus, ada beberapa alasan seseorang melakukan investasi, antara lain sebagai berikut (Tandelilin,2010)

1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

2) Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

3) Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang–bidang usaha tertentu.


(35)

14 d. Tipe–Tipe Investasi

Berdasarkan tipenya investasi dibagi menjadi 2 tipe, yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan–perusahaan lain. Berikut ini adalah bagan ilustrasi hubungan antara investasi langsung dan tidak langsung (Hartono,2014).

Gambar 2.1

Investasi Langsung dan Tidak Langsung

Investor Perusahaan

Investasi

Aktiva – aktiva Keuangan Investasi

tidak langsung

Investasi langsung


(36)

15 1) Investasi Langsung

Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual–belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market) (Hartono,2014). Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual–belikan. Aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual–belikan biasanya diperoleh melalui bank komersial. Aktiva–aktiva ini dapat berupa tabungan atau sertifikat deposito.

Aktiva yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market) berupa aktiva yang mempunyai risiko gagal kecil, jatuh temponya pendek dengan tingkat cair yang tinggi. Contoh aktiva ini dapat berupa Treasury-bill (T-bill) yang banyak digunakan di penelitian keuangan sebagai proksi return bebas risiko (risk–free rate of return). Contoh lain adalah sertifikat deposito yang dapat dinegosiasi. Istilah negosiasi berarti dapat dijual kembali.

Tidak seperti halnya pasar uang yang bersifat jangka pendek, pasar modal sifatnya adalah untuk investasi jangka panjang. Yang diperjual–belikan di pasar modal adalah aktiva keuangan berupa surat–surat berharga pendapatan–tetap (fixed-income securities) dan sahamsaham (equity securities). Fixed income securities dapat berupa Treasury–bond (T-bond), yaitu seperti T-bill tetapi dengan jatuh tempo jangka–panjang berkisar 10–30 tahun, surat–surat berharga agen federal (federal agency securities), municipal bond (surat berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah kota, airport), corporate bond (obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan


(37)

16 perusahaan) dan convertible bond (obligasi yang dapat dikonvesikan ke saham). Aktiva yang dapat diperjual-belikan di equity market adalah preferred stock dan common stock.

Opsi (option) dan futures contract merupakan surat–surat berharga yang diperdagangkan di pasar turunan (derivative market). Disebut dengan surat–surat berharga turunan (derivative) karena nilainya merupakan jabaran dari surat berharga lain yang terkait. Opsi dapat berupa put and call options. Put option memberi hak kepada pemegangnya untuk menjual sejumlah saham perusahaan dalam kurun waktu tertentu dengan harga yang sudah ditetapkan. Sedangkan call option memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah saham perusahaan dalam kurun waktu tertentu dengan harga yang sudah ditetapkan.

Tipe lain dari opsi adalah waran (warrant). Waran adalah suatu hak yang diberikan kepada pemegangnya untuk membeli saham dari perusahaan bersangkutan dengan harga tertentu dalam kurun waktu yang sudah ditentukan. Nilai dari waran merupakan jabaran (turunan) dari harga saham yang terkait. Jenis investasi langsung selanjutnya adalah futures contract. Futures contract merupakan persetujuan untuk menyediakan aktiva di masa mendatang dengan harga pasar yang sudah ditentukan di muka. Aktiva yang diperdagangkan umumnya adalah komoditi hasil bumi.

Macam–macam investasi langsung dapat dirangkum sebagai berikut ini (Hartono,2014).


(38)

17 (1) Tabungan

(2) Deposito

b) Investasi langsung dapat diperjual–belikan. (1) Investasi langsung di pasar uang.

(a) T-bill

(b) Deposito yang dapat dinegosiasi. (2) Investasi langsung di pasar modal.

(a) Surat–surat berharga pendapatan tetap (fixed–income securities)

i) T-bond.

ii) Federal agency securities. iii) Municipal bond.

iv) Corporate bond. v) Convertible bond.

(b) Saham–saham (equity securities)

i) Saham preferen (preferred stock). ii) Saham biasa (common stock). (3) Investasi langsung di pasar turunan.

(a) Opsi.

i) Waran (warrant) ii) Opsi put (put option) iii) Opsi call (call option) (b) Futures contract


(39)

18 2) Investasi Tidak Langsung

Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat–surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolio (diharapkan portofolionya optimal) dan menjualnya secara eceran kepada publik dalam bentuk saham–sahamnya.

Investasi tidak langsung lewat perusahaan investasi ini menarik bagi investor paling tidak karena dua alasan utama, yaitu (Hartono,2014).

a) Investor dengan modal kecil dapat menikmati keuntungan karena pembentukan portofolio. Jika investor ini harus membuat portofolio sendiri, maka dia harus membeli beberapa saham dalam jumlah yang cukup besar nilainya. Investor yang tidak mempunyai dana cukup untuk membentuk portofolio sendiri dapat membeli saham yang ditawarkan oleh perusahaan investasi ini.

b) Membentuk portofolio yang membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang mendalam. Investor awam yang kurang mempunyai pengetahuan dan pengalaman tidak akan dapat membentuk portofolio yang optimal, tetapi dapat membeli saham yang ditawarkan oleh perusahaan investasi yang telah membentuk portofolio optimal.

Perusahaan investasi dapat diklasifikasikan sebagai unit investment trust, closed-end investment companies dan open-end investment companies.


(40)

19 Unit investment trust merupakan trust yang menerbitkan portofolio yang dibentuk dari surat–surat berharga berpenghasilan tetap (misalnya bond) dan ditangani oleh kepercayaan independen. Sertifikat portofolio ini dijual kepada investor sebesar nilai bersih total aktiva yang tergabung didalam portofolio ditambah dengan komisi. Investor dapat menjual balik sertifikat ni kepada trust sebesar nilai bersih sertifikat tersebut (net asset value atau NAV). Besarnya NAV per–sertifikat adalah total nilai pasar dari sekuritas– sekuritas yang tergabung di portofolio dikurangi dengan biaya–biaya yang terjadi dan dibagi dengan jumlah sertifikat yang diedarkan.

Closed-end investment companies merupakan perusahaan investasi yang hanya menjual sahamnya dalam jumlah tetap yaitu sebanyak saat penawaran perdana (initial public offering) saja. Biasanya perusahaan investasi ini tidak menawarkan lagi tambahan lembar saham, kecuali jika ada penawaran publik berikutnya. Lembar saham yang sudah beredar dari penawaran perdana diperdagangkan di pasar sekunder (stock exchange) dengan harga pasar yang terjadi di pasar bursa.

Open-end investment companies dikenal dengan nama perusahaan reksadana (mutual funds). Menurut Undang–Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1955, pasal 1 ayat (27) reksadana didefinisikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Perusahaan reksadana (mutual fund) ini adalah perusahaan investasi yang mengelola portofolio dan menjual kepemilikan portofolionya di pasar modal.


(41)

20 Perusahaan investasi ini masih terus menjual kepemilikan portofolionya kepada investor. Juga pemegang kepemilikan portofolionya dapat menjual kembali kepemilikan portofolionya ke perusahaan reksadana bersangkutan. Dengan demikian, perusahaan reksadana ini mempunyai besarnya portofolio yang berubah–ubah di pasar modal. Nilai total portofolio yang dibentuk disebut dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB).

Ditinjau dari aktiva yang diinvestasikan, reksadana dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam berikut ini (Hartono, 2014).

(1) Reksadana pasar uang (money market mutual fund)

Reksadana ini membentuk portofolionya dengan aktiva–aktiva surat berharga utang jangka pendek yang jatuh temponya kurang dari satu tahun. (2) Reksadana pendapatan tetap (fixed income mutual fund)

Reksadana ini berisi dengan paling tidak 80% aktiva obligasi dan sisanya dapat berupa aktiva lain, misalnya saham. Tujuannya untuk membentuk portofolio yang lebih aman.

(3) Reksadana saham atau reksadana ekuitas (equity mutual fund).

Reksadana ini berisi paling tidak 80% aktiva saham dan sisanya dapat berupa aktiva lain, misalnya obligasi. Tujuannya untuk menghasilkan return yang tinggi.

(4) Reksadana campuran (mixed mutual fund)

Reksadana ini berisi aktiva campuran dalam bentuk obligasi, saham dan aktiva lainnya.


(42)

21 (5) Reksadana terproteksi (protected mutual fund).

Reksadana terproteksi memproteksi investor dari kerugian penurunan nilai investasinya. Proteksi ini dilakukan oleh reksadana dengan cara memasukkan obligasi yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek ke dalam portofolionya. Obligasi jatuh tempo akan membayar utuh sebesar nilai nominalnya.

e. Karakteristik Investasi

Investasi mempunyai dua karakteristik utama, yaitu pertama sebagian besar investasi mencakup suatu aset yang memiliki umur panjang. Jadi setiap hasil yang diberikan oleh aset tersebut harus cukup untuk memberikan keuntungan atas investasi awal dan harus cukup untuk mengembalikan jumlah total investasi mula–mula itu sendiri. Kedua, keuntungan atas investasi terdistribusi dalam periode waktu yang panjang. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan perlu menggunakan konsep yang mengakui nilai waktu dari uang (time value of money). Konsep ini digunakan karena setiap investor akan lebih suka menerima Rp 1.000.000 hari ini dari pada menerima Rp 1.000.000 setahun kemudian. Atau investor bersedia untuk tidak menikmati Rp 1.000.000 sekarang dan menunda menikmatinya setahun kemudian asalkan Rp 1.000.000 tersedia dalam jumlah yang lebih besar. Dengan kata lain, investor akan lebih menyukai menerima Rp 1.000.000 hari ini daripada menerima Rp 1.000.000 satu tahun kemudian karena Rp 1.000.000 yang diterima hari ini dapat diinvestasikan dengan segera dan pada


(43)

22 saat berakhirnya suatu tahun akan dapat menghasilkan keuntungan yang menjadikan jumlah total yang tersedia saat berakhir investasi tersebut lebih besar dibanding investasi awal. Konsep tersebut juga berlaku untuk memilih investasi dalam aset riil (Halim, 2015).

f. Proses Investasi

Langkah-langkah yang seharusnya dilakukakan investor dalam melakukan investasi dalam sekuritas. Berikut adalah langkah–langkah proses investasi (Husnan, 1993).

1) Menentukan kebijakan investasi

Dalam hal ini pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar–besarnya. Investor harus menyadari bahwa ada kemungkinan menderita rugi. Jadi tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko.

2) Analisis sekuritas

Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual (atau kelompok) sekuritas. Salah satu tujuan kegiatan ini adalah untuk mendeteksi sekuritas mana yang nampaknya mispriced. Ada berbagai cara untuk melakukan analisis ini, tetapi pada garis besarnya nampaknya cara–cara tersebut bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis teknikal dan


(44)

23 analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga di masa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang. Analisis fundamental berupaya mengidentifi-kasikan prospek perusahaan (lewat analisis terhadap faktor– faktor yang mempengaruhinya) agar bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan datang.

3) Pembentukan portofolio

Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas–sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing–masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (dengan kata lain pemoda melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung.

4) Melakukan revisi portofolio

Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki. Jika dianggap bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi optimal, maka pemodal bisa melakukan perubahan terhadap sekuritas – sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. 5) Evaluasi kinerja portofolio

Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang


(45)

24 diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Oleh karena itu diperlukan standar pengukurannya.

Pada dasarnya dalam melakukan proses investasi baik investasi pada financial asset maupun real asset memiliki langkah–langkah yang sama. Yang membedakannya hanya pada proses analisis investasi. Jika pada financial asset menggunakan analisis penilaian saham biasa, obligasi, dan yang lainnya maka pada real asset harus memperhatikan nilai waktu dari uang atau time value of money. Salah satu teknik analisis investasi terbaik di aset riil adalah yang melibatkan pendiskontoan aliran kas bersih. Teknik ini menetapkan jumlah perolehan kembali seluruh investasinya.

3. Risiko

a. Pengertian Resiko

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) risiko memliki arti akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Sama halnya dalam melakukan investasi, risiko dalam berinvestasi dapat memiliki pengartian sebagai suatu akibat yang dapat merugikan investor.

Menurut Halim (2005) risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). Risiko menurut Tendelilin (2010) merupakan kemungkinan realisasi return aktual lebih rendah dari return minimum yang diharapkan.


(46)

25 b. Sifat Investor terhadap Risiko

Dalam menghadapi risiko investasi terdapat tiga jenis sifat investor dalam menghadapi risiko. Preferensi investor terhadap risiko dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut (Halim, 2015).

1) Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker) 2) Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality) 3) Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter)

Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker) merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat imbal hasil yang sama dengan risiko yang berbeda, maka investor tersebut akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih kecil. Biasanya investor jenis ini cenderung selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana atas keputusan investasinya. Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan karakteristik investor terhadap risiko (Halim, 2015).


(47)

26 Gambar 2.2

Preferensi Investor Terhadap Risiko

Pada gambar tersebut tampak bahwa bagi investor yang suka terhadap risiko (risk seeker) ditunjukkan oleh perubahan imbal hasil (return) dari A1 ke A2 lebih kecil dari perubahan risiko dari β1 ke β2. Sebaliknya, investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter) ditunjukkan oleh perubahan imbal hasil dari C1 ke C2 lebih besar dari perubahan risiko dari β1 ke β2. Sementara itu, investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality) ditunjukkan oleh perubahan imbal hasil dari B1 ke B2 sama dengan perubahan risiko dari β1 ke β2.

Risk Averter

Risk Neutrality

Risk Seeker

Risk β2

β1 0

A2

A1 B1 C1 C2

B2 Return


(48)

27 c. Jenis Risiko Investasi

Dalam menghadapi beberapa risiko investasi terdapat beberapa jenis risiko investasi yang mungkin timbul dan perlu dipertimbangkan dalam membuat keputusan investasi. Berikut beberapa jenis risiko investasi (Halim, 2015).

1) Risiko bisnis (business risk), merupakan risiko yang timbul akibat menurunnya profitabilitas perusahaan eminten.

2) Risiko likuiditas (liquidity risk), risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.

3) Risiko suku bunga (interest rate risk), merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar. Biasanya risiko ini berjalan berlawanan dengan harga–harga instrumen di pasar modal. 4) Risiko pasar (market risk), merupakan risiko yang timbul akibat kondisi

perekonomian negara yang berubah–ubah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain. Ketika indeks bursa sekuritas/keuangan (security market index) meningkat secara terus–menerus selama jangka waktu tertentu, atau ada kecenderungan indeks bursa yang naik / menguat ini disebut bullish market. Sebaliknya, ketika indeks bursa sekuritas/keuangan menurun secara terus-menerus selama jangka waktu tertentu, kecenderungan yang menurun/melemah ini disebut bearish market. Dengan kekuatan bullish market dan bearish market ini cenderung


(49)

28 memengaruhi semua saham secara sistematis sehingga imbal hasil pasar menjadi berfluktuasi.

5) Risiko daya beli (purchasing power-risk), merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi, di mana perubahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya beli uang yang diinvestasikan ataupun bunga yang diperoleh dari investasi. Oleh karena itu perubahan tingkat inflasi yang mempengaruhi daya beli dapat menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil.

6) Risiko mata uang (currency risk), merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik (misalnya, Rupiah) dengan mata uang negara lain (misalnya, dolar Amerika).

Risiko–risiko tersebut satu sama lain tidak saling berhubungan, tetapi dapat terjadi secara bersamaan. Risiko bisnis, risiko likuiditas dan risiko suku bunga termasuk risiko yang dapat dihindari (unsystematic risk), sedangkan pasar, risiko daya beli dan risiko mata uang termasuk risiko utama yang tidak dapat dihindari (systematic risk).

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian Cahyadi (2010) dengan judul Pengaruh Faktor Demografi terhadap Perilaku Investor dan Jenis Investasi menggunakan variabel jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan, jumlah anggota keluarga, pekerjaan dan penghasilan (per bulan). Simpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan faktor demografi terhadap perilaku investor dan ada pengaruh yang signifikan faktor demografi terhadap jenis investasi yang


(50)

29 dipilihnya. Sedangkan, penelitian Kusumawati (2013) dengan judul Faktor Demografi, Economic Factors, dan Behavioral Motivation dalam Pertimbangan Keputusan Investasi di Surabaya memberikan simpulan terdapat hubungan antara faktor demografi (khususnya faktor usia, pendidikan dan pendapatan) dengan pertimbangan dalam keputusan investasi. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Saputra & Anastasia (2013) dengan judul Jenis Investasi Berdasarkan Profil Risiko. Peneilitian ini dilakukan pada kepala keluarga yang bertempat tinggal di Surabaya, menikah dan memiliki anak yang sedang bersekolah. Variabel penelitian yang digunakan adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jumlah anak, pekerjaan dan penghasilan. Simpulan dari hasil penelitian ini adalah 4 dari 6 variabel demografi yang diuji memiliki hubungan dengan pengelompokan profil resiko responden yaitu jenis kelamin, jumlah anak, pekerjaan dan penghasilan. Sedangkan, Rudyanto (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Preferensi Pemilihan Jenis Investasi Profesional Muda di Surabaya memiliki hasil penelitian yaitu adanya hubungan antara faktor demografi diantaranya jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan dengan preferensi pemilihan jenis investasi di Surabaya kecuali jumlah anggota keluarga.


(51)

30 C. Kerangka Konseptual Penelitian

Dari uraian tersebut dapat digambarkan secara sistematis tentang pengaruh Faktor Demografi Terhadap Pemilihan Jenis Investasi Pada Profesional Muda di Denpasar adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3

Kerangka Konseptual Penelitian

Faktor Demografi: Jenis Kelamin Usia Pendidikan Jumlah Anggota Keluarga Pekerjaan Pendapatan Investasi Real Asset

o Tanah o Hotel o Rumah o Rental mobil /

sepeda motor

o Emas o Pabrik o Perkebunan /

sawah

Financial Asset

o Deposito /

Tabungan

o Obligasi o Saham o Reksa Dana

Pasar Uang (RDPU)

o Reksa Dana

Pendapatan Tetap (RDPT)

o Reksa Dana


(52)

31 D. Hipotesis

Kelahiran, kematian, usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, jumlah anggota keluarga, pekerjaan dan pendapatan seseorang dapat mempengaruhi terbentuknya karakteristik setiap individu. Karakteristik tersebut akan mempengaruhi setiap keputusan yang akan diambil oleh yang bersangkutan dalam setiap keputusan kehidupan, sama halnya dengan keputusan dalam kegiatan perekonomian khususnya pemilihan jenis investasi. Beberapa penelitian sebelumnya (Cahyadi, 2010; Kusumawati, 2013; Saputra & Anastasia, 2013; Rudyanto, 2014) menyimpulkan bahwa faktor demografi mempengaruhi pemilihan jenis investasi. Jenis investasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah investasi Real Asset dan Financial Asset.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti membuat hipotesis sebagai berikut :

Ho : Tidak ada pengaruh faktor demografi terhadap preferensi pemilihan jenis investasi pada profesional muda di Denpasar. Ha : Ada pengaruh fakor demografi terhadap preferensi pemilihan


(53)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini tergolong jenis penelitian eksploratori. Tujuan dari penelitian eksploratori adalah untuk melakukan penjelajahan atau penjajakan agar lebih mengenal dan mengetahui gambaran mengenai suatu gejala sosial (Silalahi, 2010). Tipe penelitian ini berhubungan dengan pertanyaan “apa”. Penelitian ini akan menggunakan kuesioner dalam hal mengumpulkan data.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kota Denpasar. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015–Desember 2015.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah karyawan yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Swasta yang bekerja di Kota Denpasar.


(54)

33 2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah faktor demografi yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan, jumlah anggota keluarga, pekerjaan dan pendapatan serta jenis investasi yang tergolong ke dalam real asset dan financial asset.

D. Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel

Pada penelitian ini akan diamati dan dianalisis variabel yang dianggap berkaitan erat dengan tujuan penelitian. Variabel penelitian tersebut adalah faktor-faktor demografi sebagai variabel bebas (variabel independen) dan jenis investasi sebagai variabel terikat (variabel dependen).

2. Definisi Variabel a. Faktor Demografi

Menurut Bogue (1973) demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Faktor demografi yang akan diteliti adalah jenis kelamin, usia, pendidikan, jumlah anggota keluarga, pekerjaan dan pendapatan. Berikut adalah tabel faktor demografi yang akan diteliti :


(55)

34 Tabel 3.1

Faktor Demografi

Variabel Kategori

Jenis Kelamin

Laki –Laki Perempuan

Usia

25 – 31 32 – 38 39 – 45 46 – 52 53 – 59

Pendidikan SMA Diploma S1 S2 S3 Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan dan tinggal dalam satu

rumah

1 orang 2 orang ≥ 3 orang

Pekerjaan

Pegawai Negeri Sipil Pegawai Swasta

Pendapatan bersih dalam satu bulan

≤ Rp 5.000.000

Rp 5.000.001 – Rp 10.000.000 Rp 10.000.001 – Rp 15.000.000 ≥Rp 15.000.001


(56)

35 b. Jenis Investasi

Jenis investasi yang digunakan adalah pilihan investasi berdasarkan 2 kelompok yaitu real asset dan financial asset. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala nominal, dengan menggunakan variabel pengukuran sebagai berikut :

1) Real Asset

2) Financial Asset

3. Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan tujuh variabel penelitian diantaranya enam varibel bebas (faktor demografi) dan satu variabel terikat (jenis investasi). Tujuh variabel tersebut menggunakan skala nominal dalam pengukurannya. Skala nominal (nominal scale) adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan subjek pada kategori atau kelompok tertentu. Ukuran nominal mengindikasikan bahwa hanya ada satu perbedaan antara kategori (jenis kelamin : laki–laki, perempuan), data yang diperoleh dari skala nominal adalah data categorical atau classifiable. Oleh karena itu, skala nominal disebut juga kelas, klasifikasi, kategori dan menunjukkan nama atau label atau identitas. Ukuran nominal hanya sekadar kategori yang menunjukan ada perbedaan, tetapi tidak ada indikasi tentang jarak atau urutan–urutan berjenjang yang membedakan antar objek yang satu dengan yang lainnya. Ukuran nominal sebagai skala ukuran nonmetrik merupakan


(57)

36 ukuran terbaik untuk qualitative attributes. Skala nominal juga dikenal sebagai categorical scales, menggambarkan jumlah kejadian dalam tiap kelas atau kategori variabel yang diteliti (Silalahi, 2010). Skor yang bernilai 1 atau 2 tidak menunjukkan adanya perbedaan, tetapi hanyalah sebuah simbol bagi setiap kategori. Dalam setiap kategori dalam penelitian ini bernilai sama.

a. Pengukuran faktor demografi dan jenis investasi : Tabel 3. 2

Pengukuran Faktor Demografi

Variabel Kategori Skor

Jenis Kelamin

Laki –Laki Perempuan

1 2

Usia

25 – 31 32 – 38 39 – 45 46 – 52 53 – 59

1 2 3 4 5 Pendidikan SMA Diploma S1 S2 S3 1 2 3 4 5


(58)

37 Tabel 3. 2

Pengukuran Faktor Demografi (Lanjutan)

Variabel Kategori Skor

Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan

dan tinggal dalam satu rumah

1 orang 2 orang ≥ 3 orang

1 2 3 Pekerjaan

Pegawai Negeri Sipil Pegawai Swasta

1 2 Pendapatan bersih dalam

satu bulan

≤ Rp 5.000.000 Rp 5.000.001 – Rp 10.000.000

Rp 10.000.001 – Rp 15.000.000

≥Rp 15.000.001

1 2 3 4 b. Jenis Investasi, berikut adalah pengukurannya :

1) Real Asset : skor 1 2) Financial Asset : skor 2

E. Definisi Operasional

Berkaitan dengan penelitian maka definisi operasional dari tiap variabel dibuat sebagai berikut :

Tabel 3.3 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional

1 Faktor Demografi

Dinamika kependudukan di kota Denpasar yang didalamnya terdapat jenis kelamin, usia, pendidikan, status penikahan, jumlah anggota keluarga, pekerjaan dan pendapatan. 2 Jenis Kelamin Perbedaan antara laki – laki dan


(59)

38 Tabel 3.3

Definisi Operasional (Lanjutan)

No Variabel Definisi Operasional

3 Usia Usia / Umur responden

4 Pendidikan Pendidikan yang menunjang pekerjaan

5 Jumlah Anggota Keluarga

Banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggungan dan tinggal dalam satu rumah

6 Pekerjaan Kegiatan menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup

7 Pendapatan Penghasilan bersih yang didapatkan dalam 1 bulan

8 Jenis Investasi

Bentuk – bentuk penundaan konsumsi yang dipilih guna mendapatkan return yang sesuai dengan harapan investor

9 Real Asset

Adalah aset yang berbentuk nyata seperti tanah, pabrik, rumah dan sebagainya

10 Tanah Salah satu bentuk investasi yang tergolong dalam real asset 11 Hotel Salah satu bentuk investasi yang

tergolong dalam real asset 12 Rumah Salah satu bentuk investasi yang

tergolong dalam real asset 13 Rental mobil / sepeda

motor

Salah satu bentuk investasi yang tergolong dalam real asset 14 Emas Salah satu bentuk investasi yang

tergolong dalam real asset 15 Pabrik Salah satu bentuk investasi yang

tergolong dalam real asset 16 Perkebunan / sawah Salah satu bentuk investasi yang

tergolong dalam real asset 17 Financial Asset

Aset tidak berwujud yang digunakan untuk simpanan jangka panjang seperti deposito, obligasi, saham dan sebagainya

18 Deposito Salah satu bentuk investasi yang tergolong dalam financial asset 19 Saham Salah satu bentuk investasi yang


(60)

39 Tabel 3.3

Definisi Operasional (Lanjutan)

No Variabel Definisi Operasional

20 Reksa Dana Pasar Uang (RDPU)

Salah satu bentuk investasi yang tergolong dalam financial asset 21 Obligasi Salah satu bentuk investasi yang

tergolong dalam financial asset 22 Reksa Dana Pendapatan

Tetap (RDPT)

Salah satu bentuk investasi yang tergolong dalam financial asset 23 Reksa Dana Saham

(RDS)

Salah satu bentuk investasi yang tergolong dalam financial asset F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (1997) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Swasta yang bekerja di kota Denpasar yang termasuk usia produktif, yaitu usia 25– 59 tahun. Menurut data Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Wali Kota Denpasar Tahun Anggaran 2014 jumlah usia produktif di kota Denpasar sebesar jiwa. Dalam penelitian ini untuk dapat menghitung sampel, peneliti mengasumsikan jumlah populasi untuk profesional muda adalah sebesar 434.220 jiwa. Namun pada kenyataannya jumlah profesional muda kurang dari 434.220 jiwa atau poulasi tidak terbatas.


(61)

40 2. Sampel

Sugiyono (1997) memberikan pernyataan mengenai definisi dari sampel penelitian. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dari penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Swasta usia produktif yang bekerja di kota Denpasar, memiliki usia 25–59 tahun. Ukuran sampel ditentukan menurut ketentuan Slovin dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Siregar,2013) :

Keterangan :

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

e : tingkat kesalahan atau toleransi ketidak telitian peneliti, (peneliti menetapkan tingkat kesalahan (α) sebesar 10%. Dengan demikian hasil perhitungan jumlah responden dalam penelitian ini berdasarkan ketentuan Slovin adalah sebagai berikut :

Dengan demikian, berdasarkan perhitungan ukuran sampel tersebut jumlah responden yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah 99,98


(62)

41 responden. Peneliti membulatkan jumlah responden tersebut menjadi 100 responden.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti yaitu sampel non probabilitas. Dalam pemilihan sampel nonprobabilitas, elemen dalam populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi subjek dalam sampel. Pemilihan unit sampling didasarkan pada pertimbangan atau penilaian subjektif dan tidak pada penggunaan teori probabilitas. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling., Purposive sampling merupakan metode penetapan sampel berdasarkan pada kriteria–kriteria tertentu (Siregar, 2013). Dalam penelitian ini digunakan beberapa kriteria dalam menentukan sampel diantaranya batasan usia (25– 59 tahun), pekerjaan (PNS dan Pegawai Swasta) dan pendidikan (SMA, Diploma, S1, S2, S3).

H. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah suatu objek atau dokumen original yang disebut “first-hand information. Data ini dikumpulkan dari situasi aktual (Silalahi, 2010). Dalam penelitian ini data primer didapatkan secara langsung dari subjek yang diteliti berdasarkan pengisian kuesioner. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui sumber–sumber lain yang tersedia (Silalahi, 2010). Sedangkan data sekunder didapatkan oleh peneliti


(63)

42 secara tidak langsung dengan melihat laporan yang telah disusun sebagai arsip. Data sekunder yang peneliti gunakan seperti Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Walikota Denpasar tahun 2010, 2011, 2013 serta data–data hasil laporan dari Badan Pusat Statistik mengenai perkembangan ekonomi suatu provinsi dan jumlah penduduk berdasarkan usia.

I. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah salah satu bagian terpenting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan dijawab responden, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2006). Kuesioner tersebut akan diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai swasta yang bekerja di kota Denpasar.

J. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab hipotesis dalam penelitian ini digunakan teknik analisis sebagai berikut :

Uji Chi Square (X2)

Penelitian ini menggunakan skala ukur nominal. Skala pengukuran nominal hanya memungkinkan untuk membandingkan hasil–hasil pengamatan ke dalam kategori–kategori tertentu. Untuk menganalisis adanya


(64)

43 hubungan dari kategori–kategori tersebut akan dilihat kebebasan dari variabel kategori. Chi square digunakan untuk menguji hipotesis komparatif (menguji perbedaan) rata–rata k sampel independen dengan setiap sampel terdapat beberapa kelas atau kategori (Sugiyono, 2007). Berikut ini adalah rumus dari Chi square :

Dengan derajat kebebasan (degree of freedom) sebesar : d.f = k-1

Notasi :

X2 = koefisien Chi Square k = jumlah kategori

Oi = jumlah observasi dalam satu kategori ke-i


(65)

44

BAB IV

GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR

A. Profil Kota Denpasar

Kota Denpasar pada awalnya merupakan pusat Kerajaan Badung yang tetap menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Badung setelah Negara Kesatuan Republik Indonesia dideklarasikan pada tahun 1945. Sejak tahun 1958, kota denpasar menjadi pusat pemerintahan Provinsi Daerah Tingkat I Bali. Sejak menjadi pusat pemerintahan, baik Pemerintahan Daerah Tingkat II Badung maupun menjadi Ibu Kota Provinsi Daerah Tingkat I Bali, Kota Denpasar mengalami pertumbuhan yang pesat, baik dalam lingkungan fiskal maupun lingkungan sosial dan budaya.

B. Kebudayaan

Bali adalah provinsi yang terkenal hingga ke seluruh dunia. Salah satu hal yang menjadi daya tarik dari provinsi ini adalah kebudayaannya. Bali memiliki banyak tradisi unik yang dipercayai memiliki kegunaan untuk menjaga keseimbangan antara alam dan manusia. Kebudayaan dan tradisi ini dijalankan sesuai dengan hari raya keagamaan agama Hindu. Berikut adalah beberapa hari raya besar keagamaan dari agama Hindu :

1. Hari Raya Nyepi

Hari Raya Nyepi diperingati sebagai Tahun Baru Caka. Beberapa rangkaian Hari Raya Nyepi diantaranya :


(66)

45 a. Melis/Melasti, adalah hari baik untuk mengadakan pembersihan atau penyucian segala sarana dan prasarana perangkat alat-alat yang dipergunakan untuk persembahyangan. Melis biasanya dilakukan dilaut dengan tujuan memohon tirtha amertha (air kehidupan) dan tirtha pembersihan kehadapan Hyang Widhi Wasa (Tuhan Maha Kuasa).

Gambar 4.1 Upcara Melasti

b. Upacara Bhuta Yadnya (Tawur atau Meracu) disebut juga dengan pengerupukan yang bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur kejahatan yang merusak kesejahteraan umat manusia.

Gambar 4.2


(67)

46 c. Sipeng (Hari Nyepi) disebut juga tahun baru Caka, pada hari ini umat Hindu melakukan tapa, bratha, yoga, Samadhi selama satu hari penuh atau 24 jam. Hal ini dilakukan untuk mengekang hawa nafsu, salah satu yang dilakukan adalah tidak makan dan minum. Pemadaman nafsu – nafsu ini juga dilakukan dengan tidak menyalakan api (amati geni), tidak bekerja (amati karya), tidak bepergian (amati lelangun). Pada hari raya Sipeng ini umat hindu menyucikan diri dan memusatkan pikiran dengan mengendalikan segala nafsu, berpuasa, bertapa/Samadhi dan menciptakan ketenangan serta kedamaian sehingga pikiran bisa bergerak menjelajahi atau meneliti kembali segala perbuatan yang diperbuat di masa lalu.

Gambar 4.3

Suasana Pada Saat Hari Nyepi

d. Ngembak Api (Geni), jatuh sehari setelah nyepi. Hari ini umat Hindu sudah memulai aktifitasnya dengan panjatan doa, memohon semoga Sang Hyang Widhi untuk menganugerahi kehidupan yang baru.


(68)

47 2. Hari Ciwaratri

Hari Ciwaratri jatuh pada Purwanining Tilem Ke-7, yaitu sehari sebelum bulan mati sekitar bulan Januari. Pada hari ini umat Hindu melakukan puasa dan Samadhi dengan maksud untuk memperoleh pengampunan dari Hyang Widhi Wasa. Hari Ciwaratri juga disebut sebagai hari Penjagaran.

3. Hari Galungan

Hari Galungan adalah pemujaan kepada Hyang Widhi Wasa yang dilakukan dengan penuh kesucian dan ketulusan hati. Hari raya Galungan adalah hari pawedalam jagat, yaitu pemujaan bahwa telah tercipta jagat dengan segala isinya oleh Hyang Widhi. Hari Raya ini selalu dirayakan setiap 210 hari sekali dan dirayakan setiap hari rabu kliwon Wuku Dungulan. Galungan merupakan perlambang perjuangan antara yang benar (dharma) melawan yang tidak benar (adharma) dan juga sebagai pernyataan terima kasih atas kemakmuran alam yang diciptakan Tuhan yang Maha Kuasa.


(69)

48 Gambar 4.4

Suasana Pada Saat Hari Galungan

4. Hari Kuningan

Kuningan jatuh setiap Sabtu Kliwon Wuku Kuningan 210 hari sekali yakni sepuluh hari setelah Galungan. Hari Kuningan adalah hari payogaan Hyang Widhi yang turun kedunia dengan diiringi oleh para Dewa dan Pitara pitari melimpahkan Karunia-Nya kepada umat manusia. Karena itu pada hari Kuningan kita hendaknya mengahturkan bakti memohon kesentosaan, keselamatan, perlindungan dan tuntunan lahir bathin. Pada hari kuningan ini, sajen (banten) yang dihaturkan harus dilengkapi dengan nasi yanng berwarna kuning. Tujuannya adalah sebagai tanda terima kasih atas kesejahteraan dan kemakmuran yang dilimpahkan oleh Hyang Widhi


(70)

49 Wasa. Pada hari ini kita membuat tamiang, endongan dan kolem yang dipasang pada Padmasana. Sanggah (Merajan) dan Penjor. Tamiang ini adalah simbol alat penangkis dari serangan, endongan adalah simbul tempat makanan karena itu endongan berisi buah-buahan, tebu, tumpeng serta lauk pauknya, dan kolem merupakan simbul tempat istirahat atau tidur. Upacara persembahyangan hari kuningan harus sudah selesai sebelum tengah hari.

Gambar 4.5

Salah Satu Kebutuhan Pada Saat Hari Kuningan

5. Hari Purnama dan Tilem

Hari Purnama dan Tilem dirayakan setiap 29 atau 30 hari sekali. Menurut kepecayaan agama Hindu jika pada persembahyangan hari Purnama atau Tilem umat manusia menghaturkan upakara (upacara) yadnya dan persembahyangan kehadapan Hyang Widhi, dari satu aturan bakthi yang dipersembahkan itu akan mendapat imbalan atau anugerah bernilai sepuluh dari Hyang Widhi. Demikianlah Hari Purnama atau Tilem itu


(71)

50 yang merupakan hari Suci yang harus dirayakan oleh umat Hindu untuk memohon anugrah dan rahmat serta keselamatan dan kesucian lahir batin.

6. Hari Saraswati

Hari Saraswati adalah hari raya untuk memuja Hyang Widhi dalam manifestasinya dan kekuatannya menciptakan ilmu pengetahuan dan ilmu kesucian. Hari Raya Saraswati merupakan piodalan Sang Hyang Aji Saraswati atau turunnya Weda yang dirayakan setiap hari sabtu Umanis Wuku Watugunung, yang jatuhnya setiap 210 hari sekali. Kekuatan Hyang Widhi dalam Manifestasin-Nya menurunkan Ilmu pengetahuan dilambangkan dengan seorang “Dewi”. Dewi Saraswati merupakan Dewi ilmu pengetahuan Suci, karena itu bagi para arif bijaksana, pelajar dan kaum cendikiawan, saraswati ini merupakan hari penting untuk memuja kebesaran hyang Widhi atas segala Ilmu pengetahuan suci yang telah dianugrahkan itu.

7. Hari Raya Pagarwesi

Pagerwesi adalah hari raya yang dilaksanakan atas anugrah kesentosaan dan kemajuan yang telah dicpai oleh umat manusa yang dirayakan pada Budha Kliwon Wuku Shina. Hari raya ini juga merupakan hariraya yang penting bagi umat Hindu Bali. Hari Raya Pagerwesi jatuh setiap 210 hari sekali atau setiap 6 bulan sekali. Makna dari hari raya ini adalah penyucian diri supaya dapat menerima keberkahan dari Ida Sang Hyang


(72)

51 Widhi Wasa. Kata pagarewesi memiliki arti pagar yang terbuat dari besi. Pada hari ini biasanya alat-alat transportasi juga turut didoakan seperti mobil, motor dan sebagainya.

Hari raya besar Agama Hindu di atas selalu dirayakan oleh masyarakat provinsi Bali secara serempak di seluruh kabupaten yang berada di Bali termasuk Kota Denpasar. Banyaknya hari raya besar di Bali ini juga turut menciptakan gaya hidup bagi masyarakatnya.

C. Lokasi dan Geografi

Denpasar secara administratif memiliki 4 wilayah Kecamatan, 43 Desa/Kelurahan. Masing–masing sebagai berikut :

Tabel 4.1

Jumlah Desa di Kota Denpasar

Kecamatan Jumlah Desa/ Kelurahan

Denpasar Selatan 10 Desa

Denpasar Timur 11 Desa / Kelurahan

Denpasar Barat 11 Desa / Kelurahan

Denpasar Utara 11 Desa / Kelurahan

Kota Denpasar berbatasan dengan Kabupaten Badung di sebelah utara, barat dan selatan, sedangkan di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan Selat Lombok. Luas wilayah Kota Denpasar sebesar 12.778 Ha atau 2,27 persen dari luar wilayah Provinsi Bali. Sedangkan bila dilihat dari penggunaan tanahnya, dari luas wilayah yang ada sekitar 2.509 Ha merupakan lahan sawah, 505 Ha merupakan lahan pertanian bukan sawah dan sisanya seluas 9.764 Ha merupakan lahan bukan pertanian seperti jalan,


(73)

52 pemukiman, perkantoran sungai, dan lain – lain. Berikut adalah peta dari Kota Denpasar :

Gambar 4.6 Peta Kota Denpasar

Menurut letak geografis kota Denpasar berada antara 08 35’ 31” – 08 44, 49” lintang selatan dan 115 10’ 23” –115 16’ 27” bujur timur. Batas wilayah untuk Kota Denpasar adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Mengwi dan Abiansemal (Kabupaten Badung) Sebelah Timur : Kecamatan Sukawati (Kabupaten Gianyar) dan Selat Badung

Sebelah Selatan : Kecamatan Kuta Selatan (Kabupaten Badung) dan Teluk Benoa


(74)

53 D. Penduduk

Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, penduduk Kota Denpasar pada tahun 2014 berjumlah 863.600 jiwa yang terdiri dari 440.900 penduduk laki – laki (51,05%) dan 422.700 penduduk perempuan (48,95%). Berikut data jumlah penduduk di setiap kecamatan Kota Denpasar :

Tabel 4.2

Penduduk Kota Denpasar

Kecamatan Jumlah Penduduk Persentase

Denpasar Selatan 273.090 jiwa 31,62%

Denpasar Barat 250.440 jiwa 29%

Denpasar Utara 191.180 jiwa 22,14%


(75)

54

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan karakteristik responden, analisis data dan pembahasannya. Dalam proses pengumpulan data tersebut, penulis membuat kuesioner yang akan diberikan dan diisi oleh Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Swasta yang bekerja di Kota Denpasar. Kuesioner disebarkan pada tanggal 16 November 2015 pada beberapa dinas dan kantor. Berikut adalah dinas dan kantor yang menjadi tempat penelitian penulis :

1. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Denpasar (Jl Mulawarman No.2, Denpasar Tim., Kota Denpasar)

2. Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Denpasar (Jl. Cokorda Agung Tresna, Denpasar)

3. Universitas Terbuka Denpasar (Jl. Gurita, Denpasar Selatan) 4. Gramedia Gatot Subroto (Gatot Subroto Tengah No. 22)

Pada saat pengisian kuesioner, penulis tidak dapat melihat langsung keadaan yang sebenarnya, karena penyebaran dan pengisian kuesioner dilakukan oleh atasan langsung kepada karyawan, sehingga selama penelitian ini penulis tidak benar – benar dapat melakukan pendampingan sampai kuesioner selesai diisi. Penelitan ini dilakukan untuk mengetahui pemilihan jenis investasi pada profesional muda di Kota Denpasar.

Dalam bab ini, karakteristik responden yang akan dijelaskan meliputi, jenis kelamin, Umur, Status Penikahan, Pekerjaan, Pendidikan, Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan, pendapatan utama, jenis investasi yang dipilih


(76)

55 dan alasan memilih jenis investasi. Pada bagian analisis data kuantitatif pengujian uji yang dilakukan adalah uji analisis data dengan menggunakan Crosstabulation dan Chi Square.

A. Karakteristik Responden 1. Umur

Responden dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan umur, yaitu:

Tabel 5.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah Persentase (%)

25 – 31 21 21

32 - 38 27 27

39 – 45 30 30

46 – 52 16 16

53 – 59 6 6

Total 100 100

Sumber: data primer diolah

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa responden terbanyak dalam penelitian ini adalah responden yang berumur 39-45 tahun yang berjumlah sebanyak 30 orang. Berikut ini adalah data yang menunjukkan jumlah responden berdasarkan karakteristik umur terhadap jenis investasi yang dipilih :


(1)

92 c. Pekerjaan*Jenis Investasi

d. Pendidikam*Jenis Investasi


(2)

(3)

94 Lampiran 3


(4)

(5)

96 Lampiran 5

MARCELA JUNITA RINNOVI M. Jl. Elang GG I/03 (15 A) Tuban-Kuta Bali

Phone: 085 79 294 1 294 E-mail: marcelajunita2@gmail.com

PERSONAL INFORMATION

Name : Marcela Junita Rinnovi M., S.E Place, Date of Birth : Denpasar, 3 June 1994

Gender : Female

Marital Status : Single Citizenship : Indonesia

EDUCATION

1999 – 2000 : TK K Soverdi Tuban 2000 – 2006 : SD N 2 Tuban

2006 – 2009 : SMP K Soverdi Tuban 2009 – 2012 : SMA K Soverdi Tuban 2012 – 2016 : Sanata Dharma Yogyakarta

AWARD

2015 : 1st Winner National Problem Solving Competition Universitas Widyamandala Surabaya

2014 : 2nd Winner Management Competition at Universitas Negeri Solo Yogyakarta (2014)

2014 : 2nd Winner Management Competition at Universitas Atmajaya Yogyakarta (2014)


(6)

97 ORGANIZATION EXPERIENCES

2013-2014 : Secretary Of Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM) 2014-2015 : Secretary Of Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi (BEM FE) 2015 : Director of Sales & Marketing Love, Peace & Music 2015 “Tulus Live

Performance” SKILLS

Presentation and Communication Negotiation in Business

Solve a problem

Aplication and Computer Program (Ms. Word, Ms. Excel, Ms. Power Point, SPSS, MYOB, POM)

INTEREST Travelling

Listening Music (Instrument, classical music, pop and jazz)

Watching Movie & Drama (Inspirational Movie, Comedy, Korean Drama) Reading (Motivational book, Biography)