PERAN ILMU NAHWU SHOROF DALAM MENINGKATK

PERAN ILMU NAHWU SHOROF DALAM MENINGKATKAN BELAJAR QUR’AN HADITS ( STUDI KASUS DI MTS MODERN DALAAILUL KHOIROT KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013)

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata SI Bidang Pendidikan Islam Dalam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh : Ahmad Maimun 210499

Oleh : MOH ‘ISHOMUDDIN NIM : 131310002335

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

: Moh Ishomuddin

NIM

: 229452

Judul : Peran ilmu Nahwu Shorof Dalam Meningkatkan belajar Qur’an Hadits ”( Studi kasus di “MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus” Tahun Pelajaran 2012/2013)”.

menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya penelitian, kecuali bagian tertentu yang berisi informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Jepara, April 2013 Deklarator,

Moh Ishomuddin NIM. 229452

MOTTO

Artinya: "Mereka menjawab: Maha suci Engkau, tidak ada yang kami

ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui Lagi Maha

Bijaksana” (Q.S. Al-Baqarah: 32) 1

1 Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 32., Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Departemen Agama RI, Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Qur’an, 2001), hlm. 14

PERSEMBAHAN

Dengan segenap cinta, harapan dan doa, skripsi ini penulis persembahkan kepada:  Ayahanda dan ibunda yang dengan segenap cinta dan kasih sayang yang tiada kenal henti telah membesarkan dan senantiasa berdoa dengan penuh kesabaran supaya penulis bisa memperoleh kebahagiaan di dunia fana ini dan terlebih kebahagiaan di akhirat kelak.

 Semua masyayih, asatidz, dosen dan guru yang telah mendidik penulis hingga mempunyai tekad yang penuh kemantapan, tanggung jawab dan

optimisme yang tinggi untuk menggapai masa depan yang cerah.  Semua saudara, kakak, adik dan kerabatku yang selalu menyayangi dan memberikan pengertian serta motivasi kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.

 “Some one" yang hadir dalam hidupku dan menjadi harapanku. Semoga

cinta akan menyatukan kita di kehidupan ini dan di akhirat kelak.  Serta orang-orang yang selalu membantu baik secara moril maupun

materiil, semoga pengorbanannya diridhoi dan dibalas oleh Allah dengan sebaik-baiknya pembalasan.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah wa syukrulillah, senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmatnya kepada kita semua, sehingga sampai saat ini kita masih mendapat ketetapan iman dan islam.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan ke pangkuan Rasulullah Muhammad SAW, pembawa rahmat bagi makhluk sekalian alam dan juga kepada keluarga beliau, para sahabat dan para tabi’in serta kepada kita umatnya, semoga kita mendapatkan pertolongan (syafa’at al-‘udzma) dari beliau di hari kiamat nanti.

Skripsi yang berjudul: “Peran ilmu Nahwu Shorof Dalam Meningkatkan belajar Qur’an Hadits ( Studi kasus di “MTs Modern

Dalaailul Khoirot Kudus” Tahun Pelajaran 2012/2013)”, telah berhasil disusun dengan sungguh-sungguh, sehingga memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di INISNU Jepara.

Dalam penyelesaian skripsi ini, tentulah tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang berganda laksa kepada :

1. Bapak DR. KH. MA. Sahal Mahfudh, selaku Rektor INISNU Jepara.

2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan INISNU Jepara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

3. Bapak Saifurrohman S. Ag., M. Pd., selaku Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan pengarahan demi selesainya skripsi ini.

4. Seluruh Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara, yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan pembelajaran kepada penulis sampai selesainya tugas studi..

5. Ayahanda dan Ibunda terhormat, kakak-kakakku serta adik dan kerabatku yang telah membantu baik moril maupun materiil dan selalu memanjatkan do’a demi tercapainya cita-cita.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu yang penulis ketahui. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Jepara, April 2013 Penulis,

Moh Ishomuddin NIM. 229452

ABSTRAK

Moh Ishomuddin (NIM. 229452). “Peran ilmu Nahwu Shorof Dalam Meningkatkan belajar Qur’an Hadits ( Studi kasus di “MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus” Tahun Pelajaran 2012/2013)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ; 1) Bagaimanakah proses belajar mengajar Qur’an Hadits di MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus ?; 2) Bagaimanakah peran ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar Qur’an Hadits di MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus ?; 3) Bagaimanakah dampak penerapan ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar Qur’an Hadits di MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus ?

Penelitian ini menggunakan Metode Riset Perpustakaan (library research) dengan Teknik Analisis Deskriptif Kualitatif. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan deskriptif analitis, yaitu menggambarkan wujud data secara apa adanya. Dalam hal ini memaparkan tentang Peran ilmu Nahwu Shorof Dalam Meningkatkan belajar Qur’an Hadits ( Studi kasus di “MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus” Tahun Pelajaran 2012/2013)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Ilmu Nahwu Shorof adalah mampu berperan dalam rangka sebagai alat untuk mengetahui, memahami dan membaca tulisan-tulisan yang berbahasa Arab seperti yang ada dalam Al- Qur’an dan Hadits ataupun dalam kitab-kitab salaf dan untuk juga mengetahui perubahan-perubahan akhir kalimah yang berkaitan erat dengan i’raf, struktur kalimah serta bina’, bentuk kalimah. Serta mempelajari tentang kaidah-kaidah yang berhubungan dengan pembentukan kata-kata Arab, pemecahan dan perubahan bentuk-bentuk kata yang membawa perubahan makna kata. Meningkatkan belajar Qur’an Hadits ( Studi kasus di “MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus” Tahun Pelajaran 2012/2013) yang dimaksud adalah meningkatkan kemampuan untuk memahami dan menguasai tata bahasa dan bentuk kata dalam bahasa Arab. Bahwa Meningkatkan belajar Qur’an Hadits bukan sekedar membaca dan melisankan saja, akan tetapi memahami dan mengerti dari pada maksud dan isi dari bacaan tersebut, sehingga dapat meningkatkan belajar Al-Qur’an dan Hadits siswa kelas VIII “MTs. Modern Dalaailul Khoirot Kudus” dengan baik dan benar sesuai kaidah.

Meningkatkan belajar Qur’an Hadits ( Studi kasus di “MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus” Tahun Pelajaran 2012/2013) yang dimaksud adalah meningkatkan kemampuan untuk memahami dan menguasai tata bahasa dan bentuk kata dalam bahasa Arab. Bahwa Meningkatkan belajar Qur’an Hadits bukan sekedar membaca dan melisankan saja, akan tetapi memahami dan mengerti dari pada maksud dan isi dari bacaan tersebut, sehingga dapat meningkatkan belajar Al-Qur’an dan Hadits siswa kelas VIII “MTs. Modern Dalaailul Khoirot Kudus” dengan baik dan benar sesuai kaidah.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti, dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah INISNU JEPARA.

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp. : 4 (empat) eks. Hal : Naskah Skripsi

an. Sdr. Moh Ishomuddin Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudara : Nama

: Moh Ishomuddin

Nomor Induk : 229452 Judul

: Peran ilmu Nahwu Shorof Dalam Meningkatkan belajar Qur’an Hadits ”( Studi kasus di “MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus” Tahun Pelajaran 2012/2013)”.

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segera dimunaqasyahkan. Demikian harap menjadikan maklum.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jepara, April 2013 Pembimbing,

Saifurrohman, S.Ag., M. Pd

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh-Nya melalui perantaraan malaikat Jibril ke dalam hati Rosulullah Muhammad bin Abdullah dengan lafazh yang berbahasa arab dan makna maknanya yang benar untuk menjadi hujjah bagi Rasul atas pengakuanya sebagai Rosulullah, menjadi undang undang bagi manusia yang mengikuti petunjuknya dan menjadi qurbah di mana mereka beribadah dengan membacanya. 1 Dan Al-Qur’an merupakan wahyu dari

Allah SWT dan kitab suci bagi umat Islam sesuai dengan kehendak Tuhan YME ditulis dalam bahasa Arab, sehingga bahasa Arab atau bahasa Al-Qur’an telah tercantum meresap menjadi darah daging dan menjadi keyakinan mendalam di

dalam hati tiap-tiap pribadi muslim. 2 Adapun pengertian Hadits adalah sebagai berikut :

oleh Drs.H. Moh. Zuhri,Dipl.TAFL,Drs.Ahmad Qarib,MA, ( Semarang : Dina Utama, 1994), hlm. 18. 2 Team Penyusun Buku Pedoman Bahasa Arab Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat

1 Abdul Wahhab

Khallaf,Ilmu

Ushul

Fiqh,alih

bahasa

Islam, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, ( Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama Depag RI, 1994 ), hlm. 59.

“Makna Hadits secara bahasa adalah kebalikan dahulu (baru) sedangkan secara istilah adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad baik

berupa ucapan, perbuatan, ketetapan atau sifat” 3 Setiap orang mukmin yang mempelajari atau mempercayai Al-Qur’an dan

Hadits mempunyai tanggung jawab terhadap kedua kitab suci tersebut diantara tanggung jawab dan kewajiban tersebut adalah mempelajari dan mengajarkannya. Karena belajar merupakan hal yang penting dalam kehidupan, salah satunya adalah dengan membaca, karena membaca adalah sumber pengetahuan. Membaca merupakan serangkaian kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan penuh perhatian untuk memahami suatu keterangan yang disajikan kepada indera

penglihatan dalam bentuk lambang huruf dan tanda lainnya. 4 Karena ketrampilan membaca adalah merupakan sarana yang sangat penting untuk mengetahui suatu

ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum. Termasuk didalamnya teknik mempelajari Al-Qur’an yaitu dengan penguasaan membaca Al-Qur’an dan Hadits. Karena jika dalam membaca Al-Qur’an dan Hadits terjadi kesalahan sedikit saja akan membuat kesalahan dalam maknanya.

Pengertian Nahwu Shorof adalah : لوﻻا ﻰﻠﻋ فﺮﻌﯾو ىﺮﺧا ﮫﻠﺑﺎﻘﯾ ﺎﻣ ﻰﻠﻋو ةرﺎﺗ فﺮﺼﻟا ﻢﻌﯾ ﺎﻣ ﻰﻠﻋ ﻖﻠﻄﯾ حﻼﻄﺻﻻا ﻲﻓو

“Nahwu secara istilah kadang diartikan atas sesuatu yang mencakup Shorof dan kadang diartikan atas perbandingan Shorof, maka menurut pendapat

3 Team Penyusun Buku Pelajaran Usul Fiqh,Usul Fiqh, ( Depag RI : Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam 1998/1999, 1998), hlm. 42.

4 The Liang Gie, Cara Belajar yang Baik bagi Mahasiswa, Edisi Kedua, ( Yogjakarta : Gajah Mada Universitas Press, 2000 ), Cet. I, hlm. 5.

pertama (mencakup Shorof) Nahwu adalah pengetahuan tentang kaidah kaidah yang diambil dari kalam arab untuk mengetahui hukum hukum kalimah bahasa

arab” 5 Dengan demikian Nahwu Shorof merupakan alat pokok memahami

bahasa Arab, sulit bagi kita memahami ajaran agama Islam yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits yang berbahasa arab tanpa menggunakan Nahwu dan Shorof, sehingga Nahwu Shorof penting untuk dipelajari oleh siapapun khususnya bagi seorang pelajar karena sebagai sarana untuk memepelajari Al-Qur’an dan hadist serta ilmu pengetahuan yang berbahasa arab. Baik itu dengan membaca, menulis, memperhatikan, mendengarkan, menyelesaikan tugas ataupun berlatih sesuatu yang berkaitan dengan bahasa Arab, karena diharapkan agar siswa menguasai bahasa Arab secara aktif dan pasif dengan kekayaan kosa kata dan ideometik yang disusun dalam berbagai tarkib (struktur) dan kalimat serta pola kalimat yang diprogramkan, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat

komunikasi dan memahami buku bahasa Arab, di samping Al-Qur’an dan Hadits. 6 Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih

lanjut yang ada dalam skripsi yang berjudul “Peran ilmu Nahwu Shorof Dalam

Meningkatkan belajar Qur’an Hadits ( Studi kasus di “MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus” Tahun Pelajaran 2012/2013) ”

5 Asyekh Muhammad AlKhudlori, Chasyitul Khudlori ‘Ala Ibni Aqil, ( Semarang : Toha Putra ), hlm. 10, juz 1.

6 Al-Wasilah A-Chardan, Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik, ( Bandung : Angkasa 1989), hlm. 100.

B. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi pengkaburan, dan penyimpangan lebih jauh dari permasalahan, maka perlu ada pembatasan, pengertian, penegasan dan maksud dari skripsi ini, yaitu :

1. Peran Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh

orang yang berkedudukan dalam masyarakat. 7 Dalam hal ini diartikan bagaimana peran Ilmu Nahwu Shorof di sini mampu berperan dalam rangka

sebagai alat untuk mengetahui, memahami dan membaca tulisan-tulisan yang berbahasa Arab seperti yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadits ataupun dalam kitab-kitab salaf

2. Ilmu Nahwu Shorof Ilmu Nahwu dan Shorof, ilmu nahwu adalah ilmu yang mengetahui perubahan-perubahan akhir kalimah yang berkaitan erat dengan i’raf, struktur

kalimah serta bina’, bentuk kalimah. 8 Sedangkan ilmu Sharaf adalah ilmu yang mempelajari tentang kaidah-kaidah yang berhubungan dengan

pembentukan kata-kata Arab, pemecahan dan perubahan bentuk-bentuk kata yang membawa perubahan makna kata. 9

7 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1997 ), hlm. 751. 8 KH. Misbah Mustofa, Matan Jurumiyah,( Bangilan Tuban : Al-Balagh), hlm. 6. 9 Syeh Ibrahim al Baijuri, Fathul Khobir al Lathif, (Semarang: PT Karya Toha Putra ), hlm. 6

3. Meningkatkan Meningkatkan adalah menaikkan, mempertinggi, memperhebat. 10 yang

dimaksud adalah meningkatkan kemampuan untuk memahami dan menguasai tata bahasa dan bentuk kata dalam bahasa Arab.

4. Belajar Kata belajar dapat diartikan sebagai aktifitas pengembangan diri

melalui bertumpu pada diri belajar di bawah bimbingan pengajar. 11

5. Qur’an Hadits Al-Qur’an Hadits adalah salah satu bidang studi yang menjadi kurikulum di tingkat jenjang Madrasah Tsanawiyah yang isinya tentang segala sesuatu yang berhubungan/berkaitan dengan Al-Qur’an dan Hadits 12) .

6. Siswa MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013) Yang dimaksud di sini adalah siswa/anak didik atau peserta didik yang sedang belajar atau menuntut ilmu di Madrasah Tsanawiyah Modern Dalaailul Khoirot Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013). Sedangkan MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013) adalah tempat mengadakan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Dari gambaran judul skripsi yang penulis ajukan di atas, penulis bermaksud ingin mengetahui mengetahui dampak penerapan ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar Qur’an Hadits di MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus, khususnya siswa kelas VIII MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013

10Dep . Dik. Bud, Op. cit., hlm. 1060 11 Umar Tirta Raharja dan La Sula, Op.Cit., hal. 15. 12 Ibid., hlm. 53

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas, maka muncul permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah proses belajar mengajar Qur’an Hadits di MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus ?

2. Bagaimanakah peran ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar Qur’an Hadits di MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus ?

D. Tujuan Penelitian

Agar penelitian dapat diperoleh hasil yang baik, maka perlu dicanangkan tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan yang hendak penulis capai dalam melaksanakan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses belajar mengajar Qur’an Hadits di MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus ?

2. Untuk mengetahui peran ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar Qur’an Hadits di MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus ?

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara teoritis Penelitian ini secara teoritis dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu: 1. Secara teoritis Penelitian ini secara teoritis dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:

b. Dapat menjelaskan peran ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar Qur’an Hadits di MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus.

2. Secara praktis

a. Bagi orang tua Dapat lebih meningkatkan bimbingan mereka kepada anak tentang proses belajar mengajar Qur’an Hadits di MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus.

b. Bagi masyarakat Dapat mengetahui peran ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar Qur’an Hadits di MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus.

c. Bagi peneliti Dapat lebih memacu diri untuk mengetahui dampak penerapan ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar Qur’an Hadits di MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus.

F. Kajian pustaka

Ilmu Nahwu Shorof merupakan alat pokok memahami bahasa Arab, sulit bagi kita memahami ajaran agama Islam yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits yang berbahasa arab tanpa menggunakan Nahwu dan Shorof, sehingga Nahwu Shorof penting untuk dipelajari oleh siapapun khususnya bagi seorang pelajar karena sebagai sarana untuk memepelajari Al-Qur’an dan hadist serta ilmu Ilmu Nahwu Shorof merupakan alat pokok memahami bahasa Arab, sulit bagi kita memahami ajaran agama Islam yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits yang berbahasa arab tanpa menggunakan Nahwu dan Shorof, sehingga Nahwu Shorof penting untuk dipelajari oleh siapapun khususnya bagi seorang pelajar karena sebagai sarana untuk memepelajari Al-Qur’an dan hadist serta ilmu

memahami buku bahasa Arab, di samping Al-Qur’an dan Hadits. 13 Menurut Erwin Yudi Prahara, 14 materi ajaran agama Islam dapat dibedakan menjadi empat jenis. Pertama, materi dasar, yaitu materi yang penguasaannya menjadi kualifikasi lulusan dari pengajaran yang bersangkutan dan diharapan dapat secara langsung membantu terwujudnya sosok individu “berpendidikan” yang diidealkan. Di antara materi yang masuk dalam kelompok ini adalah Tauhid atau Akidah (dimensi kepercayaan), Fikih (dimensi perilaku ritual dan sosial), dan Akhlak (dimensi komitmen). Kedua, materi sekuensial, yaitu materi yang dimaksudkan untuk dijadikan dasar untuk mengembangkan lebih lanjut materi dasar. Dengan kata lain, materi ini menjadi landasan yang akan mengokohkan materi dasar. Materi yang masuk dalam kelompok ini adalah Al-Qur’an dan Hadist.

Ketiga, materi instrumental, yaitu materi yang secara tidak langsung berguna untuk meningkatkan keberagamaan, tetapi penguasaannya sangat membantu sebagai alat untuk mencapai penguasaan materi dasar keberagamaan.

13 Al-Wasilah A-Chardan, Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik, ( Bandung : Angkasa 1989 ), hlm. 100.

14 Erwin Yudi Prahara, Materi Pendidikan Agama Islam (Ponorogo: STAIN Press, 2009), hlm. 15-18.

Materi yang masuk dalam kelompok ini adalah Bahasa Arab. Keempat, materi pengembang personal, yaitu materi yang secara tidak langsung meningkatkan keberagamaan ataupun toleransi beragama, tetapi mampu membentuk kepribadian yang sangat diperlukan dalam “kehidupan beragama”. Materi yang masuk dalam kelompok ini adalah sejarah kehidupan manusia, baik sejarah di masa lampau maupun di masa kontemporer. Materi ini biasanya diimplementasikan dalam materi Sejarah Kebudayaan Islam.

Manusia / siswa membutuhkan belajar, hal ini terjadi karena adanya suatu hasrat ingin tahu, dengan hasrat tersebut manusia atau siswa memiliki suatu tujuan yang hendak dicapai yaitu ilmu pengetahuan. Sebab manusia merupakan seorang makhluk yang diberi beberapa potensi yang perlu dikembangkan sejak masa

prenatal sampai adolesensi. 15 Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat menyesuaikan diri terhadap

perkembangan zaman dan lingkungan alam sekitar. sikap mental yang mendorong orang untuk menguasai alam beserta kaedah-kaedahnya, dipandang sebagai sikap mental yang dapat mengembangkan kemajuan dalam masyarakat. Keinginan tersebut merupakan sumber dari kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi. 16

G. Metode Penelitian

Di dalam suatu penelitian diperlukan sebuah metode penelitian. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

15 Masrukin, Buku Ajar Ilmu Pendidikan, (Kudus, STAIN Kudus, 2002), hlm. 18. 16 Tim Antropologi, Panduan Belajar Antrologi, untuk Kelas 3 SMU, edisi ketiga, (Yogyakarta: Yudhistira, 1995), hlm. 19.

a. Jenis Penelitian dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang data-datanya diperoleh dengan cara

menelaah buku-buku atau referensi dari perpustakaan. 17 Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif,

artinya penelitian yang dalam teknik analisisnya tidak menggunakan teknik perhitungan atau statistik akan tetapi menggunakan logika ilmiah. 18

b. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian skrisi ini untuk memperoleh data dari lapangan penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data meliputi :

1. Observasi Observasi yaitu suatu cara pengambilan data dengan melalui pengamatan langsung. 19 Metode ini digunakan untuk memperoleh data-

data tentang letak lokasi, sarana prasarana, struktur organisasi serta obyek lain pada MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus.

2. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip buku dan yang lain-lainnya. Metode ini digunakan untuk mencatat data-data yang ada atau menyelidiki benda-

17 Masri Singarimbun dan Sofiah Efendy, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989), hlm. 70.

18 Lexy J. Moleony, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993), hlm. 2.

19 Ibid., hal. 67.

benda tertulis seperti buku-buku, majalah dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat dan sebagainya. 20

3. Interview Untuk melengkapi data-data yang berkaitan dengan judul di atas, peneliti juga menggunakan metode interview, yaitu berupa dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari

terwawancara. 21

c. Teknik Analisis Data Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu menggambarkan wujud data secara apa adanya. Dalam hal ini memaparkan tentang dampak penerapan ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar Qur’an Hadits di MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus, khususnya siswa kelas VIII MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013. Selanjutnya diikuti dengan membandingkan antar kedua variabel, sehingga ditemukan perbedaan dan persamaannya 22 . Setelah itu, dilanjutkan dengan menyusun dan mengurutkan

dengan data-data yang sudah diperoleh dengan mengelompokkan, mengkategorikan, menganalisis dan menginterpretasikan, dari situ barulah kemudian ditarik sejumlah inti buah pikiran atau kesimpulan.

H. Sistematika

20 Ibid., hal. 149. 21 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, (Jakarta: Reneka Cipta, 1998),

Cet. XI, hlm. 145. 22 Ibid, hlm. 245-248.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis membagi tiga bagian, yang sistematikanya adalah sebagai berikut :

1. Bagian Muka Dalam bagian muka terdiri dari : halaman sampul, halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman persembahan, halaman motto, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman tabel.

2. Bagian Isi Bagian isi terdiri dari sebagai berikut : Bab I

: PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II : LANDASAN TEORI Di bagian ini terdiri dari empat sub yakni

Sub pertama tentang ilmu Nahwu Shorof, yang meliputi: Pengertian Ilmu Nahwu dan Shorof, dasar Ilmu Nahwu dan Shorof, tujuan Ilmu Nahwu dan Shorof, Manfaat Ilmu Nahwu dan Shorof, fungsi Ilmu Nahwu dan Shorof, ruang lingkup Ilmu Nahwu dan Shorof, penguasaan pelajaran Nahwu Shorof, dan metode pengajaran Nahwu Shorof, proses belajar mengajar Nahwu Shorof

Sub kedua tentang teori belajar, yang meliputi : pengertian belajar, pengertian prestasi belajar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar belajar, metode pendidikan. Sub ketiga tentang mata pelajaran Qur’an Hadits, yang meliputi: pengertian Qur’an Hadits, fungsi Qur’an Hadits, tujuan pengajaran Qur’an Hadits, dan ruang lingkup materi pengajaran Qur’an Hadits untuk madrasah tsanawiyah (MTs).

Bab III : OBJEK KAJIAN Gambaran umum MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus, letak

geografis dan sejarah singkat berdirinya, struktur organisasi MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus, keadaan guru, siswa dan pegawai MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus, keadaan responden, dan data tentang pelaksanaan pembelajaran Qur’an Hadits di MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013 serta peran ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar Qur’an Hadits di MTs Modern Dalaailul Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013.

Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis tentang dampak penerapan ilmu Nahwu Shorof dalam

meningkatkan belajar Qur’an Hadits di MTs Modern Dalaailul Khoirot Kudus

Bab V : Penutup

Di bagian akhir ini terdiri dari kesimpulan, saran-saran dan penutup.

3. Bagian Akhir Di bagian akhir dari tulisan ini diisi dengan daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan penulis dan lampiran-lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Ilmu Nahwu Shorof

Setiap bahasa ( language ) pasti memiliki kaidah kaidah sendiri, hal tersebut juga kita temukan dalam bahasa arab yang diakui sebagai bahasa yang kaya akan kosakata. Selanjutnya tujuan dari bahasa adalah mengungkapkan tujuan sang prmbicara ( mutakallim ) melalui perantaraan suara yang keluar dari lisan sang mutakallim . Pada hakekatnya kata kata terletak di dalam hati. Adapun lisan hanyalah sebagai dalil (petunjuk) dari “ al-kalam an-nafsy” yang terdapat di dalam hati. Untuk itu tidak mudah mengungkapkan apa yang tersirat dalam hati (al-kalam an-nafsy), kecuali dengan kaidah kaidah yang dapat menjaga kesalahan kesalahan dalam penyampean esensi maksud yang yang diharapkan mutakallim. Para ahli bahasa telah berusaha keras untuk menyusun sejumlah kaidah kaidah untuk dijadikan patokan bagi siapa saja yang menggunakan suatu bahasa.

Bahasa Arab sendiri memiliki banyak sekali kaidah kaidah yang sudah disepakati oleh para ahli bahasa arab, diantaranya adalah ilmu Nahwu (grammatika) dan ilmu Shorof (morfologi). 23

Ilmu Nahwu secara etimologi mempunyai banyak arti, diantaranya sebagi berikut :

23 Thommy Al-Ghozaly, “ Peran Nahwu dalam Menganalisis Teks Al-Quran”, http:// dibustom wordpress. Com/2011/05/27/ Peran Nahwu dalam Menganalisis- Teks -Al-Quran/#

more-43

1. Maksud dan jalan, contoh " كﻮﺤﻧ ﺖﺟﻮﺗ " artinya : “ Saya bermaksud seperti maksudmu/melewati jalanmu”.

2. Arah, contohnya “ ﺖﯿﺒﻟا ﻮﺤﻧ ﺖﮭﺟﻮﺗ “ artinya : “ Saya menghadap ke arah rumah “.

3. Ukuran/kira kira, contohnya “ ﺔﺋﺎﻣ ﻮﺤﻧ يﺪﻨﻋ ﮫﻟ“ artinya : “ Saya berhutang ke dia kira kira seratus “. 24

Adapun Ilmu Nahwu secara terminologi adalah Ilmu yang membahas tentang keadaan akhir suatu kalimat dari segi i’rob dan bina’nya. Yakni mengetahui kalimat dari segi rofa’, nashob, khofadh/jer, jazem dan kemudian mengetahui kalimat kalimat yang terdapat harokat harokat i’robnya dan kalimat-kalimat yang harakat akhirnya tetap (mabni). Ini semua termasuk dalam pembahasan ilmu nahwu. Dan ilmu nahwu ini juga memiliki orientasi penting yaitu untuk membantu dalam memahami teks-teks Arab, menjaga lisan dari kesalahan dalam berbicara, dan khususnya untuk memahami Al-Qur’an dan Hadits. 25

Ilmu Shorof secara etimologi berarti merubah, adapun secara terminologi adalah ilmu yang untuk mengetahui bentuk kalimah yang bukan keadaan akhir suatu kalimat (i’rob), maka ilmu nahwu dan shorof merupakan

dua ilmu yang tidak dapat terpisahkan. 26

25 Isyarif istifham, “ urgensi Nahwu sebagai “ the gramatikal of arabic language”, http: // djohar 1962. Blogspot. Com/2008/04/ urgensi -Nahwu -sebagai “ the gramatikal- of .html

26 kreasi ilmu arab, “Pengertian dan pembagian shorof/tashrif, “http://noerma- yulliya93.blogspot.com/2013/02/pengertian-dan-pembagian-shoroftashrif.html

B. Dasar, Tujuan, Fungsi, Manfaat, Ruang lingkup Pelajaran Ilmu Nahwu Shorof di MTs. Modern Dalaailul Khoirot Kudus

1. Dasar mempelajari Nahwu Shorof

a. Karena ilmu nahwu dan shorof adalah tempat bergantung dan bersandarnya bahasa arab.

b. Karena Ilmu Nahwu dan Shorof mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia Islam, yaitu membantu memecahkan permasalahan-

permasalahan mengenai syari’at-syariat Islam dari segi keabsahan 27

2. Tujuan mempelajari Ilmu Nahwu Shorof Tujuan utama ilmu Nahwu Shorof adalah untuk memberikan pengetahuan tentang membaca Al-Qur’an hadis dengan benar. Di samping itu, bertujuan untuk memberikan kaidah-kaidah tata bahasa Arab yang

benar. 28 Tujuan merupakan suatu yang diharapkan agar tercapai setelah

sesuatu usaha atau kegiatan itu dilaksanakan. Untuk mencapai hasil yang baik, maka tujuan perlu dirumuskan terlebih dahulu.

a) Syekh Muhammad Alkhudlori mengemukakan bahwa

“ Tujuan dan faedah ilmu nahwu shorof adalah menjaga kesalahan membantu untuk memahami kalam Allah dan kalam RosulNya “

27 Ibid 27 Ibid

3. Fungsi Mempelajari Nahwu Sharaf

a) Menurut Syekh Hasan Hifdhi mengatakan

“ Bahwasanya (ilmu nahwu) adalah perantara untuk mengetahui kitab Allah dan mengetahui sunnah Rosululloh “ 30

b) Menurut Nunuh mengatakan : “Seperti halnya ilmu nahwu ilmu sharaf-pun merupakan cabang keilmuan dalam Islam yang bertujuan untuk pembentukan kata dan memudahkan dalam pemahaman akan Al-Qur’an dan Hadits. Para ulama’ sering berkata bahwa Ilmu Nahwu adalah ibunya ilmu dan sharaf adalah

28 Hafizh Dasuki, Ensiklopedi Islam Jilid 4 ( Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1998), hlm. 3

29 Ibid 29 Ibid

4. Manfaat Ilmu Nahwu Shorof Manfaat Ilmu Nahwu Shorof yaitu : (1) memahami susunan kata- kata Arab yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadis, yang merupakan sumber utama umat Islam, dengan ilmu Nahwu Shorof ini seseorang dapat memahami agama yang ditulis dalam bahasa Arab. (2) untuk dapat menyusun kata-kata Arab dalam susunan yang benar dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu Nahwu. (4) untuk menentukan kedudukan-kedudukan

kata dan memahami pengertian suatu kalimat dengan benar. 31

5. Ruang lingkup Pelajaran Ilmu Nahwu Shorof di MTs. Modern Dalaailul Khoirot Kudus

Untuk dapat mencapai tujuan dan fungsi pengajaran Nahwu Sharaf, sebagaimana yang telah digariskan dalam SK, KD dan Silabus mata pelajaran Nahwu Sharaf, maka program disusun sedemikian rupa guna tercapainya sasaran yang akan dicapai.

Adapun ruang pelajaran Nahwu Sharaf meliputi :

a. Unsur kalam yang terdiri dari

1) Kalimah yang terdiri dari

a) Isim

30 Asyekh Hasan Hifdhi, Syarah Al Jurumiyah, Al Maktabah Asy syamilah Ishdar Tsalits, Juz 1, halm. 3

31 Ibid, hlm. 3 31 Ibid, hlm. 3

c) Huruf

2) I'rob yang terdiri dari

a) Rafa'

b) Nashab

c) Jer / Khafadl

d) Jazem

b. Pembagian kalimah isim dari segi maknanya

1. Isim Nakirah

2. Isim Ma'rifat yang terdiri dari

a) Isim Dlamir

b) Isim Alam

c) Isim Isyarah

d) Isim Maushul

e) Isim Al Muarraf Bi Al

f) Isim yang dimudlofkan ke salah satu Isim tersebut diatas

c. Tarkib atau kedudukan kalimah yang terdiri dari :

1. Mubtada' Wal Khabar

2. Al Awamilun Nawasikh yang terdiri dari

a) Kana Wa Akhawatuha

b) Inna Wa Akhawatiha b) Inna Wa Akhawatiha

C. Metode Pengajaran Pelajaran Nahwu Sharaf

Dalam proses atau interaksi belajar setelah dituntut tujuan yang akan dicapai, sebagai langkah berikutnya adalah memilih metode pengertian metode pengajaran.

Metode adalah rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan dan

didasarkan atas suatu approach”. 33 Menurut Winarno Surahmad, metode mengajar mempunyai dua arti, arti

sempit yaitu bahwa yang dimaksud dengan metode mengajar adalah cara menyampaikan pengetahuan-pengetahuan. Dan arti yang lebih luas, memperoleh pengetahuan-pengetahuan yang didasarkan pada pandangan dan mengarahkan pandangan serta kebiasaan dalam berfikir dan sebagainya”. Sedangkan menurut B. Suryasubrata mengutip dari Winarno Surahmad, menegaskan bahwa metode pengajaran adalah “cara” pelaksanaan dari pada proses pengajaran atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran

diberikan kepada murid-murid di sekolah. 34 Dari berbagai pengertian metode tersebut dapat disimpulkan bahwa

metode mengajar adalah cara yang sistematis dan pragmatik berupa rencana

32 Madrasah Modern Dalaailul Khoirot Kudus Perangkat Pembelajaran Mts. Modern Dalaailul Khoirot Kudus Tim Penyusun Perangkat Pembelajaran MTs. Modern Dalaailul Khoirot

Kudus, 2010 33 Departemen Agama RI, , Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi

Agama Islam IAIN, ( Jakarta : Tim Penyusun Pedoman Bahasa Arab Direktorat Jendral Bimbingan

Masyarakat Islam, 1976), hlm. 92 .

menyeluruh dan teratur yang didasarkan pada suatu approach berfungsi untuk mencapai tujuan pengajaran dengan memperhatikan segi berfikir anak dan pandangan mereka. Dengan demikian metode adalah “cara” yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metodenya, diharapkan

makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. 35 Dalam sistem kegiatan belajar mengajar, metode pengajaran nahwu

sharaf yang sangat menonjol dan sering digunakan adalah sebagai berikut :

a) ةﺮﺷﺎﺒﻤﻟا ﺔﻘﯾﺮط (Metode langsung) Metode ini disebut metode langsung, karena pengajaran guru langsung menggunakan bahasa asing yang diajarkan itu, sedang bahasa murid tidak digunakan sama sekali. Untuk menjelaskan arti suatu kata atau kalimat digunakan gambar-gambar atau peragaan. Dengan berpijak pada asumsi bahwa bahasa adalah wicara, maka sejak dini murid dibiasakan dengan

ketrampilan lisan. 36

b) ﺔﻤﺟﺮﺘﻟا ﺔﻘﯾﺮط (Metode terjemah) Sesuai dengan nama metode ini menitik beratkan pada kegiatan yang berupa menterjemah bacaan-bacaan, mula-mula dari bahasa asing ke dalam bahasa pelajar dan sebaliknya. Dalam metode ini sama sekali tidak ada usaha untuk

mengajarkan ucapan atau kemahiran menggunakan bahasa secara lisan. 37

34 B. Suryasubrata, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, ( Yogyakarta: Andi Offset, 1996), hlm. 148.

35 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 1995 ), hlm. 9.

36 Departemen Agama RI, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam IAIN, Op.cit, hlm. 95.

37 Ibid, hlm. 99.

c) ﺔﻤﺟﺮﺘﻟاو ﺪﻋاﻮﻘﻟا ﺔﻘﯾﺮط (Metode gramatika terjamah) Metode ini merupakan gabungan dari metode gramatika dan terjamah, diantara ciri-cirinya adalah tata bahasa yang diajarkan adalah tata bahasa yang formal, kosa kata tergantung pada bacaan yang dipilih, kegiatan belajar terdiri dari penghafalan kaidah-kaidah tanpa kaitan dalam kalimat, kemudian penterjemah bacaan-bacaan pendek, lalu penafsiran, latihan

ucapan diberikan sesekali. 38

d) ﺔﯾرﻮﻌﺸﻟا ﺔﯿﻌﻤﺴﻟا ﺔﻘﯾﺮط (The Aural Oral Approach) Aural oral approach atau bisa disebut audio lingual method, sebenarnya variasi dari mim mem method di mana digunakan rekaman-rekaman dialog- dialog dan latihan-latihan (drill). Mim mem singkatan dari mimicry yang berarti meniru, dan memorization yang berarti menghafal. Metode ini sering disebut juga informant drill method. Dalam metode ini pengajaran

berlangsung secara demonstratif dan drill gramatika serta struktur kalimat. 39

e) ﺔﯿﻌﻤﺠﻟا ﺔﻘﯾﺮط (metode campuran) Metode ini digunakan dalam mengajarkan qawa’id yaitu kombinasi antara metode ceramah dengan metode qiyas, dengan pengertian guru menjelaskan terlebih dahulu dengan menggunakan metode ceramah kemudian setelah menyimpulkan kaidah maka guru memberikan beberapa contoh untuk

menerapkan kaidah-kaidah itu. 40

f) ﺔﻌﻟﺎﻄﻤﻟا ﺔﻘﯾﺮط Metode muthala’ah (membaca)

38 Ibid, hlm. 100. 39 Ibid, hlm. 101-103.

40 Kurikulum MAN, 78/79, Pedoman Bidang Studi, ( Depag RI: 1980), hlm. 572.

Yang dimaksud metode ini adalah cara menyajikan pelajaran dengan cara membaca dengan suara maupun membaca dengan hati. Melalui metode ini, diharapkan anak didik dapat mengucapkan lafadz-lafdz, kata-kata dan

kalimat dalam bahasa Arab yang fasih, lancar dan benar. 41 Dalam penggunaan metode, ketepatannya adalah bersifat relatif. Oleh

sebab itu seorang guru dalam menggunakan metode harus memahami benar situasi dan kondisi, karena metode-metode tersebut di samping mempunyai kelebihan, juga mempunyai kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu berpegang teguh pada salah satu metode saja tidak selamanya dibenarkan. Kakurangan suatu metode harus ditutup dengan kelebihan metode lain. Dengan demikian dapat dipahami, bahwa tidak ada suatu metode yang paling baik, karena tidak ada satupun metode yang bersih dari cacat dan kekurangan. Sedangkan metode yang baik adalah metode yang sesuai dengan situasi dan

kondisi. 42

D. Proses Belajar Mengajar Nahwu dan Sharaf

Pelajaran nahwu dan sharaf merupakan pelajaran yang sangat penting, karena belajar nahwu dan sharaf adalah sebuah tuntutan yang harus dipenuhi oleh umat Islam untuk mengetahui tentang agama Islam. Dengan kata lain umat Islam tidak bisa memahami Islam secara khaffah (menyeluruh) dan integral bila umat Islam tidak mempunyai kemampuan dan pemahaman yang cukup tentang bahasa Arab. Hal ini disebabkan karena Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai

41 Departemen Agama RI, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam IAIN, Op.cit, hlm. 97-98.

42 Ibid, hlm. 6.

sumber pokok ajaran Islam. Serta karya-karya ulama semuanya berbahasa Arab. Belajar nahwu sharaf sama pentingnya dengan belajar Al-Qur’an, sebab dalam memahami nahwu sharaf akan sangat membantu kita dalam memahami Al-Qur’an yang mana Al-Qur’an merupakan pedoman dan petunjuk bagi kita

sebagai umat Islam. 43 Dalam pengajaran bidang studi nahwu dan sharaf, guru memulai dengan

mengajukan pertanyaan kepada murid, untuk mengetahui pengetahuan murid tentang pelajaran nahwu dan sharaf yang sudah diajarkan. Setelah itu guru memulai menyampaikan pelajaran nahwu dan sharaf yang baru, dengan cara menyuruh anak untuk membaca pelajaran baru tiga atau empat anak. kemudian guru mencoba menanyakan pelajaran itu. Setelah selesai menanyakan dan murid belum bisa menguasai barulah guru menulis beberapa kaidah yang dianggap sulit bagi murid dan guru menjelaskan serta memberikan beberapa contoh untuk kaidah tersebut. Dan setelah murid mampu memahami kaidah- kaidah tersebut, guru kembali menerangkan kaidah-kaidah tersebut dikaitkan

dengan ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits. 44 Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa guru bidang studi

nahwu dan sharaf dalam mengajar lebih menitik beratkan pada kemampuan murid dalam berfikir.

1. Pelaksanaan KD, SKKD dan Silabus

43 Hasil Wawancara dengan Bapak Moh Ishomuddin Al-Hafidz selaku Guru Nahwu Sharaf

di “MTs. Modern Dalaailul Khoirot Kudus”, Tanggal 1 Februari 2013 .

44 Hasil Wawancara dengan Bapak Moh Ishomuddin Al-Hafidz selaku Guru Nahwu Sharaf

di “MTs. Modern Dalaailul Khoirot Kudus”, Tanggal 1 Februari 2013 .

Untuk merealisir tujuan pengajaran MTs. Modern Dalaailul Khoirot Kudus, maka mengikuti kurikulum yang sudah ditetapkan oleh Yayasan MTs. Modern Dalaailul Khoirot Kudus yang telah menentukan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) untuk MTs. Modern Dalaailul Khoirot Kudus.

2. Metode pengajaran Sebagaimana diuraikan di atas dalam pengajaran bidang studi nahwu dan sharaf, guru bidang studi nahwu dan sharaf menggunakan metode campuran diantaranya adalah :

a) Metode pengajaran menyimak ( عﺎﻤﺘﺳ ﻻا )

b) Metode pengajaran berbicaran ( ﺔﺛ دﺎﺤﻤﻟا )

c) Metode pengajaran membaca ( ةأﺮﻘﻟا )

d) Metode menulis ( ﺔﺑﺎﺘﻜﻟا )

e) Metode mengarang atau menyusun kalimat ( ءﺎﺸﻧﻻا )

f) Metode menghafal ( ﺔظﻮﻔﺤﻣ )

g) Metode imla’ atau dekte 45 ( ءﻼﻣﻻا ) . Penggunaan metode disesuaikan dengan materi pelajaran yang

diajarkan.

3. Evaluasi pengajaran nahwu dan sharaf Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses belajar mengajar dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Yang dimaksud dengan evaluasi atau penilaian sesuatu yang

45 Departemen Agama RI, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam IAIN, Op.cit, hlm. 115.

berkaitan dengan dunia pendidikan. 46 Jadi yang dimaksud dengan evaluasi pengajaran nahwu dan sharaf adalah totalitas tindakan atau proses yang

dilakukan guru untuk menilai dalam menjajaki penguasaan siswa dalam bidang studi nahwu dan sharaf.

Untuk jenis evaluasi yang digunakan oleh guru bidang studi nahwu dan sharaf adalah tes tertulis, yang meliputi :

a) Multiple choice (pilihan ganda)

b) Matching (menjodohkan)

c) Completion yaitu menyempurnakan bentuk soal yang belum sempurna.

E. Teori belajar

1. Pengertian Belajar Untuk memberikan gambaran singkat tentang pengertian belajar, berikut ini dikemukakan oleh beberapa ahli seperti Chaplin mengartikan belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap

sebagai akibat latihan dan pengalaman. 47 Syeh Az-Zarnuji mengemukakan syarat-syarat keberhasilan dalam

belajar sebagai berikut :

46 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bulan Bintang, 2002), hlm. 54.

47 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, ( Bandung : Rosda Karya Offset, 1997), hal. 90

“Bagi pelajar harus mempunyai kemauan yang keras, bagi pelajar harus kontinyu dalam belajar, bagi pelajar harus mempunyai cita-cita yang tinggi dalam mencari ilmu”. 48

2. Pengertian Prestasi Belajar Untuk memberikan gambaran tentang pengertian prestasi belajar dapatlah diketahui dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yaitu: Bukhori, M.Ed. sebagai berikut : prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dan ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajar baik berupa angka atau huruf, serta tindakan yang mencerminkan hasil belajar yang

dicapai masing-masing siswa dalam periode tertentu. 49 Prestasi belajar merupakan suatu nilai tolok ukur keberhasilan siswa

yang mencakup tiga aspek; kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh sebab itu, dalam mengevaluasi hasil belajar hendaklah mampu mengakomodir dan mengangkat secara objektif dan kompleksitas tiga aspek tersebut.

"Yang menjadi rujukan dan petunjuk bakat suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai berikut :

a) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

b) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai siswa, baik secara individual maupun kelompok." 50

48 Syeh Az-Zarnuji, Al-Ta’limul Muta’alim, ( Surabaya: Al-Ma’arif, t.th), hlm. 20-23. 49 M. Bukhori, Tehnik-tehnik Evaluasi dalam Pendidikan, ( Jakarta : Jemmars), 1980, hal.

17 50 Syaiful Bahri Djamarah, op, cit, hal. 120

Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai rujukan keberhasilan adalah daya serap. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut, dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi sukses belajar dapat dibedakan menjadi 3 macam :

a) Faktor internal Faktor internal berasal dari dalam diri siswa sendiri, meliputi 2 aspek, yakni :

1. Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) Faktor- faktor fisik ini berkaitan dengan kesehatan badan dan kesempurnaannya, yaitu tidak mengalami cacat atau kekurangan yang dapat menjadi hambatan dalam meraih sukses dalam belajar.

2. Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah). 51 Faktor yang termauk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi

kualitas perolehan pembelajaran siswa, diantaranya :

a. Integritas siswa Faktor IQ atau tingkat kecerdasan siswa segera menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Intelegensi diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangasangan untuk

51 Muhibbin Syah, op, cit, hal. 32 – 39 51 Muhibbin Syah, op, cit, hal. 32 – 39

b. Sikap siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif, berupa kecenderungan untuk mereaksi dan merepon dengan cara yang relatif tetap terhadap apapun, baik secara positif maupun negatif. Sikap positif yang ditampilkan peserta didik merupakan pertanda awal yang baik bagi berlangsungnya proses belajar siswa. Demikian sebaliknya jika unsur kebencian yang muncul akan mempengaruhi proses belajar siswa.

1. Bakat siswa Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam meraih sukses.

2. Minat siswa Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Dengan keinginan untuk belajar tinggi, maka tingkat keberhasilan atau kemudahan belajar tercapai.

3. Motivasi siswa Motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah. Ini dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsic, yaitu motivasi dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong untuk melakukan tindakan belajar.

b) Faktor-faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor dari luar siswa yang terdiri 2 macam:

1. Faktor lingkungan sosial Yaitu lingkungan sosial sekolah seperti guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar. Contoh; pola perilaku guru yang baik menjadi daya dorong kegiatan belajar siswa. Di samping itu, lingkungan masyarakat dan tetangga yang baik juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.

2. Faktor non sosial Faktor yang termasuk non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya alat-alat belajar, infrastruktur, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

c) Faktor pendekatan belajar Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan tehnis yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

F. Mata pelajaran Qur’an Hadits

1. Pengertian Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada siswa untuk memahami Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi kandungannya. Sebagian

petunjuk hidup dalam kehidupannya sehari-hari 52 atau dengan kata lain mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah mata pelajaran yang memberikan bekal

kepada siswa untuk memahami Qur’an dan Hadits nabi sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi Al-Qur'an dan Hadits dalam kehidupan

sehari-hari. 53 Sedangkan menurut Departemen Agama RI mata pelajaran Al-

Qur’an Hadits, adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah yang digunakan untuk mengarahkan pemahaman dan penghayatan isi yang terkandung dalam Al- Qur'an dan Hadits yang diharapkan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yang dalam berperilaku memancarkan iman dan taqwa kepada Allah SWT sesuai ketentuan Al-Qur’an Hadits. 54

52 Depag RI, Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum dan Hasil Belajar, Dirjen Lembaga Agama Islam, Jakarta, 2003, hlm. 2.

53 Ibid., hlm. 3. 54 Depag RI, Kurikulum Pendidikan Dasar Berciri Khas Agama Islam GBPP tahun 1994,

( Jakarta : Dirjen Lembaga Agama Islam, 1996 ), hlm. 4.

2. Fungsi dan tujuan Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits pada Madrasah Tsanawiyah memiliki fungsi sebagai berikut: 55