IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PENDEKATAN TEMATIK : Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung.

(1)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSEMBAHAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMAKASIH ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR BAGAN DAN TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

A. Pendidikan Kewarganegaraan ... 14

1. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan ... 14

2. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan ... 19

3. Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di SD ... 25

4. Tujuan dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan di SD ... 29

5. Karakteristik Materi Pendidikan Kewarganegaraan di SD ... 31

6. Komponen Pembelajaran Pendidikan Kewaragenagaraan ... 33

B. Pendekatan Tematik ... 47

1. Konsep Pembelajaran Tematik ... 47

2. Landasan dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik ... 53

3. Teori-Teori Pembelajaran yang Melandasi Pendekatan Tematik 60

4. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 67

5. Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran ... 71

6. Ragam Model Pembelajaran Tematik ... 74

C. Komitmen Sekolah ... 76

1. Hakekat Komitmen ... 76

2. Komitmen Guru ... 78

D. Penelitian Terdahulu ... 83

E. Paradigma Penelitian ... 86

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 87

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 87

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 88

C. Definisi Operasional ... 91


(2)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xii

E. Teknik Pengumpulan Data ... 96

F. Teknik Analisis Data ... 99

G. Keabsahan Temuan Penelitian ... 101

H. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian di Lapangan ... 104

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 106

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 106

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 115

1. Komitmen Sekolah Dasar Alam Bandung ... 116

2. Pemahaman Guru tentang Konsep PKn ... 121

3. Perencanaan Pembelajaran PKn ... 125

4. Proses Pembelajaran PKn ... 129

5. Penilaian Hasil Belajar PKn ... 139

6. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat ... 141

7. Cara Mengatasi Hambatan ... 144

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 147

1. Komitmen Sekolah Dasar Alam Bandung ... 147

2. Pemahaman Guru tentang Konsep PKn ... 155

3. Perencanaan Pembelajaran PKn ... 161

4. Proses Pembelajaran PKn ... 169

5. Penilaian Hasil Belajar PKn ... 184

6. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat ... 187

7. Cara Mengatasi Hambatan ... 193

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 200

A. Kesimpulan Umum ... 200

B. Kesimpulan Khusus ... 202

C. Rekomendasi ... 205

DAFTAR PUSTAKA ... 208

LAMPIRAN ... 216


(3)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti akan menyajikan terkait dengan latar balakang masalah yang ada dilapangan yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan tesis.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI Sisdiknas)).

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti tersebut diatas jelas menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, disamping itu bagaimana bangsa Indonesia mampu merealisasikan konsep pendidikan dengan cara pembinaan, pelatihan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) secara berkelanjutan dan merata, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa


(4)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2

serta agama. Singkatnya melalui pendidikan hendak diwujudkan peserta didik yang memiliki berbagai kecerdasan, baik kecerdasan spiritual, emosional, sosial, intelektual maupun kecerdasan kinestetika. Dari segi rumusan, barangkali inilah rumusan tujuan pendidikan yang paling ideal, ambisius dan nyaris sempurna, tetapi tetap saja menyimpan pertanyaan besar mengapa dalam alam praktik kehidupan sosial bernegara, berbangsa, beragama, dan bermasyarakat masih muncul krisis akut yang tak berkesudahan.

Melihat kondisi saat ini dan peluang dimasa depan, ketersediaan manusia Indonesia yang berkualitas merupakan kebutuhan yang amat vital untuk mempersiapkan tantangan global dan daya saing bangsa. Tidak mudah untuk mewujudkan SDM sesuai dengan yang diamanahkan oleh UU Sisdiknas tersebut. Hal ini terbukti, karena hingga saat ini SDM Indonesia masih belum mencerminkan cita-cita pendidikan yang diharapkan. Rendahnya kualitas SDM menurut Suyatno (2010) setidaknya ditandai dengan masih banyak ditemukan siswa yang menyontek saat sedang menghadapi ujian, bersikap malas, tawuran antar sesama siswa, melakukan pergaulan bebas, terlibat narkoba, dan lain-lain. Di sisi lain, ditemukan guru, pendidik yang senantiasa memberikan contoh-contoh yang tidak mendidik ke siswanya. Misalnya guru tidak jarang melakukan kecurangan-kecurangan dalam sertifikasi dan dalam Ujian Nasional (UN). Memang masalah ini tidak dapat digeneralisir, namun setidaknya ini fakta yang tidak boleh diabaikan.

Syaodih (2009) mengemukakan bahwa memasuki milenium ketiga dewasa ini, bangsa Indonesia dihadapkan pada permasalahan multidimensi yang


(5)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3

menyentuh berbagai tatanan kehidupan mendasar manusia. Bukan hanya berkaitan dengan aspek ekonomi, namun juga aspek sosial, budaya dan akhlak. Krisis pada aspek sosial dan akhlak sudah sampai pada bentuk yang cukup memprihatinkan. Pada kalangan siswa sekolah dasar dan menengah, seperti juga masyarakat pada umumnya gejala masalah pribadi dan sosial ini juga tampak dalam perilaku keseharian. Sikap-sikap individualistis, egoistis, acuh tak acuh, kurangnya rasa tanggung jawab, malas berkomunikasi dan berinteraksi atau rendahnya empati merupakan fenomena yang menunjukkan adanya kehampaan nilai personal, sosial dan moral dalam kehidupan sehari-hari.

Dari semua masalah di atas, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah memegang peranan penting dan menjadi harapan yang dapat memberikan warna bagi lulusan pendidikan, khususnya dalam merespon segala tuntutan perubahan yang ada di Indonesia. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah, secara normatif dikemukakan bahwa “Mata Pelajaran PKn

merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945)”. Adapun tujuannya, adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan;


(6)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta antikorupsi;

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; dan

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Dari pengertian dan tujuan yang dirumuskan Permendiknas tersebut, nampak jelas bahwa PKn terfokus pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa. Hal ini berarti membentuk siswa yang ideal memiliki mental yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan dihadapi. Selain itu, dalam naskah akademik kajian kurikulum PKn (Depdiknas, 2007:12) juga disebutkan bahwa PKn merupakan mata pelajaran dengan visi utama sebagai pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional. Ia merupakan pendidikan nilai demokrasi, pendidikan moral, pendidikan sosial dan masalah pendidikan politik. Namun yang paling menonjol adalah sebagai Pendidikan Nilai dan Pendidikan Moral.

Realitas di lapangan menunjukkan bahwa, pembelajaran PKn di beberapa sekolah terutama di Sekolah Dasar (SD) dalam upaya untuk membentuk kepribadian dan moral siswa dinilai belum optimal. Rendahnya kreatifitas guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar dan banyaknya muatan kurikulum


(7)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5

diduga menjadi faktor penyebabnya. Pengelolaan proses pembelajaran yang kurang efektif akan menyebabkan kurang bermaknanya konsep-konsep yang di ajarkan, demikian pula dengan banyaknya muatan kurikulum yang ada sekarang terutama di Sekolah Dasar. Selain itu, selama ini PKn masih dianggap pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, bukan untuk berpikir kreatif, kritis, dan analitis bahkan menimbulkan sikap apatis siswa dan menganggap enteng dan kurang menarik (Komalasari, 2008:9). Selanjutnya, menurut Eko Kurnianto (mantan ketua yayasan Sekolah Alam Bandung), pelajaran PKn selama ini di sekolah pada umumnya memiliki materi dan pola pengajaran yang sangat membosankan yang penekanannya hanya pada aspek kognitif, kurang menyentuh aspek afektif dan psikomotorik, akibatnya terjadi kesenjangan antara pengetahuan dan pengamalan (30 September 2011).

Di pihak lain, Budimansyah (2008:18) menyoroti proses pembelajaran PKn yang berlangsung di sekolah selama ini mempunyai beberapa persoalan, sebagai berikut:

Pertama, proses pembelajaran dan penilaian dalam PKn lebih menekankan pada dampak instruksional (instructional effects) yang terbatas pada penguasaan materi (content mastery) atau dengan kata lain hanya menekankan pada dimensi kognitifnya saja. Sedangkan dimensi-dimensi lainya (afektif dan psikomotorik) dan pemerolehan dampak pengiring (nurturan effects) sebagai hidden curriculum belum dapat perhatian sebagaimana mestinya. Kedua, Pengelolaan kelas belum manpu menciptakan suasana kondusif dan produktif untuk memberikan pengalaman belajar pada siswa melalui pelibatannya secara proaktif dan interaktif baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas (intra dan ekstra kurikuler) sehingga berakibat pada miskinnya pengalaman belajar yang bermakna (meaningful learning) untuk mengembangkan kehidupan dan perilaku siswa. Ketiga, penggunaan alokasi waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum pendidikan dijabarkan secara baku dan konvensional sebagai jam pelajaran tatap muka terjadwal sehingga kegiatan pembelajaran PKn dengan tatap muka


(8)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 6

di kelas menjadi sangat dominan. Hal itu mengakibatkan guru tidak dapat berinprovisasi secara kreatif untuk melakukan aktivitas lainnya. Keempat, pelaksanaan pelaksanaan kegiatan ektra kurikuler sebagai wahana sosio-pedagogis untuk mendapat hand on experience juga belum memberikan konstribusi yang signifikan untuk mengembangkan antara penguasaan teori dan praktik, pembiasaan perilaku dan keterampilan dalam berkehidupan yang demokratis dan sadar hukum.

Permasalahan pembelajaran PKn menurut hemat penulis tidak hanya pada apa yang dijelaskan di atas, melainkan lebih kompleks dari itu. Pembelajaran PKn juga akan berhadapan dengan masalah-masalah seperti siswa dengan berbagai latar belakangnya, kondisi dan situasi pembelajaran itu sendiri, sarana dan prasarana pendukung kegiatan pembelajaran, metode dan pendekatan pembelajaran, dan seberapa jauh tingkat efektivitas, efesiensinya serta upaya-upaya yang dilakukan untuk menimbulkan daya tarik untuk peserta didik.

Dari masalah-masalah yang dikemukakan di atas, PKn memerlukan strategi yang handal untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang memungkinkan perkembangan kepribadian siswa secara utuh. Di Sekolah Dasar (SD) Alam Bandung dalam hal ini berusaha membongkar sistem pendidikan dan sistem pembelajaran yang ada. Terkait sistem pembelajaran, SD Alam Bandung menggunakan pendekatan tematik dari kelas I sampai dengan (s.d.) kelas V yang pada umumnya pendekatan tematik digunakan untuk kelas rendah yaitu dari kelas I s.d. kelas III.

Pendekatan tematik merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui


(9)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 7

pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya (Az-Zahra, 2007). Sutirjo dan Mamik (2004:6) menyatakan bahwa pendekatan tematik merupakan suatu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dari pernyataan tersebut dapat ditegaskan bahwa pendekatan tematik dilakukan dengan maksud sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan, terutama untuk mengimbangi padatnya materi kurikulum. Disamping itu pendekatan tematik akan memberi peluang pembelajaran terpadu yang lebih menekankan pada partisipasi/keterlibatan siswa dalam belajar. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.

Pendekatan tematik yang diterapkan di SD Alam Bandung menyebabkan beberapa mata pelajaran inti yang diamanahkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas tidak dibuat menyendiri bahkan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain, salah satunya adalah Pendidikan Kewarganeragaan yang terintegrasi di mata pelajaran sosial. Yang dimaksud dengan diintegrasikan dalam penelitian ini adalah menyatukan beberapa mata pelajaran dalam satu kesatuan yang utuh dengan menggunakan tema-tema umum yang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran tematik. Contohnya, materi PKn dikemas dalam mata pelajaran sosial dengan menggunakan tema-tema yang terkait dengan konten PKn SD yang ada dalam Standar Isi (SI). Oleh karena itu, peneliti mengangkat tema


(10)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 8

“Implementasi Pembelajaran PKn yang Diintegrasikan di Mata Pelajaran Sosial

Melalui Pendekatan Tematik di Sekolah Dasar Alam Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari uraian latar belakang dan permasalahan di atas, masalah utama yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimanakah implementasi pembelajaran Pendidikan Kewarganageraan yang

diintegrasikan di mata pelajaran sosial pada Sekolah Dasar Alam Bandung melalui Pendekatan Tematik?

Mengingat masalah yang diajukan terlalu luas dan kompleks, maka perlu diajukan batasan penelitian. Penelitian ini akan dibatasi pada pendekatan pembelajaran PKn di tingkat sekolah dasar, yang berkenaan dengan :

“Perencanaan, kegiatan pembelajaran, penilaian, faktor-faktor pendukung dan

penghambat terlaksananya proses pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial di sekolah”.

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka berikut ini akan dikembangkan dalam bentuk pertanyaan penelitian. Adapun rincian pertanyaan penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Bagaimana komitmen Sekolah Dasar Alam Bandung dalam merealisasikan pembelajaran PKn di dalam mata pelajaran sosial dengan pendekatan tematik?

2. Bagaimana pemahaman guru tentang konsep PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dengan pendekatan tematik?


(11)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 9

3. Bagaimana cara guru menyusun perencanaan pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dengan pendekatan tematik? 4. Bagaimana proses pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata

pelajaran sosial dengan menggunakan pendekatan tematik?

5. Bagaimana penilaian hasil belajar PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dengan menggunakan pendekatan tematik?

6. Faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dengan menggunakan pendekatan tematik?

7. Bagaimana cara guru mengatasi hambatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dengan menggunakan pendekatan tematik?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan malakukan kajian tentang implementasi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diintegrasikan di mata pelajaran sosial melalui pendekatan tematik di Sekolah Dasar Alam Bandung. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang:

1. Komitmen Sekolah Dasar Alam Bandung dalam merealisasikan pembelajaran PKn di dalam mata pelajaran sosial dengan pendekatan tematik.

2. Cara guru menyusun perencanaan pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dengan pendekatan tematik.


(12)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 10

3. Proses pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dengan menggunakan pendekatan tematik.

4. Penilaian hasil belajar PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dengan menggunakan pendekatan tematik.

5. Faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat perencaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dengan menggunakan pendekatan tematik.

6. Cara guru mengatasi hambatan perencaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dengan menggunakan pendekatan tematik.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara keilmuan (teoretik) maupun secara empirik (praktis). Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoretik :

Secara teoretik, penelitian ini akan menggali dan mengkaji implementasi pembelajaran PKn yang diintegrasikan di mata pelajaran sosial melaui pendekatan tematik. Dalam artian melalui penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil tentang konsep pembelajaran PKn yang diintegrasikan di dalam mata pelajaran sosial yang mampu mengembangkan setiap potensi yang dimiliki anak secara utuh.


(13)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 11

Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi beberapa pihak sebagaimana diuraikan sebagai berikut:

1. Akademisi dalam bidang PKn sebagai bahan kontribusi dalam pengembangan pembelajaran dengan menggunakan berbagai pendekatan yang relevan. 2. Praktisi Kewarganegaraan sebagai referensi dalam pengembangan

pembelajaran PKn.

3. Bagi institusi dan instansi terkait, dapat menjadi bahan masukan dalam membina dan meningkatkan kualitas tenaga pengajar guna menunjang pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

E. Sruktur Organisai Penulisan

Tesis yang nantinya akan dikembangkan terdiri dari 5 bab, yakni: (1) bab pendahuluan, (2) tinjauan pustaka, (3) metodologi penelitian, (4) hasil penelitian dan pembahasan serta (5) kesimpulan dan rekomendasi. Pada bab pendahuluan secara rinci mendeskripsikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan tesis.

Pada bab selanjutnya tinjauan pustaka berisikan tentang Pendidikan Kewarganegaraan yang terdiri atas hakikat pendidikan kewarganegaraan, landasan pendidikan kewarganegaraan, perkembangan pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar, tujuan dan misi pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar serta komponen pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Tinjauan pustaka selanjutnya yaitu tentang pendekatan tematik yang terdiri atas konsep pembelajaran tematik, landasana dan prinsip-prinsipa pembelajaran tematik,


(14)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 12

karakteristik pembelajaran tematik, pendekatan tematik dalam pembelajaran dan ragam model pembelajaran tematik, kemudian dilanjutkan dengan tinjauan tentang komitmen sekolah, karakteristik siswa sekolah dasar, dan penelitian terdahulu. Di bagian akhir ditutup dengan paradigma penelitian.

Bab berikutnya merupakan metodologi penelitian yang mencakup lokasi dan subjek penelitian, pendekatan dan metode penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analsis data, keabsahan temuan penelitian serta tahap-tahap pelakasanaan penelitian di lapangan. Pada bab selanjutnya yaitu bab tentang hasil dan pembahasan yang mencakup tentang gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian.

Bab terakhir merupakan bab kesimpulan dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap analsis temuan penelitian.


(15)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 87

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang mencakup lokasi dan subjek penelitian, pendekatan dan metode penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analsis data, keabsahan temuan penelitian serta tahap-tahap pelakasanaan penelitian di lapangan.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Sekolah Dasar Alam Bandung yang terletak di Jl. Dago Pojok Kp. Tanggulan No, 115 Bandung, dikarenakan dengan alasan bahwa di sekolah Dasar Alam Bandung pembelajaran tematik diterapkan dari kelas I s.d. V dan sebagian mata pelajaran inti yang diamanahkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diterapkan secara terintegrasi/keterpaduan di dalam mata pelajaran.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah semuan komponen sekolah yang terkait dalam proses pembelajaran di Sekolah yang dapat dijadikan sumber dalam mencari data yang menunjang dalam penelitian ini, yaitu meliputi: ketua yayasan, kepala sekolah, guru kelas, dan beberapa siswa.


(16)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 88

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Digunakannya pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini, dilakukan terhadap aktivitas sejumlah kelompok manusia yang sedang berlangsung dalam proses kegiatan pendidikan. Bogdan dan Biklen (1982:3) menjelaskan bahwa: “dalam bidang pendidikan, penelitian kualitatif sering disebut penelitian naturalistik, karena penelitian ini sering berada di tempat dimana peristiwa-peristiwa yang menarik perhatian terjadi secara alamiah. Atas dasar itu, maka penelitian ini dapat digolongkan kedalam penelitian kualitatif-naturalistik. Penelitian kualitatif-naturalistik, peneliti memperlakukan dirinya sebagai instrumen utama (human instrumen) yaitu, bergerak dari hal-hal yang spesifik, dan dari tahapan yang satu ke tahap berikutnya, serta memadukannya sedemikian rupa sehingga pada akhirnya dapat ditemukan kesimpulan-kesimpulan. Sejalan dengan itu, Creswell (2010:261) mangatakan bahwa dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci (researcher as key instrumennt) yang mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi dan wawancara dengan partisipan.

Kecendrungan peneliti memilih pendekatan ini, karena masalah yang diteliti sedang berlangsung dalam proses kegiatan pendidikan, yaitu kegiatan pembelajaran PKn yang diintegrasikan di mata pelajaran sosial. Dari penelitian ini diharapkan dapat dikumpulkan data sebanyak mungkin dengan tidak mengesampingkan keakuratan data yang diperoleh. Alasan lainnya mengapa


(17)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 89

peneliti memilih pendekatan kualitatif-naturalistik adalah disebabkan data yang akan diperoleh dari penelitian ini di lapangan lebih banyak menyangkut perbuatan dan ungkapan kata-kata dari responden yang sedapat mungkin bersifat alami, tanpa adanya rekayasa serta pengaruh dari luar. Sebagaimana Moleong (2006:3) mengatakan bahwa “penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari perilaku orang-orang yang diamati”.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus atau penelitian kasus (case study). Case study adalah penelitian tentang status penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Maxfield dalam Nazir, 2005:57). Selanjutnya, Nasution (1996:55), mengatakan studi kasus atau case study adalah untuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Case study dapat dilakukan terhadap seseorang individu, kelompok atau suatu golongan manusia, lingkungan hidup manusia atau lembaga sosial. Selanjutnya, K.Yin (2002 :18) mengatakan bahwa “studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata bilamana, batas-batas antara fenomena dan konteks tidak tampak dengan tegas, dan dimana multisumber bukti dimanfaatkan”.

Sebagai suatu metode kualitatif, studi kasus mempunyai beberapa keuntungan. Lincoln dan Guba (1985:137) mengemukakan bahwa keistimewaan studi kasus meliputi hal-hal berikut :


(18)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 90

a. Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti.

b. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

c. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan informan.

d. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga keterpercayaan (trustworthisness).

e. Studi kasus memberikan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian atau transferabilitas.

f. Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.

Dari pendapat di atas di gambarkan bahwa metode studi kasus lebih menekankan pada suatu kasus, adapun kasus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah implementasi pembelajaran PKn melalui pendekatan tematik di Sekolah Dasar Alam Bandung. Kasus tersebut dibatasi salam konteks pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial melalui pendekatan pembelajaran tematik. Penggunaan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus diharapkan mampu mengungkap aspek-aspek yang diteliti.

Penggunaan pendekatan kualitatif dengan studi kasus dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi yang obyektif dan mendalam tentang fokus penelitian. Pendekatan studi kasus dipilih karena permasalahan yang


(19)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 91

dijadikan fokus penelitian ini hanya terjadi di Sekolah Dasar Alam Bandung. Adapun gejala tertentu yang khas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pembelajaran tematik diterapkan dari kelas 1 (satu) sampai dengan kelas 5

(lima);

b. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diintegrasikan di mata pelajaran sosial melalui pendekatan tematik;

c. Sekolah Dasar Alam Bandung menggunakan tiga kurikulum khas yaitu Kurikulum akhlak meliputi keimanan, ibadah, Al-Quran, sikap hidup dan interaksi dengan alam. Kurikulum sikap ilmiah dan Falsafah Ilmu Pengetahuan meliputi bahasa, sains, daya pikir, daya kreasi, dan seni. Kurikulum leadership meliputi, outward bound, pendidikan jasmani, kewirausahaan, dan sosial kemasyarakatan.

Sesuai dengan hal tersebut diharapkan bahwa penelitian yang akan dilakukan oleh penulis bisa secara komprehensif mengungkapkan fakta-fakta, sehingga untuk bisa mengungkap fakta-fakta tentang proses pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial melalui tematik, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

C. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang sering digunakan, dan untuk itu agar menghindari terjadi salah tafsir, maka perlu diberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah tersebut.


(20)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 92

1. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan a. Pembelajaran

Pembelajaran adalah merupakan kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Kegiatan guru adalah kegiatan-kegiatan yan bersifat pengajaran dan kegiatan siswa adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat belajar. Komalasari (2011:3-4) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.

Dari uraian di atas, maka penulis dapat simpulkan bahwa pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran mempunyai arti yang sangat luas, bukan sekedar hubungan antara guru dan siswa, melainkan berupa interaksi edukatif berupa penanaman sikap dan nilai dalam rangka membentuk kepribadian siswa secara utuh.

b. Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NRI 1945 (Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah). Menurut Kalidjernih, (2010:130) pendidikan


(21)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 93

kewaraganegaraan merupakan pendidikan pengembangan karakteristik-karakteristik seorang warga negara melalui pengejaran tentang peraturan-peraturan dan institusi masyarakat negara. Selanjutnya, ada empat aspek yang lazim menjadi perhatian utama pendidikan ini yaitu hak dan kewajiban, tanggung-jawab, partisipasi dan identitas dalam relasi negara-warga negara dan warga negara dan warga negara.

2. Pendekatan Tematik

Pendekatan pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang pengembangannya dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema atau topik sentral, setelah tema ditetapkan maka selanjutnya tema itu dijadikan dasar untuk menentukan dasar sub-sub tema dari bidang studi lain yang terkait (Fogarty, 1991:17). Sejalan dengan itu Depdiknas (2007:5) menyatakan: “...pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa”.

Adapun karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran terpadu menurut Karli dan Margaretha (Indrawati, 2009:22-23), yaitu:

a. Holistik, suatu gejala dan fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu/tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak.

b. Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam


(22)

antarkonsep-Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 94

konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.

c. Autentik, pembelaran terpadu/tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih autentik.

d. Aktif, pembelajaran terpadu/tematik menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.

3. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui Pendekatan Tematik

Pembelajaran PKn melalui pendekatan tematik merupakan pembelajaran yang pengorganisasian materi PKn menggunakan pendekatan terintegrasi (terpadu) dalam beberapa mata pelajaran yang terkait dengan tema-tema umum, dengan fokus model pebelajaran yang berorientasi pada pengalaman (experience oriented) dengan memanfaatkan pola pengorganisasian lingkungan yang meluas (expending environment/ community approach) (Rahmat, dkk, 2009:6). Biasanya pembelajaran jenis ini dilakukan pada jenjang Sekolah Dasar kelas rendah (lower primery), yaitu rentang kelas 1 s.d. 3.


(23)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 95

Adapun dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan pembelajaran PKn melalui pendekatan tematik adalah pembelajaran yang berorientasi pada pengorganisasian materi PKn yang dikemas dalam mata pelajaran sosial yang menggunakan tema-tema umum, dan sub tema yang diterapakan dari kelas 1 s.d. kelas 5.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, artinya peneliti yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi yang berhubungan dengan fokus penelitian melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, studi literatur dan catatan lapangan (field notes). Hal ini sesuai dengan pendapat Creswell (2010: 261) yang mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrument kunci (researcher as key instrument) mengumpulkan data melalui dokumentasi, observasi perilaku atau wawancara. Human Instrument ini dibangun atas dasar pengetahuan dan menggunakan metode yang sesuai dengan tuntutan penelitian. Hal tersebut sesuai dengan ciri-ciri penelitian kualitatif sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1922:33-36) yaitu:

Riset kualitatif mempunyai latar alami karena yang merupakan alat penting adalah adanya sumber data yang langsung dari perisetnya. Riset kualitatif itu bersifat deskriptif. Periset kualitatif lebih memperhatikan proses ketimbang hasil atau produk semata. Periset kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif. Makna merupakan soal essensial untuk ancangan kualitatif.


(24)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 96

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan antar manusia, artinya selama proses penelitian penulis akan lebih banyak mengadakan kontak dengan orang-orang di sekitar lokasi penelitian yaitu kepala sekolah, ketua yayasan, guru kelas, dan siswa-siswi di Sekolah Dasar Alam Bandung. Dengan demikian penulis lebih leluasa mencari informasi dan data yang terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti melalui lima teknik pengumpulan data, yaitu: observasi, wawancara, studi dokumentasi, studi literatur dan catatan lapangan (field notes). Sesuai dengan peranan peneliti sebagai alat penelitian yang utama, maka peneliti dalam hal ini bertindak sebagai pengamatan (observer) dan sekaligus sebagai pewawancara (interviewer) semua informan. Hal ini, sesuai pendapat Denzin dan Lincoln, (2009:495) bahwa teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif adalah teknik observasi secara partisipatif, wawancara, dokumentasi, dan literature. Di pihak lain, Moleong (2006:157) memasukkan catatan lapangan (fieldnote) sebagai teknik pengumpulan data. Oleh

karena itu, peneliti dalam penelitian ini menggunakan lima teknik pengumpulan data sebagaimana disebutkan di atas. Kelima teknik ini diharapkan bisa saling melengkapi dalam memperoleh data yang diperlukan. Penjelasan dari beberapa teknik tersebut akan diuraikan sebagai berikut:


(25)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 97

1. Observasi

Observasi yang dilakukan peneliti adalah untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial melalui pendekatan tematik. Teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah teknik observasi langsung non partisipatoris. Artinya, peneliti bertindak langsung sebagai pengamat dalam proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas, tanpa terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan sehingga tidak mempengaruhi kealamian dari segala sesuatu yang terjadi di lokasi dalam proses pembelajaran tersebut. Dalam pengamatan ini, peneliti merekam dan mencatat aktivitas-aktivitas apa saja yang dilakukan oleh subjek penelitian.

2. Wawancara

Peneliti menggunakan teknik wawancara dengan maksud untuk mendapatkan informasi komitmen sekolah dalam merealisasikan pembelajaran PKn dalam mata pelajaran sosial, pemahaman guru tentang PKn yang diintegrasikan, cara melakukan perencanaan, proses pembelajaran, penilaian, pendukung, kendala yang dihadapi, dan cara mengahadapi kendala pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial melalui pendekatan tematik. Wawancara dilakukan secara langsung (face to face) antara peneliti dengan para informan secara dialogis, tanya jawab, dan diskusi. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur (unstructured). Sesuai dengan bentuk wawancara ini, peneliti tidak terikat secara ketat pada pedoman wawancara. Pelaksanaannya bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja


(26)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 98

selama berhubungan dengan fenomena dan fokus penelitian. Tipe wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara secara luas dan mendalam.

3. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini, studi dokumentasi diperlukan untuk memperoleh data-data yang relevan dengan fokus penelitian, seperti catatan dan dokumen ataupun arsip-arsip lain yang dipandang perlu untuk membantu analisis, terutama yang berhubungan dengan lesson plan, weekly plan, dinamic plan, dan undang-undang yang terkait dengan sistem perencanaan dan sistem penilaian. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Arikunto (2006:132), bahwa teknik dokumentasi adalah untuk mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat dan sebagainya.

4. Studi Literatur

Studi literatur, yaitu alat pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi atau diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Studi ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan mengkaji literatur-literatur yang berhubungan dengan pendidikan kewarganegaraan dan konsep-konsep pendekatan tematik. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian dan menunjang pada kenyataan yang berlaku pada penelitian.


(27)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 99

Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1982:74). Dalam penelitian ini, catatan lapangan digunakan seperlunya apabila peneliti melihat dan mendengar suatu kejadian yang unik dan menarik dalam setting penelitian yang tidak bisa terekam oleh empat teknik pengumpulan data di atas. Catatan itu berupa coretan-coretan singkat yang berisi kata-kata kunci atau pokok-pokok pembicaraan atau pengamatan di Sekolah Dasar Alam Bandung.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis data dari Miles dan Huberman (1992:16-18), yaitu terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : Reduksi data, penyajian data/display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul.

Pengumpulan Data

Kesimpulan:

penarikan/verifikas i

Reduksi data

Penyajian data


(28)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 100

Bagan 3.1 Komponen-komponen Analisis Data (Miles dan Huberman, 1992:20)

Bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa tiga jenis kegiatan utama pengumpulan data (reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi) merupakan proses siklus interaktif. Peneliti harus siap bergerak di antara empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengelompokkan data sesuai dengan aspek-aspek permasalahan penelitian, seperti mengelompokkan data-data yang sama dari berbagai data yang didapatkan dari responden yang berbeda, menyederhanakan dan memberi tema sesuai dengan item pertanyaan penelitian. Reduksi data ini dilakukan untuk menajamkan dan mengorganisasikan data lapangan yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, studi dokumentasi, studi leteratur dan catatan lapangan, dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang diteliti.

Data yang telah direduksi kemudian disajikan atau ditampilkan (display) dalam bentuk deskripsi sesuai dengan aspek-aspek penelitian. Penyajian data ini dimaksudkan untuk memudahkan peneliti menafsirkan data dan menarik kesimpulan. Sesuai dengan aspek-aspek penelitian ini, maka data atau informasi yang diperoleh dari lapangan disajikan secara berturut-turut mengenai keadaan


(29)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 101

faktual tentang implementasi pendidikan kewaraganegaraan melalui pendekatan tematik di SD Alam Bandung.

Proses terakhir adalah pengambilan kesimpulan/verifikasi (conclussion/ verification), yang diawali dengan pengambilan kesimpulan sementara atau tentatif, namun seiring dengan bertambahnya data maka harus dilakukan verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data yang telah ada. Setelah itu, melakukan verifikasi data dengan cara meminta pertimbangan dari guru-guru lain, atau dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari sumber-sumber tertentu dengan sumber-sumber lain. Baru kemudian, peneliti menarik kesimpulan akhir untuk mengungkap temuan-temuan penelitian ini.

G. Keabsahana Temuan Penelitian

Dasar keabsahan (trustworthisness) adalah jawaban atas pertanyaan, bagaimana peneliti dapat meyakinkan audiens bahwa temuan penelitian memiliki nilai dan kegunaan: argumen apa yang dikemukakan oleh peneliti, kriteria apa yang digunakan dalam penelitian, pertanyaan apa yang dijawab melalui

penelitian tersebut. Secara umum, untuk memeriksa keabsahan data dalam

penelitian kualitatif, peneliti menggunakan kriteria truth value, applicability consistency, dan netrality yang sering disebut juga disebut dengan istilah-istilah credibility, transferability, dependability, dan confirinbility (Lincoln dan Guba, 1985:290). Keempat kriteria ini merupakan atribut-atribut yang membedakan penelitian kualitatif berturut-turut dengan validitas internal, validitas eksternal,


(30)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 102

reliabilitas, dan objektivitas dalam tradisi atau paradigma penelitian positivistik (Nasution, 1988:105).

Uraian-uraian di bawah ini dijelaskan lebih jauh tentang pengujian keabsahan temuan penelitian.

1. Kepercayaan (credibility)

Kredibitas dalam penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan derajat kepercayaan. Kredibilitas ini dilakukan dengan cara : peneliti lama di lapangan yaitu dari bulan Februari sampai dengan bulan Mie 2012, mentriangulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data dengan cara mengecek atau membandingkan data melalui pemanfaatan sumber-sumber lain; peer debriefing (pembicaraan dengan kolega, termasuk pembicaraan dengan rekan-rekan kuliah yang tidak memiliki kepentingan langsung dengan penelitian yang dilakukan peneliti), dan melakukan member-check dengan membawa kembali laporan akhir atau deskripsi-deskripsi atau tema-tema spesifik ke hadapan partisipan untuk mengecek apakah mereka merasa bahwa laporan/deskripsi/tema tersebut sudah akurat.

2. Ketertalian (Transferabilitas)

Suatu temuan peneliti naturalistik berpeluang untuk diterapkan pada konteks lain apabila ada kesamaan karakteristik antara setting penelitian dengan setting penerapan. Lincoln dan Guba (1985:316) menerangkan:

The naturalist cannot specify the exsternal validity of an inquiry, he or she can provide only the thick the description necessary to enable some one interested in making a transfer to reach a conclusion about whether transfer can be conteplated as a possibility.


(31)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 103

Ini berarti bahwa dalam konteks transferabilitas, permasalahan dalam kemampuan terapan adalah permasalahan bersama antara peneliti dengan pemakai. Dalam hal ini, tugas peneliti adalah mendeskripsikan setting penelitian secara utuh, menyeluruh, lengkap, mendalam dan rinci. Sedangkan tugas pemakai adalah menerapkannya jika terhadap kesamaan antara setting penelitian dengan setting penerapan.

Derajat keteralihan atau transferability ini identik dengan validitas eksternal dalam tradisi penelitian kuantitatif. Transferability yang tinggi dalam penelitian kualitatif dapat dicapai dengan menyajikan deskripsi yang relatif banyak, karena metode ini tidak dapat menetapkan validitas eksternal dalam arti yang tepat. Dalam hal ini, peneliti mencoba mendeskripsikan informasi atau data penelitian secara luas dan mendalam tentang implementasi pembelajaran PKn melalui pendekatan tematik yang ada di Sekolah Dasar Alam Bandung.

3. Kebergantungan/Keterandalan (Dependability)

Dependability merupakan substitusi istilah reliabilitas dalam penelitian yang non-kualitatif (Moleong, 2006:325). Pengujian produk adalah pengujian data, temuan-temuan, interpretasi-interpretasi, rekomdendasi-rekomendasi dan pembuktian kebenarannya bahwa hal itu di dukung oleh data yang diperoleh langsung dari lapangan. Keterandalan dalam penelitian ini identik dengan validitas internal dalam tradisi penelitian kuantitatif. Dalam hal penelitian ini melakukan uji dependability dengan cara menggunakan catatan-catatan lapangan tentang seluruh proses dan hasil penelitian.


(32)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 104

Lincoln dan Guba, (1985:515) menyebutkan bahwa teknik utama menentukan penegasan atau konfirmabilitas adalah melalui audit trial (baik proses maupun produk). Teknik yang lain yaitu triangulasi dan membuat jurnal reperatif sendiri. Dengan audit trial, peneliti dapat mendeteksi catatan-catatan di lapangan sehingga dapat ditelusuri kembali, peneliti juga dapat melakukan triangulasi dengan dosen pembimbing agar diperoleh penafsiran yang akurat.

H. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian di Lapangan

Dalam setiap proses penelitian kualitatif batas antara satu tahapan dengan tahapan berikutnya sulit dinyatakan secara tegas. Hal itu sejalan dengan sifat

emergent” dari penelitian kualitatif yaitu sifat yang senantiasa mengalami

perubahan sepanjang penelitian dilaksanakan. Mengenai tahap penelitian, yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap penelitian sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan atau penelitian, meliputi tahap penelitian pendahuluan dan tahap penyusunan proposal penelitian, seminar proposal penelitian dan pengurusan surat ijin penelitian pendahuluan untuk melihat permasalahan yang ada di lapangan yaitu melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas dalam rangka implementasi pembelajaran yang berbasis tematik di Sekolah Dasar Alam Bandung. Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil kajian beberapa literatur, maka peneliti menetapkan permasalahan yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial melalui pendekatan tematik. Selanjutnya permasalahan tersebut dikembangkan


(33)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 105

melalui pengumpulan bahan-bahan referensi yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Kamudian, melaksanakan bimbingan intensif, mengurus perijinan, dan menyiapkan kelengkapan kegiatan penelitian lapangan.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap ini diawali dengan mengantarkan surat perijinan penelitian ke lokasi penelitian sekaligus survey awal tahap penelitian untuk memperoleh gambaran yang sesuai dengan fokus kajian penelitian. Setelah itu, peneliti mempelajari latar lokasi (setting) subjek yang diteliti, melakukan pengamatan, wawancara, membuat catatan lapangan, mengambil pola kejadian secara langsung, dan mengumpulkan berbagai dokumen yang relevan.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Tahap ini terdiri dari kegiatan-kegiatan menafsirkan data dan menguji keabsahan temuan penelitian kemudian mencari dan merumuskan tema, membuat deskripsi dan analisis data yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara, dokumentasi, dan studi leteratur.

4. Tahap Penyajian Laporan Hasil Penelitian

Tahap ini berbentuk kegiatan pengetikan naskah laporan, penyuntingan, penyusunan naskah akhir, pengesahan pembimbing, penggandaan dan pencetakan naskah jadi, penyerahan naskah kepada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan siap untuk diujisidangkan dihadapan penguji dan pembimbing.


(34)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 200

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini akan disajikan sejumlah kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam bab sebelumnya.

A. Kesimpulan Umum

Berdasarkan sejumlah temuan penelitian yang telah diuraikan di atas tampak bahwa pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial melalui tematik merupakan suatu keniscayaan, mengingat bahwa Sekolah Dasar Alam Bandung menganut sistem kurikulum terpadu (integrated curriculum) yang berbasiskan pada pendekatan tematik. Pendekatan ini menekankan pada aktivitas dan penyatuan mata pelajaran menjadi satu kesatuan dalam suatu masalah atau topik tertentu. Pengorganisasian kurikulum dengan menggunakan pendekatan tematik membuat pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terintegrasi tidak hanya dalam mata pelajaran sosial, tetapi menyebar dalam berbagai kegiatan pembelajaran, sehingga mencerminkan pendidikan kewarganegaraan dalam arti citizenship education dan termasuk dalam kategori maksimal sebagai citizenship for education yang menitik beratkan pada aktivitas siswa melalui proses interaktif di dalam maupun di luar kelas.

Proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan pendektan tematik di Sekolah Dasar Alam Bandung mendorong suasan kelas lebih aktif,


(35)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 201

menyenangkan, dan lebih bermakna. Suasana seperti itulah yang membarikan konstribusi terhadap pembelajaran yang dapat menumbuhkan sikap kritis, bertanggung jawab dan menumbuhkan kembangkan perilaku yang sportif.

Pengimplementasian pendidikan kewarganegaraan dalam berbagai kegiatan pembelajaran yang diorganisasikan dengan pendekatan tematik hendaknya dilaksanakan dengan berkesinambungan karena setiap pembelajaran memiliki keterkaitan materi dan makna yang lebih luas bagi siswa dan perkembangannya. Apabila dianalisis dari sintak pendekatan tematik yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Alam Bandung secara praksis dapat dikatakan belum sepenuhnya optimal. Hal ini dapat dilihat dari perencanaan dan sistem evaluasinya yang belum memperlihatkan karakteritik pendekatan tematik baik, walaupun dalam proses kegiatan pembelajarannya sudah menunjukkan suatu proses pembelajaran yang variatif dan inovatif, dari segi metode, media, dan sumber belajarnya.

Selain sebagai pelajaran terintegrasi, pendidikan kewarganegaraan di Sekolah Dasar Alam Bandung juga di rancang dalam bentuk pendidikan nilai dan moral yang bertujuan membentuk peserta didik yang berakhlak mulia dan mengerti akan hak dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan dan Warga Negara Indonesia, Warga Dunia. Pengembangan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis nilai dan moral yang terintegrasi dalam berbagai kegiatan pembelajaran dengan pendekatan tematik sangat penting dilakukan dari sejak dini, mengingat saat ini telah terjadi degradasi multidimensional sehingga


(36)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 202

mengakibatkan terjadinya perubahan gaya hidup generasi muda dan para pejabat negara, yang ditandai dengan banyanya terjadi tawuran, konflik, korupsi dan terjadinya pergeseran budaya.

B. Kesimpulan Khusus

1. Semakin tinggi rasa tanggung jawab dan prioritas terhadap sesuatu maka akan semakin tinggi komitmen yang dimiliki. Demikian juga dengan semakin tingginya komitmen, maka akan semakin cepat dan mudah mencapai tujuan. Dalam kaitan penelitian ini, kepedulian dan prioritas sekolah terhadap pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dan diberbagai kegiatan pembelajaran lainnya, termasuk dalam tersirat dalam kurikulum sekolah yang diorganisasikan dengan pendekatan tematik, sudah cukup menunjukkan bahwa Sekolah Dasar Alam Bandung memiliki komitmen yang tinggi terhadap mata pelajaran tersebut. Dengan komitmen inilah tujuan dan visi misi yang diemban oleh mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan lebih cepat tercapai.

2. Pemahaman dapat diartikan sebagai suatu proses dari mengerti kemudian dimplementasikan menjadi suatu perbuatan. Guru sebagai seorang fasilitator bagi siswanya dalam proses pembelajaran dituntut untuk dapat memahami suatu pendekatan pembelajaran, agar apa yang menjadi tujuan akhir pembelajaran itu dapat tercapai dengan mudah. Berkaitan penelitian ini bahwa pemahaman guru-guru di Sekolah Dasar Alam Bandung terhadap konsep PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dengan pendekatan tematik berawal dari pemahaman mereka tentang kurikulum


(37)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 203

terpadu (integrated curriculum) yang pada intinya memadukan berbagai mata pelajaran sehingga menjadi satu kesatuan yang bulat, dari pemahaman itulah kemudian konsep-konsep PKn diorganisasikan melalui tema umum maupun tema khusus dalam mata pelajaran sosial.

3. Perencanaan kegiatan pembelajaran merupakan siklus pertama dari sebuah proses belajar-mengajar yang profesional dan kualitas pembelajaran seorang guru yang membuat perencanaan akan berbeda dengan guru yang tidak melakukan persiapan perencanaan. Dalam kaitan penelitian ini, perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru-guru di Sekolah Dasar Alam Bandung sangat berbeda dengan perencanaan pembelajaran tematik pada umumnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari penamaan, bentuk dan prosedur pembuatannya. Perencanaan yang dibuat oleh guru Sekolah Dasar Alam Bandung terdiri dari lesson plan dan weekly plan atau dinamic plan. Masing-masing perencanaan ini dibuat dalam bentuk yang berbeda di setiap kelas. Lesson plan dibuat dalam bentuk program semester, sedangkan weekly plan atau dinamic plan dibuat dalam bentuk program mingguan yang dijadikan acuan dalam proses pembelajaran sehari-hari. Prosedur pembuatannya mengikuti pola perencanaan lesson plan dan weekly plan atau dinamic plan ala Sekolah Alam Bandung yaitu dengan pertama-tama menganalisis masing-masing SK, KD dan Indikator dari semua mata pelajaran, kemudian ditentukan materi-materi yang hendak dikaitkan/dipadukan, selanjutnya baru ditentukan tema umum dan sub tema untuk semua mata pelajaran yang dipadukan. Tema yang dibuat oleh masing-masing guru terlebih dahulu


(38)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 204

melihat porsi masing-masing mata pelajaran dan isu yang sedang berkembang di lingkungan siswa.

4. Proses pembelajaran merupakan suatu rangkaian pelakasanaan dari apa sudah direncanakan sebelumnya. Kaitannya penelitian ini adalah proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dengan menggunakan tematik sudah menunjukkan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan dengan memperlihatkan keunikan sekolah alam itu sendiri yang berpijak pada sistem pembelajarannya yang berbasiskan pada alam sekitar sebagai laboratorium belajarnya. Dari segi metode, media dan sumber belajar yang digunakan sudah menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran berbasis alam memberikan konstribusi yang sangat baik untuk peserta didik yang ditandai dengan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning) dan terjadi proses belajar sambil berbuat (learning by doing).

5. Penilaian merupakan gambaran tentang capaian tujuan pembelajaran yang telah dilaksanakan melalui proses pembelajaran. Berkaitan dengan penelitian ini, penilaian dilihat dari cara penelaian proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dengan pendekatan tematik yang diterapkan oleh Sekolah Dasar Alam Bandung. Oleh karena itu, penilaian yang dilakukan oleh guru-guru di Sekolah Dasar Alam Bandung dilakukan dengan dua cara yaitu melalui (a) pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan


(39)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 205

kepribadian peserta didik (afektif dan psikomotorik); serta (b) ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.

6. Faktor pendukung perencanaan, palaksanaan, dan penilaian PKn diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dengan menggunakan pendekatan tematik adalah dari segi materi pelajaran yang saling terkait, komunikasi antar guru (guru patner dan junior-senior), dan fasilitas atau sarana prasana (media dan sumber belajar dan lingkungan). Terkait faktor penghambat perencanaan, palaksanaan, dan penilaian PKn diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dengan menggunakan pendekatan tematik adalah dari segi materi yang tidak terkait, ruang kelas yang terbuka, kondisi siswa yang melebihi kapasitas, pembagian penilaian PKn dan IPS, dan penilaian individu.

7. Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi hambatan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian diantaranya dengan koordinasi yang berkesinambungan antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan orang tua, maka semua jenis hambatan yang menjadi kendala dalam perencanaan, pelakasanaan dan penilaian PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial dengan pendekatan tematik, mudah diminimalisir oleh semua guru di Sekolah Dasar Alam Bandung.

C. Rekomendasi

Merujuk pada kesimpulan di atas, maka rekomendasi yang diusulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :


(40)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 206

1. Kepada sekolah, pengembangan pembelajaran PKn yang dilakukan dengan terintegrasi di berbagai mata pelajaran dan dibudaya sekolah dengan pendekatan tematik diharapkan terus dipertahankan sehingga pencapaian tujuan dan misi yang diemban oleh PKn lebih cepat tercapai. Berkaitan dengan pengintegrasian di mata pelajaran sosial hendaknya porsi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn yang termuat dalam Permendiknas diperbanyak, karena mengingat konten-konten tersebut sangat penting untuk dikembangkan bagi peserta didik tingkat Sekolah Dasar.

2. Kepada semua guru kelas diharapkan lebih mampu mengembangkan lesson plan dan weekly plan/dinamic plan yang berbasiskan pada aktivitas yang disesuaikan dengan karakteristik perencanaan pendekatan tematik. Adapun perencanaan pembalajaran tematik yang baik hendaknya memperhatikan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan, pemilihan kajian materi (standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator) setiap mata pelajaran yang dipadukan, menentukan sub katerampilan yang dipadukan, merumuskan indikator, menentukan tujuan dan metode pembelajaran, menentukan langkah-langkah pembelajaran, menetukan sumber, media dan alat pembelajaran serta menentukan alat evaluasi.

3. Kepada para pengambil kebijakan di sekolah harus memberikan dukungan dan support yang labih kepada para guru yang mengembangkan lesson plan dan weekly plan/dinamic plan, agar lesson plan dan weekly plan/dinamic plan yang buat tidak hanya dalam bentuk program semester dan program


(41)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 207

mingguan saja. Karena pada dasarnya perencanaan pembelajaran yang baik akan menentukan hasil proses pembelajaran lebih terarah dan lebih optimal. 4. Kepada para pengambil kebijakan di lingkungan Dinas Pendidikan,

diharapkan memberikan perhatian dan dukungan lebih kepada pengembangan sistem pembalajaran yang dilakukan oleh Sekolah Dasar Alam Bandung, terutama terkait model pembelajaran PKn berbasis nilai dan moral yang terintegrasi dalam berbagai kegiatan pembelajaran.

5. Kepada peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengkaji terkait dengan pembelajaran PKn yang diintegrasikan dengan pendekatan tematik, hendaknya labih luas mengkaji dan menelaah konsep-konsep PKn yang terkait dengan penanaman nilai-nilai dan moral dalam semua bidang studi di sekolah yang mau diteliti. Karena pada prinsipnya PKn di SD merupakan pembelajaran nilai dan moral yang tidak hanya di ajarakan dalam bidang studi tersendiri, melainkan menyebar dalam berbagai mata pelajaran yang terkait. Dengan demikian, akan mendapatkan data dan kesimpulan yang lebih akurat tentang pembelajaran PKn yang terintegrasi.


(42)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 208

DAFTAR PUSTAKA Buku

Ahmadi, I.K, dkk. (2011). Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka

Al-Mukhtar, S. (2004). Pengembangan Berpikir dan Nilai dalam IPS. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.

Arends, R. (1997). Classroom Instrucsional Management. New York: The Mc Graw-Hill Company.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Az-Zahra. (2009). Panduan Pembelajaran Tematik (modul). Tidak diterbitkan. Barr, R.D, Barth, J. L., Shermis, S.S. (1978). The Nature of the Social Studies.

Palm Spring: An ETS Pablication.

Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar dan Pembalajaran. Jakarta: Rineka Cipta Budimansyah, Dasim. (2002). Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio.

Bandung: Ganesindo.

Budimansyah, D dan Suryadi, K. (2008). PKn dan Masyarakat Multikulturan. Bandung: PSPKn SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Bogdan, R.C. and Biklen, S.K. (1982). Qualitatif Research for Education, an Introduction to Teory and Methode. Boston: Allyn and Bacon. Inc. Cogan, John J. And Dericott, R. (1998). Citizenship Education for the 21st

Century: Setting the Contexs. London: Kogan page. Chotib, Munif. (2012). Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa ____________. (2012). Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa

Creswell, John.W. (2010). Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approach (Third Edition). Penerjemah Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Denzin. K. Norman dan Lincol. S. Y. (2009). Handbook Of Qualitative Research.Yogyakarta: Pusataka Pelajar.

Djahiri, A. K. (2006). “Esensi Pendidikan Nilai-Moral dan PKn di Era


(1)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 210

Kardi dan Nur. (2003). Pengantar pada Pelajaran dan Pengelolaan Kelas. Surabaya: Uni Press.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (softwear)

Kerr, D. (1999). Citizenship Education: an Internastional Comparation. London: National Foundation For Education Research-NFER

Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontektual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama

Lincoln, Y.S. Dan Guba, E.G. (1985). Naturalistic Inquiry. London: Sage Publication

Mulyana, D. (2002). Metodelogi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya. Bandung: P.T. Remaja Rosdakaraya.

Mulyasana, D. (2006). Manusia dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Perubahan. Dalam pendidikan nilai moral dalam dimensi pendidikan Kewarganegaraan (menyambut 70 tahun prof. Drs. H. A. Kosasih Djahiri). Bandung: Lab. PKn-FPIPS- UPI.

Mulyasa. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosdakya.

Miles dan Huberman. (1992). Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. SAGE: Beverly Hills.

Monk, F.J dan Knoers, A.M.P. (1982). Ontwikkelings Psychologie: Inleiding Tot De Verschilled Deelgebieden (Fourth Edition). Penerjemah Siti Rahayu Haditono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Moleong, Lexy J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (1982). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara

_________. (1988). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: PT Tarsito.

_________. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT Tarsito.

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nur, Mohamad. (1998). Teori-teori Perkembangan. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surabaya. Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.


(2)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 211

Rahmat. dkk. (2009). Pembelajaran Pendidikan Kewargenagaraan. Bandung: Lab. PKn-FPIPS-UPI.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sa’ud, Syaefuddin, Et al. (2006). Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI Press. Slavin, R.E. (1994). Educational Psychology: Theory and Practise. (Fourth

Edition). Massachusetts: Allyn and Bacon Publishers.

Subroto, dkk. (2003). Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Pusat Penerbit Universitas Terbuka.

Suparno, Paul. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

Sutirjo dan Mamik, S.I. (2005). Tematik: Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004. Malang: Bayumedia Publishing.

Somantri, M.N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Bandung. Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tedjawati. (2008). Model Pendidikan Kelas Awal di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas

Tim Dosen. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan (modul). Program Sarjana Kependidikan Bagi Guru dalam Jabatan (PSKGJ) UNIMED.

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

______. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Prenada Media Group.

Tyler, R.W. (1949). Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago: Chicago University Press.

Uno, B. Hamzah. (2009). Profesi Kependidikan : Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara

UPI. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(3)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 212

Usman, Moh. Uzer. (2009). Menjadi Guru Profesional (edisi kedua). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wahab, A.A. (2008). Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengatahuan Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.

Wahab A.A dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Winataputra, U.S. (2001). Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi. Jakarta: Dirjen Dikti.

______________. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Pendidikan untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa; Gagasan, Instrumen dan Praktis. Bandung: Widya Aksara Press.

Winataputra, U.S dan Budimansyah, D. (2007). Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPS UPI Bandung.

Winataputra, U.S. Et al. (2007). Materi Pokok: Materi dan pembelajaran SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Yin, K. Robert. (2002). Case Study Research and Methods. Penerjemah M. Djauzi Mudzakir. Jakarta : Rajawali Press

Tesis dan Disertasi

Anggraeni, L. (2009). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Multikultural dalam Memupuk Nasionalisme Siswa. Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan.

Giestie, Lisia Hida. (2010). Kontribusi Komunikasi Organisasi dan Komitmen Organisasional Terhadap Efektivitas Sekolah Di SMAN Se-Kabupaten Sumedang. Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan.

Hesty. (2007). Implementasi Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Kemampuan Dasar Siswa Sekolah Dasar. Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan.

Permana, D. (2010). Implementasi Proses Pembelajaran Pendidikan Kewaragenagaraan Bagi Pengembangan Semangat Bela Negara. Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan.

Kustiana. (2003). Penerapan Model Pembelajaran Terpadu untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir dan Pemahaman Konsep di Sekolah Dasar. Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan.


(4)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 213

Komalasari, K. (2008). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Kompetensi Kewargengaraan Siswa SMP. Disertasi SPS UPI: Tidak diterbitkan.

Mudiyarsih. (2009). Pengaruh Kompensasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Kerja Guru Sekolah Dasar. Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan.

Munawaroh, I. (2009). Pengembangan Model Pembelajaran Tematik untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan.

Setiana, N. (2009). Pengaruh Implementasi Pendekatan Tematik Model Webbing Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan.

Sutaryono. (2009). Pengembangan Model Perangkat Pembelajaran Tematik pada Kurikulum SDLB B untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan.

Jurnal dan Makalah

Allen, J. (1960). “The Role of Ninth Grade Civics in Citizenship Education”, in

The High School Journal, 44.3: p.106-111.

Budimansyah, D. (2008). “Revitalisasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui Praktik Belajar Kewarganegaraan (Project Citize)”. Jurnal Acta civicus, 1 (2) hlm. 179-198.

Chairy, Liche Seniati. (2002). “Seputar Komitmen Organisasi”. Makalah

Disampaikan dalam Acara Arisan Angkatan ’86 F.Psi.UI. Jakarta, 8

September 2002.

Hesty. (2008). Implementasi Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Kemampuan Dasar Siswa Sekolah Dasar. Pangkalpinang: LPMP. Tidak diterbitkan.

Prabowo. (2000). “Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Terpadudalam Menghadapi Perkembangan IPTEK milenium ke III”. Makalah. Disampaikan pada seminar dan lokakrya jurusan fisika FMIPA Uneversitas Negeri Surabaya Tanggal 10 Februari 2000.

Sapriya. (2012). “Memperkokoh Posisi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Disiplin Ilmu Terintegrasi”. Makalah. Disampaikan dalam Pidato


(5)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 214

Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Pendidikan Kewarganegaraan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia Tanggal 26 April 2012.

Sukayati. (2004). Pembalajaran Tematik di SD Merupakan Terapan dari Pembelajaran Terpadu. Makalah tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasas dan Manengah PPPG Matematika.

Winataputra, U.S. (2005). “Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun Masyarakat Demokratis dan Berkeadaban: Tinjauan Filosofis-Pedagogis”. Makalah disampaikan dalam Seminar dan Lokakarya Dosen Pendidikan Kewarganegaraan PTN dan PTS, Ditjen Dikti, untuk Wilayah Indonesia Barat Tanggal 22 September 2005. di Hotel Dharma Deli, Medan

Internet

Kurnianto, Eko. (2009). Sekolah terindah dalam hidupku. [online] tersedia : http://sekolahalambandung.com. Diakses pada tanggal 25 September 2011.

Hariyono. (2011). Delapan Keterampilan Mengajar. [online] tersedia : http://www.hariyono.org. Diakses pada tanggal 27 Maret 2012.

Hidayatullah. (_______). Karakteristik dan Kebutuhan Anak Sekolah Dasar. [Online] tersedia : http://pgri-lebak.org/artikel/111-karakteristik-dan-kebutuhan-anak-sekolah-dasar-.html. Diakses pada tanggal 18 April 2012.

Purnomo, Dony. (2011) Metode Pembelajaran Team - Games - Tournament (TGT). [online] tersedia :http://dony.blog.uns.ac.id. Diakses pada tanggal 08 Mei 2012.

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan. [online] tersedia: www.puskur.net. Diakses pada tanggal 07 September 2011.

Saefulloh, (2011). Komitmen Guru Profesional. [online] tersedia : http://asaepulloh.blogspot.com. Diakses pada tanggal 27 Maret 2012. Santiyasa, I Wayan.(_______). Dimensi-Dimensi Teoretis Peningkatan


(6)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 215

http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/DIMENSI_DIMENSI_TEO RETIS.pdf. Diakses pada tanggal 23 Maret 2012.

Suyatno, (2010). Peran Pendidikan Sebagai Modal Utama Membangun Karakter Bangsa. [online] tersedia : www.kopertis3.or.id. Diakses pada tanggal 17 September 2010.

Syaodih, Erliany. (2009). Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial. [Online]. Tersedia : http://educare.e-fkipunla.net/index.php?option=com. Diakses pada tanggal 10 Nopember 2011.

Undang-undang, Permen dan Publikasi Departemen

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentangStandar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996). Pembelajaran Terpadu D-II PGSD dan S-2 Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdikbud Republik Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum 2004: Kompetensi Standar Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Depdiknas Republik Indonesia.

___________________________. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta : Depdiknas Republik Indonesia. ___________________________. (2007). Naskah Akademik Kajian Kebijakan

Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Balitbang Puskur Depdiknas Republik Indonesia.


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan melalui Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di Sekolah Dasar Muhammadiyah Alam Surya Mentari

0 2 17

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan melalui Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di Sekolah Dasar Muhammadiyah Alam Surya Mentari

1 4 17

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH DASAR Pengelolaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Sekolah Dasar Negeri Banyuyoso Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo.

0 0 16

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH DASAR Pengelolaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Sekolah Dasar Negeri Banyuyoso Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo.

0 0 13

PENGEMBANGAN KARAKTER KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI SEKOLAH ALAM : Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung.

0 1 44

PENGEMBANGAN BUDAYA BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH ALAM: Studi Kasus pada Sekolah Dasar Alam Bandung.

0 5 44

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN DALAM MEMBINA KEMADIRIAN DAN KEPEMIMPINAN SISWA (Proses Pengembangan Karakter dalam Konteks Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Lanjutan Alam Bandung).

0 0 65

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN RESOLUSI KONFLIK MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS.

0 3 109

ID implementasi pendidikan karakter di seko

0 0 10

View of IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NILAI DI SEKOLAH DASAR MELALUI PENDEKATAN REVISED TAXONOMY BLOOMS (RBT) DALAM PEMBELAJARAN

1 1 15