PTK KARTU ATENG IPS Kelas 6

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.

Ada kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan hanya mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi ‘mengingat’ jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangkan panjang. Pendekatan kontekstual (contextual teaching learning/CTL) adalah suatu pendekatan pengajaran yang dari karakteristiknya memenuhi harapan itu. Sekarang ini pengajaran kontekstual menjadi tumpuan harapan para ahli pendidikan dan pengajaran dalam upaya ‘menghidupkan’kelas secara maksimal. Kelas yang ‘hidup’ diharapkan dapat mengimbangi perubahan yang terjadi di luar sekolah yang sedemikian cepat.


(2)

Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.

Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evalasi.

Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non formal apalagi tingkat Sekolah Dasar, haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia Indonesia.

Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran yang mengacu pada


(3)

pembelajaran struktural dalam penyampaian materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda.

Khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses pembelajaran kontektual, guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa.

Masalah keberhasilan dalam pembelajaran IPS merupakan masalah yang penting sebab menyangkut masa depan siswa, terutama siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pendekatan-pendekatan cara belajar adalah salah satu usaha dalam pendidikan yang bertujuan memotivasi siswa dalam penguasaan siswa terhadap materi kompetensi dasar tertentu. Dalam hal ini guru dituntut bagaimana cara agar siswa dapat memahami materi dengan baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Anwar Arifin:2003). Tujuan di atas dapat dicapai salah satunya melalui proses pembelajaran IPS.

Tujuan pembelajaran IPS menurut Kurikulum 2006 (KTSP) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (Depdiknas, 2006:135)


(4)

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya;

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan;

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Dalam mencapai Tujuan Pembelajaran pada mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar, khususnya di SDN Pagowan 02 masih banyak mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai mata pelajaran IPS dibandingkan dengan KKM yang ditetapkan. Bertitik tolak dari hal tersebut di atas perlu pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan yang harus dilalukan agar siswa dalam mempelajari konsep-konsep IPS tidak mengalami kesulitan, sehingga tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua pihak.

Keadaan ini mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas berjudul “Pemanfaatan Media Pembelajaran Kartu Ateng Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS pada siswa kelas VI SDN Pagowan 02 Tahun Pelajaran 2011/2012”, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya peningkatan prestasi belajar dan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep IPS yang ditunjukkan oleh adanya peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan peningkatan nilai ulangan hariannya.


(5)

Hasil refleksi awal terhadap kualitas proses dan hasil belajar siswa mengindikasikan berbagai masalah yang dialami oleh sebagian besar siswa yang bermuara pada prestasi belajar siswa yang masih rendah. Namun karena berbagai keterbatasan yang ada pada penelitian maka masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dibatasi yaitu:

“Apakah penggunaan media pembelajaran berupa Kartu Ateng dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VI SDN Pagowan 02 Tahun Pelajaran 2011/2012?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VI SDN Pagowan 02 menggunakan media pembelajaran berupa Kartu Ateng.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan masalah yang diuraikan di atas maka dibuat hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Bila menggunakan media pembelajaran berupa Kartu Ateng maka aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas VI SDN Pagowan 02 akan semakin meningkat.

2. Bila menggunakan media pembelajaran berupa Kartu Ateng maka hasil belajar IPS pada siswa kelas VI SDN Pagowan 02 akan semakin meningkat.

E. Manfaat Penelitian


(6)

1. Bagi Siswa:

a) Siswa lebih menyukai pelajaran IPS.

b) meningkatkan peran aktif dalam pembelajaran mata pelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

c) Siswa lebih mudah dalam memahami konsep-konsep IPS. d) Menumbuhkan sikap kritis pada siswa.

2. Bagi guru :

a) Memberikan pengalaman merancang kegiatan pembelajaran dan pengelolaan kelas dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan media pembelajaran berupa Kartu Ateng.

b) Meningkatkan kemampuan guru untuk memecahkan permasalahan yang muncul dari siswa.

c) Meningkatkan kualitas proses dan hasil kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

d) Membantu memberikan informasi peningkatan kemampuan siswa. e) Dapat meningkatkan minat guru untuk melakukan tindakan kelas. 3. Bagi sekolah penelitian tindakan kelas ini diharapkan:

a) Meningkatkan mutu sekolah

b) Meningkatkan kualitas layanan pendidikan kepada masyarakat c) Mendapatkan informasi baru tentang model pembelajaran

4. Bagi pengembangan keilmuan, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat merupakan salah satu alternatif dalam mengelola kegiatan pembelajaran. F. Definisi Operasional

Berikut ini diberikan penjelasan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, antara lain :


(7)

2. Motivasi belajar adalah merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan.

3. Hasil belajar IPS adalah kemampuan siswa yang ditunjukkan oleh keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan hasil nilai ulangan hariannya.

4. Aktifitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran dan perhatian yang ditunjukkan oleh kemampuan pengerjaan tugas secara berkelompok serta mengajukan pertanyaaan kepada guru.

5. Media pembelajaran : alat yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkret dan memudahkan siswa dalam memahami suatu konsep.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA


(8)

Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, terdapat masalah-masalah yang memerlukan landasan teori saling terkait dan mendukung. Selain sebagai pedoman dalam pemecahan masalah pokok, landasan teori juga berfungsi sebagai kerangka kerja, yaitu untuk mengatur data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam rangka melakukan uji kebenaran hipotesis yang penulis rumuskan.

Belajar adalah suatu perbuatan yang dilakukan terus menerus sepanjang hidup manusia dan sesuatu yang harus dilakukan setiap manusia, sehingga belajar adalah memodifikasi atau memperteguh perilaku manusia melalui pengalaman (Witherington, 1982:11). Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (Gagne, 1984) dalam Ratna Wilis (1989:11).

Gagne (1984) dalam Ratna Wilis (1989:12) mengemukakan, bahwa ada lima bentuk belajar, yaitu; a) belajar responden, b) belajar kontinguitas, c) belajar operant, d) belajar observasional, e) belajar kognitif.

Benyamin S. Bloon dkk. dalam Saifuddin Azwar (2007:8) membagi belajar menjadi tiga bagian yaitu kawasan kognitif, kawasan afektif dan kawasan psikomotor. Aspek kognitif meliputi pula abilitas aktual, yaitu abilitas yang telah diterjemahkan dalam bentuk performansi nyata. Performasi nyata disebut dengan prestasi yang merupakan fungsi dari abilitas potensial dan hasil belajar. Hampir semua ahli teori belajar, baik pengikut faham behaviorisme maupun kognitivisme, menekankan pentingnya umpan balik berupa nilai, guna meningkatkan belajar, (Thorndike, 1991 dalam Saifuddin Azwar, 1996:15).


(9)

Discrall (1994) dalam Haryono (2007) membagi teori belajar ke dalam tiga kelompok besar yaitu:

1. Objektivisme adalah realitas aliran yang memandang realita secara objektif. Realitas adalah pembelajar harus menginterpretasikan ke dalam proses belajarnya dan bersifat tunggal serta terfragmentasi. Pengetahuan dalam pandangan ini diperoleh dari pengalaman.

2. Interpretivisme menganggap bahwa realita merupakan hasil konstruksi manusia.

3. Pragmatisme adalah menggabungkan antara objektivisme dan interpretivisme. Realitas dipandang dapat diinterpretasikan, dinegosiasikan dan merupakan konsus bersama. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman maupun hasil pemikiran.

Menurut Elliot 2000, Shnell 1986, Russel 1996 dan Molenda 2005, dalam Haryono (2007), Teori - teori belajar dikelompokkan ke dalam 4 kelompok besar yaitu ;

1. Kognivisme

Kognitivisme didasarkan pada pemikiran yang terjadi di balik tingkah laku. Perubahan tingkah laku diamati dan digunakan sebagai indikator terhadap apa yang terjadi di dalam pembelajaran. Tokoh-tokoh yang berperan dalam perspektif ini antara lain Piaget, Ausubel, dan Bruner.

Kognitivisme lebih menekankan pada bagaimana pembelajar berpikir, memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. Pandangan konstruktivisme mengembangkan model mental yang dikenal sebagai memori jangka pendek dan


(10)

memori jangka panjang. Informasi-informasi baru akan disimpan di dalam memori jangka pendek dimana dengan pelatihan yang terus menerus akan disimpan di dalam memori jangka panjang. Pembelajar selanjutnya menggabungkan informasi dan ketrampilan di dalam memori jangka panjang untuk mengembangkan strategi kognitif atau ketrampilan untuk memecahkan permasalahan yang lebih komplek. Kognitivis mempunyai persepsi yang lebih luas tentang belajar dibanding dengan behavioris, pembelajar tidak terlalu tergantung dari petunjuk guru. Prinsip-prinsip dari perspektif kognitif ini adalah pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa.

2. Konstruktivisme

Perspektif konstruktivis beranggapan bahwa pembentukan pengetahuan oleh pembelajar dilakukan secara aktif dan akan dihasilkan struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan.

Siswa akan menjadi orang yang kritis menganalisis sesuatu hal karena mereka berpikir, bukan meniru. Pandangan konstruktivis bahwa manusialah yang membangun makna terhadap suatu realita. Implikasinya dalam pembelajaran bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Siswa sendirilah yang aktif secara mental dalam membangun pengetahuannya. Proses pembelajaran konstruktivis mempunyai ciri-ciri:

a. Belajar berarti membentuk makna, makna dibentuk dari apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dialami.

b. Konstruksi berarti proses pembentukan yang terus menerus.

c. Belajar bukan hanya mengumpulkan fakta, namun merupakan pengembangan pikiran dengan membuat pengertian baru.


(11)

Fase perha-tianFase retensiFase repro-duksiFase motiva-si

d. Hasil belajar tergantung pada apa yang diketahui, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan balikan yang dipelajari.

Henry E Garret dalam Syaiful Sagala (2005:13) berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Dimyati dan Mujiono (1994:295) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan, perilaku dan ketrampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Dalam belajar, individu menggunakan ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Akibat belajar tersebut maka kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor bertambah baik.

Selanjutnya Gagne dalam Matinis Yamin (2007:18), menyebutkan bahwa fase belajar terjadi setelah mendapat peristiwa model, yaitu fase perhatian (attentional phase), fase retensi (retention phase), fase reproduksi (reproduction phase) dan fase motivase (motivational phase). Gagne membuat gambar sebagai berikut :

Peristiwa model      penampilan Gambar 2.1 Analisis belajar observasional (Gagne, 1984)

Teori belajar yang lebih terkini disampaikan oleh WS. Winkel (2007:59) yang menyebutkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung secara interaktif aktif dengan lingkungan yang menghasilkan


(12)

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman. Ketrampilan relatif konstan dan berbekas.

Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa itu sendiri. Dalam desain instruksional guru merumuskan tujuan instruksional khusus atau sasaran belajar siswa. Rumusan tersebut disesuaikan dengan perilaku yang hendaknya dilakukan siswa sebagai ilustrasi. Misalnya guru merumuskan sasaran belajar tersebut dapat berfaedah bagi guru untuk membelajarkan siswa. Dalam hal ini ada kesejajaran pada sasaran belajar (rumusan guru dan informasi yang disampaikan kepada siswa) dengan tujuan belajar siswa (Dimyati, 2002:23).

Menurut Syaiful (2002:49) tujuan belajar adalah tujuan yang diharapkan bisa memperoleh kecakapan baru. Tujuan belajar secara garis besar dapat disebutkan sebagai berikut :

a. Untuk memperoleh pengalaman berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang positif dan berguna dalam hidupnya.

b. Untuk meningkatkan kemampuan dan kesanggupan dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

c. Agar mampu mengintrospeksi diri (mawas diri) sehingga mudah menyesuaikan dengan lingkungan.

d. Agar mampu mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan dapat memelihara serta melestarikan kebudayaan.

B. Gaya Belajar

Kalangan pendidik telah menyadari bahwa peserta didik memiliki bermacam cara belajar. Sebagian siswa bisa belajar dengan sangat baik hanya dengan melihat orang lain melakukannya. Biasanya, mereka ini menyukai


(13)

penyajian informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan guru. Selama pelajaran, mereka biasanya diam dan jarang terganggu oleh kebisingan. Mereka menggunakan kemampuan untuk mendengar dan mengingat. Selama pelajaran, mereka mungkin banyak bicara dan mudah teralihkan perhatiannya oleh suara atau kebisingan. Peserta didik kinestetik belajar terutama dengan terlibat langsung dalam kegiatan. Mereka cenderung impulsive, semau gue, dan kurang sabaran. Selama pelajaran, mereka mungkin saja gelisah bila tidak bisa leluasa bergerak dan mengerjakan sesuatu. Cara mereka belajar boleh jadi tampak sembarangan dan tidak karuan.

Tentu saja, hanya ada sedikit siswa yang mutlak memiliki satu jenis cara belajar. Grinder (1991) menyatakan bahwa dari setiap 30 siswa, 22 diantaranya rata-rata dapat belajar dengan efektif selama gurunya mengahadirkan kegiatan belajar yang berkombinasi antara visual, auditori dan kinestik. Namun, 8 siswa siswanya sedemikan menyukai salah satu bentuk pengajaran dibanding dua lainnya. Sehingga mereka mesti berupaya keras untuk memahami pelajaran bila tidak ada kecermatan dalam menyajikan pelajaran sesuai dengan ara yang mereka sukai. Guna memenuhi kebutuhan ini, pengajaran harus bersifat mulitsensori dan penuh dengan variasi.

Kalangan pendidikan juga mencermati adanya perubahan cara belajar siswa. Selama lima belas tahun terakhir, Schroeder dan koleganya (1993) telah menerapkan indikator tipe Myer-Briggs (MBTI) kepada mahasiswa baru. MBTI merupakan salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam dunia pendidikan dan untuk memahami fungsi perbedaan individu dalam proses belajar. Hasilnya menunjukkan sekitar 60 persen dari mahasiswa yang masuk memiliki


(14)

orientasi praktis ketimbang teoritis terhadap pembelajaran, dan persentase itu bertambah setiap tahunnya. Mahasiswa lebih suka terlibat dalam pengalaman langsung dan konkret daripada mempelajari konsep-konsep dasar terlebih dahulu dan baru kemudian menerapkannya. Penelitain MBTI lainnya, jelas Schroeder, menunjukkan bahwa siswa sekolah menengah lebih suka kegiatan belajar yang benar-benar aktif dari pada kegiatan yang reflektif abstrak, dengan rasio lima banding satu. Dari semua ini, dia menyimpulkan bahwa cara belajar dan mengajar aktif sangat sesuai dengan siswa masa kini. Agar bisa efektif, guru harus menggunakan yang berikut ini: diskusi dan proyek kelompok kecil, presentasi dan debat, dalam kelas, latihan melalui pengalaman, pengalaman lapangan, simulasi, dan studi kasus. Secara khusus Schroeder menekankan bahwa siswa masa kini “bisa beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan kelompok dan belajar bersama.”

Temuan-temuan ini dapat dianggap tidak mengejutkan bila kita mempertimbangkan secepatnya laju kehidupan modern. Dimasa kini siswa dibesarkan dalam dunia yang segala sesuatunya berjalan dengan cepat dan banyak pilihan yang tersedia. Suara-suara terdengar begitu menghentak merdu, dan warna-warna terlihat begitu semarak dan menarik. Obyek, baik yang nyata maupun yang maya, bergerak cepat. Peluang untuk mengubah segala sesuatu dari satu kondisi ke kondisi lain terbuka sangat luas.

C. Sisi Sosial Proses Belajar

Karena siswa masa kini menghadapi dunia di mana terdapat pengetahuan yang luas, perubahan pesat, dan ketidakpastian, mereka bisa mengalami kegelisahan dan bersikap defensif. Abraham Maslow mengajarkan kepada kita


(15)

bahwa manusia memiliki dua kumpulan kekuatan atau kebutuhan yang satu berupaya untuk tumbuh dan yang lain condong kepada keamanan. Orang yang dihadapkan pada kedua kebutuhan ini akan memiliki keamanan ketimbang pertumbuhan. Kebutuhan akan rasa aman harus dipenuhi sebelum bisa sepenuhnya kebutuhan untuk mencapai sesuatu mengambil resiko, dan menggali hal-hal baru. Pertumbuhan berjalan dengan langkah-langkah kecil, menurut Maslow, dan “tiap langkah maju hanya dimungkin akan bila ada rasa aman, yang mana ini merupakan langkah ke depan dari suasana rumah yang aman menuju wilayah yang belum diketahui” (Maslow, 1968).

Jerome Bruner membahas sisi sosial proses belajar dalam buku klasiknya, Toward a Theory of Instruction. Dia menjelaskan tentang “kebutuhan mendalam manusia untuk merespon orang lain dan untuk bekerjasama dengan mereka guna mencapai tujuan,” yang mana hal ini dia sebut resiprositas

(hubungan timbal balik). Bruner berpendapat bahwa resiprositas merupakan sumber motivasi yang bisa dimanfaatkan oleh guru sebagai berikut, “Di mana dibutuhkan tindakan bersama, dan di mana resiprositas diperlukan bagi kelompok untuk mencapai suatu tujuan, disitulah terdapat proses yang membawa individu ke dalam pembelajaran membimbingnya untuk mendapatkan kemampuan yang diperlukan dalam pembentukan kelompok” (Bruner, 1966).

Konsep-konsepnya Maslow dan Bruner melandasi perkembangan metode belajar kolaboratif yng sedemikian popular dalam lingkup pendidikan masa kini. Menempatkan siswa dalam kelompok dan memberi mereka tugas yang menuntut untuk bergantung satu sama lain dalam mengerjakannya merupakan cara yang bagus untuk memanfaatkan kebutuhan sosial siswa. Begitu terlibat, mereka juga


(16)

langsung memiliki kebutuhan untuk membicarakan apa yang mereka alami bersama teman, yang mengarah kepada hubungan-hubungan lebih lanjut.

Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran. Metode belajar bersama yang terbaik, semisal pelajaran menyusun gambar (jigsaw), memenuhi persyaratan ini. Pemberian tugas yang berbeda kepada siswa akan mendorong mereka untuk tidak hanya belajar bersama, namun juga mengajarkan satu sama lain.

D. Media Pembelajaran

Dalam mengajarkan IPS perlu adanya media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami suatu konsep . Bila menggunakan media pembelajaran, supaya diperhatikan agar alat peraga itu, antara lain (Ruseffendi, 1988:3): 1)tahan lama, 2)Bentuk dan warnanya menarik, 3)sederhana dan mudah diolah (tidak rumit), 4)ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak, 5)disajikan dalam bentuk real (nyata), gambar atau diagram konsep IPS, 6)sesuai dengan konsep, 7)dapat menunjukkan konsep IPS dengan jelas, 8)peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak, 9)dapat dimanipulasi yaitu dapat diraba, dipegang, dipindah, dan diutak–atik, atau dipasang dan dilepas sehingga siswa dapat belajar kreatif baik sendiri maupun berkelompok.


(17)

1. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran berfungsi untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu menangkap konsep tersebut. Dengan menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPS dimaksudkan agar siswa dapat mengoptimalkan panca indera dalam proses pembelajaran, sebab siswa dapat melihat, meraba, merasakan serta bisa menggunakan objek yang dipelajari.

2. Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran secara garis besar, antara lain (Ruseffendi, 1988:1):

a. Proses belajar mengajar akan termotivasi. Baik guru maupun siswa, bagi siswa minatnya akan timbul dan senang, tertarik sehingga akan bersikap positif terhadap pengajaran IPS;

b. Konsep abstrak IPS tersajikan dalam bentuk konkret sehingga lebih mudah dipahami dan dimengerti, serta dapat ditanamkan pada tingkat–tingkat yang lebih rendah;

c. Hubungan antara konsep abstrak IPS dengan benda–benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami;

d. Konsep–konsep abstrak yang tersaji dalam bentuk konkret yaitu dalam bentuk model IPS yang dapat dipakai sebagai objek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide–ide baru dan relasi baru menjadi bertambah banyak.

Menurut Nasution (dalam Sutinah, 2004:7), manfaat media pembelajaran secara garis besar, antara lain:

1. Menambah kegiatan belajar siswa; 2. Menghemat waktu belajar;

3. Menyebabkan hasil belajar lebih mantap;

4. Membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pengajarannya;

5. Memberikan alasan yang wajar untuk belajar karena membangkitkan minat perhatian (motivasi) dan aktifitas peserta didik.


(18)

Ra

ng

oo

n

Vie

tn

am

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa menggunakan media pembelajaran sangat penting untuk dapat meningkatkan pemahaman dan pengamalan konsep IPS. Dengan meningkatnya pemahaman dan pengamalan konsep semangat kepahlawanan dan cinta tanah air, pada akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Disamping itu pemanfaatan media pembelajaran dalam pembelajaran IPS juga akan membantu guru dalam menerapkan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bermakna.

E. Kartu Ateng

Kartu Ateng adalah salah satu media pembelajaran untuk bermain dan belajar lebih dalam tentang kenampakan sosial negara-negara tetangga Indonesia di wilayah Asia Tenggara dengan cara yang menyenangkan. Kartu ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 4 x 5 cm, dibagi menjadi 2 bagian. Sisi yang satu ditulis berupa nama-nama negara di Asia Tenggara, sedangkan sisi yang lain adalah nama-nama ibukota negara, mata uang, bendera, bahasa resmi dan lagu kebangsaan serta nama-nama kenampakan alam dari negara-negara tersebut. Kita dapat menggunakan kartu domino, dengan menutup kartu tersebut dengan kertas manila menggunakan lem.

Aturan kerja yang mesti harus diperhatikan dalam memainkan Kartu Ateng ini adalah sebagai berikut :

1. Aturan permainannya hampir sama seperti bermain kartu domino. 2. Pemain maksimal 4 orang

3. Kartu hitung mula-mula diacak kemudian dibagi kepada pemain sampai habis. 4. Untuk menutup satu bagian dari kartu, kita harus mencocokkan nama negara dengan nama-nama ibukota negara, mata uang, bendera, bahasa resmi dan lagu kebangsaan serta nama-nama kenampakan alam negara-negara tersebut.


(19)

Malaysia Dong

Contoh :

Negaraku merupakan lagu kebangsaan negara Malaysia. Maka Negaraku dapat ditutup dengan Malaysia, atau sebaliknya Malaysia dapat ditutup dengan Negaraku.

Dong merupakan mata uang Negara Vietnam, maka Dong dapat ditutup dengan Vietnam, atau sebaliknya Vietnam dapat ditutup dengan Dong.

5. Permainan dapat berakhir jika minimal tinggal 1 pemain yang masih memegang kartu dan atau keseluruhan pemain sudah tidak bisa menutup kartu yang ada dengan kartu yang mereka pegang.

6. Pemenang adalah pemegang kartu yang paling cepat habis dan atau paling sedikit.

F. Prestasi Belajar

Robert L. Ebel dalam Saifuddin Azwar (2007:14), menyatakan bahwa fungsi utama tes prestasi di kelas adalah mengulur prestasi belajar para siswa.

Negaraku


(20)

Dari uraian diatas dapat menanamkan kesadaran pada diri siswa bahwa yang diharapkan dari mereka adalah penguasaan pelajaran dan pemahaman materi. Diharapkan terdapat persepsi yang kuat dalam diri siswa bahwa suatu nilai yang baik merupakan tanda keberhasilan belajar yang tinggi, sedangkan nilai tes yang rendah merupakan kegagalan dalam belajar. Tes dapat digunakan sebagai sarana peningkatan motivasi untuk belajar. Sedangkan pengalaman menunjukkan bahwa siswa akan belajar lebih giat dan berusaha lebih keras apabila mereka mengetahui bahwa diakhir program akan diadakan tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka.

Prestasi didefinisikan sebagai kemampuan, ketrampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin, 1993:3). Prestasi merupakan bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai (Winkel, 1993:24). Pengertian prestasi di atas menekankan pada hasil yang dicapai dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu dan bersifat menyenangkan hati.

Tes prestasi atau tes prestasi berstandar diperlukan untuk penampilan prestasi sekarang (yang ada) yang dilaksanakan secara seragam, diusahakan dalam kondisi yang seragam, baik itu diberikan kepada siswa dalam pelaksanaan perseorangan maupun siswa sebagai anggota dari suatu kelompok (Suharsimi Arikunto, 2001:145). Sedangkan kegunaan tes standar adalah ; 1) membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individu atau kelompok, 2) membandingkan tingkat prestasi siswa dalam ketrampilan di berbagai bidang studi untuk individu atau kelompok, 3) membandingkan prestasi siswa antara


(21)

berbagai sekolah atau kelas, 4) memperlajari perkembangan siswa dalam suatu periode waktu tertentu (Suharsimi Arikunto, 2001:148).

Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu

Pada kamus besar bahasa Indonesia yang dikeluarkan departemen pendidikan dan kebudayaan (1973 : 700) bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Nilai dari hasil tes yang dilakukan guru akan dapat digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa baik atau tidak, tuntas atau tidak. Dengan kata lain prestasi belajar merupakan hasil dari seseorang melakukan aktifitas secara individu ataupun kelompok. Pada dasarnya prestasi belajar juga merupakan hasil dari tingkah laku akhir pada kegiatan belajar siswa yang dapat diamati atau pencerminan proses belajar yang telah berlangsung.

Pengukuran prestasi belajar biasanya didahului dengan adanya tes setelah siswa mengalami proses belajar mengajar atau setelah mendapatkan materi yang diteskan. Kemudian melakukan penilaian dari hasil tes dalam bentuk angka-angka. Jika angka yang diperoleh dari hasil tes siswa di atas standart yang ditentukan dikatakan bahwa siswa tersebut telah berhasil dalam kegiatan belajar mengajar.

Dapatlah disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil aktivitas maksimal yang dilakukan dalam memperoleh pengetahuan dengan memenuhi


(22)

unsur kognitif, afektif dan psikomotor baik individu maupun kelompok pada mata pelajaran tertentu.

Prestasi belajar merupakan hasil terbaik yang dicapai dari proses belajar mengajar. Kemampuan hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar yang ditandai dengan keberhasilan atau kegagalan dalam belajar. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar diperlukan evaluasi. Evaluasi sebagai umpan balik bagi guru, sejauh mana penguasaan dan pemahaman siswa selama proses belajar mengajar. Keberhasilan siswa dalam belajarsalah satunya dapat diperoleh dari nilai-nilai yang dilaporkan dalam bentuk raport secara periodik.

Pendapat-pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil aktifitas maksimal yang dilakukan dalam memperoleh pengetahuan dengan memenuhi unsur kognitif, afektif, dan psikomotor baik individu maupun secara kelompok pada mata pelajaran tertentu. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan yang berasal dari luar diri siswa. Untuk mengetahui mprestasi belajar siswa diperlukan evaluasi atau penilaian. Tes yang baik adalah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dengan memenuhi kriteria yang sudah standar dan bersifat reliabel, valid, dan praktis.

Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedang pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah


(23)

kemampuan. Kemampuan di sini berarti yang dimampui individu dalam mengerjakan sesuatu.

G. Aktivitas Belajar

Menurut tokoh ilmu jiwa lama John Lock, mengungkapkan bahwa murid ibarat kertas putih yang tidak bertulis. Dalam hal ini terserah kepada guru mau dibawa kemana, mau diapakan murid itu. Guru adalah yang mengatur dan memberi isinya aktivitas guru dalam pembelajaran mendominasi kegiatan, sementara murid bersifat pasif dan menerima begitu saja. Guru yang menentukan bahan dan metode sedang aktivitas murid terbatas pada mendengarkan, mencatat, dan menjawab pertanyaan guru apabila bertanya. Para siswa bekerja dan berpikir karena atas perintah guru, sehingga proses pembelajaran tidak mendorong anak didik untuk berpikir dan beraktivitas.

Peaget dalam Ratna Wilis Dahar (1989:149) menjelaskan bahwa anak itu berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan anak itu tidak berpikir, agar anak berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Dalam hal ini berbuat berarti melakukan aktivitas, aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik (jasmani) dan mental (rohani).

Paul B. Diedrich dalam Oemar Hamalik (2001:172) membedakan aktivitas siswa di sekolah menjadi :

a. Visual aktivities (aktivitas visual), yaitu kegiatan oleh indramata yang meliputi membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi.

b. Oral activities (aktivitas mulut) merupakan kegiatan fisik yang memberdayakan indera mulut yang meliputi menyatakan, menanyakan, memberi saran, intercepsi, menyampaikan pendapat, melakukan wawancara.


(24)

c. Listening activities (aktivitas pendengaran) adalah kegiatan fisik dengan menggunakan indera pendengaran (telinga), misalnya; mendengarkan percakapan, menerima saran, berdiskusi.

d. Writing activities (aktivitas penulisan), yaitu kegiatan fisik yang berkaitan dengan tulis menulis, misalnya; menulis laporan, mengerjakan tugas, menyalin catatan.

e. Drawing activities (aktivitas gambaran), merupakan kegiatan fisik yang berkaitan dengan gambar, yaitu; membuat peta, menggambar, membuat grafik, membuat diagram.

f. Motor activities (aktivitas motorik) yaitu kegiatan yang berkaitan dengan gerakan badan meliputi: melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain. g. Mental activities (aktivitas mental) yakni kegiatan yang berhubungan dengan

psikis (nalar / pikir) misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan masalah, melihat hubungan dan menganalisis.

h. Emotional activities (aktivitas perasaan) yaitu kegiatan psikis yang ada kaitannya dengan sikap dan perasaan. Misalnya: menaruh miat, merasa bosan, gembira, sedih, bersemangat, bergairah, tenang-tenang, sungguh-sungguh.

Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa di sekolah cukup komplek dan bervariasi antara siswa yang satu dengan yang lain. Jika berbagai aktivitas tersebut diciptakan, maka sekolah akan dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang optimal, yang pada gilirannya akan mampu memperlancar fungsi dan peranan sebagai pusat transformasi kebudayaan.

Menurut Slavin dalam Mey Suyanto (2006:5) pendekatan pembelajaran yang melibatkan secara aktif siswa dan menarik minat dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membagi siswa dalam satu kelas menjadi kelompok-kelompok belajar yang jumlah anggotanya sedikit. Siswa akan


(25)

lebih memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas VI SDN Pagowan 02 untuk mata pelajaran IPS. Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kenampakan Alam dan Sosial Negara-Negara Tetangga di Kawasan Asia Tenggara.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011 / 2012 sesuai kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Sedangkan jadwal penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Jadwal Rencana Penelitian

No Jenis Kegiatan

Bulan

Juli Agustus September Oktober 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5

1 Pengajuan judul √


(26)

3 Pembuatan instrumen penelitian √ √ √

4 Izin penelitian √

5 Pelaksanaan penelitian √ √ √

6 Konsultasi hasil penelitian √ √

7 Perbaikan revisi √ √

8 Penulisan laporan

penelitian √ √

3. Subjek dan Obyek Penelitian

Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VI SDN Pagowan 02, dengan jumlah siswa 33 orang, terdiri dari 17 siswa putra dan 16 siswa putri. Secara geografis memang letak SDN Pagowan 02 terletak di desa. Dengan latar belakang pendidikan orang tua ± 48% SD, ± 24% SMP dan ± 28% SMA. Sedangkan latar belakang ekonomi orang tua ± 45% buruh tani, ± 50% petani dan sisanya pedagang. Kondisi semacam ini menyebabkan motivasi belajar siswa kelas VI SDN Pagowan 02 sedikit rendah. Peneliti adalah guru SDN Pagowan 02 berkolaborasi dengan guru kelas yang lain di SDN Pagowan 02.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan 2 siklus. Adapun prosedur tindakan penelitian tiap siklusnya sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Rencana Tindakan ( Planing )

Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam pada siklus I, diantaranya: 1) Perencanaan Daftar Kelompok Siklus I (lampiran C);

2) Perencanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I (lampiran E); 3) Perencanaan Lembar kerja LKS Siklus I (lampiran G);


(27)

4) Perencanaan lembar observasi aktivitas siswa Siklus 1 (lampiran N); 5) Perencanaan lembar observasi kegiatan guru Siklus I (lampiran M); 6) Perencanaan lembar catatan lapangan Siklus II (lampiran P)

7) Perencanaan lembar angket tanggapan siswa Siklus I (lampiran Q); 8) Perencanaan evaluasi akhir siklus, yaitu:

a) Soal Tes Akhir Siklus I (lampiran I); b) Kunci Soal Tes Akhir Siklus I (lampiran J); b) Pelaksanaan Rencana (Acting) dan Observasi

Sebelum melaksanakan pembelajaran pada siklus I, guru memberikan tes awal siklus dan diberikan pada hari sebelumnya di luar pembelajaran. Kemudian tes refleksi awal dikumpulkan dan dianalisis untuk dijadikan acuan dalam pembuatan daftar kelompok pada masing-masing siklus secara heterogen berdasarkan tingkat kemampuan akademik. Dari hasil tes refleksi awal juga dikumpulkan sebagai sumber data dan pengolahan data pada akhir penelitian.

Pada tahap acting/tindakan ini dilakukan sekaligus dengan observasi terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Kartu Ateng, secara terperinci sebagai berikut:

1) Guru menkomunikasikan garis besar indikator produk, proses, psikomotor dan perilaku berkarakter dan keterampilan sosial yang akan dipelajari.

2) Guru melakukan apersepsi, guru melakukan tanya jawab dengan siswa i) Coba sebutkan beberapa nama negara-negara tetangga kita?

ii) Apakah kalian tahu ada berapa negara yang ikut serta dalam ASEAN? 3) Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi Kenampakan Alam


(28)

4) Guru membimbing siswa untuk berkelompok dengan 4 siswa setiap kelompok duduk berhadapan. Kelompok didasarkan pada pengetahuan siswa tentang IPS yang di dapat dari hasil tes refleksi awal(lampiran C).

5) Guru mempresentasikan pengetahuan deklaratif tentang Kenampakan Alam dan Sosial Negara-Negara Tetangga, terutama mengacu pada Materi Profil Negara-Negara Tetangga.

6) Dengan memegang media Kartu Ateng , guru menjelaskan tentang cara belajar dan bermain dengan baik menggunakan media tersebut, sedangkan kolabolator mengamati.

7) Guru membagi lembar kerja LKS (lampiran G) dan bahan yang dibutuhkan pada semua kelompok untuk diselesaikan. Selanjutnya, berkeliling ke setiap kelompok. Guru bersama kolabolator mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan pengarahan pada kelompok yang memerlukan serta mencatat kejadian atau hal-hal penting pada lembar catatan lapangan.

8) Guru bersama siswa dengan tanya jawab membahas pemasalahan pada setiap kelompok.

9) Guru memberikan tes akhir siklus (lampiran I) untuk dikerjakan secara individu.

10) Secara klasikal guru menekankan materi penting yang harus dipelajari siswa dan merangkum materi.

11) Guru membimbing siswa untuk mengisi lembar angket yang sebelumnya telah dibagikan.

12) Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.


(29)

13) Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok terbaik berdasarkan skor rata-rata yang telah dicapai dengan kategori kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super.

c) Refleksi

Pada tahap ini, peneliti dengan bimbingan kolabolator melakukan refleksi terhadap pembelajaran pada Siklus I untuk kemudian dijadikan acuan perbaikan planning pada pertemuan berikutnya. Hal yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a) Peneliti akan melakukan analisis dan perbandingan nilai hasil tes akhir siklus I dengan nilai tes refleksi awal. Dengan demikian, dapat diketahui peningkatan hasil belajar yang telah dicapai

b) Berdasarkan hasil tes akhir Siklus I, maka akan dilakukan revisi planning pada proses Siklus II.

c) Hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung akan dijadikan acuan untuk mengubah komposisi kelompok. Pada Siklus I, siswa dikelompokkan berdasarkan nilai hasil refleksi awal. Jika komposisi kelompok tersebut belum menunjukkan hasil maksimal dalam artian prosentase siswa yang pasif masih besar, maka pada siklus berikutnya dalam setiap kelompok, diusahakan terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian, dalam menyelesaikan tugas kelompok, siswa yang berkemampuan lebih tinggi dapat membantu siswa yang berkemampuan dibawahnya.

2. Siklus II


(30)

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pada tahap ini dilakukan perencanaan sebagai berikut :

1) Perencanaan Daftar Kelompok Siklus II (lampiran D);

2) Perencanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II (lampiran F); 3) Perencanaan Lembar kerja LKS siklus II (lampiran H);

4) Perencanaan lembar pengamatan aktivitas siswa (lampiran N); 5) Perencanaan lembar pengamatan kegiatan guru (lampiran M); 6) Perencanaan lembar angket tanggapan siswa Siklus II (lampiran Q); 7) Perencanaan lembar catatan lapangan Siklus II (lampiran P);

8) Perencanaan evaluasi akhir siklus, yaitu: a) Soal Tes Akhir Siklus II (lampiran K); b) Kunci Soal Tes Akhir Siklus II (lampiran L); b. Pelaksanaan Rencana (Acting) dan Observasi

a. Guru melakukan apersepsi, guru mengulang kembali materi Kenampakan Alam Negara-Negara Tetangga yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya.

i) Apakah nama sungai terbesar di Negara Thailand?

ii) Coba sebutkan nama-nama negara tetangga yang berbentuk kepulauan!

b. Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi Profil Negara-Negara Tetangga.

c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

d. Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok baru yang telah ditentukan(lampiran D).


(31)

e. Guru mempresentasikan pengetahuan deklaratif tentang Kenampakan Alam dan Sosial Negara-Negara Tetangga, terutama mengacu pada Materi Profil Negara-Negara Tetangga

f. Guru membagi lembar kerja LKS (lampiran H) pada semua kelompok untuk diselesaikan. Selanjutnya, berkeliling ke setiap kelompok. Guru bersama kolabolator mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan pengarahan pada kelompok yang memerlukan serta mencatat kejadian atau hal-hal penting pada lembar catatan lapangan.

g. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab membahas pemasalahan pada setiap kelompok.

h. Guru memberikan tes tertulis (lampiran K) untuk dikerjakan secara individu. i. Secara klasikal guru menekankan materi penting yang harus dipelajari siswa

dan merangkum materi.

j. Guru membimbing siswa untuk mengisi lembar angket yang sebelumnya telah dibagikan.

k. Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

l. Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok terbaik berdasarkan skor rata-rata yang telah dicapai dengan kategori kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super.

c) Refleksi

Pada tahap ini, peneliti dengan bimbingan kolabolator melakukan analisis menyeluruh terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Diharapkan pada Siklus II, prestasi belajar IPS kelas VI SDN Pagowan 02 pada materi


(32)

“Kenampakaan Alam dan Sosial Negara-Negara Tetangga di Kawasan Asia Tenggara” telah memenuhi semua kriteria keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Selanjutnya peneliti dapat mengambil kesimpulan baik secara global maupun secara detail terhadap hasil penelitian ini.

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini sangat diperlukan. Data yang akurat sangat membantu dalam melakukan tindakan dan pengambilan kesimpulan. Data yang dijaring adalah data awal dan data pada saat pelaksanaan penelitian. Untuk keperluan itu diperlukan instrumen antara lain : 1) lembar pengamatan untuk guru; 2) lembar pengamatan untuk siswa; 3) angket tanggapan siswa; 4) format catatan lapangan; 5) lembar kerja siswa; 6) lembar soal tes akhir siklus

Adapun waktu pengumpulan data yaitu pada setiap akhir pembelajaran di setiap siklus.

D. Analisis Data

Analisis Data yang telah terkumpul menggunakan analisis deskriptif memaparkan hasil pengamatan, dan hasil angket pada setiap akhir siklus dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus dan tabulasi sederhana secara kuantitatif. Prosedur analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berkut:

1. Analisis Data Nilai Tes Tulis (Hasil Belajar Siswa) a. Format Analisis Nilai Tes Tulis

N

o maNa Nomor dan Skor soal Jmlsk

or

nil

ai KKM Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0


(33)

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

b. Kriteria Penilaian

1) Nilai siswa, dengan rumus: nilai siswa =

SS

SM x 100

Ket.

SS

= jumlah skor siswa

SM

= jumlah skor maksimal

2) KKM pada penelitian ini adalah 60 (enam puluh) 3) Ketuntasan, dengan kriteria sebagai berikut:

Tuntas : jika nilai siswa sama atau diatas KKM Tidak Tuntas : jika kurang dari KKM

4) Rata-rata kelas, dengan rumus: rata-rata kelas =

NSS

S

Ket.

NSS

= jumlah nilai seluruh siswa

S

= jumlah siswa

5) Prosentase ketuntasan siswa secara klasikal, dengan rumus:

Ketuntasan Klasikal =

A

B x 100%

Ket.

A

= jumlah siswa yang mencapai KKM

B

= jumlah seluruh siswa dalam kelas

6) Perhitungan skor individual

Skor Tes Skor Perkembangan


(34)

a. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

b. 10 hingga 1 poin di bawah skuo awal 10

c. Skor awal sampai 10 poin di atasnya 20

d. Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30

e. Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) 30 7) Perhitungan skor kelompok

Skor Kelompok =

SI

S

Ket.

SI

= jumlah skor individual siswa dalam kelompok

S

= jumlah seluruh siswa dalam kelompok

2. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa a. Format Analisis Observasi Aktivitas Siswa

No Nama

Aspek yang diobservasi

Jumlah

skor %

Pengerjaan

tugas Bertanya kelompokBekerja

Perhatian terhadap pelajaran

1 2 3 1 2 3 1 2 2 1 2 3

Jumlah Prosentase b. Kriteria Penilaian

Aspek Kriteria Kemampuan Skor

Pengerjaan tugas

mengerjakan tugas dan berpartisipasi selama pembelajaran

berlangsung 3

mengerjakan tugas dan tidak berpartisipasi selama

pembelajaran berlangsung 2

tidak mengerjakan tugas dan tidak berpartisipasi selama

pembelajaran berlangsung 1

Bertanya

bertanya kepada guru lebih dari 2 kali 3

minimal 1 kali 2

tidak pernah bertanya 1

Bekerja kelompok

berinteraksi dan dapat membantu teman sekelompok yang

mengalami kesulitan 3

berinteraksi dan tidak dapat membantu teman sekelompok

yang mengalami kesulitan 2

bekerja sendiri dan tidak dapat berinteraksi dalam


(35)

Perhatian terhadap pelajaran

memperhatikan interaksi dan penjelasan guru dengan

seksama 3

memperhatikan interaksi dan penjelasan guru tetapi terlihat

kurang serius 2

hanya sesekali saja memperhatikan dan kurang serius 1 Skor maksimal = 12

E. Indikator Keberhasilan Penelitian

Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika mencapai indikator yang sudah ditetapkan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Rata-rata kelas sekurang-kurangnya mencapai nilai 65;

2. Adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dari tindakan awal sampai tindakan akhir

3. Sekurang-kurangnya ada 85% siswa dalam kelas yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM pada materi ini adalah 60 (enam puluh).


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.

Arifin, Anwar , . 2003 .Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas . Jakarta : Depag

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta

Basrowi, Suwandi. 2008 . Prosedur Penelitian Tindakan Kelas . Bogor : Ghalia Indonesia.

Depdiknas. 2008 . Kurikulum Kelas VI SD . Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. 2008 . Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hamalik, Oemar. 1994. Metode Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti. Haryanto . 2002 . IPS untuk SD Kelas VI. Yogyakarta : Penerbit Erlangga. Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Isjoni. 2009 . Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik . Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Iskandar . 2009 . Penelitian Tindakan Kelas . Ciputat : Gaung Persada Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta. Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Ruseffendi, E.T. 1988 . Pengajaran Modern dan Masa Kini Seri Pertama . Bandung : Tarsito.

Surya, Mohamad . 2005 . Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran . Jakarta : Pustaka Bani Quraisy

Surya, Muhammad. 2007 . Dasar – Dasar Kependidikan di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(37)

Identifikasi Permasalahan Tes Refleksi Awal

Tes Akhir Siklus I

Sikl us I

Perencanaan (direvisi)

Perencanaan

Tindakan & observasi

Refleksi

Sikl us II Tindakan & observasi

Refleksi

Laporan Tes Akir Siklus II

LAMPIRAN A

DIAGRAM ALUR PROSEDUR TINDAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(38)

LAMPIRAN B

DATA SUBJEK

PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATA PELAJARAN IPS

SDN PAGOWAN 02 KELAS : VI

No Nama Siswa Kota Kelahiran L / P

1 Ranisha Trie Lestari Lumajang P 2 Fengki Andrias Lumajang L 3 Agung Frengki Lumajang L 4 Amalia Nur Azizah Lumajang P 5 Abdul Ghofar Wahid Lumajang L

6 Dwi Mariati Lumajang P

7 Dian Indah Safitri Lumajang P 8 Firman Rido’i Lumajang L 9 Hesti Violita Islamiyah Lumajang P 10 Ivan Bagus Prayoga Lumajang L 11 Istamala Idha Retnoningsih Wamena P 12 Ida Febriani Lumajang P 13 Ilham Deni Kurniawan Lumajang L 14 Kiki Widyasari Lumajang P 15 Muhammad Ujang Jaimuri Lumajang L 16 Mohamad Ridwan Lumajang L 17 Muhammad Riki ido Saputra Lumajang L 18 Muhammad Edwin Febi Surya Lumajang L 19 Muhammad Saiful Rijal Lumajang L 20 Muhammad Okik Lumajang L 21 Nur Badilah Lumajang P 22 Nur Alih Sania Lumajang P 23 Prayogi Kholilul Mustakhim Lumajang L

24 Rio Fauzi Lumajang L

25 Ria Anggraini Lumajang P 26 Roudlotul Jannah Lumajang P

27 Sifak Lumajang L

28 Umroatul Hafifah Lumajang P 29 Windi Prastika Lumajang P 30 Wahyu Janwar Angga K. Lumajang L 31 Yudi Santoso Lumajang L 32 Riska Khofiatul Widiyastuti Lumajang P


(39)

33 Muhammad Bayu Anggun C. Lumajang L

LAMPIRAN C

DAFTAR KELOMPOK BELAJAR SIKLUS I

Kelompok Malaysia No Nama Siswa

1 Ranisha Trie Lestari 2 Fengki Andrias 3 Agung Frengki 4 Amalia Nur Azizah

Kelompok Thailand No Nama Siswa

1 Hesti Violita Islamiyah 2 Ivan Bagus Prayoga 3 Istamala Idha R. 4 Ida Febriani

Kelompok Kamboja No Nama Siswa

1 M.Riki ido Saputra 2 M. Edwin Febi Surya 3 Muhammad Saiful R. 4 Muhammad Okik

Kelompok Laos No Nama Siswa

1 Ria Anggraini 2 Roudlotul Jannah 3 Sifak

4 Umroatul Hafifah

Kelompok Singapura No Nama Siswa

1 Abdul Ghofar Wahid 2 Dwi Mariati

3 Dian Indah Safitri 4 Firman Rido’i

Kelompok Philipina No Nama Siswa

1 Ilham Deni Kurniawan 2 Kiki Widyasari 3 Muhammad Ujang J. 4 Mohamad Ridwan

Kelompok Vietnam No Nama Siswa

1 Nur Badilah 2 Nur Alih Sania 3 Prayogi Kholilul M. 4 Rio Fauzi

Kelompok Myanmar No Nama Siswa

1 Windi Prastika 2 Wahyu Janwar A.K. 3 Yudi Santoso 4 Riska Khofiatul W. 5 Muhammad Bayu A.C.


(40)

LAMPIRAN D

DAFTAR KELOMPOK BELAJAR SIKLUS II

Kelompok Bangkok No Nama Siswa

1 Nur Badilah 2 Nur Alih Sania 3 Agung Frengki 4 Amalia Nur Azizah

Kelompok Jakarta No Nama Siswa

1 Dian Indah Safitri 2 Firman Rido’i

3 Ilham Deni Kurniawan 4 Kiki Widyasari

Kelompok Manila No Nama Siswa

1 Nur Badilah 2 Nur Alih Sania 3 Ria Anggraini 4 Roudlotul Jannah

Kelompok Phnom Penh No Nama Siswa

1 Muhammad Saiful R. 2 Muhammad Okik 3 Windi Prastika 4 Wahyu Janwar A.K.

Kelompok Bandar Seri Bengawan No Nama Siswa

1 Hesti Violita Islamiyah 2 Ivan Bagus Prayoga 3 Muhammad Ujang J. 4 Mohamad Ridwan

Kelompok Rangoon No Nama Siswa

1 Abdul Ghofar Wahid 2 Dwi Mariati

3 Ranisha Trie Lestari 4 Fengki Andrias

Kelompok Vientiane No Nama Siswa

1 M.Riki ido Saputra 2 M. Edwin Febi Surya 3 Sifak

4 Umroatul Hafifah

Kelompok Kuala Lumpur No Nama Siswa

1 Prayogi Kholilul M. 2 Rio Fauzi

3 Yudi Santoso 4 Riska Khofiatul W. 5 Muhammad Bayu A.C.


(41)

LAMPIRAN E

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Satuan pendidikan : SDN Pagowan 02 Mata Pelajaran : IPS

Kelas/Semester : VI/I

Alokasi Waktu : 2 × 35 menit

I. Standar Kompetensi: 1. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara, serta benua-benua.

II. Kompetensi Dasar : 1.2 Membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga.

III. Indikator : Kognitif

A. Produk

1. Mendaftar nama negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

2. Mengidentifikasi kenampakan alam Negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

3. Mendaftar luas daerah Negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

B. Proses

1. Menemukenali batas Negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

2. Menemukenali nama gunung dan sungai Negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

Psikomotor

1. Membuat daftar nama negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

2. Membuat daftar kenampakan alam negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

Afektif

1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: cinta tanah air, bangga berbangsa Indonesia, bekerjasama, kreatif, teliti, jujur dan peduli.

2. Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: menyumbang ide/pendapat dengan komunikatif, menjadi pendengar yang baik, terampil bertanya. IV. Tujuan Pembelajaran


(42)

Kognitif A. Produk

1 Melalui kegiatan tanya jawab, siswa dapat mendaftar nama negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

2 Disediakan LKS Siklus I, siswa dapat mengidentifikasi kenampakan alam Negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

3 Disediakan LKS Siklus I, siswa dapat mendaftar luas daerah Negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

B. Proses

1. Melalui kegiatan tanya jawab, siswa dapat menemukenali batas Negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

2. Disediakan LKS Siklus I, siswa dapat menemukenali nama gunung dan sungai Negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

Psikomotor

1. Disediakan LKS Siklus I, siswa dapat membuat daftar nama negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

2. Disediakan LKS Siklus I, siswa dapat membuat daftar kenampakan alam negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

Afektif

1. Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: cinta tanah air, bangga berbangsa Indonesia, bekerjasama, kreatif, teliti, jujur dan peduli.

2. Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: menyumbang ide/pendapat dengan komunikatif, menjadi pendengar yang baik, terampil bertanya

V. Materi Ajar


(43)

Berdasarkan letak geografisnya, negara Indonesia berada di kawasan Asia Tenggara yang terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia serta di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Dengan demikian yang termasuk negara tetangga adalah negara-negara yang berada di kawasan

Asia Tenggara yang meliputi Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Myanmar, Kamboja, Vietnam, Laos, dan Timor Leste. Selain negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara tersebut, negara tetangga Indonesia juga meliputi Papua Nugini yang berbatasan langsung dan berbagi wilayah dengan Indonesia di sebelah Timur tepatnya di Pulau Papua, serta negara Australia yang berada di sebelah Tenggara negara kita.

Negara tetangga Indonesia khususnya negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara bergabung dalam suatu perhimpunan yang disebut ASEAN (Association of South East Asian Nations).

Kawasan Asia Tenggara terletak antara 28OLU-11OLS dan 92OBT-141OBT.

Batas wilayah kawasan Asia Tenggara adalah berikut ini.

- Sebelah Utara : Asia Timur dan Samudra Pasifik - Sebelah Selatan : Samudra Hindia

- Sebelah Timur : Samudra Pasifik

- Sebelah Barat : Samudra Hindia dan Teluk Benggala

Negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Filipina, Myanmar, Laos, Kamboja, Vietnam, dan Timor Leste. Wilayah kawasan Asia Tenggara sebagian berbentuk kepulauan seperti Indonesia, Singapura, dan Filipina. Sementara lainnya terletak di daratan Asia yaitu terletak di Semenanjung Indocina dan Semenanjung Malaka. Karena sebagian besar wilayahnya berbentuk kepulauan maka kawasan Asia Tenggara memiliki wilayah perairan yang cukup luas.


(44)

adalah Laut Cina Selatan, Laut Sulawesi, Laut Jawa, Laut Arafuru, Laut Timor, Laut Banda, dan sebagainya.

Kawasan Asia Tenggara beriklim tropis-basah dengan curah hujan yang lebat pada periode-periode musim tertentu. Keadaan demikian memungkinkan wilayah Asia Tenggara menjadi daerah pertanian yang subur.Ada dua bidang pertanian yang dominan,yaitu pengelolaan pertanian untuk bahan makanan dan pengelolaan perkebunan dan kehutanan untuk menyediakan bahan baku industri.

Sementara itu kawasan Asia Tenggara juga memiliki bentang alam daratan yang sangat bervariasi. Berikut ini beberapa kenampakan alam negara-negara kawasan Asia Tenggara secara umum.

a . Pegunungan

Secara geologis, kawasan Asia Tenggara merupakan pertemuan pegunungan muda Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Rangkaian pegunungan ini bertemu di Indonesia Timur, di perairan Maluku. Kondisi tersebut menyebabkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara banyak terdapat gunung api aktif terutama Indonesia dan Filipina. Selain pegunungan muda, kawasan Asia Tenggara juga dilalui pegunungan tua yang ditandai dengan rangkaian pegunungan yang sudah tidak aktif lagi. Pegunungan ini banyak terdapat di Thailand, Pegunungan Annam di

Semenanjung Indocina, Pegunungan Arakan Yoma di Myanmar, Pegunungan di Semenanjung Malaka, dan pegunungan yang terdapat di Kalimantan.

b. Dataran Rendah

Dataran rendah di Asia Tenggara tersebar di berbagai negara, antara lain di Indonesia terdapat di wilayah Timur Sumatera, Pantai Utara Jawa, wilayah Selatan Papua, dan di sekitar sungai-sungai besar yang mengalir di wilayah Indonesia; di Malaysia terdapat di bagian Barat Semenanjung Malaka, di Thailand terdapat di Thailand Tengah dan lembah Sungai Chao Phraya; di Vietnam terdapat di delta Sungai Mekong

c. Dataran Tinggi

Bentang alam dataran tinggi di kawasan Asia Tenggara, antara lain Dataran Tinggi Bandung, Dataran Tinggi Dieng dan Dataran Tinggi Gayo di Indonesia;


(45)

Dataran Tinggi Bolovens di Laos; Dataran Tinggi Korat di Thailand; dan Dataran Tinggi Tonkin di Vietnam.

d . Sungai dan Danau

Sungai-sungai utama di kawasan Asia Tenggara antara lain Sungai Kapuas, Sungai Musi, Sungai Salween, Sungai Chao Phraya, dan Sungai Mekong. Ada pun danau-danau utamanya meliputi Danau Toba (Indonesia) dan Danau Tonle Sap (Kamboja).

VI. Metode Pembelajaran 1. Informasi/Ceramah 2. Diskusi

3. Penugasan 4. Tanya jawab

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (±10 menit)

a. Guru menkomunikasikan garis besar indikator produk, proses, psikomotor dan perilaku berkarakter dan keterampilan sosial yang akan dipelajari.

b. Guru melakukan apersepsi, guru melakukan tanya jawab dengan siswa i) Coba sebutkan beberapa nama negara-negara tetangga kita?

ii) Apakah kalian tahu ada berapa negara yang ikut serta dalam ASEAN? c. Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi Kenampakan Alam

Negara-Negara Tetangga yang akan dibahas.

d. Guru membimbing siswa untuk berkelompok dengan 4 siswa setiap kelompok duduk berhadapan. Kelompok didasarkan pada pengetahuan siswa tentang IPS yang di dapat dari hasil tes refleksi awal (lampiran C).

2. Kegiatan Inti (±50 menit)

Eksplorasi

a. Guru mempresentasikan pengetahuan deklaratif tentang Kenampakan Alam dan Sosial Negara-Negara Tetangga, terutama mengacu pada Materi Profil Negara-Negara Tetangga..

b. Dengan memegang media Kartu Ateng , guru menjelaskan tentang cara belajar dan bermain dengan baik menggunakan media tersebut, sedangkan kolabolator mengamati.


(46)

c. Guru membagi lembar kerja LKS (lampiran G) dan bahan yang dibutuhkan pada semua kelompok untuk diselesaikan.

d. Guru berkeliling ke setiap kelompok. Guru bersama kolabolator mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan pengarahan pada kelompok yang memerlukan serta mencatat kejadian atau hal-hal penting pada lembar catatan lapangan.

e. Guru bersama siswa dengan tanya jawab membahas pemasalahan pada setiap kelompok.

Konfirmasi

f. Guru memberikan tes akhir siklus (lampiran I) untuk dikerjakan secara individu.

g. Secara klasikal guru menekankan materi penting yang harus dipelajari siswa. 3. Kegiatan Akhir (±10 menit)

a. Guru bersama siswa merangkum materi

b. Guru membimbing siswa untuk mengisi lembar angket yang sebelumnya telah dibagikan.

c. Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

d. Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok terbaik berdasarkan skor rata-rata yang telah dicapai dengan kategori kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super.

VIII. Alat/Bahan/Sumber Belajar

a. KTSP 2006 / Kurikulum SDN Pagowan 02 b. Standar Isi Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar c. Buku IPS 6 halaman 21-32.

d. Lembar Kerja Siswa IX. Penilaian

1. Tes tertulis

A. Pilihlah jawaban yang tepat di bawah ini!

1. Negara tetangga yang paling dekat dengan negara kita adalah ... . a. Singapura dan Malaysia

b.Thailand dan Singapura

c. Brunei Darussalam dan Myanmar d. Malaysia dan Kamboja

2. Gunung tertinggi di negara Brunei Darussalam adalah Gunung . . . . a. Doi Inthanon b. Pagon c. Bia d. Krakatau 3. Pulau terbesar di negara Singapura adalah pulau ... .


(47)

4. Negara di bawah ini yang dilalui oleh Pegunungan Muda Sirkum Pasifik adalah ....

a.Myanmar c.Brunei Darussalam b. Thailand d. Filipina 5. Sungai yang mengalir di Thailand adalah . . . .

a. Musi b. Irawadi c. Chao Phraya d. Mekong

B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Sungai terpanjang di Brunei Darussalam adalah . . . .

2. Sungai yang alirannya melewati negara Laos, Kamboja dan Vietnam adalah sungai . . . .

3. Wilayah Vietnam didominasi oleh dataran . . . .

4. Antara negara Indonesia dan Singapura dipisahkan oleh …. 5. Puncak tertinggi negara Thailand adalah ….

C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas! 1. Sebutkan negara tetangga yang berbatasan langsung dengan wilayah

Indonesia!

2. Sebutkan dua sungai di Negara Vietnam! 3. Sebutkan dua pegunungan di Negara Filipina!

4. Mengapa negara-negara di Asia Tenggara rawan terjadi bencana banjir dan gempa bumi?

5. Jelaskan beberapa persamaan kenampakan alam antara Indonesia dengan negara Filipina!

2. Kinerja/Perbuatan

Tingkah laku siswa, minat belajar, sikap, keaktifan dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, serta keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Guru Peneliti

SITI FATOKAH INDAH KURNIA, S.Pd. NIP. 19680903 199110 2 001


(48)

LAMPIRAN F

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Satuan pendidikan : SDN Pagowan 02 Mata Pelajaran : IPS

Kelas/Semester : VI/I

Alokasi Waktu : 2 × 35 menit

I. Standar Kompetensi : 1. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara, serta benua-benua.

II. Kompetensi Dasar : 1.2 Membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga.

III. Indikator : Kognitif

A. Produk

1. Menyebutkan nama-nama Negara Asia Tenggara.


(49)

3. Mengidentifikasi nama ibukota Negara Asia Tenggara.

4. Mengidentifikasi mata uang Negara Asia Tenggara.

B. Proses

1. Menemutunjukkan nama-nama Negara Asia Tenggara beserta ibukotanya. 2. Menemukenali bentuk pemerintahan Negara Asia Tenggara.

3. Menemutunjukkan bendera-bendera Negara Asia Tenggara. Psikomotor

1. Membuat daftar nama-nama Negara Asia Tenggara beserta ibukotanya. 2. Memasang beberapa Negara Asia Tenggara dengan nama mata uang,

ibukota, lagu kebangsaan serta bahasa resmi. Afektif

1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: cinta tanah air, saling menghargai, bekerjasama, kreatif, teliti, jujur dan peduli.

2. Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: menyumbang ide/pendapat dengan komunikatif, menjadi pendengar yang baik, terampil bertanya. IV. Tujuan Pembelajaran

Kognitif A. Produk

1 Disediakan LKS Siklus II, siswa dapat menyebutkan nama-nama Negara Asia Tenggara.

2 Disediakan LKS Siklus II, siswa dapat mengidentifikasi bentuk pemerintahan Negara Asia Tenggara.

3 Disediakan LKS Siklus II, siswa dapat mengidentifikasi nama ibukota

Negara Asia Tenggara.

4 Disediakan LKS Siklus II, siswa dapat mengidentifikasi mata uang Negara Asia Tenggara.

B. Proses

1. Disediakan peta wilayah Asia Tenggara, siswa dapat Menemutunjukkan nama-nama Negara Asia Tenggara beserta ibukotanya.

2. Disediakan LKS Siklus II, siswa dapat menemukenali bentuk pemerintahan Negara Asia Tenggara.

3. Disediakan kumpulan gambar bendera beberapa negara, siswa dapat menemutunjukkan bendera-bendera Negara Asia Tenggara.

Psikomotor

1. Disediakan LKS Siklus II, siswa dapat membuat daftar nama-nama Negara Asia Tenggara beserta ibukotanya.


(50)

2. Disediakan LKS Siklus II, siswa dapat Memasang beberapa Negara Asia Tenggara dengan nama mata uang, ibukota, lagu kebangsaan serta bahasa resmi.

Afektif

1. Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: cinta tanah air, saling menghargai, bekerjasama, kreatif, teliti, jujur dan peduli.

2. Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: menyumbang ide/pendapat dengan komunikatif, menjadi pendengar yang baik, terampil bertanya. V. Materi Ajar

Profil Negara Asia Tenggara 1. Malaysia

Ibukota Negara : Kuala Lumpur Luas Wilayah : 329.758 km²

Kepala Negara : Yang Dipertuan Agong Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri

Penduduk : Sebagian besar suku Melayu dan Cina, sebagian India dan Arab.

Hasil utama : Timah, karet, dan kelapa sawit Pemerintahan : Kerajaan Konstitutional

Agama : Islam, Buddha, Kong Hu Cu, dan Kristen

Bahasa : Melayu

Lagu Kebangsaan : Negaraku

Mata uang : Ringgit

Malaysia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang terdiri atas beraneka ragam suku bangsa dan kaya akan sumber daya alam. Negara ini tumbuh menjadi salah satu negara maju di kawasan Asia Tenggara.

2. Singapura

Ibukota : Singapura


(51)

Kepala Negara : Presiden

Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri

Penduduk : Sebagian besar suku Cina, lainnya Melayu India dan Inggris

Hasil utama : Industri, perdagangan, dan jasa

Bahasa : Inggris (resmi), Melayu, Cina, dan Tamil Agama : Buddha, Hindu, Kristen, dan Islam Lagu Kebangsaan : Majulah Singapura

Mata Uang : Dolar Singapura

Singapura adalah negara terkecil di kawasan Asia Tenggara. Namun, tingkat kemakmuran negara ini setara dengan negara-negara di Eropa Barat, sehingga menjadikan Singapura sebagai salah satu Negara yang makmur dan modern di Asia.

3. Brunei Darussalam

Ibukota Negara : Bandar Seri Begawan Luas Wilayah : 5765 km²

Kepala Negara : Sultan Kepala Pemerintahan : Sultan

Peduduk : Sebagian besar orang Melayu, lainnya Cina dan Dayak

Hasil utama : Minyak bumi dan gas alam Bahasa : Melayu, Inggris, Cina Lagu kebangsaan : Allah peliharakan Sultan Mata Uang : Dolar Brunei

Brunei Darussalam adalah salah satu negara kerajaan di Asia Tenggara yang terletak di Pulau Kalimantan bagian besar utara. Brunei Darussalam terdiri dari dua wilayah yang dipisahkan oleh daratan Malaysia.

4. Thailand

Ibukota : Bangkok


(52)

Kepala Negara : Raja

Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri

Penduduk : Bangsa Thai, lainnya keturunan Cina dan Melayu Hasil utama : Beras, karet, dan industri

Bahasa : Thai

Lagu kebangsaan : Pleng Chat Thai

Mata Uang : Bath

Thailand atau Muangthai artinya negeri atau tanah merdeka. Thailand merupakan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh Negara Barat. Negara ini terkenal dengan sebutan negeri gajah putih. Sebutan ini diberikan pada Thailand karena dalam kehidupan sehari-hari gajah sangat berperan penting, terutama sebagai sarana transportasi dan pengangkut.

5. Myanmar

Ibukota : Rangoon

Luas Wilayah : 676.577km² Kepala Negara : Presiden

Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri

Penduduk : Suku Birma, Karen, Shan, Rakhin, Mon Kachin, dan China

Hasil utama : Minyak, tembaga, beras, jagung, dan kapas Lagu kebangsaan : Our Free Homeland

Mata Uang : Kyat

Myanmar merupakan negara republik sosialis dan termasuk salah satu negara yang kurang berkembang di kawasan Asia Tenggara. Dahulu, negara ini lebih dikenal dengan nama Burma

6. Vietnam

Ibukota : Hanoi

Luas wilayah : 331.041 km² Kepala Negara : Presiden


(53)

KepalaPemerintahan : Perdana Menteri

Penduduk : Suku bangsa Vietnam, lainnya Cina, Thai, Khmer, Muong, Meo, dan Cham

Hasil utama : Beras, jagung, karet, kayu jati, dan batu bara

Bahasa : Vietnam

Agama : Buddha, Kristen, Tao dan Kong Hu Cu Lagu Kebangsaan : Forward Soldier

Mata Uang : Dong

Vietnam adalah negara sosialis yang terletak di Semenanjung Indocina. Vietnam dikenal sebagai lumbung padi karena kesuburan tanahnya yang berada di delta Sungai Songka (Sungai Merah) dan Sungai Mekong. Pada abad ke-20, penduduknya pernah menderita akibat perang dan penindasan

7. Kamboja

Ibukota : Phnom Penh

Luas wilayah : 181.035 km² Kepala Negara : Raja

Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri Penduduk : Khmer, Vietnam, Cina Hasil utama : Beras, kopi, dan karet Bahasa : Khmer (resmi), Prancis

Agama : Buddha; Islam

Lagu kebangsaan : Our Country

Mata Uang : Riel

Negara Kamboja terletak di bagian Barat Daya Semenanjung Indocina. Negara ini sering mengalami konflik. Konflik yang terus terjadi dan seringnya pergantian pemerintahan telah menyebabkan Kamboja terpuruk menjadi salah satu negara paling miskin di Asia.

8. Laos


(54)

Luas wilayah : 236.800 km² Kepala Negara : Presiden

Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri

Penduduk : Lao, Mon-Khmer, Meo, Yao, dan Thai Hasil utama : Padi dan jagung

Bahasa : Lao (resmi), Palaungwa, Thai, Khmer Agama : Buddha, Kristen, dan Animisme Lagu kebangsaan : Pheng Xat Lao

Mata uang : Kip

Laos merupakan negara yang berada di bawah pemerintahan komunis. Penduduknya sedikit dan miskin. Wilayahnya terkurung daratan dan bergunung-gunung.

9. Filipina

Ibukota : Manila

Luas wilayah : 300.076 km² Kepala Negara : Presiden Kepala Pemerintahan : Presiden

Penduduk : Melayu, Mestizo

Hasil utama : Kopi,gula,karet,danhasilindustri

Bahasa : Filipino (Tagalog), Inggris, dan Spanyol

Agama : Katolik dan Islam

Lagu kebangsaan : Lupang Hinirang

Mata uang : Peso

Filipina adalah negara yang mendiami rangkaian kepulauan yang terletak di sebelah Utara lepas pantai Pulau Sulawesi. Wilayah Filipina terdiri atas 7.107 pulau. Namun, hanya sedikit pulau yang dihuni. Dua pulau besar, Luzon di sebelah Utara dan Mindanao di Selatan terpisah sangat jauh dan mendukung dua per tiga dari total luas daratan Filipina.


(55)

Ibukota : Dili

Luas wilayah : 14.874 km² Kepala Negara : Presiden

Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri

Penduduk : SukuTimor,vBelu, Tetun, Galo, dan Nambi Hasil utama : Hasil pertanian

Bahasa : Tetun, Portugis

Agama : Katolik, Kristen, Islam, Hindu

Mata uang : Dolar AS

Timor Leste (Timor Timur) adalah negara yang secara resmi merdeka pada 20 Mei 2002. Sebelum merdeka, negara ini pernah menjadi bagian wilayah negara Indonesia.

VI. Metode Pembelajaran 1. Informasi/Ceramah 2. Diskusi

3. Penugasan 4. Tanya jawab

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (±10 menit)

a. Guru melakukan apersepsi, guru mengulang kembali materi Kenampakan Alam Negara-Negara Tetangga yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya.

i) Apakah nama sungai terbesar di Negara Thailand?

ii) Coba sebutkan nama-nama negara tetangga yang berbentuk kepulauan! b. Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi Profil

Negara-Negara Tetangga.


(56)

d. Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok baru yang telah ditentukan(lampiran D).

2. Kegiatan Inti (±85 menit)

Eksplorasi

a. Guru membimbing siswa untuk membaca materi Profil Negara-Negara di Asia Tenggara

b. Guru mempresentasikan pengetahuan deklaratif tentang Kenampakan Alam dan Sosial Negara-Negara Tetangga, terutama mengacu pada Materi Profil Negara-Negara Tetangga

Elaborasi

c. Guru membagi lembar kerja LKS (lampiran H) pada semua kelompok untuk diselesaikan.

d. Guru berkeliling ke setiap kelompok. Guru bersama kolabolator mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan pengarahan pada kelompok yang memerlukan serta mencatat kejadian atau hal-hal penting pada lembar catatan lapangan.

e. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab membahas pemasalahan pada setiap kelompok.

Konfirmasi

f. Guru memberikan tes tertulis (lampiran K) untuk dikerjakan secara individu. g. Secara klasikal guru menekankan materi penting yang harus dipelajari siswa


(57)

1. Kegiatan Akhir (±10 menit)

a. Guru bersama siswa merangkum materi.

b. Guru membimbing siswa untuk mengisi lembar angket yang sebelumnya telah dibagikan.

c. Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

d. Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok terbaik berdasarkan skor rata-rata yang telah dicapai dengan kategori kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super.

VIII. Alat/Bahan/Sumber Belajar

a. KTSP 2006 / Kurikulum SDN Pagowan 02 b. Standar Isi Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar c. Buku IPS VI halaman 48-66

d. Lembar Kerja Siswa e. Peta Asia Tenggara f. Kartu Ateng

IX. Penilaian 1. Tes tertulis

I. Pilihlah jawaban yang tepat di bawah ini!

1. Negara yang dahulu merupakan provinsi di Indonesia adalah ....

a. Singapura b. Timor Leste c. Papua Nugini d. Brunei Darussalam

2. Pakaian tradisional Vietnam yang dipakai pada acara pesta adalah . . . . a. kebaya b. Ao Dai c. kimono d. kurung songket

3. Sebagian besar penduduk di Singapura adalah suku . . . .

a. Thai b. Khmer c. Filipino d. Tionghoa 4. Sebagian besar masyarakat Filipina beragama . . . .

a. Islam b. Hindu c. Buddha d. Kristen 5. Salah satu ciri penduduk asli Asia Tenggara adalah . . . .

a. berkulit putih b. berbadan kecil c. berhidung mancung d. berbadan tinggi besar

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Bentuk pemerintahan negara Kamboja adalah ….

2. Secara geografis negara Vietnam di sebelah Timur berbatasan dengan …. 3. Negara terkecil di kawasan Asia Tenggara adalah ….

4. Lagu kebangsaan negara Filipina adalah …. 5. Mata Uang negara Thailand adalah ….


(58)

II. Jawablah dengan lengkap dan jelas! 1. Apakah lagu kebangsaan negara Malaysia?

2. Sebutkan tiga Negara di Asia Tenggara yang berbentuk Republik!

3. Sebutkan tiga suku bangsa yang tinggal di Negara Myanmar?

4. Sebutkan tiga Negara di Asia Tenggara yang berbentuk Kerajaan!

5. Sebutkan dua hasil utama dari Negara Brunei Darussalam?

2. Kinerja/Perbuatan

Tingkah laku siswa, minat belajar, sikap, keaktifan dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, serta keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Guru Peneliti

SITI FATOKAH INDAH KURNIA, S.Pd. NIP. 19680903 199110 2 001


(1)

...

Selamat Mengerjakan

...

LAMPIRAN L

LEMBAR KUNCI SOAL TES AKHIR SIKLUS II

I.

1) B

2) B

3) D

4) D

5) D

II.

1) Perdana Menteri

2) Laut Cina Selatan.

3) Singapura

4)

Lupang Hinirang

.

5)

Bath

III.

1) Negaraku

2) Singapura, Laos, Filipina

3) Birma, Karen, Shan

4) Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja.

5) Minyak bumi dan Gas alam.

LAMPIRAN M

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Mata Pelajaran

: IPS


(2)

Sekolah

: SDN Pagowan 02

Kelas

: VI (Enam)

Siklus ke

: ....

Kegiatan

Ya

Tidak

A.

Pendahuluan

1. Guru melakukan apersepsi

2. Guru memberikan motivasi

3. Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai

4. Guru menjelaskan langkah-langkah PBM

B. Kegiatan Inti

1. Guru mengelompokkan siswa

2. Guru mengontrol kesiapan siswa dalam berkelompok

3. Guru menjelaskan materi / memberi contoh

4. Guru mengamati kerja kelompok

5. Guru membantu kelompok

6. Guru memberikan pujian

7. Guru melakukan penilaian proses

8. Guru melakukan pengembangan materi pelajaran

C. Penutup

1. Guru membuat rangkuman materi bersama siswa

2. Guru melaksanakan tes

3. Guru memberikan tugas rumah

Kolabolator

LAMPIRAN N

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Siklus ke

: ....


(3)

Skor

%

Pengerjaan

tugas Bertanya kelompokBekerja

Perhatian terhadap pelajaran

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Ranisha Trie Lestari 2 Fengki Andrias 3 Agung Frengki 4 Amalia Nur Azizah 5 Abdul Ghofar Wahid 6 Dwi Mariati

7 Dian Indah Safitri 8 Firman Rido’i

9 Hesti Violita Islamiyah 10 Ivan Bagus Prayoga 11 Istamala Idha Retnoningsih 12 Ida Febriani

13 Ilham Deni Kurniawan 14 Kiki Widyasari

15 Muhammad Ujang Jaimuri 16 Mohamad Ridwan

17 Muhammad Riki ido Saputra 18 Muhammad Edwin Febi Surya 19 Muhammad Saiful Rijal 20 Muhammad Okik 21 Nur Badilah 22 Nur Alih Sania

23 Prayogi Kholilul Mustakhim 24 Rio Fauzi

25 Ria Anggraini 26 Roudlotul Jannah 27 Sifak

28 Umroatul Hafifah 29 Windi Prastika

30 Wahyu Janwar Angga K. 31 Yudi Santoso

32 Riska Khofiatul Widiyastuti 33 Muhammad Bayu Anggun C.

Jumlah

Prosentase

LAMPIRAN O

LEMBAR ANALISIS NILAI TES TULIS AKHIR SIKLUS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

No Nama

Nomor dan Skor Soal SkorJml Nilai KKM Ketuntasan


(4)

Ya tidak 1 Ranisha Trie Lestari

2 Fengki Andrias 3 Agung Frengki 4 Amalia Nur Azizah 5 Abdul Ghofar Wahid 6 Dwi Mariati

7 Dian Indah Safitri 8 Firman Rido’i

9 Hesti Violita Islamiyah 10 Ivan Bagus Prayoga 11 Istamala Idha Retnoningsih 12 Ida Febriani

13 Ilham Deni Kurniawan 14 Kiki Widyasari

15 Muhammad Ujang Jaimuri 16 Mohamad Ridwan 17 M. Riki ido Saputra 18 M. Edwin Febi Surya 19 Muhammad Saiful Rijal 20 Muhammad Okik 21 Nur Badilah 22 Nur Alih Sania 23 Prayogi Kholilul Mustakhim 24 Rio Fauzi 25 Ria Anggraini 26 Roudlotul Jannah 27 Sifak

28 Umroatul Hafifah 29 Windi Prastika

30 Wahyu Janwar Angga K. 31 Yudi Santoso

32 Riska Khofiatul W. 33 M. Bayu Anggun C.

Rata-rata kelas

LAMPIRAN P


(5)

Mata Pelajaran

: IPS

Hari, Tanggal:

Materi Pelajaran

: Negara Asia Tenggara

Waktu

:

Kelas

: VI (Enam)

Siklus ke

:

Nama Guru

: SITI FATOKAH INDAH KURNIA, S.Pd.

LAMPIRAN Q


(6)

Mata Pelajaran

: IPS

Hari, Tanggal:

Materi Pelajaran

: Negara Asia Tenggara

Waktu

:

Kelas

: VI (Enam)

Siklus ke

:

Nama Guru

: SITI FATOKAH INDAH KURNIA, S.Pd.

Petunjuk

: Berilah tanda (

) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu !

No

Pertanyaan

Ya

Tidak

Ket

1.

Menurut anda apakah model belajar ini baru ?

2.

Apakah anda sebelumnya pernah

mendapatkan ?

3.

Jika pernah, di kelas berapa ?

4.

Apakah anda mengalami kesulitan dalam

pembelajaran ?

5.

Menurut anda apakah model belajar ini

menyenangkan ?

6.

Jika “Ya” apakah perlu diteruskan ?

Nama Siswa :