PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 15 Bandung).

(1)

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

(Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 15 Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh Jenal Mutaqin

NIM 1105722

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

(Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 15 Bandung)

Jenal Mutaqin NIM. 1105722

Sebuah skripsi yang digunakan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

© JENAL MUTAQIN, 2015

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA MEI 2015

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotokopi, atau dengan cara lainnya tanpa seizin penulis.


(3)

JENAL MUTAQIN

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

(Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 15 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: PEMBIMBING I,

Prof. Dr. H. Endang Danial AR, M. Pd., M. Si. NIP 19500502 197603 1 002

PEMBIMBING II,

Drs. H. Rahmat, M. Si. NIP 19580915 198603 1 003

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed NIP 19630820 198803 1 001


(4)

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

(Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 15 Bandung) Jenal Mutaqin, NIM: 1105722

ABSTRAK

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu mata pelajaran di persekolahan yang masih terkesan sebagai mata pelajaran yang kurang menarik, kurang variatif serta teacher centered. Hal ini disebabkan karena masih terdapat guru Pendidikan Kewarganegaraan yang kurang variatif dalam hal media pembelajaran, sehingga kurangnya motivasi belajar siswa yang berakibat pada rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa. Berdasarkan latar belakang hal tersebut, peneliti mencoba meneliti tentang penggunaan media poster sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan berpikir kritis siswa sehingga melalui media poster diharapkan siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan menggunakan metode studi deskriptif. Pengumpulan data dalam bentuk wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam merencanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan media poster terlebih dahulu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang terintegrasi dari silabus dan kurikulum yang kemudian divisualisasikan secara manual maupun memanfaatkan software yang tersedia dalam komputer. Dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan guru menggunakan media poster yang disesuaikan dengan metode pembelajaran, dalam pelaksanaan pembelajarannya pun memperlihatkan aktifitas siswa dan guru menggunakan media poster menjadikan suasana kelas lebih aktif dan kritis dalam pembelajaran. Respon siswa dalam pembelajaran media poster ditunjukkan dengan keberanian mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan disertai alasan logis, analisis pemecahan permasalahan yang ada, serta perkembangan mengevaluasi pembelajaran. Kendala yang muncul berkenaan dengan proses memvisualisasikan materi ke dalam media poster yang membutuhkan waktu dan keterampilan khusus. Upaya yang dilakukan yakni meningkatkan dan mengoptimalkan keterampilan guru dalam pembuatan pembelajaran media poster. Maka dapat disimpulkan bahwa media poster mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Kata kunci:


(5)

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE USE OF MEDIA POSTERS TO ENHANCE THE CRITICAL THINKING LEARNING STUDENTS IN CITIZENSHIP EDUCATION

(Descriptive Analytical Study in SMA Negeri 15 Bandung) Jenal Mutaqin, NIM: 1105722

ABSTRACT

Citizenship education as a subject in the school which still impressed as subjects that are less attractive, less variable as well as teacher centered. This is because there is still a lack of citizenship education teachers vary markedly in terms of learning media, so the lack of motivation of student learning that result in a lack of critical thinking skills of students. Based on this background, researchers tried researching on the use of the media the poster as one of learning media that can improve critical thinking so students through the medium of the poster is expected of students can be motivated in learning of citizenship education. The approach used in this study is a qualitative approach, using the methods of descriptive studies. The collection of data in the form of interviews, observation, and study the documentation. The results showed that in the citizenship education learning plan using the media poster first create implementation plan integrated learning of the syllabus and curriculum that are then visualized by manually or take advantage of available software in the computer. In the implementation of citizenship education teachers use learning media posters that are tailored to the learning methods, in the implementation of any lesson that shows the activity of students and teachers using media poster makes the atmosphere more active and critical class in learning. Student response in learning media poster shown boldness suggested and ask questions with logical reason, analysis of solving existing problems, as well as the development of evaluating learning. Obstacles arise with regard to the process of visualizing material into the media poster which takes time and specialized skills. Efforts are being made to improve and optimize the skills of teachers in making learning media posters. Then it can be inferred that the media poster is able to contribute to the improvement of students ' critical thinking in learning of citizenship education.

Keywords:


(6)

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penulisan ... 7

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 11

1. Pengertian Belajar ... 11

2. Pengertian Pembelajaran ... 13

3. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 15

B. Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 19

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 19

2. Ciri-ciri Media Pembelajaran ... 22

3. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 24

4. Jenis dan Kriteria Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 26


(7)

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Poster ... 28

2. Unsur-unsur Poster ... 29

3. Karakteristik Poster ... 29

4. Manfaat dan Fungsi Poster ... 30

5. Penggunaan Poster dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 31

6. Kelebihan dan Kekurangan Poster ... 33

D. Pendidikan Kewarganegaraan ... 34

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 34

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ... 36

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ... 38

E. Berpikir Kritis dalam Pendidikan Kewarganegaraan ... 40

1. Pengertian Berpikir Kritis ... 40

2. Tujuan Berpikir Kritis ... 41

3. Ciri-ciri Berpikir Kritis ... 42

4. Karakteristik Berpikir Kritis dalam Pendidikan Kewarganegaraan ... 43

7. Strategi Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

A. Desain Penelitian ... 50

1. Pendekatan Penelitian ... 50

2. Metode Penelitian ... 52

B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 53

1. Partisipan Penelitian ... 53

2. Tempat Penelitian ... 54

C. Tahapan Penelitian ... 54

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 54

2. Tahap Perizinan Penelitian ... 54

3. Tahap Pelaksanaan ... 55

D. Pengumpulan Data... 56

1. Observasi ... 56


(8)

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Studi Dokumentasi ... 60

4. Studi Kepustakaan ... 60

E. Analisis Data ... 61

1. Reduksi Data ... 62

2. Penyajian Data ... 63

3. Penarikan Kesimpulan ... 63

F. Isu Etik... 64

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 65

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 65

1. Profil SMA Negeri 15 Bandung ... 65

2. Sejarah SMA Negeri 15 Bandung ... 65

3. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Sekolah ... 66

a. Visi ... 66

b. Misi ... 66

c. Tujuan dan Sasaran ... 67

4. Administrasi Sekolah ... 69

a. Struktur Organisasi ... 70

b. Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 70

c. Data Kesiswaan ... 76

d. Sarana dan Prasarana ... 77

5. Partisipan Penelitian ... 78

a. Profil Guru Mitra ... 78

b. Profil Siswa ... 79

B. Deskripsi Temuan Penelitian ... 80

1. Perencanaan Penggunaan Media Poster untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 81

2. Pelaksanaan Penggunaan Media Poster untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 87

3. Respon Siswa terhadap Penggunaan Media Poster sebagai Upaya Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 100


(9)

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kendala yang Dihadapi dalam Penggunaan Media Poster pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan

Upaya Mengatasi Kendala Tersebut ... 103

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 107

1. Perencanaan Penggunaan Media Poster untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 108

2. Pelaksanaan Penggunaan Media Poster untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 111

3. Respon Siswa terhadap Penggunaan Media Poster sebagai Upaya Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 114

4. Kendala yang Dihadapi dalam Penggunaan Media Poster pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Upaya Mengatasi Kendala Tersebut ... 117

D. Matrik Hasil Penelitian ... 121

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 133

A. Simpulan ... 133

1. Simpulan Umum ... 133

2. Simpulan Khusus ... 133

3. Rekomendasi ... 135

1. Bagi Guru ... 135

2. Bagi Siswa ... 135

3. Bagi Sekolah ... 136

4. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 136

5. Bagi Departemen Pendidikan Kewarganegaraan ... 136

DAFTAR PUSTAKA ... 137

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 142 RIWAYAT HIDUP


(10)

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jenis-jenis Media ... 26

Tabel 2.2. Kelebihan dan Kekurangan Media Poster ... 34

Tabel 2.3. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ... 44

Tabel 4.1. Tujuan dan Sasaran Sekolah ... 67

Tabel 4.2. Data Kualifikasi Pendidikan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 71

Tabel 4.3. Data Pendidik Berdasarkan Status dan Mata Pelajaran ... 72

Tabel 4.4. Data Tenaga Kependidikan Berdasarkan Status dan Tugas ... 76

Tabel 4.5. Data Jumlah Kesiswaan ... 77

Tabel 4.6. Data Sarana dan Prasarana ... 78

Tabel 4.7. Nama-Nama Anggota Kelompok Siswa ... 91


(11)

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Komponen-komponen Analisis Data ... 62

Gambar 4.1 Struktur Organisasii SMA Negeri 15 Bandung ... 70

Gambar 4.2 Media Poster Kegiatan Pendahuluan ... 90

Gambar 4.3 Media Poster Kelompok Satu ... 92

Gambar 4.4 Media Poster Kelompok Dua ... 94

Gambar 4.5 Media Poster Kelompok Tiga ... 95

Gambar 4.6 Media Poster Kelompok Empat... 96

Gambar 4.7 Media Poster Kelompok Lima... 98


(12)

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 PERIZINAN PENELITIAN 1. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian 2. Surat Permohonan Pra Penelitian

3. Surat Permohonan Penelitian

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PENELITIAN 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

2. Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

3. Pedoman Observasi Penilaian Siswa dalam Kelompok 4. Pedoman Wawancara

LAMPIRAN 3 PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Silabus Pembelajaran

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3. Poster

4. Daftar Hadir Siswa

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI PENELITIAN 1. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

2. Hasil Observasi Penilaian Siswa dalam Kelompok 3. Hasil Wawancara

4. Matriks Hasil Penelitian 5. Foto-Foto Penelitian

LAMPIRAN 5 DOKUMENTASI BIMBINGAN

1. Surat Keputusan Dekan FPIPS Tentang Dosen Penguji 2. Surat Keputusan Dekan FPIPS Tentang Dosen Pembimbing 3. Biodata Mahasiswa Bimbingan

4. Lembar Bimbingan Skripsi


(13)

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Media merupakan salah satu komponen pembelajaran yang memegang peranan penting dalam proses penyampaian isi materi, sehingga dapat menarik motivasi belajar siswa. Seperti pendapat Rohani (1997, hlm. 98) bahwa

“komponen pengajaran itu meliputi tujuan, bahan, siswa, guru, metode, media dan

evaluasi. Komponen pembelajaran tersebut memegang peranan penting adalah

penggunaan media yang tepat dan benar dalam proses belajar mengajar”. Dalam

suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, walaupun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media. Meskipun demikian, menurut

Arsyad (2010, hlm. 15) mengatakan bahwa “salah satu fungsi utama media

pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim,

kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru”.

Begitu banyak manfaat yang didapatkan dalam penggunaan media pembelajaran, Hamalik (1986) (dalam Arsyad, 2010, hlm. 15) mengemukakan bahwa:

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.

Dewasa ini bidang pembelajaran secara umum terpengaruh oleh adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan media yang disediakan oleh sekolah, guru mengembangkan media tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun sederhana


(14)

2

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut harus dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran sebagaimana pendapat Hamalik (1994, hlm. 6), yang meliputi:

1. media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar

mengajar;

2. fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;

3. seluk-beluk proses belajar;

4. hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan;

5. nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;

6. pemilihan dan penggunaan media pendidikan;

7. berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;

8. media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;

9. usaha motivasi dalam media pendidikan;

Merujuk pada pendapat di atas, media adalah bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari proses pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, guru dalam proses belajar mengajar harus memperhatikan hal-hal yang dapat mendorong tercapainya pembelajaran yang efektif diantaranya guru menggunakan media sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan bahan ajar kepada siswa, dapat memilih metode dan media yang sesuai dengan materi yang disampaikan, dan hal lainnya.

Penggunaan media yang tepat dapat membuat siswa termotivasi dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Siswa akan lebih tertarik bila

menggunakan media yang bersifat visual antara lain dapat berbentuk peta (maps),

diagram, poster, komik, dan media pembelajaran visual lainnya. Media diperlukan untuk membantu guru dalam menumbuhkan motivasi belajar terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Agar pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan media poster.

Poster merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk membuat proses pembelajaran efisien dan efektif. Media poster ini berisikan gambar diam yang menarik dan tulisan yang memiliki pesan yang baik.


(15)

3

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Poster ini memiliki nilai dan pesan yang dapat membantu proses penyampaian maksud dari materi ajar yang disampaikan terutama pada materi ajar Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu media poster dapat membantu siswa lebih termotivasi dalam melakukan proses belajar di kelas sehingga siswa menjadi semakin kritis.

Menurut Sudjana (dalam Daryanto, 2010, hlm. 129) mengemukakan bahwa

“poster adalah media yang kuat dengan warna, pesan, dan maksud untuk

menangkap perhatian orang yang lewat, tetapi cukup lama menanamkan gagasan

yang berarti dalam ingatannya”. Adapun pendapat Komalasari (2010, hlm. 122)

bahwa “poster umumnya bersifat simbolik, dirancang untuk memberi pesan dengan cepat dan ringkas”.

Tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan media poster adalah untuk menarik minat siswa mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan, memberi motivasi belajar dan meningkatkan rasa ingin tahu dalam diri siswa, meningkatkan pemahaman dalam diri siswa terhadap konsep Pendidikan Kewarganegaraan, meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, membuat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi menarik dan menyenangkan serta untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan media poster pada dasarnya dapat dijadikan salah satu upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sebagaimana yang diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu komponen yang dapat menunjang keberhasilan belajar.

Realitas dilapangan proses belajar mengajar kurang mendorong pada pencapaian kemampuan berpikir kritis. Dua faktor penyebab berpikir kritis tidak berkembang selama pendidikan adalah kurikulum yang umumnya dirancang dengan target materi yang luas sehingga guru lebih terfokus pada penyelasaian materi dan kurangnya pemahaman guru tentang metode dan media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, merujuk, menganalisis, asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.


(16)

4

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis pendapat pribadi dan pendapat orang lain.

Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis itu tidak bisa dengan dijelaskan saja atau ceramah, tetapi harus banyak melatih dan mempraktekkan keterampilan itu. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran harus banyak memberikan latihan-latihan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, misalnya latihan menganalisis media poster yang berhubungan dengan materi yang disampaikan guru. Maka dari itu Beck dan Dole (dalam Rois, 2002, hlm. 7)

mengemukakan bahwa “peningkatan kemampuan berpikir kritis dapat dilakukan dengan penekanan pada proses mengamati, membandingkan, mengelompokkan, menghipotesiskan, mengumpulkan, menafsirkan, meringkas, menyelesaikan

masalah dan membuat keputusan-keputusan”.

Tugas mengajar yang terpenting adalah membantu siswa berpikir, memang pada tahap awal ada gunanya, tetapi harus lebih menekankan pada cara berpikir yang perlu dikembangkan oleh guru adalah membantu siswa berpikir sendiri dan bukan hanya mengikuti apa yang dikatakan guru. Siswa perlu dibantu untuk kritis terhadap bahan pelajaran dan masalah yang dihadapi. Keterampilan berpikir kritis siswa merupakan keterampilan yang sangat penting dimiliki oleh siswa. Melalui keterampilan ini diharapkan siswa mempunyai cara terbaik dalam menyelesaikan masalah.

Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk menemukan kebenaran di tengah banyak kejadian dan informasi yang mengelilingi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk memuaskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Berpikir kritis merupakan sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, logika, asumsi, dan bahwa yang mendasari pernyataan orang lain.

Menurut Wahab (1990, hlm. 56) bahwa ada empat mengapa siswa perlu dibiasakan mengembangkan keterampilan berpikir kritis yaitu sebagai berikut:

1. tuntutan zaman, kehidupan kita dewasa ini menuntut setiap warga negara

dapat mencari, memilih, dan menggunakan informasi untuk kehidupan dalam bermasyarakat dan bernegara.


(17)

5

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. setiap warga negara senantiasa berhadapan dengan berbagai masalah dan

pilihan sehingga dituntut mampu berpikir kritis dan kreatif.

3. kemampuan memandang sesuatu hal dengan cara baru dalam memecahkan

masalah.

4. merupakan aspek dalam memecahkan permasalahan secara kreatif agar

siswa di satu pihak bisa bersaing secara fair, dilain pihak bisa bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain.

Sebagaimana pemaparan pendapat di atas, mengapa siswa perlu dibiasakan mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Dengan demikian, mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran perlu dilakukan oleh guru, khususnya dalam memecahkan permasalahan. Dalam hal ini, untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dilakukan dengan menggunakan media poster dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa penggunaan media poster mampu menarik minat maupun memberi motivasi belajar kepada siswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Oleh karena itu, penulis

tertarik untuk merencanakan penelitian tersebut dengan judul : “PENGGUNAAN

MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 15 Bandung)”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

1. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia menuntut guru Pendidikan Kewarganegaraan lebih variatif dalam menyampaikan pembelajaran di kelas guna tercapainya keberhasilan belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan keterlibatan siswa.

2. Kualitas proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang lemah berdampak pada kurangnya kemampuan guru dalam menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari, sehingga kurangnya pengamalan dan aplikasi materi Pendidikan Kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka menjadi warga negara yang baik.

3. Berdasarkan kondisi yang ada di lapangan khususnya pada pembelajaran


(18)

6

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru kurang optimal dalam memanfaatkan maupun memberdayakan sumber pembelajaran, karena pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA

Negeri 15 Bandung cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered),

text book centered dan mono media. Guru masih mendominasi proses pembelajaran sedang siswa masih nampak pasif.

4. Keberhasilan belajar di kelas yang berpusat atau ditentukan oleh guru bukan berdasarkan kebutuhan siswa menjadikan siswa kurang dilibatkan dalam proses problem solving di kelas, sehingga dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia dewasa ini masih dianggap kurang menarik.

5. Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan guru masih kurang

memiliki kreativitas terhadap penggunaan media penunjang pembelajaran yang berakibat pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan dan kurang terasahnya pengetahuan yang dimiliki siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis membatasi

rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu: “bagaimana

penggunaan media poster untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?”

Untuk lebih memudahkan dalam proses penelitian, maka penulis menyusun beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Bagaimana perencanaan penggunaan media poster sebagai upaya

meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 15 Bandung?

2. Bagaimana pelaksanaan penggunaan media poster sebagai upaya

meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 15 Bandung?

3. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media poster sebagai upaya

meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 15 Bandung?


(19)

7

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagaimana kendala penggunaan media poster dalam pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 15 Bandung dan upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan media poster dalam rangka meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. 2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan antara lain:

a. Untuk mengetahui perencanaan penggunaan media poster sebagai upaya

meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 15 Bandung.

b. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan penggunaan media poster sebagai upaya

meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 15 Bandung.

c. Untuk mendeskripsikan respon siswa terhadap penggunaan media poster

sebagai upaya meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 15 Bandung.

d. Untuk mendeskripsikan kendala penggunaan media poster dalam

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 15 Bandung dan upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut.

E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Manfaat yang diharapkan oleh penulis dari penelitian ini jika dilihat dari segi teoritis diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan mengenai penggunaan media poster sebagai salah satu media yang digunakan dalam rangka memaksimalkan kualitas proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk meningkatkan berpikir kritis siswa.


(20)

8

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Secara Kebijakan

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini jika dilihat dari segi kebijakan adalah mengawal proses pembuatan kebijakan berkenaan dengan dukungan terhadap penggunaan media poster untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam upaya memaksimalkan kualitas pembelajaran Pendidikan Kewarganegraan. Baik itu dilakukan melalui perundingan guru mata pelajaran dengan pihak sekolah, maupun Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Kewarganegaraan dengan pihak Dinas Pendidikan dalam rangka memperkaya khazanah media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

3. Secara Praktis

Adapun beberapa manfaat dari segi praktis yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut:

a. Guru dan Pihak Sekolah

Setelah diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi serta masukan bagi guru dan sekolah yang menjadi objek dan subjek dalam penelitian ini, serta sekolah-sekolah lain pada umumnya mengembangkan media pembelajaran melalui penggunaan media poster untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, dengan media poster ini penyampaian materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi lebih menyenangkan, sistematis, terarah, dan mudah.

b. Siswa

Penggunaan media pembelajaran melalui media poster menjadi salah satu faktor pendukung untuk memotivasi semangat belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam berkomunikasi serta menjadi lebih berani berpendapat.

c. Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan dapat memberikan sumbangan dan kontribusi keilmuan bagi Departemen Pendidikan Kewarganegaraan terkait penggunaan media poster untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.


(21)

9

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Penulis

Diadakannya penelitian ini, penulis memperoleh pengalaman berpikir dan memecahkan masalah serta memperluas wawasan penulis tentang penggunaan media poster untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

4. Secara Isu atau Aksi Sosial

Dalam penelitian ini diharapkan adanya suatu motivasi dalam mengembangkan media dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, dalam penelitian ini diupayakan menjadikan media poster dapat mempelopori inovasi-inovasi media lainnya yang bisa diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sehingga siswa termotivasi untuk lebih tertarik dan menyukai mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun untuk memudahkan penelitian skripsi agar bisa berjalan dengan sistematis. Maka penulis akan membuat sistematika penelitian/struktur organisasi. Struktur organisasi skripsi akan disusun sebagai berikut:

1. BAB 1 Pendahuluan: Dalam bab ini diuraikan mengenai tentang latar belakang masalah penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB II Kajian Pustaka: Dalam bab ini dipaparkan mengenai konsep dan teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori yang dibahas dalam kajian pustaka ini adalah hakikat belajar dan pembelajaran, media pembelajaran, media poster, Pendidikan Kewarganegaraan dan berpikir kritis serta media poster dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk meningkatkan berpikir kritis.

3. BAB III Metode Penelitian: Pada bab ini berisikan penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian dan beberapa komponen. Komponen yang


(22)

10

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimaksud adalah lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan isu etik.

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan: Pada bab ini penulis menganalisis secara rinci dari hasil temuan data tentang penggunaan media poster untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hasil penelitian itu sendiri merupakan data asli yang peneliti dapatkan berdasarkan hasil penelitian langsung di lapangan (SMA Negeri 15 Bandung) baik pada saat observasi maupun pada saat melakukan wawancara dengan narasumber.

5. BAB V Simpulan dan Saran: Pada bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan analisis penelitian dalam sistematika penulisan skripsi, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian dan saran. Peneliti memberikan kesimpulan terhadap beberapa pembahasan yang merupakan hasil dari penelitian yang didalamnya menjawab perumusan masalah. Saran diberikan oleh peneliti sebagai bahan rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan baik dilapangan maupun secara teoritis, yang ditujukan kepada pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian, dan peneliti selanjutnya.


(23)

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Nasution (2003, hlm. 5) “pendekatan kualitatif ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya”. Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena dalam penelitian kualitatif ini, peneliti ingin mempelajari dan mengamati penggunaan media poster untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan secara lebih mendalam, menyeluruh, dan meluas. Peneliti ingin mengetahui secara mendalam bagaimana proses perencanaan dan pelaksanaan penggunaan media poster untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Peneliti ingin mengetahui secara lebih mengakar bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media poster untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dan kendala-kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan media poster untuk meningkatkan berpikir krtitis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tersebut.

Dalam penelitian kualitatif, instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri yang terjun ke lapangan guna mencari informasi melalui observasi dan wawancara. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong (2007, hlm. 132) bahwa:

Bagi penelitian kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor penelitiannya.

Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan Locke (dalam Creswell, 2010, hlm. 264) bahwa “penelitian kualitatif adalah penelitian interpretif, yang di dalamnya peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus menerus dengan partisipan, keterlibatan inilah yang nantinya memunculkan


(24)

51

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serangkaian isu dalam proses penelitian kualitatif”. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti lebih leluasa dalam mencari informasi dan data yang terperinci dari subjek penelitian tentang berbagai hal yang diperlukan dalam penelitian ini.

Selanjutnya Sugiyono (2011, hlm. 19) memberikan pengertian penelitian kualitatif sebagai berikut:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian yang utama adalah peneliti itu sendiri, hal tersebut memungkinkan penelitian dapat dilakukan secara mendalam dan memperoleh data yang akurat. Penelitian kualitatif berpedoman pada latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara induktif, dan lebih mementingkan proses daripada hasil. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Moleong (2007, hlm. 27) yaitu:

Penelitian kualitatif ini berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dasar bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak antara peneliti dan subjek peneliti.

Sejalan dengan pendapat di atas, Denzin dan Lincoln (dalam Moleong, 2007, hlm. 5) mengungkapkan bahwa “penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada”.

Disamping itu, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dapat diperoleh gambaran secara faktual dan rasional berdasarkan pengalaman sebagai basis ilmu pengetahuan dengan menghimpun fakta-fakta yang menjadi data bagi penelitian ini. Moleong (2007, hlm. 6) kembali memberikan pengertian penelitian kualitatif yaitu:


(25)

52

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holisitik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk memahami dan meneliti pada kondisi alamiah, fenomena yang dialami subjek penelitian yang menghasilkan suatu deskriptif dalam bentuk kata-kata. Penelitian kualitatif menurut pengertian di atas bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Pernyataan ini sejalan dengan yang dikemukakan Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2007, hlm. 6) bahwa “penelitian kuallitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun dari orang dan pelaku yang diamati”.

2. Metode Penelitian

Suatu penelitian ilmiah dikatakan efektif dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya apabila menggunakan suatu metode yang sesuai dengan kajian penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mencari kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Keberhasilan suatu penelitian salah satunya didasari oleh metode penelitian yang tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian yang ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain metode penelitian sangat dibutuhkan karena akan memperjelas langkah atau cara-cara bagaimana menghasilkan data-data yang tepat dan sesuai dengan arahan tujuan dari penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang didasarkan pada pemecahan masalah berdasarkan fakta-fakta dan realita yang ada pada saat ini, kontemporer dan memusatkan masalah pada masalah aktual yang terjadi pada saat penelitian dilakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nazir (1998, hlm. 63) yang menyatakan bahwa:

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meniliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat


(26)

53

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

deskripsi akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.

Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (2006, hlm. 234) bahwa “studi deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”. Beberapa pendapat dari para ahli tersebut dipandang oleh peneliti bahwa metode deskriptif tepat digunakan dalam penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran terhadap penggunaan media poster dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian 1. Partisipan Penelitan

Penentuan subjek atau dengan kata lain partisipan penelitian perlu dilakukan oleh peneliti, guna memfokuskan penelitian ini supaya sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nasution (2003, hlm. 32) bahwa “subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi bertalian dengan tujuan yang ingin dicapai”.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang kemudian dijadikan subjek penelitian meliputi: Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Pembantu Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana, Guru Pendidikan Kewarganegaraan, dan Siswa X MIA-6 SMA Negeri 15 Bandung dalam menganalisis penggunaan media poster untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Hal inilah yang peneliti anggap karena subjek di atas representative purposive karena subjek tersebut akan memberikan informasi data yang peneliti butuhkan sehubungan dengan penelitian ini. Disamping itu, informasi dari narasumber lain akan digunakan oleh peneliti untuk membandingkan informasi yang telah didapatkan dari subjek penelitian sehingga hasil yang diperoleh akurat


(27)

54

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan dapat dipercaya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nasution (2003, hlm. 10) bahwa:

Data atau informasi dari satu pihak harus dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya pihak kedua, ketiga dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Tujuannya ialah membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data.

2. Tempat Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 15 Bandung yang beralamat di Jalan Sarimanis I No. 1 Kota Bandung 40151. Adapun yang menjadi dasar pertimbangan pemilihan SMA Negeri 15 Bandung sebagai tempat penelitian karena berdasarkan observasi awal diperoleh gambaran bahwa sekolah ini dinilai cukup representatif untuk melakukan penelitian pendidikan dan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena SMA Negeri 15 Bandung secara akademis memiliki akreditasi sekolah yang sangat baik.

C. Tahapan Penelitian

Beberapa tahapan penelitian yang dilakukan dalam proses penelitian ini dan disusun secara sistematis. Tahap tersebut antara lain:

1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap persiapan penelitian diawali dengan melakukan pengamatan awal dengan mengunjungi SMA Negeri 15 Bandung dan melakukan kegiatan pra penelitian guna memperoleh informasi dari guru Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah tersebut untuk menggali mengenai permasalahan dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan untuk menentukan fokus kajian dalam penelitian.

2. Tahap Perizinan Penelitian

Tahap perizinan ditempuh untuk melakukan prosedur penelitian yang semestinya sesuai aturan yang berlaku dari instansi yang menjadi lokasi dan subjek penelitian. Adapun prosedur yang peneliti tempuh dalam melakukan penelitian ini antara lain:

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian melalui Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, dan ditandatangani oleh Ketua Departemen


(28)

55

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan Kewarganegaraan, selanjutnya surat diteruskan kepada Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial melalui Pembantu Dekan I untuk mendapatkan surat rekomendasi.

b. Mengajukan surat izin penelitian ke Subag Mawa Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan melampirkan fotokopi proposal skripsi dengan lembar pengesahan yang telah disahkan oleh kedua pembimbing.

c. Pembantu Dekan I Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial kemudian menerbitkan suart rekomendasi penelitian untuk ditujukan pada lokasi penelitian.

Setelah memperoleh surat rekomendasi penelitian, maka peneliti berkonsultasi dengan guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk mengetahui gambaran umum awal siswa. Selanjutnya peneliti melakukan koordinasi dengan guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk mengatur jadwal penelitian. Setelah mendapatkan gambaran secara umum serta jadwal dari guru Pendidikan Kewarganegaraan, maka peneliti menyusun waktu yang tepat untuk melakukan pengamatan langsung atau observasi.

3. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap inti dari penelitian yang dilakukan, peneliti mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk memecahkan fokus masalah. Maka peneliti terjun langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian. Penelitian dilakukan dengan maksud guna mengumpulkan data dari responden. Adapun prosedur yang ditempuh oleh peneliti sebagai berikut:

a. Menghubungi pihak sekolah dan guru Pendidikan Kewarganegaraan SMA Negeri 15 Bandung.

b. Melakukan wawancara dengan pihak sekolah dan guru Pendidikan Kewarganegaraan SMA Negeri 15 Bandung.

c. Melakukan wawancara dengan para siswa, kemudian hasil wawancara tersebut ditulis dan disusun dalam bentuk catatan lengkap.

d. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi kemudian dianalisis dengan didukung oleh studi dokumentasi dan studi literatur.


(29)

56

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Pengumpulan Data

Peneliti yang bertindak sebagai instrumen utama (key instrument) penelitian terjun langsung ke lapangan dan menyatu dengan sumber data dalam kondisi alamiah (natural setting) guna mendapatkan data yang akurat dan valid. Sugiyono (2011, hlm. 224) berpendapat bahwa “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan”.

Sejalan dengan pendapat tersebut Nasution (2003, hlm. 5) mengungkapkan bahwa “dalam penelitian naturalistik peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama dan terjun langsung ke lapangan serta mengumpulkan informasi melalui observasi dan wawancara”. Selama proses penelitian berlangsung, peneliti masuk ke lapangan menyatu dengan sumber data untuk mengumpulkan data dalam situasi yang alamiah. Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur.

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu instrumen utama dalam penelitian sosial terutama penelitian kualitatif. Observasi ini dilakukan guna mendapatkan gambaran mengenai permasalahan yang menjadi objek penelitian. Hadi (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 145) mengemukakan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.

Teknik observasi ini dilaksanakan pada saat media poster digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Melalui observasi ini diharapkan dapat diperoleh data mengenai deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa pada saat proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dilaksanakan. Observasi dilakukan dengan peneliti terjun mengamati langsung kegiatan pembelajaran seperti yang diungkapkan Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2007, hlm. 174) beberapa alasan pentingnya pengamatan dalam penelitian kualitatif, yaitu:


(30)

57

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertama, teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. Jika suatu data yang diperoleh kurang meyakinkan, biasanya peneliti ingin menanyakannya kepada subjek, tetapi karena ia hendak memperoleh keyakinan tentang keabsahan data tersebut, jalan yang ditempuhnya adalah mengamati sendiri sendiri yang berarti mengalami langsung peristiwanya. Kedua, teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Keempat, sering terjadi keraguan pada peneliti. Kelima, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. Keenam, dalam kasus-kasus tertentu di mana teknik telekomunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Selanjutnya Faisal (1990, hlm. 79) mengklasifikasikan observasi menjadi “observasi berpartispasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan observasi tak berstruktur (unstructured observation)”. Observasi berpartisipasi dipilih peneliti dalam melaksanakan penelitian ini dikarenakan lebih sesuai dengan objek penelitian.

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Ketika melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh sumber data. Seperti halnya yang diungkapkan Stainback (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 227) yang menyatakan “In participant observation, the researcher observes what people do, listen to what they say, and participates in their activites”. Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Alasan peneliti menggunakan teknik observasi partisipatif ini agar data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku tampak.

Lebih lanjut Spardley yang dikutip Stainback (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 226) dalam “observasi partisipatif ini terbagi menjadi pasrtisipasi pasif, partisipasi moderat, partisipasi aktif, dan partisipasi lengkap. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan partisipasi pasif, jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan subjek yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.


(31)

58

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alasan yang mendasari peneliti dikarenakan sesuai dengan tujuan penelitian ini yakni mengetahui bagaimana penggunaan media poster untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sehingga peneliti datang ke tempat kegiatan subjek yang diamati tetapi tidak terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas.

Sejalan dengan alasan tersebut maka Creswell mengungkapkan (2010, hlm. 267) bahwa:

Observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan individu-individu di lokasi penelitian. Dalam pengamatan ini, peneliti merekam/mencatat aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian. Para peneliti kualitatif juga dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai non-partisipan hingga partisipan utuh.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontsruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Nasution (2003, hlm. 73) menjelaskan bahwa “tujuan dari wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain”. Sedangkan Moleong (2007, hlm. 186) menyatakan bahwa “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.

Pada dasarnya wawancara atau interview merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi dari responden melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara lisan oleh peneliti berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Selain itu, wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab dengan responden mengenai permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Melalui wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi.

Estenberg (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 233) mengklasifikasikan beberapa wawancara, yakni “wawancara terstruktur, semiterstruktur dan tidak terstruktur” dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara semiterstruktur.


(32)

59

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2011, hlm. 233) mendeskripsikan wawancara semiterstruktur sebagai berikut:

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.

Alasan yang mendasari peneliti menggunakan teknik wawancara tersebut agar setiap responden dapat memberikan informasi secara lebih terbuka. Keunggulan dari wawancara semiterstruktur ini adalah tujuan dari wawancara lebih terfokus, data yang diperoleh lebih mudah diolah, dan agar narasumber lebih bebas mengemukakan apa yang diketahuinya. Wawancara dilakukan secara terbuka yang dilengkapi dengan susunan atau daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya. Alasan tersbut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Creswell (2010, hlm. 267) bahwa:

Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face-to-face interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus group interview (interview dalam kelompok tertentu) yang terdiri enam sampai delapan partisipan per kelompok. Wawancara-wawancara seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur (unstructured) dan bersifat terbuka (open-ended) yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari para pasrtisipan.

Wawancara digunakan peneliti sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kurikulum yaitu Bapak Hana Juhana, S.Pd., Pembantu Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana yaitu Bapak Drs. Cucu Suhendar, Guru Pendidikan Kewarganegaraan yaitu Ibu Dra. Hj. Titin Kartini dan siswa-siswi kelas X MIA-6.


(33)

60

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Bogdan (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 240) bahwa:

in most tradition of qualitative research, the phrase personal document in used broadly to refer to any first person narrative produced by an individual which describe his or her own action, experience and belief.

Sedangkan Sugiyono (2011, hlm. 240) menjelaskan bahwa “hasil penelitian

dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada”.

Lebih lanjut Creswell (2010, hlm. 267) mengemukakan bahwa “selama penelitian, peneliti bisa mengumpulkan dokumen-dokumen kualitatif. Dokumen ini bisa berupa dokumen publik (koran, makalah, laporan kantor) ataupun dokumen private (buku harian, diary, surat, email). Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan Nasution (2003, hlm. 89) bahwa “dokumen terdiri atas tulisan pribadi seperti surat-surat, buku harian dan dokumen resmi. Selanjutnya Danial dan Warsiah (2009, hlm. 79) mengemukakan bahwa “studi dokumentasi adalah pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian”.

Dari berbagai pendapat para ahli di atas, peneliti merasa bahwa studi dokumentasi dibutuhkan guna melengkapi data dari hasil observasi dan wawancara, sehingga didapatkan data yang teruji kredibilitasnya. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan studi dokumentasi terhadap berbagai dokumen yang terdapat di lapangan seperti profil sekolah, catatan peneliti di lapangan, dan foto-foto pada saat pelaksanaan penelitian.

4. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari dan mengkaji buku-buku, dan sumber bacaan lainnya yang relevan dengan masalah yang dikaji oleh peneliti. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara


(34)

61

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membaca, mempelajari, dan mengkaji literatur-literatur yang berhubungan dengan penggunaan media pembelajaran terutama media poster dalam proses pembelajaran. Studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoretis yang sekiranya dapat mendukung kebenaran data yang digunakan dalam penelitian ini.

Menurut Danial dan Warsiah (2009, hlm. 80), menjelaskan bahwa “studi kepustakaan adalah teknik penelitian dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, artikel, dan lain-lain yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Teknik ini peneliti gunakan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti sebagai bahan rujukan dalam pembahasan penelitian”.

E. Analisis Data

Terdapat sejumlah tahapan umum yang dijelaskan oleh peneliti untuk mendeskripsikan secara menyeluruh mengenai aktivitas analisis data penelitian, sebagaimana yang dikemukakan oleh Creswell (2010, hlm. 274) bahwa:

Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Maksudnya, analisis data kualitatif bisa saja melibatkan proses pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil secara serentak dan bersama-sama.

Lebih lanjut Creswell (2010, hlm. 245) menjelaskan bahwa “analisis data kualitatif yang dilaporkan dalam artikel-artikel jurnal dan buku-buku ilmiah sering kali menjadi model analisis yang umum digunakan”. Melalui model analisis tersebut, peneliti mengumpulkan data kualitatif, kemudian menganalisisnya berdasarkan tema-tema atau perspektif tertentu.

Miles dan Huberman (1992, hlm. 16-18) mengemukakan bahwa “teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi”. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul.

Berikut adalah bagan mengenai komponen-komponen analisis data menurut Miles dan Huberman (1992, hlm. 20)


(35)

62

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Komponen-komponen Analisis Data (Sumber: Miles dan Huberman, 1992, hlm. 20)

Bagan di atas dapat dijelaskan bahwa tiga jenis kegiatan utama analisis data merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak di antara empat “sumbu” kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

1. Reduksi Data

Sugiyono (2011, hlm. 247) menjelaskan bahwa “reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”. Merujuk dari pendapat di atas, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mencari kembali apabila diperlukan.

Pendapat yang sama dikemukakan Nasution (2003, hlm. 128) yang menjelaskan bahwa:

Data yang diperoleh di lapangan akan terus bertambah sehingga akan menyulitkan jika dianalisis sejak awal. Laporan-laporan itu perlu direduksi, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal penting, dan dicari tema atau polanya, jadi laporan lapangan sebagai bahan mentah disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan. Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas relevan dengan kondisi di lapangan yang sering dijumpai dalam penelitian, setelah peneliti melakukan

Pengumpulan data

Reduksi data

Kesimpulan: Penarikan/verifikasi

Penyajian data


(36)

63

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian data yang diperoleh semakin banyak, kompleks dan rumit. Maka dari itu, perlu dilakukan analisis melalui reduksi data. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mencari kembali apabila diperlukan.

2. Penyajian Data

Langkah yang ditempuh selanjutnya setelah data direduksi, yakni menyajikan data. Sugiyono (2011, hlm. 249) menjelaskan bahwa “dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya”. Sedangkan Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 249) mengemukakan “the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”.

Sejalan dengan pendapat di atas Nasution (2003, hlm. 128) mengungkapkan bahwa:

Data yang bertumpuk dan laporan yang tebal akan sulit dipahami. Oleh karena itu, agar dapat melihat gambaran atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, uraian singkat, network, chart dan grafik.

Penyajian data dilakukan dengan menyusun sekumpulan informasi yang diperoleh sehingga dapat menarik kesimpulan. Penyajian data selanjutnya dilakukan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan data hasil penelitian yang diperoleh.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Penarikan kesimpulan dilaksanakan setelah proses klasifikasi dan penyajian data dilaksanakan. Kesimpulan awal yang dikumpulkan masih bersifat sementara, yang kemudian akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Kesimpulan yang dikumpulkan pada tahap awal didukung dengan bukti-bukti yang valid dan akurat, maka kesimpulan yang dikumpulkan dapat dikatakan bahwa kesimpulan tersebut kesimpulan yang kredibel.


(37)

64

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Sebagaimana

dikemukakan oleh Nasution (2003, hlm. 130) bahwa “kesimpulan itu mula-mula

sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih “Grounded””. Selama penelitian berlangsung, senantiasa diharuskan memverifikasi data agar lebih menjamin validitas penelitian dan dapat dirumuskan kesimpulan akhir yang akurat. Langkah verfikiasi ini dilakukan peneliti dengan maksud untuk mencari makna dari data yang dikumpulkan agar mencapai kesimpulan yang tepat.

F. Isu Etik

Suatu penelitian dapat dikatakan efektif dan efisien apabila memiliki isu etik sebagai tolak ukur komprehensif tidaknya penelitian tersebut. Peneliti merasa perlu menggunakan isu etik dalam penelitian ini untuk menguatkan data yang diperoleh semakin akurat dan valid. Hal lain yang mendasari penggunaan isu etik dalam penelitian ini yaitu karena penelitian ini melibatkan manusia sebagai subjek penelitiannya.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca dari berbagai kalangan masyarakat. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan pertimbangan potensi dampak negatif secara fisik dan psikologis yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Dilihat dari berbagai perspektif, penelitian ini membawa dampak positif bagi pengembangan media dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Melalui penelitian ini guru sebagai ujung tombak pendidikan mendapatkan referensi untuk semakin memaksimalkan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, dalam penelitian ini diupayakan media poster dapat menjadi pionir inovasi media lainnya yang bisa diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.


(38)

Jenal Mutaqin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Perkembangan media pembelajaran dalam dunia pendidikan menuntut guru untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan kualitas pembelajaran Salah satunya penggunaan media poster yang dapat mempermudah kinerja guru dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hal itu SMA Negeri 15 Bandung telah menerapkan media poster sebagai media pembelajaran.

Pembelajaran dengan menggunakan media poster sebagai salah satu media pembelajaran yang mampu meningkatkan kulaitas proses dan hasil pembelajaran, SMA Negeri 15 Bandung merupakan sekolah yang sudah menggunakan media poster sebagai media pembelajarannya, tidak hanya terbatas pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan saja melainkan semua mata pelajaran. Penggunaan media poster tersebut dengan kata lain sudah menjadi media yang wajib digunakan oleh guru-guru di SMA Negeri 15 Bandung, khususnya dalam hal ini guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Simpulan Khusus

Setelah melakukan penelitian dan analisis, maka peneliti dalam tahap ini akan memaparkan beberapa simpulan yang didasarkan pada rumusan masalah yang telah ditentukan. Simpulan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan media poster menyangkut pada persiapan pembelajaran. Sebelum guru melaksanakan proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran poster, guru melakukan proses perencanaan dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang terintegrasi dari kurikulum dan silabus, dan tujuh buah poster yang telah divisualisasikan dari materi yang telah disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan merupakan suatu hal yang penting dan sangat berpengaruh terhadap proses


(1)

136

penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan mata pelajaran yang diampunya.

b. Sekolah hendaknya mengadakan evaluasi secara rutin terhadap guru dan siswa dalam pembelajaran sehingga kinerja guru dan hasil belajar siswa dapat terpantau dengan baik.

c. Sekolah hendaknya turut mendukung kelangsungan proses pembelajaran dengan meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan guna mengoptimalkan pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan kembali penelitian sejenis dengan menggunakan variabel yang berbeda seperti dikaitkan dengan ketajaman analisis siswa. Demikian pula dalam metode penelitian yang digunakan dapat menggunakan metode lain seperti metode kualitatif deskriptif atau studi kasus, dan sebagainya. Sehingga dapat digunakan sebagai bahan studi yang lebih baik dan bermanfaat di masa mendatang.

5. Bagi Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

a. Memperdalam lagi pembekalan pengetahuan berkaitan dengan media pembelajaran dan memberikan kebebasan pada mahasiswa untuk menciptakan media pembelajaran yang beragam sebagai bekal menjadi guru di masa mendatang.

b. Meningkatkan sarana dan prasarana yang menunjang bagi mahasiswa untuk berkreasi dan berinovasi dalam mengembangkan dan menciptakan media pembelajaran lain sebagai kebutuhan pembelajaran.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Abdulhak & Rochamah. (2002). Media pendidikan. Bandung: Pusat Pelayanan dan Pengembangan Media Pendidikan IKIP Bandung.

Al-Muchtar, S. (2005). Model pembelajaran pkn berorientasi pendidikan nilai dan moral pancasila. Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Terbuka.

Angelo, T. A & Cross, P. (1995). Classroom assesment techniques: a handbook for collage teachers. 2nd edition. San Francisco: Jossey-Bass

Angkowo, R. & Kosasih, A. (2007). Optimalisasi media pembelajaran. Jakarta: Grasindo.

Anitah, S. (2010). Media pembelajaran. Suarkarta: Yuma Pustaka - FKIP UNS.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2010). Media pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.

B. Miles, Matthew & Huberman, A. Michael. (1992). Analisis data kualitatif. Jakarta: UI-Press

Creswell. (2010). Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danial, E. & Wasriah, N. (2009). Metoda penulisan karya ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Daryanto. (2010). Media pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Djahiri, A. Kosasih. (1979). Pengajaran studi sosial/IPS (dasar-dasar pengertian metodologi model belajar-mengajar ilmu pengetahuan sosial). Bandung: LPPP-IPS FKIP IKIP Bandung.

Djahiri, A. Kosasih. (1985). Strategi pengajaran afektif-nilai-moral VCT dan games dalam VCT. Bandung: Jurusan PMPKn IKIP Bandung.

Djahiri, A. Kosasih. (1994/1995). Dasar-dasar umum metodologi dan pengajar nilai-moral VCT. Bandung; IKIP Bandung.

Djahiri, A. Kosasih. (2002). PKn sebagai strategi pembelajaran demokratis di sekolah. Bandung: Jurusan PKn FPIPS UPI.


(3)

Djahiri, A. Kosasih. (2006). “Esensi pendidikan moral-nilai dan PKn di era globalisasi” dalam pendidikan nilai dan moral dalam dimensi pendidikan kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS-Universitas Pendidikan Indonesia.

Djamarah, S., Bahri. & Zain, A. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Erwin, M. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Faisal, S. (1990). Penelitian kualitatif, dasar dan aplikasi. Malang: Yayasan Asah Asih Asuh (YA3).

Fisher, A. (2009). Berpikir kritis (sebuah pengantar). Jakarta: Erlangga.

Ganeswara, G. M. Dkk. (2011). Panduan kuliah Pendidikan Kewarganegaran untuk Perguruan Tinggi. Bandung: CY. Maulana Media Grafika.

Hamalik, O. (1994). Media pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hamalik, O. (2003). Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, O. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hassoubah, Z. Izhab. (2003). Developing creative & critical thinking skills (Cara berpikir kreatif dan kritis). Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia.

Hassoubah, Z. Izhab. (2007). Mengasah pikiran kreatif dan kritis. Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia.

Indrawati. (1999). Model-model Pembelajaran. Bandung: PPPG IPA.

Kemp, J. E. & Dayton, D. K. (1985). Planning and producing instructional media. New York: Harper and Row Publisher.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran konstekstual: konsep dan aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2003). Metode penelitian naturalistik kualitatif. Bandung: PT Tarsito.


(4)

Rahmat, dkk. (2009). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia

Rohani, A. (1997). Media instruksional edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Rumampuk, D. Borman. (1988). Media instruksional IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sadiman, S. A., dkk. (1986). Media Pendidikan: Pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sagala, S. (2007). Manajemen strategik dalam peningkatan mutu pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2010). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sapriya. & Winataputra, U. (2003). Pendidikan Kewarganegaraan: model pengembangan materi. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sapriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Setiawan, D. (2007). Komputer dan media pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudjana, N. & Rivai, A. (2011). Media pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugandi, A., dkk (2000). Belajar dan pembelajaran. Semarang: IKIP Press.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D . Bandung: Alfabeta.

Sumantri, N. (2001). Menggagas pembaharuan pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suprijono, A. (2009). Cooperative learning teori dan aplikasi pakem. Surabaya: Pustaka Belajar.

Surya, H.M. (2004). Psikologi pembelajaran dan pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy Divisi Buku Umum.

Ubaedillah, A., & Abdul, R. (2013). Pancasila Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani. Jakarta: Rineka Cipta.


(5)

Wijaya, C. & Rusyan, T. (1999). Kemampuan dasar guru dalam proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Wahab, A. Azis. (1990). Pendidikan PKK. Jakarta Rajawali Pers.

Wahab, A. Azis dan Sapriya (2011) Teori landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Winataputra, U. (2009). Pembelajaran PKn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wuryan, S. & Syaifullah. (2013). Ilmu kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS-Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Jurnal

Djahiri, A. Kosasih. (1993). Membina PIPS/PIS dan PPS yang menjawab tantangan hari esok. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Bandung: Forum Komunikasi FPIPS/IPS Indonesia.

Maftuh B. & Sapriya. (2005). Implementasi KBK pendidikan Kewarganegaraan dalam berbagai konteks. Jurnal Civicus. Bandung: Jurusan PMPKn FPIPS.

Mediawati, E. (2011). Pembelajaran akuntansi keuangan melalui media komik untuk meningkatkan prestasi mahasiswa. Jurnal UPI. Jurnal Penelitian Pendidikan, 12 (1), hlm. 68.

3. Skripsi atau Tesis

Rois, M. (2002). Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis & kreatif dalam pembelajaran PIPS melalui isu-isu kemasyarakatan. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Samion, AR. (2002). Pengembangan kreativitas mengajar guru dalam pembelajaran IPS Sekolah Dasar. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Suryati. (2000). Pengembangan model pembelajaran penggunaan radiostop untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa melalui aktivitas bertanya. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

4. Perundang-undangan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


(6)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 20

5. Internet

Laksmi, Dewi. (2012). Poster. [Online]. Diakses dari: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.KURIKULUM_DAN_TEK_PENDIDI

KAN/197706132001122- LAKSMI_DEWI/MEDIA_GRAFIS/MEDIA_GRAFIS-HSLMHSISSWA/poster_fix.pdf.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MEDIA POSTER DALAM PEMBELAJARAN IPS.

0 0 50

UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN MORAL SISWA: Studi Deskriptif di SMA Negeri 3 Bandung.

0 4 6

PENERAPAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.

0 6 36

PENGGUNAAN MICROSOFT OFFICE POWERPOINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN: Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 2 Cimahi.

2 5 54

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PROFESIONAL DALAM MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN : Studi Deskriptif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung.

2 5 59

KONTRIBUSI PEMBELAJARAN DAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH: Study Deskriptif Analitis Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Unggulan Pandeglang Banten.

0 1 56

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA TARUNA BAKTI :Studi Deskriptif di SMA Taruna Bakti Bandung.

1 16 37

PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 15 Bandung) - repository UPI S PKN 1105722 Title

0 0 3

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN KONSTITUSI SISWA (Studi Deskriptif Analitis Terhadap Siswa SMA Negeri di Kabupaten Purbalingga)

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN KONSTITUSI SISWA (Studi Deskriptif Analitis Terhadap Siswa SMA Negeri di Kabupaten Purbalingga) - repository

0 0 12