c. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti di antar beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat Variance Inflation Factor VIF dengan membandingkan:
1 VIF 5 maka tidak terdapat multikolinearitas
2 VIF 5 maka tidak terdapat multikolinearitas
3.11. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahapan sebagai berikut yaitu:
3.11.1. Metode Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis Linear Berganda berfungsi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas Tanggung Jawab Sosial Perusahaan secara Internal
dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap variabel terikat Kepuasan Kerja Karyawan.
Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e
Dimana : Y
= Kepuasan Kerja Karyawan a
= Konstanta X
1
= Tanggung Jawab Sosial Perusahaan secara Internal
Universitas sumatera utara
X
2
= Lingkungan Kerja Fisik e
= Standart error Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel nantinya, dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.5 Hubungan antar Variabel
Nilai Interprestasi
0.0 - 0.19 Sangat Tidak Erat
0.2 - 0.39 Tidak Erat
0.4 - 0.59 Cukup Erat
0.6 – 0.79 Erat
0.8 – 0.99 Sangat Erat
3.11.2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis berdasarkan model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik, kemudian dianalisis dengan cara sebagai berikut:
3.11.2.1. Uji Signifikansi Simultan uji-F
Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat.
H : b
1
=b
2
= 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Tanggung Jawab Sosial X
1
dan Lingkungan Kerja Fisik X
2
terhadap kepuasan kerja karyawan Y.
Universitas sumatera utara
H
1
: b
1
≠b
2
≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Tanggung Jawab Sosial X
1
dan Lingkungan Kerja Fisik X
2
terhadap kepuasan kerja karyawan Y. Kriteria pengambilan keputusan:
H diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
H
1
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
3.11.2.2. Uji Secara Parsial Uji-t
Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara individual terhadap variabel terikat.
H : b
1
=0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Tanggung Jawab Sosial X
1
dan Lingkungan Kerja Fisik X
2
terhadap kepuasan kerja karyawan Y.
H
a
: b
1
≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Tanggung Jawab Sosial X
1
dan Lingkungan Kerja Fisik X
2
terhadap kepuasan kerja karyawan Y.
Kriteria pengambilan keputusan: H
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
Universitas sumatera utara
3.11.2.3. Koefisien Determinasi R²
Koefisien determinasi R² pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R² semakin besar mendekati
satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat
untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R² semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan
bahwa pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat.
Universitas sumatera utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT Darmasindo Intikaret Tebing Tinggi
Sumatera Utara
PT Darmasindo Intikaret adalah perusahaan swasta yang bergerak dala, industry pengolahan karet remahcrumb rubber. Lokasi kegiatan adalah berada di
JL. Ir. Juanda No. 11 kelurahan brohol kecamatan bajenis kota Tebing Tinggi Sumatera Utara.
Pada awal berdirinya perusahaan ini yaitu pada tahun 1991 namanya adalah PT Darmex Crumb Rubber Factory dengan kapasitas terpasang 12.000
tonthn. Pada tahun 1994 PT Darmex Crumb Rubber Factory mengajukan pertambahan kapasitas sehingga dengan demikian berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Perindustrian RI No. 118kanwil02IPA1IX94 tentang izin perluasan maka PT Darmex Crumb Rubber Factory meningkatkan produksi menjadi 18.000
tonthn. Hal ini dilakukan melihat adanya pertambahan pasokan bahan baku yang dihasilkan oleh kebun masyarakat dan kebun swasta didaerah masyarkat sekitar.
Pada tahun 2007 PT Darmex Crumb Rubber Factory mengajukan permohonan perubahan nama perusahaan kepada kota Tebing Tinggi sehingga
dengan demikian Dinas Perindustria, Perdagangan dan Koperasi PKM Pemerintahan Kota Tebing Tinggi menerbitkan SK No. 800246Disperindag
perihal persetujuan perubahan nama perusahaan dari PT Darmex Crumb Rubber
Universitas sumatera utara
Factory menjadi PT. Darmasindo Intikaret sehingga semenjak tanggal 27 pebruari 2007 hingga dokumen ini disusun nama perusahaan adalah PT. Darmasindo
Intikaret. Dalam operasionalnya PT. Darmasindo Intikaret melaksanakan kegiatan
usaha pengolahan karet remah dari bahan baku cup lump dan slab dengan kapasitas terpasang 36.000 tontahun. Menurut Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang jenis usaha danatau kewajiban yang wajib dilengkapi dengan analisis mengenai Dampak Lingkungan Hidup
AMDAL maka kegiatan pengolahan karet remahcrumb rubber tidak diwajibkan menyususn AMDAL tetapi cukup menyusun Upaya kelolaan Lingkungan Hidup
UKL dan upaya Pemantauan Lingkungan Hidup UPL.
4.1.1.1 Visi dan Misi PT Darmasindo Intikaret Tebing Tinggi Sumatera Utara
Visi PT. Darmasindo Intikaret adalah ingin
menjadi penyedia solusi kebutuhan karet alam yang terbesar dan paling diminati pelanggan dan pemasok
di dunia. MISI PT. Darmasindo Intikaret adalah Memberikan solusi untuk seluruh
kebutuhan yang berkaitan dengan karet alam secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta mewujudkan kesejahteraan bersama Bangsa
.
Universitas sumatera utara
4.1.1.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Darmasindo Intikaret merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan karetlatex menjadi crumb rubber. Bahan baku karet
pabrik ini diperoleh dari PIR Perkebunan Inti Rakyat. Pengolahan getah karet menjadi crumb rubber dilaksanakan di pabrik yang berada di Tebing Tinggi.
Karet memakai jenis Havea Brasiliensis dan mengolahnya menjadi crumb rubber. Adapun jenis crumb rubber yang diproduksi PT. Darmasindo Intikaret
adalah sesuai dengan ketentuan mutu karet Indonesia atau Standard Indonesian Rubber SIR, yaitu “SIR 20”. Crumb rubber SIR 20 adalah jenis karet remah
dengan kadar sebagai berikut : 1.
Kadar kotoran, maksimum 0,20 . 2.
Kadar abu, maksimum 1,00 . 3.
POPRI, minimum 3050. Mengingat banyaknya produk sejenis yang menjadi saingan perusahaan, maka PT.
Darmasindo Intikaret melalui bagian quality control dan pemasaran mengupayakan penjagaan dan peningkatan mutu yang ketat.
4.1.1.3 Proses Pembuatan Produk 4.1.1.3.1 Bahan
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dengan persentase komposisi bahan yang tinggi dan merupakan bahan-bahan yang membentuk
bagian integral dari suatu produk jadi.
Universitas sumatera utara
Bahan baku yang digunakan adalah getah karet dengan berbagai jenis kriteria antara lain : Cup lump, Slab, atau Slab lump. Ketiga jenis getah ini
merupakan bahan baku yang didapat dari vendor yang berasal dari beberapa daerah di sumatera utara antara lain : Rantau Parapat, Binjai, P. Sidempuan,
Sibolga, dan Perdagangan. Khusus untuk SIR 20 bahan baku yang digunakan oleh PT. Darmasindo Intikaret adalah getah karet dengan kriteria getah Cup lump, Slab
lump, Slab, dan Scrab.
4.1.1.3.2 Bahan tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam komposisi kecil tetapi juga mempengaruhi produk dan dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu produk.
1. Air
a. Air yang digunakan dalam proses produksi adalah air yang bersih yang
tidak banyak mengandung zat-zat kimia dan kotoran. Kegunaannya antara lain : Mencuci bahan baku dari kotoran yang melekat seperti pasir, batu
dan kayu. b.
Membuat larutan-larutan dari bahan kimia di laboratorium. c.
Mendinginkan motor-motor pembangkit tenaga. d.
Mencuci alat-alat yang dipakai dalam proses produksi. 2. Formic Acid asam semutcuka CH3COOH
Gunanya untuk mempercepat terjadinya penggumpalan latex. 3. Amoniak NH3
Gunanya untuk penyegaran latex serta pengawetan latex.
Universitas sumatera utara
4. HNS H-NS Gunanya untuk melembekkanmelembutkan getah latex.
5. Natrium Metabisulfit Na2S2O3
Untuk memperoleh warna karet yang terang maka ditambahkan natrium metabisulfit kedalam mixing tank II pada karet.
4.1.1.3.3 Bahan penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai
pelengkap produk. 1.
Plastik Berupa kemasan plastik yang digunakan untuk membungkus karet yang sudah
selesai dipres dan yang ditaruh dalam pallet. Plastik yang digunakan adalah plastik kedap udara dengan tebal 0, 2 mm dan titik leleh 108 o C serta berat
jenis 0,92 kgm2. Selanjutnya plastik tersebut dicap dengan cat dan diberi label. Setelah itu produk jadi akan dibawa ke gudang penyimpanan untuk
disimpan. 2.
Palletpacking Bandela yang telah dipres dan dibungkus plastik kemudian dimasukkan ke
dalam pallet. Pallet ini mempunyai jenistype dimana tergantung permintaan dari buyer tsb. sebagian dibuat sendiri oleh perusahaan dan ada yang dipesan
Universitas sumatera utara
langsung dari Singapura dengan system sewa oleh pembeli itu sendiri. Type dari packing yang digunakan PT. Darmasindo Intikaret antara lain :
a. Slip Tray adalah jenis packing dimana rangkanya terbuat dari logam dan
tapak terbuat dari kayu jadi merupakan kombinasi antara lgam dan kayu. b.
Metal box adalah packing yang keseluruhannya terbuat dari logam aluminium dan biasanya jenis packing ini sistem sewa.
c. Wooden Pallet adalah packing dimana bahannya terbuat dari kayu
biasanya packing ini dibuat oleh pabrik sendiri.
4.1.1.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan sistem yang mengatur masalah penetapan dan pembagian pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab yang dibebankan serta menetapkan hubungan antara unsur-unsur organisasi sehingga diperoleh suatu bentuk kerjasama yang efektif untuk mencapai tujuan
yang diharapkan perusahaan. Tugas individual ini dalam pelaksanaannya selalu dihubungkan dengan
sistem dan prosedur yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan. Dengan demikian organisasi bukan hanya sekedar kerangka pembagian tugas melainkan
seluruh perangkat beserta fungsi-fungsinya yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Struktur Organisasi PT Darmasindo Intikaret Tebing Tinggi
Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut:
Universitas sumatera utara
STRUKTUR ORGANISASI PT. DARMASINDO INTIKARET TEBING TINGGI
Universitas sumatera utara
4.1.1.5 Uraian Tugas Job Description
Pembagian pekerjaan pada PT Darmasindo Intikaret Tebing Tinggi Sumatera Utara dibagi menurut fungsi yang telah ditetapkan. Setiap personil
diberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan dasar kualifikasinya. Adapun tugas dan tanggung jawab serta wewenang di PT. Darmasindo Intikaret adalah
sebagai berikut: 1.
Direktur, mempunyai tugas sebagai berikut : a.
Menentukan kebijakan tertinggi perusahaan. b.
Bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian perusahaan. c.
Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan. d.
Memelihara dan mengawasi kekayaan peseroaan terbatas. e.
Bertanggung jawab dalam memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efesien.
f. Mewakil
perusahaan, mengadakan perjanjian-perjanjian,
merencanakan dan mengawasi pelaksanaan tugas personalia yang bekerja pada perusahaan.
g. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum pabrik sesuai dengan
kebijakan RUPS Rapat Umum Pemegang Saham. h.
Menetapkan besarnya deviden perusahaan
Universitas sumatera utara
2. Kepala Pabrik
Bertanggung jawab atas perencanaan, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan atas pelaksanaan produksi. Mempunyai tugas sebagai
berikut: a.
Bekerja sama dengan kepala bagian PPC dalam penyusunan rencana dan jadwal produksi.
b. Mengkoordinir dan mengawasi serta memberikan pengarahan kerja
kepada setiap seksi di bawahnya untuk menjamin terlaksananya kesinambungan dalam proses produksi.
c. Memonitor pelaksanaan rencana produksi agar dapat dicapai hasil
produksi sesuai jadwal, volume, dan mutu yang ditetapkan. d.
Bertanggung jawab atas pengendalian bahan baku dan efisiensi penggunaan tenaga kerja, mesin, dan peralatan.
e. Selalu menjaga agar fasilitas produksi berfungsi sebagaimana
mestinya. f.
Selalu berusaha untuk meningkatkan keterampilan setiap penanggung jawab dan karyawan di bawah tanggung jawabnya
dengan memanfaatkan tenaga ahli yang didatangkan oleh perusahaan.
g. Membantu supervisor listrik, bengkel, mekanik dalam
pemeliharaan semua instalasi yang ada di pabrik. h.
Membuat laporan harian dan berkala mengenai kegiatan di bagiannya sesuai dengan sistem pelaporan yang berlaku.
Universitas sumatera utara
i. Berusaha mencari cara-cara penekanan biaya dan metode
perbaikan kerja yang lebih efisien. j.
Menjaga disiplin kerja dan menilai prestasi kerja bawahannya secara berkala.
k. Melakukan penilaian terhadap prestasi kerja bawahannya secara
berkala. 3.
Quality Control Mengawasi dan menkoordinasi serta mengawal proses produksi dan
mempunyai tugas sebagai berikut : a.
Melakukan pemantauan pengawasan mutu hasil produksi b.
Melakukan pemantauan pelaksanaan proses produksi c.
Menilai efektifitas kinerja pada divisi quality d.
Melakukan penilaian terhadap keluhan yang terjadi pada teknis pelaksanaan ataupun hasil produksi.
e. Membuat perencanaan corective preventive action
f. Membuat laporan hasil pengawasan terhadap mutu produk.
4. Kabag. Lapangan Penerimaan Bahan Baku
Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a.
Mengkoordinir kegiatan penerimaan bahan baku. b.
Menentukan DRC bahan baku. c.
Melaporkan penerimaan bahan baku kepada kepala pabrik.
Universitas sumatera utara
5. Kabag. Laboratium
Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: Bertanggung jawab terhadap keakuratan pengujian parameter mutu dan quality yang diterbitkan.
6. Kabag. Bengkel
Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a.
Menyusun, mengatur, dan mengawasi kegiatan pemeliharaan dan repair dan mesin-mesin peralatan pabrik agar tidak mengganggu
jalannya operasi perusahaan. b.
Mengajukan permintaan pembelian spare part dan kebutuhan- kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pemeliharaan dan repair
semua peralatan pabrik. c.
Bertanggung jawab atas penggunaan suku cadang dan biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan maintenance
dan repair. d.
Mengadakan pengecekan langsung bekerjanya dan kondisi semua peralatan pabrik.
e. Mengadakan pencatatan mengenai besarnya biaya yang dikeluarkan
oleh masing-masing mesinperalatan pabrik. f.
Menyusun jadwal pemeliharaan peralatan-peralatan pabrik agar tidak menghambat jalannya proses produksi.
g. Memeriksa kerusakan yang timbul dan menentukan bahan-bahan atau
spare part yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
Universitas sumatera utara
h. Berusaha mencari cara-cara penekanan biaya dan metode perbaikan
kerja yang lebih efisien. i.
Menjaga disiplin kerja dan menilai prestasi kerja bawahannya secara berkala.
7. Kabag. Produksi
Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a.
Menyusun, mengatur, dan mengawasi kegiatan pemeliharaan dan perbaikan seluruh instalasi listrik perusahaan dan peralatan yang
menggunakan tenaga listrik untuk menjamin kelancaran jalannya operasi perusahaan.
b. Mengajukan permintaan pembelian suku cadang dan kebutuhan
lainnya yang diperlukan. c.
Bertanggung jawab atas penggunaan suku cadang dan biaya-biaya yang lainnya sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan
dan perbaikan. d.
Merencanakan perluasan kegiatan jaringan listrik sesuai dengan kebutuhan.
e. Mengadakan pemeriksaan atas instalasi listrik, AC, dan sistem
komunikasi yang berhubungan dengan tenaga listrik. f.
Menjamin keselamatan kerja bagi operator bawahannya. g.
Menjamin keamanan dan ketepatan pemasangan semua peralatan tenaga listrik.
Universitas sumatera utara
h. Berusaha mencari cara-cara penekanan biaya dan metode perbaikan
kerja yang lebih efisien. i.
Menjaga disiplin kerja dan menilai prestasi kerja bawahannya secara berkala.
8. Kabag. Kantor SDM dan Umum
Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: Bertanggung jawab segala pengeluaran dana dan perdokumentasian yang berkenaan dengan
operasional perusahaan baik rutin maupun yang isidentil yang diperintahkan Direktur Wakil Manajemen.
9. Kasir
Adapun tugas dan tanggung jawab administrasi adalah bertanggung jawab atas dana dokumen-dokumen penting yang disimpan dalam perusahaan.
10. Technic
Pembagian tugas dan tanggung jawab : • Memberikan petunjuk dan mengawasi pemeliharaan di bidang teknik
• Berperan dalam pemeliharaan dan perbaikan alat-alat yang ada di pabrik agar tetap dalam kondisi yang baik.
• Merencanakan dan mengarahakan serta mengkoordinasikan kegiatan bagian reparasi
11. Mandor Gilingan
Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: Bertanggung jawab terhadap getah selendang basah.
Universitas sumatera utara
12. Mandor Crumb
Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: Bertanggung jawab terhadap getah kering
13. Security Pembagian tugas dan tanggung jawab :
• Mengawasi semua gerak gerik orang yang dianggap mencurigakan • Mencatat semua tamu yang masuk.
• Bertanggung jawab terhadap semua keamanan perusahaan
4.1.2 Analisis Deskriptif 4.1.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden
Dari kuesioner yang disebarkan diperoleh gambaran umum mengenai karakteristik responden. Karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel-Tabel
berikut:
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah
Persentase 20-30
28 36,4
31-40 44
57,1 41-50
5 6,5
Total 77
100
Sumber: Pengolahan SPSS 2014
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa karakteristik responden berdasarkan usia didominasi oleh usia 31- 40 tahun dengan jumlah mencapai 44
responden 57,1, hal ini karena
karyawan telah lebih banyak memiliki pengalaman.
Universitas sumatera utara
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Persentase Laki-laki
54 70,1
Perempuan 23
29,9 Total
77 100
Sumber: Pengolahan SPSS 2014
Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 54 responden 70,1.
Responden berjenis kelamin laki-laki lebih dominan dibanding responden berjenis kelamin perempuan karena laki-laki dinilai lebih waspada dan dapat bekerja lebih
sigap dibandingkan wanita. Disamping itu, laki-laki cenderung dapat bepikir cepat tanpa melibatkan perasaan. pada umumnya perusahaan lebih suka mempekerjakan
karyawan laki-laki untuk pekerjaan-pekerjaan berat dibanding mempekerjakan karyawan perempuan, selain itu jadwal cuti karyawan laki-laki lebih sedikit
dibanding karyawan wanita.
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah
Persentase SLTP
19 24,7
SMA 55
71,4 DIPLOMA
3 3,9
Total 77
100
Sumber: Pengolahan SPSS 2014
Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan pada Tabel 4.3 di atas terlihat bahwa responden dengan pendidikan SMA adalah yang paling dominan
berjumlah 55 orang 71,4. Responden dengan tingkat pendidikan SMA lebih dominan karena secara umum hanya pada bagian tertentu perusahaan menetapkan
batas minimal tingkat pendidikan karyawan, sehingga tingkat pendidikan SMA
Universitas sumatera utara
dianggap relevan dengan pekerjaan yang dibebankan perusahaan dan perusahaan
lebih membutuhkan karyawan yang memiliki keahlian khusus untuk memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan, seperti mesin-mesin, otomotif, dan listrik.
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja Jumlah
Persentase 5 Tahun
11 14,3
5-10 Tahun 37
48,1 10 Tahun
29 37,7
Total 77
100
Sumber: Pengolahan SPSS 2014
Pada Tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan masa kerja terlihat bahwa responden dengan masa kerja 5-10 tahun merupakan masa kerja yang
paling dominan hal ini karena tingkat perputaran karyawan tidak tinggi, sehingga perusahaan jarang membuka lowongan kerja dan cenderung mempertahankan
karyawan yang sudah ada dari pada merekrut karyawan baru, kecuali jika terjadi kekurangan personil atau pengembangan usaha. Karyawan juga memiliki loyalitas
terhadap perusahaan sehingga cenderung bertahan dan tidak beralih ke perusahaan lain.
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian
Bagian Umum 8
10,4 Bagian Keamanan
3 3,9
Bagian Produksi 66
85,7 Total
77 100
Sumber: Pengolahan SPSS 2014
Pada Tabel 4.5 karakteristik responden berdasarkan bagian, terlihat bahwa responden bagian produksi merupakan jumlah yang paling dominan yaitu 66
Universitas sumatera utara
orang 85,7. Responden pada bagian produksi jauh lebih banyak dibanding bagian lain hal ini karena perusahaan bergerak dibidang perkebunan dan industri
pengolahan karet sehingga membutuhkan lebih banyak karyawan untuk ditempatkan pada bagian produksi dalam mengerjakan berbagai pekerjaan yang
berkaitan dengan produksi dan bagian produksi merupakan bagian yang paling banyak membutuhkan karyawan dibanding bagian lain.
4.1.2.2 Deskripsi Frekuensi Jawaban Responden
Berikut hasil analisis deskriptif frekuensi jawaban responden:
Tabel 4.6 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabl CSR Internal X
1
Q 1
SPS 2
3 4
N 5
6 7
STPS Total
f Total
F F
F F
F f
F f
1 6 7,8 18 23,4 50 64,9
3 3,9
0 0,0 0 0,0 0 0,0 77
100 2
1 1,3 22 28,6 48 62,3 6
7,8 0 0,0 0 0,0 0 0,0
77 100
3 4 5,2 14 18,2 37 48,1 21 27,3 1 1,3 0 0,0 0 0,0
77 100
4 5 6,5 25 32,5 35 45,5 12 15,6 0 0,0 0 0,0 0 0,0
77 100
5 2 2,6 31 40,3 36 46,8
8 10,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0
77 100
6 1 1,3 23 29,9 38 49,4 15 19,5 0 0,0 0 0,0 0 0,0
77 100
7 2 2,6 18 23,4 37 48,1 19 24,7 1 1,3 0 0,0 0 0,0
77 100
8 2 2,6 19 24,7 44 57,1 12 15,6 0 0,0 0 0,0 0 0,0
77 100
Sumber: Pengolahan SPSS 2014
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas, terlihat bahwa responden memberikan jawaban yang bervariasi untuk setiap butir pernyataan yaitu:
1. Untuk pernyataan tentang “Pemberian beasiswa bagi anak karyawan yang
berprestasi” Sebanyak 50 64,9 responden menjawab puas atas kebijakan hal ini menunjukkan bahwa pemberian beasiswa mendapat respon yang
Universitas sumatera utara
positif dari karyawan selain dapat meringankan biaya pendidikan juga dapat memotivasi anak-anak mereka untuk berprestasi.
2. Untuk pernyataan “Perusahaan telah memberikan beasiswa kepada anak
karyawan setiap tahun ajaran baru” karyawan dominan mejawab Puas yaitu sebanyak 48 62,3. Hal ini menunjukkan bahwa sebagaian besar
responden merasa terbantu dalam membiayai pendidikan anak, terutama pada tahun ajaran baru yang membutuhkan biaya pendidikan yang lebih
besar. 3.
Untuk pernyataan “Kegiatan syukuran secara rutin membuat seluruh karyawan merasa puas” 37 48,1 responden yang menjawab Puas hal ini
menunjukkab bahwa kegiatan tersebut dapat mempererat kebersamaan dan soliditas karyawan dan terdapat 1 1,3 responden yang menjawab Tidak
Puas hal ini dikarenakan karyawan tersebut memiliki ketidak cocokan dengan beberapa karyawan lain serta jarang dilibatkan dalam kegiatan-
kegiatan perusahaan. 4.
Untuk Pernyataan tentang “Kegiatan syukuran mengundang anak yatim piatu” mayoritas responden 35 45,5 menjawab puas, 25 32,5 sangat
puas, 5 6,5 sangat puas sekali dan terdapat 12 15,3 responden yang menjawab netral. Hal ini menjunkkan bahwa secara umum karyawan
menyukai kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan khususnya dalam menyantuni anak yatim piatu.
5. Untuk pernyataan “Program wisata yang diberikan perusahaan mampu
maningkatkan motivasi karyawan” sebanyak 38 49,4 responden
Universitas sumatera utara
mejawab puas, hal ini menunjukkan bahwa program wisata yang diberikan dapat memberikan rasa senang dan rileks bagi karyawan sehingga
menumbuhkan motivasi untuk bekerja lebih baik. 6.
Untuk pernyataan tentang “Program wisata yang diberikan perusahaan dapat mejalin silaturrahim karyawan dengan perusahaan” sebanyak 35
45,5 responden menjawab puas hal ini karena dengan kegiatan wisata, karyawan dapat berbagi keceriaan dan kebersamaan sehingga silaturrahim
antar karyawan dapat terjalin dengan baik. 7.
Untuk pernyataan tentang “Kebijakan pelayanan kesehatan yang diberikan perusahaan” sebagian besar responden menjawab puas, yaitu sebanyak 37
48,1 hal ini karena pelayanan kesehatan yang diberikan membuat karyawan merasa dihargai perusahaan khususnya bagi karyawan yang sakit,
dan terdapat 1 1,3 responden yang menjawab tidak puas, hal ini karena kebijkan pelayanan kesehatan hanya berlaku untuk gangguan kesehatan
tertentu. 8.
Untuk pernyataan tentang “Berbagai jenis pelayanan kesehatan yang diberikan perusahaan dapat meringankan beban karyawan” jawaban
responden didominasi oleh jawaban puas yaitu sebanyak 44 57,1 hal ini menjukkan bahwa karyawan merasa terbantu dengan layanan kesehatan
sehingga beban karyawan dalam hal biaya pengobatan menjadi lebih ringan.
Universitas sumatera utara
Tabel 4.7 Frekuensi Jawaban Responden Variabel Lingkungan Kerja Fisik X
2
Q
1 SPS
2 3
4 N
5 6
7 STPS
Total
f f
f f
f f
f 1
2 2,6 11 14,3 51 66,2 11 14,3 1 1,3 1 1,3 0 0,0
77 100
2 1
1,3 11 14,3 43 55,8 20 26,0 2 2,6 0 0,0 0 0,0 77
100 3
0,0 26 33,8 32 41,6 18 23,4 1 1,3 0 0,0 0 0,0 77
100 4
3 3,9 18 23,4 48 62,3
8 10,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0
77 100
5 0,0 14 18,6 51 66,2 11 14,3 1 1,3 0 0,0 0 0,0
77 100
6 1
1,3 17 22,1 38 49,4 19 24,7 2 2,6 0 0,0 0 0,0 77
100
Sumber: Pengolahan SPSS 2014
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa: 1.
Untuk pernyataan tentang “Pewarnaan yang dilakukan pada ruangan sudah sesuai” 51 66,2 responden mejawab puas hal ini menunjukkan bahwa
pewarnaan ruangan telah sesuai dengan kondisi pekerjaan sehingga karyawan merasa nyaman dalam bekerja namun masih terdapat 1 1,3
responden yang menjawab Tidak Puas dan 1 1,3 menjawab Sangat Tidak Puas, hal ini karena karyawan tersebut merasa warna ruangan terlalu
mudah kotor sehingga merasa lebih baik jika diberi warna gelap. 2.
Untuk pernyataan tentang “Pencahayaan ruangan” 43 55,8 responden mejawab puas, hal ini menjunkkan bahwa pencahayaan ruangan telah sesuai
dengan jenis pekerjaan yang dilakukan sehingga ruangan tidak kurang pencahayaan dan 2 2,6 responden yang menjawab tidak puas karena
menganggap bahwa pencahaan ruangan masih kurang terang. 3.
Untuk pernyataan tentang “Suhu ruangan diatur sesuai kebutuhan karyawan 32 41,6 menjawab Puas, hal ini menujukkan bahwa pengaturan suhu
ruangan telah sesuai dengan kebutuhan karyawan sehingga aktivitas kerja
Universitas sumatera utara
karyawan dapat berjalan normal tanpa terganggu oleh temperatur ruangan. Dan terdapat 1 1,3 responden yang menjawab tidak puas karena
karyawan tersebut merasa tidak nyaman dengan pemasangat AC maupun kipas angin karena rentan terhadap kesehatannya.
4. Untuk pernyataan “Suara yang dihasilkan dari alat-alat kerja tidak
menggangu konsentrasi karyawan” sebagian besar responden menjawab puas yaitu sebanyak 48 62,3 hal ini karena karyawan telah disediakan
headset jika mengoperasikan alat-alat kerja yang menimbulkan suara keras, sehingga suara yang ditimbulkan tidak terlalu bising dan tidak menggangu
konsentrasi karyawan. 5.
Untuk pernyataan tentang “Memiliki privasi ruang gerak dalam bekerja. Sebanyak 51 66,2 responden menjawab Puas, ini menunjukkan bahwa
karyawan diberi keleluasaan dalam bekerja hanya diberi arahan dan tidak diawasi terus menerus sedangkan 1 1,3 responden yang menjawab tidak
puas disebabkan oleh karyawan bersangkutan merupakan karyawan baru sehingga intensitas pengawasan masih cukup tinggi.
6. Untuk pernyataan tentang “Kebersihan ruang kerja sudah baik” sebanyak
38 49,4 responden mejawab puas, hal ini menunjukkan bahwa kebersihan ruangan kerja karyawan secara umum telah terjaga dengan baik.
dan 2 2,6 menjawab tidak puas disebabkan oleh masih kurangnya tong sampah di beberapa ruangan sehingga terkadang masih ada sampah yang
berserakan.
Universitas sumatera utara
Tabel 4.8 Frekuensi Jawaban Responden Variabel Kepuasan Kerja Karyawan Y
Q
1 SPS
2 3
4 N
5 6
7 STPS
Total
f f
f f
f f
f 1
8 10,4 13 16,9 47 61,0 7
9,1 2 2,6 0 0,0 0 0,0
77 100
2 0,0
17 22,1 39 50,6 20 26,0 1 1,3 0 0,0 0 0,0 77
100 3
0,0 26 33,8 36 46,8 14 18,2 1 1,3 0 0,0 0 0,0
77 100
4 3
3,9 13 16,9 46 59,7 14 18,2 1 1,3 0 0,0 0 0,0
77 100
5 0,0
22 28,6 37 48,1 17 22,1 1 1,3 0 0,0 0 0,0 77
100 6
0,0 16 20,8 37 48,1 23 29,9 1 1,3 0 0,0 0 0,0
77 100
7 2
2,6 18 23,4 48 62,3
8 10,4 1 1,3 0 0,0 0 0,0
77 100
8 1
1,3 14 18,2 51 66,2
9 11,7 2 2,6 0 0,0 0 0,0
77 100
9 1
1,3 25 32,5 30 39,0 21 27,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0
77 100
10 1 1,3
12 15,6 52 67,5 10 13,0 2 2,6 0 0,0 0 0,0 77
100 11 1
1,3 23 29,9 36 46,8 17 22,1 0 0,0 0 0,0 0 0,0
77 100
12 0 0,0
19 24,7 37 48,1 19 24,7 2 2,6 0 0,0 0 0,0 77
100
Sumber: Pengolahan SPSS 2014
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa: 1.
Untuk pernyataan “Gaji yang diberikan layak” 47 61,0 responden mejawab Puas, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa
bahwa gaji yang diterima relatif sesuai dengan beban kerja dan 2 2,6 tidak puas, karena merasa beban kerja belum sebanding dengan dengan gaji
yang diterima. 2.
Untuk pernyataan tentang “Pemberian penghargaan berupa imbalan dalam bentuk uang atau yang dapat dinilai dengan uang” 39 50,6 responden
menjawab puas, hal ini menunjukkan bahwa dengan penghargaan yang diberikan membuat karyawan merasa dihargai dan terdorong untuk terus
berprestasi dan 1 1,3 responden yang menjawab tidak puas hal ini karena karyawan tersebut merasa telah memberikan kinerja yang baik
namun tidak mendapat penghargaan yang layak.
Universitas sumatera utara
3. Untuk pernyataan tentang “Pemberian bonus diberikan sesuai kinerja
karwayan sebanyak 36 46,8 responden menjawab puas, hal ini menunjukkan bahwa pemberian bonus seuai kinerja merupakan kebijakan
yang adil dan objektif sehingga karyawan berusaha memberikan kinerja yang optimal bagi perusahaan dan 1 1,3 responden yang menjawab tidak
puas karena karyawan tersebut merasa kurang adil atas pemberian bonus yang diberikan.
4. Untuk pernyataan tentang “Pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai dengan
pendidikan dan keahlian karyawan” sebanyak 46 59,7 responden mejawab puas, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan merasa
tingkat pendidikan dan keahlian yang dimiliki telah sesuai dengan pekerjaan yang diberikan dan 1 1,3 responden menjawab tidak puas, karena
merasa telah memiliki pengalaman yang lebih banyak namun berada diposisi yang sama dengan karyawan yang masih kurang pengalaman.
5. Untuk pernyataan tentang “Pekerjaan memberi kesempatan untuk
meningkatkan keterampilan” 37 48,1 responden mejawab Puas, hal ini menjunjukkan bahwa jenis pekerjaan yang dilakukan memberi pengalaman
bagi karyawan sehingga dapat memberi kesempatan bagi karyawan dalam meningkatnya keterampilan kerja dan terdapat 1 1,3 responden yang
menjawab tidak puas, karena merasa tidak ada hal baru untuk diperlajari. 6.
Untuk pernyataan tentang ‘Merasa puas dengan fasilitas yang diberikan perusahaan” 37 48,1 responden menjawab puas, hal ini menunjukkan
bahwa fasilitas yang diberikan perusahaan relatif cukup lengkap dan
Universitas sumatera utara
memberikan rasa puas bagi karyawan dan 1 1,3 responden yang tidak puas, karena menganggap fasilitas yang diberikan masih kurang memadai.
7. Untuk pernyataan tentang “Rekan kerja yang bisa diajak kerja sama dapat
meningkatkan semangat kerja” sebanyak 48 62,3 responden mejawab puas, hal ini menunjukkan bahwa sebagain besar karyawan menganggap
bahwa kerja sama dengan rekan kerja sangat diperlukan dalam pekerjaan sehingga jika bisa bekerja sama dengan rekan kerja maka karyawan akan
lebih bersemangat dalam bekerja, dan terdapat 1 1,3 responden yang tidak puas, karyawan tersebut beralasan bahwa pekerjaannya tidak begitu
berhubungan dengan karyawan lain sehingga lebih sering bekerja secara individu.
8. Untuk pernyataan tentang “Keharmonisan antara atasan dan bawahan dapat
meningkatkan semangat dalam bekerja” sebanyak 51 66,2 responden mejawab puas, hal ini berarti bahwa sebagaian besar karyawan menyadari
bahwa keharmonisan antar atasan dengan bawahan akan berpengaruh pada semangat kerja sehingga jika keharmonisan tercipta, maka karyawan akan
memiliki semangat kerja yang lebih baik, dan 2 2,6 responden menjawab tidak puas, karyawab tersebut beralasan bahwa keharmonisan
dengan atasan tidak begitu berpengaruh pada semangat kerjanya karena atasan tidak selalu mengawasinya.
9. Untuk pernyataan tentang “Karyawan bertanggung jawab atas
pekerjaannya” 1 1,3 menjawab Sangat Puas Sekali SPS, 25 32,5 menjawab Sangat Puas, 30 39,0 mejawab Puas, hal ini menunjukkan
Universitas sumatera utara
bahwa karyawan memiliki rasa tanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukannya.
10. Untuk pernyataan tentang “Kesesuaian tempat kerja dengan minatkeinginan
pekerja dapat meningkatkan hasil kerja” 52 67,5 responden mejawab Puas, hal ini menunjukkan bahwa kesuaian tempat kerja dan minat
karyawan dapat meningkatkan kepuasan kerja sehingga jika karyawan merasa puas dengan pekerjaannya maka kemungkinan besar hasil kerja akan
meningkat. 11.
Untuk pernyataan tentang “Dalam bekerja karyawan membutuhkan ketenteraman dalam mengerjakan tugas-tugasnya” 36 46,8 mejawab
Puas, hal ini menunjukkan bahwa ketenteraman merupakan kebutuhan mendasar bagi karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya,jika karyawan
merasa tenteram, maka karyawan dapat bekerja optimal. 12.
Untuk pernyataan tentang “Melakukan pekerjaan dengan sunguh-sungguh karena pekerjaan ini penting bagi saya” jawaban responden didominasi oleh
jawaban puas yaitu sebanyak 37 48,1,1 hal ini menujukkan bahwa secara umum sumber penghasilan utama karyawan bersumber dari gaji yang
diperoleh dari perusahaan dan 2 2,6 responden menjawab tidak puas, karena karyawan tersebut merasa penghasilan yang diperoleh tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan masih berniat beralih ke perkerjaan lain yang lebih menjanjikan.
Universitas sumatera utara
4.1.2.3 Analisis Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik yang digunakan meliputi Uji Normalitas Data, Uji
Heterokedastisitas, dan Uji Multikolonearitas.
4.1.2.3.1 Uji Normalitas Data
a. Pendekatan Histogram
Sumber: Pengolahan SPSS 2014
Uji Normalitas Data dengan pendekatan Histogram diatas menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan telah berdistribusi normal, hal ini dapat
dilihat dari garis histogram tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sehingga penyebaran datanya telah berdistribusi secara normal.
b. Pendekatan Grafik
Pendekatan lainnya yang digunakan dalam untuk menguji normalitas data adalah Pendekatan Grafik. Pendekatan Grafik yang digunakan adalah Normality
Probability Plot. Berikut adalah hasil Uji Normalitas Data dengan pendekatan Grafik Normality Probability Plot.
Universitas sumatera utara
Sumber: Pengolahan SPSS 2014
Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan pendekatan grafik diatas, dapat terlihat bahwa data memiliki distribusi atau penyebaran yang normal, hal ini dapat
dilihat dari penyebaran titik berada disekitar sumbu diagonal dari grafik.
4.1.2.3.2 Uji Heterokedastisitas Scatter Plot
Untuk melihat ada tidaknya Heteroskedastisitas pada model yang digunakan, dilakukan dengan Uji Heteroskedastisitas Scatter Plot. Berikut hasil
Uji Heteroskedastisitas dengan Scatter Plot.
Universitas sumatera utara
Berdasarkan Hasil Uji Heteroskedastisitas diatas, diketahui bahwa tidak ada varian gangguan berbeda dalam penelitian, titik – titik penyebaran pada Scatter
Plot tidak menunjukkan pola tertentu dan penyebarannya berada di atas dan di bawah angka nol, sehingga model regresi yang digunakan tidak mengalami
Heteroskedastisitas.
4.1.2.3.3 Uji Multikolonearitas
Uji Multikolonearitas pada penelitian ini digunakan untuk melihat ada tidaknya gejala multikolonearitas antar variabel indevenden. Pada Tabel berikut
dapat dilihat hasil Uji Multikolonearitas.
Universitas sumatera utara
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant 11.253
3.964 2.839 .006
CSR_I .310
.155 .205 2.001 .049
.837 1.194 Lingkungan_Fisik
.960 .207
.476 4.643 .000 .837 1.194
a. Dependent Variable: Kepuasan_Kerja_Karyawan
Sumber: Pengolahan SPSS 2014
Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terlihat adalanya gejala multikolonearitas antar variabel indevenden. Hal ini dapat
diketahui dari nilai tolerance pada kolom ke tujuh diatas, pada kolom tolerance menunjukkan bahwa nilai tolerance adalah sebesar 0,837, sehingga nilai tersebut
telah sesuai dengan nilai yang disyaratkan yaitu nilai tolerance harus lebih besar dari 0,1. Dengan demikian 0,837 0,1.
Selanjutnya dengan melihat nilai VIF Varian Inflation Factor dimana nilai VIF pada kolom ke delapan diatas adalah sebesar 1,194, dengan demikian nilai
tersebut telah sesuai dengan nilai yang disyaratkan yaitu lebih kecil dari 5. Maka nilai VIF 1,194 5. Maka berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
pada model regresi yang digunakan tidak terdapat gejala multikolonearitas.
4.1.3 Analisis Statistik 4.1.3.1 Koefisien Regresi Linear Berganda
Melalui Analisis Regresi Linear Berganda dapat diketahui berapa besar koefisien regresi Variabel CSR Internal X
1
dan Variabel Lingkungan Kerja Fisik
Universitas sumatera utara
X
2
terhadap Variabel Kepuasan Kerja Karyawan Y Perusahaan. Hasil perhitungan Regresi Linear Berganda dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Perhitungan Koefisien Regresi Linear Berganda
Sumber: Pengolahan SPSS 2014
Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Tabel 4.10 diperoleh persamaan sebagai berikut:
Y= a + b
1
X
1
+ b
2
X2 + e
Y= 11,253 + 0,310 X
1
+ 0,960 X
2
+ e
Dimana: Y
= Kepuasan Kerja Karyawan X
1
= CSR Internal X2
= Lingkungan Kerja Fisik a
= Konstanta e
= standard error Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa :
1. Konstanta a = 11,253 menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel bebas
CSR Internal dan Lingkungan Kerja Fisik = 0 maka Kepuasan Kerja Karyawan Y akan sebesar 11,253.
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant 11.253
3.964 2.839 .006
CSR_I .310
.155 .205 2.001 .049
.837 1.194 Lingkungan_Fisik
.960 .207
.476 4.643 .000 .837 1.194
a. Dependent Variable: Kepuasan_Kerja_Karyawan
Universitas sumatera utara
2. Koefisien regresi variabel CSR Internal sebesar 0,310 menunjukkan bahwa
variabel CSR Internal X
1
bernilai positif terhadap kepuasan kerja karyawan Y. Dengan kata lain, jika variabel CSR Internal ditingkatkan
sebesar 1 satuan maka kepuasan kerja karyawan akan meningkat sebesar 0,310 dengan asumsi variabel lainya tetap.
3. Koefisien regresi variabel Lingkungan Kerja Fisik adalah sebesar 0,960
menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja fisik bernilai positif terhadap kepuasan kerja karyawan Y. dengan kata lain, jika variabel lingkungan
kerja fisik ditingkatkan sebesar 1 satuan maka kepuasan kerja karyawan akan meningkat sebesar 0,960 dengan asumsi variabel lainnya tetap.
4.1.3.2 Pengujian Hipotesis
4.1.3.2.1 Uji Signifikansi Simultan Uji F Hasil Uji Simultan Uji F menunjukkan seberapa besar pengaruh Variabel
CSR Internal X
1
dan Variabel Lingkungan Kerja Fisik X
2
secara bersama- sama atau serempak terhadap Variabel Kepuasan Kerja Karyawan Y PT.
Darmasindo Intikaret Tebing Tinggi. Hasil Uji F dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:
Universitas sumatera utara
Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression 819.903
2 409.952
19.740 .000
a
Residual 1536.798 74
20.768 Total
2356.701 76
a. Predictors: Constant, Lingkungan_Fisik, CSR_I b. Dependent Variable: Kepuasan_Kerja_Karyawan
Sumber: Pengolahan SPSS 2014
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa nilai F hitung adalah sebesar 19,740 dan nilai F tabel diperoleh dengan menggunakan tingkat
keyakinan 95, α = 5, df 1 jumlah variabel–1 = 2, dan df 2 n-k-1 = 77-2-1
= 74 maka niali F tabel adalah sebesar 3,12. Dengan demikian nilai F hitung 19,740 F tabel 3,12. Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 0,05
Dengan demikian secara bersama-sama atau simultan variabel CSR Internal X
1
dan variabel Lingkungan Kerja Fisik X
2
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan Y. Berdasarkan kriteria pengujian
hipotesis maka Ha diterima dan H ditolak.
4.1.3.2.2 Uji Signifikansi Parsial Uji t
Hasil Uji Parsial Uji t menunjukkan seberapa besar hubungan dan pengaruh masing-masing Variabel CSR Internal X
1
dan Variabel Lingkungan Kerja Fisik X
2
secara parsial terhadap Variabel Kepuasan Kerja Karyawan Y PT. Darmasindo Intikaret Tebing Tinggi.Hasil Uji t dapat dilihat pada Tabel 4.12
berikut:
Universitas sumatera utara
Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikansi Parsial Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant 11.253
3.964 2.839 .006
CSR_I .310
.155 .205 2.001 .049
.837 1.194 Lingkungan_Fisik
.960 .207
.476 4.643 .000 .837 1.194
a. Dependent Variable: Kepuasan_Kerja_Karyawan
Sumber: Pengolahan SPSS 2014
Berdasarkan Tabel 4.12 Hasil Uji t diatas, diketahui bahwa: 1.
Variabel CSR Internal X
1
memiliki nilai t hitung sebesar 2,001 dan sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1,67 Dengan demikian nilai t hitung
2,001 t tabel 1,67 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,049. 0,05 artinya variabel CSR Internal X
1
secara parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan Y.
Berdasarkan hasil tersebut maka H
1
diterima dan H ditolak.
2. Variabel Lingkungan Kerja Fisik X
2
memiliki nilai t hitung sebesar 4,643 dan nilai t tabel adalah sebesar 1,67 maka nilai t hitung 4,643 t tabel
1,67 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 0,05. Dengan demikian secara parsial variabel Lingkungan Kerja Fisik X
2
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan Y. Berdasarkan
kriteria pengujian hipotesis maka H
1
diterima dan H ditolak.
3. Dari Tabel 4.12 tersebut dapat diketahui bahwa variabel Lingkungan Kerja
Fisik X
2
lebih dominan dibanding variabel CSR Internal X
1
hal ini karena pekerjaan lebih banyak menuntut aktivitas fisik terutama pada bagian
produksi, sehingga lingkungan fisik menjadi prioritas utama perusahaan
Universitas sumatera utara
agar karyawan dapat bekerja dengan optimal sedangkan penerapan CSR Internal masih terbatas pada hal-hal tertetu sehingga koefisien regresi dan
tingkat signifikansinya lebih rendah dibanding variabel Lingkungan Kerja Fisik X
2
. 4.1.3.2.3
Uji Koefisien Determinasi R²
Dalam penelitian ini dapat diketahui berapa besar kontribusi Variabel CSR Internal X
1
dan Variabel Lingkungan Kerja Fisik X
2
terhadap Variabel Kepuasan Kerja Karyawan Y. Melalui koefisien determinasi R² dengan
menggunakan program SPSS Statistical Product dan Service Solution versi 17 for Windows dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Determinasi R²
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.590
a
.348 .330
4.55714 a. Predictors: Constant, Lingkungan_Fisik, CSR_I
b. Dependent Variable: Kepuasan_Kerja_Karyawan
Sumber: Pengolahan SPSS 2014
Berdasarkan Hasil Uji Determinasi R² pada Tabel 4.13 diatas terlihat bahwa variabel CSR Internal X
1
dan variabel Lingkungan Kerja Fisik X
2
memiliki kontribusi positif sebesar 0,330 33 terhadap variabel kepuasan kerja karyawan Y. Sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh faktor-faktor
lainnya yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini seperti pelatihan dan pengembangan SDM, Struktur Organisasi, dan Disiplin Karyawan.
Universitas sumatera utara
4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengaruh CSR Internal Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan
Dari hasil Uji signifikansi simultan Uji F terlihat bahwa secara bersama- sama atau simultan variabel CSR Internal X
1
dan variabel lingkungan kerja fisik X
2
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan Y dimana nilai F hitung sebesar 19,740 nilai F tabel 3,12
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 0,05. Berarti koefisien signifikan secara statistik CSR Internal dan Lingkungan Kerja Fisik secara bersama-sama
berpengaruh posistif terhadap kepuasan kerja karyawan. CSR Internal mempengaruhi Lingkungan Kerja Fisik artinya jika CSR Internal hendaknya
jangan mencapai profit tanpa sama sekali melihat manfaat CSR serta berhubungan dengan karyawan biasanya terkait dengan suatu aktivitas yang secara langsung
terhubung secara fisik karena karyawan menemukan diri mereka didalam organisasi. Terlebih jika aktivitas sosial dan prakteknya CSR diadopsi oleh top
manajemen maka, akan menumbuhkan iklim kerja yang mendukung hubungan antar sesama ditempat kerja. Selanjutnya dengan memberikan keamanan dan
program kesehatan dalam meningkatkan kepuasan dan loyalitas karyawan akan membuat mereka mampu bersikap positif terhadap organisasi, memotivasi mereka
untuk memacu majunya organisasi serta membuat mereka tetap aktif sebagai karyawan.
Universitas sumatera utara
Konsep Corporate Social Responsibility pertama kali dikemukakan oleh Bowen yaitu konsep Cost Benefit Ratio Social Benefit Ratio. Emil 1953 dalam
Ardianto dan Machfuds 2011:39 menyimpulkan konsep Cost Benefit Ratio Social Benefit Ratio yaitu bahwa setiap perusahaan berskala besar hendaknya
jangan hanya bermotivasi mencapai profit sebesar-besarnya dengan membandingkan cost dan benefit tanpa sama sekali melihat ratio antara cost
dengan manfaat sosial dan keberadaan perusahaan terhadap lingkungan. Nitisemito 2002 : 183 Berdasarkan definisi tersebut dapat dinyatakan
lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan bekerja yang mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan beban tugasnya. Masalah
lingkungan kerja dalam suatu organisasi sangatlah penting, dalam hal ini diperlukan adanya pengaturan maupun penataan faktor-faktor lingkungan kerja
fisik dalam penyelenggaraan aktivitas organisasi. Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya
didalam melaksanakan tugas-tugasnya.
4.2.2 Pengaruh CSR Internal Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Dari hasil Uji Signifikansi Parsial Uji t terlihat bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel CSR Internal X
1
terhadap varibel kepuasan kerja Y dengan nilai t hitung sebesar 2,001 t tabel 1,67 dengan tingkat singnifikansi sebesar 0,049 0,05 dengan demikian secara
parsial variabel CSR Internal X
1
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan Y. Hal ini menunjukkan bahwa program-
Universitas sumatera utara
program CSR Internal yang diterapkan perusahaan secara umum berdampak positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan khususnya:
1. Pemberian bantuan pendidikan kepada anak karyawan pada setiap tahun
ajaran baru, kebijakan ini sangat membantu mengurangi beban karyawan dalam membiayai pendidikan anak-anaknya terlebih pada saat
tahun ajaran baru merupakan masa yang sulit bagi karyawan dalam mengatur keuangan keluarga karena kebutuhan pendidikan akan cukup
besar. 2.
Kegiatan syukuran mengundang anak yatim berdampak pada rasa solidaritas dan kepedulian antar sesama karyawan dan lingkungan sosial.
Dengan tumbuhnya rasa solidaritas dan kepedulian dapat meningkatkan semangat kebersamaan dan saling tolong menolong antar karyawan dan
masyarakat. Sehingga kegiatan ini tidak hanya bermanfaat pada lingkungan internal perusahaan saja tetapi juga bermanfaat pada
masyarakat sekitar khususnya keluarga yang kurang mampu dan anak yatim piatu.
3. Program wisata yang diberikan telah mampu menciptakan suasana
harmonis dalam perusahaan, kegiatan ini dapat menghilangkan kepenatan dan beban kerja sehingga dengan berwisata keceriaan dan
semangat kerja karyawan dapat ditingkatkan terlebih kegiatan ini dimasukkan dalam agenda rutin perusahaan secara berkesinambungan
Universitas sumatera utara
sehingga jalinan silaturrahim antar karyawan senantiasa terjaga dan dapat meningkat untuk jangka panjang.
4.2.3 Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan