Latar Belakang Pembahasan Data Uji PRI Bahan Pemvulkanisasi Sulfur 46

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karet merupakan politerpena yang disintesis secara alami melalui polimer enzimatik isopentilpirofosfat. Unit ulangannya adalah 1,4 poliisoprena. Dimana isoprena merupakan produk degradasi utama karet Karet merupakan polimer yang mempunyai sifat elastis, sehingga dinamakan pula sebagai elastomer. Pada saat ini karet digolongkan atas dua bagian yaitu, karet sintetik dan karet alam. Karet sintetik dibuat secara polimerisasi fraksi-fraksi minyak bumi. Contohnya SBR Strirene Butadiene Rubber. Sedangkan Karet alam diperoleh dengan cara penyadapan pohon Hevea Braziliensis. Karet alam memiliki berbagai keunggulan dibanding karet sintetik, terutama dalam hal elastisitas, daya redam getaran. Bentuk utama karet alam, terdiri dari 97 cis – 1,4 – poliisoprena, dikenal sebagai Havea Rubber. Hampir semua karet alam diperoleh sebagai lateks. Lateks biasanya dikonversikan ke karet busa dengan aerasi mekanik yang diikuti oleh Vulkanisasi Steven, MP.2001.. Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkup internasional dan khususnya bagi Indonesia. Perkembangan karet dan industri karet dewasa ini sangat pesat. Negara Indonesia termasuk produsen karet alam kedua setelah Malaysia, akan tetapi usaha perkaretan di Indonesia masih tergolong kurang maju, bila dibandingkan dengan perkembangan produksi dan kemajuan teknologi di Negara lain Tim Penulis, PS.1999.. Universitas Sumatera Utara Karet alam SIR 20 berasal dari koagulum. Prinsip tahapan proses pengolahan karet alam SIR 20 adalah sortasi bahan baku, pembersihan dan pencampuran makro, peremahan, pengeringan, pengempalan dan pengemasan Ompusunggu, M. 1987. Antioksidan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah oksidasi mencegah reaksi dengan oksigen pada produk karet. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stres oksidatif Yayasan Karet.1983.. Komposisi antioksidan terdiri dari dua, yaitu antioksidan alam dan antioksidan sintetik. Yang termasuk antioksidan alam antara lain turunan fenol, kumarin, hidroksi sinamat, tokoferol, difenol, nonfenol dan asam askorbat. Antioksidan sintetik antara lain Butyl Hidroksi Anisol BHA, Butyl Hidroksi Toluen BHT. Sifat-sifat kimia pada antioksidan antara lain sinergisme, dapat diartikan sebagai gejala bahwa efek dua komponen aktif dalam campuran lebih dari jumlah efek masing – masing jika terpisah. Mekanisme kerja antioksidan dalam mencegah ketengikan bahan di antaranya secara inhibitor dan pemecah peroksida Meronda, G. Rahma. 2008.. Asam asetat berupa cairan jernih tidak berwarna, berbau tajam dan berasa asam. Asam asetat dapat mudah bercampur dengan pelarut polar atau non polar lainnya. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia http:id.wikipedia.orgwikiAsam_asetat.2009. Fenol adalah senyawa yang mempunyai gugus hidroksil yang terikat pada sebuah cincin benzen. Pada konsentrasi yang tinggi fenol jika terkena kulit menyebabkan kulit akan terbakar dan sangat beracun Wood, Keenan. Kleinfer. 1984. Penilaian spesifikasi teknis didasarkan pada hasil analisis dari beberapa syarat uji yang ditetapkan untuk SIR yaitu penetapan PRI Plastisitas Retensi Indeks, viskositas mooney dan kadar kotoran, Nilai plastisitas awal Po dan plastisitas setelah Universitas Sumatera Utara dipanaskan selama 30 menit pada suhu 140 o C menyebabkan PRI menjadi rendah. Viskositas mooney karet alam Hevea Brasiliensis menunjukkan panjangnya rantai molekul karet atau berat molekul serta derajat pengikatan silang rantai molekulnya. Pada umumnya semakin tinggi berat molekul BM hidrokarbon karet semakin panjang rantai molekul dan semakin tinggi tahanan terhadap aliran dengan kata lain karetnya semakin viskous dan keras Sumarno Kartowardoyo. 1980. Beberapa peneliti terdahulu seperti M.A. Abd El-Ghaffar, D.E. El-Nashar, dan E.A.M. Youssef 2003 telah menggunakan antioksidan asam maleat dan diamin phenylene yang divulkanisasikan dalam amina polymer dari karet NR dan SBR. Beliau menyimpulkan bahwa dalam asam maleat dapat menghambat oksidasi di dalam karet alam dari SBR dan konsentrasi optimum pada penggunaan 1,5 phr M.A. Abd El-Ghaffar. 2003. Disamping itu Chakrit Sirisinha, Sireethorn Phoowakeerewiwat, dan Pongdhorn Saeoui 2004 yang telah menggunakan asam stearat dan amina sebagai dasar antioksidan dengan agen pembentuk radikal peroksida difenil peroksida yang menyimpulkan bahwa asam stearat hanya berpengaruh terhadap antioksidan pada karet alam dan secara signifikan mematangkan karet alam sehingga menghasilkan sifat – sifat fisik mekanik dinamik Chakrit Sirsinha. 2004. Jiri Tochacek 2004 menggunakan senyawa fenol sebagai antioksidan didalam polipropilen dan mempelajari sifat fisik dan tingkah laku yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh stabilitas polipropilen yang telah menggunakan fenol. Pengaruh ini sangat signifikan yang ditunjukkan dalam peningkatan sifat – sifat mekanik Jiri Tochacek. 2004. Dari uraian diatas maka peneliti berkeinginan untuk meneliti optimasi penggunaan campuran asam asetat dan fenol sebagai antioksidan pada karet alam SIR 20. Sebagai antioksidan pada penelitian ini diharapkan BHT, asam asetat dan fenol dapat menghambat oksidasi pada karet alam sehingga dapat menghindari kerusakan pada karet tersebut. Universitas Sumatera Utara Adapun pengujian yang dapat mendukung adalah melihat perubahan kekuatan tarik dan struktur gugus fungsi dengan FTIR. Sifat fisik yang dilakukan antara lain pengujian PRI Plastisitas Retensi Indeks, viscositas mooney dan kadar abu pada karet alam SIR 20.

1.2 Identifikasi Masalah