Makan Beraneka Ragam Pada Keluarga. Penggunaan garam beryodium

49 Tabel 4.11. Distribusi Keluarga Berdasarkan Pemberian Makanan Atau Minuman Pertama Sekali Sesaat Setelah Bayi Lahir di Desa Sitinjo Induk Tahun 2009 No Makananminuman yang diberikan pada bayi sesaat setelah lahir n Persentase 1. ASI 5 7,58 2. Air putih susu formula 59 89,39 3. Makanan lain selain ASI 2 3,03 Jumlah 66 100,00 Keluarga berdasarkan pemberian makanan atau minuman pertama sekali sesaat setelah bayi lahir di Desa Sitinjo Induk Tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 4.11 di atas. Keluarga yang memberikan bayinya air putihsusu formula merupakan jumlah yang paling banyak yaitu 89,39. Jumlah paling sedikit adalah makanan lain selain ASI misalnya madu sebesar 3,03. Kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator ASI Eksklusif di Desa Sitinjo Induk tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut: Tabel 4.12. Distribusi Keluarga Berdasarkan Pemberian ASI saja di Desa Sitinjo Induk tahun 2009 No Pemberian ASI saja n Persentase 1. Baik 2 3,03 2. Tidak baik 64 96,97 Jumlah 66 100,00 Pada umumnya kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator pemberian ASI saja kepada balita yang diperlihatkan pada tabel 4.12. dapat diketahui bahwa lebih banyak pada kategori tidak baik yaitu sebesar 96,97.

4.5. Makan Beraneka Ragam Pada Keluarga.

Di Desa Sitinjo Induk keluarga responden yang makan beraneka ragam sangat sedikit. Kesadaran keluarga berdasarkan indikator keanekaragaman Universitas Sumatera Utara 50 makanan di Desa Sitinjo Induk tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 4.13 sebagai berikut: Tabel 4.13. Distribusi Keluarga Berdasarakan Makan Beraneka Ragam di Desa Sitinjo Induk Tahun 2009 No Makan Beranekaragam n Persentase 1. Baik 6 9,10 2. Tidak baik 60 90,90 Jumlah 66 100,00 Kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator makan beraneka ragam dalam keluarga responden yang paling banyak yang diperlihatkan tabel 4.13. diatas adalah pada kategori tidak baik yaitu 90,90.

4.6. Penggunaan garam beryodium

Dari hasil pemeriksaan menggunakan test yodina, di ketahui bahwa 100 responden menggunakan garam beryodium. Untuk mengetahui kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator penggunaan garam beryodium juga dipengaruhi cara penggunaan dan penyimpanan garam yang dapat dilihat pada tabel 4.14 dan 4.15 di bawah ini: Tabel 4.14. Distribusi Keluarga Menurut Cara Menggunakan Garam Beryodium Dalam Pengolahan Makanan di Desa Sitinjo Induk Tahun 2009 No. Cara menggunakan garam beryodium n Persentase 1. Setelah bahan makanan matang 18 27,27 2. Pada awalsaat proses pemasakan 48 72,73 Jumlah 66 100,00 Cara menggunakan garam yang baik sangat mempengaruhi kadar yodium dalam garam tersebut.Tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa responden yang paling banyak adalah menggunakan garam beryodium pada awalsaat proses memasak yaitu sebesar 72,73. Universitas Sumatera Utara 51 Tabel 4.15. Distribusi Keluarga Menurut Cara Menyimpan Garam Beryodium di Desa Sitinjo Induk tahun 2009. No. Cara penyimpanan garam beryodium n Persentase 1. Menggunakan wadah kering dan tertutup 25 27,88 2. Wadah terbukadibiarkan tetap dalam plastik kemasan 41 62,12 Jumlah 66 100,00 Di samping cara penggunaan garam beryodium, penyimpanannya juga berpengaruh terhadap kadar yodium yang dikonsumsi. Dari tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa responden yang paling banyak adalah menggunakan wadah terbukadibiarkan tetap dalam plastik kemasan yaitu sebesar 62,12. Kesadaran Keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator penggunaan garam beryodium dengan cara menggunakan garam beryodium setelah masakan matang dan penyimpanan pada wadah kering dan tertutup di Desa Sitinjo Induk tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 4.16 di bawah ini: Tabel 4.16 Distribusi Keluarga Menurut Penggunaan Garam Beryodium di Desa Sitinjo Induk tahun 2009 No Menggunakan Garam Beryodium n Persentase 1. Baik 13 19,70 2. Tidak baik 53 80,30 Jumlah 66 100,00 Berdasarkan cara penggunaan serta penyimpanan garam beryodium dapat dikategorikan atas 2 kategori. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.16 di atas yang menunjukkan bahwa yang paling besar adalah pada kategori tidak baik yaitu 80,30. Universitas Sumatera Utara 52

4.7 Pemberian Suplemen Kapsul Vitamin A