52
4.7 Pemberian Suplemen Kapsul Vitamin A
Kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator pemberian suplemen kapsul vitamin A di Desa Sitinjo Induk tahun 2009 dapat dilihat pada
tabel 4.17 berikut ini:
Tabel 4.17 Distribusi Keluarga Menurut Pemberian Suplemen Kapsul Vitamin A di Desa Sitinjo Induk Tahun 2009
No. Pemberian Suplemen Kapsul Vitamin A
n Persentase
1. Baik
42 63,64
2. Tidak Baik
24 36,36
Jumlah 66
100,00
Kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator pemberian suplemen kapsul vitamin A di Desa Sitinjo Induk sudah cukup baik. Dapat
diketahui secara jelas dengan melihat tabel 4.17. yang menunjukkan bahwa kategori baik merupakan jumlah yang paling banyak yaitu 63,64.
4.8. Keluarga Sadar Gizi Dari hasil analisis berdasarkan indikator keluarga sadar gizi yang terlaksana
dengan baik yang dilakukan di Desa Sitinjo Induk tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut ini:
Tabel 4.18. Distribusi Keluarga Berdasarkan Jumlah Indikator Keluarga Sadar Gizi Yang Terlaksana di Desa Sitinjo Induk Tahun 2009
No. Keluarga
sadar gizi Indikator yg terlaksana
n Persentase
1. Baik
5 1
1,52 2.
Tidak Baik 4
1 1,52
3. 3
9 13,64
4. 2
18 27,27
5. 1
17 25,75
6. 20
30,30
Jumlah 66
100,00
Universitas Sumatera Utara
53
Dari tabel 4.18 dapat dilihat bahwa hampir keseluruhan responden tidak sadar gizi. Bahkan keluarga yang tidak melaksanakan salah satu pun indikator
keluarga sadar gizi ini merupakan jumlah yang paling banyak yaitu sebesar 30,30. Hanya 1,52 yang sudah melaksanakan 5 indikator keluarga sadar gizi.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di Desa Sitinjo Induk belum tergolong keluarga sadar gizi.
4.9. Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks BBU.
Status gizi balita bawah lima tahun berdasarkan indikator BBU di Desa Sitinjo Induk tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 4.20 bawah ini:
Tabel 4.19. Distribusi Status Gizi Balita Menurut BBU di Desa Sitinjo Induk Tahun 2009
No Status Gizi
n Persentase
1. Gizi Buruk
2 3,03
2. Gizi Kurang
13 19,70
3. Gizi Baik
51 77,27
Jumlah 66
100,00
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan saat penelitian dapat dilihat pada tabel 4.19. bahwa status gizi balita di Desa Sitinjo Induk tahun 2009 yang paling
banyak adalah gizi baik yaitu 77,27 dan ditemukan masalah gizi buruk pada balita yaitu 3,03.
Di dalam keluarga sadar gizi diharapkan status gizi balita semakin baik. Analisis jumlah indikator kadarzi yang terlaksana dengan baik dan status gizi balita
di Desa Sitinjo Induk tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
54
Tabel 4.20. Distribusi Keluarga Sadar Gizi Dan Status Gizi Balita di Desa Sitinjo Induk Tahun 2009
N o
Kadarzi Jlh
Klg Status Gizi
Jumlah Baik Kurang
Buruk n n
n n
1 Baik 1
1 100,00
0 1 100,00 2
Tidak Baik 65 50
76,92 13
20,00 2
3,08 100,00
Dalam keluarga sadar gizi diharapkan status gizi balita baik. Menurut tabel 4.20. diatas menunjukkan bahwa pada keluarga sadar gizi kategori baik status gizi
balitanya baik. Sementara pada keluarga sadar gizi kategori tidak baik terdapat 76,92 balita status gizi baik, 20 status gizi balita kurang dan 3,08 status gizi
balita buruk.
Universitas Sumatera Utara
55
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Kesadaran Keluarga Terhadap Gizi Berdasarkan Indikator Penimbangan.
Pemantauan pertumbuhan balita bisa dilakukan dengan menimbang balita di rumah maupun di posyandu atau di puskesmas. Pemantauan ini dimaksudkan
untuk mengetahui pertumbuhan balita dan bisa mencegah masalah sedini mungkin apabila terjadi penyimpangan. Pemantauan pertumbuhan ini dapat dilihat dari
KMS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 66 keluarga responden yang
diteliti kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator penimbangan yang dikategorikan baik hanya sekitar 40,90. Pada kategori tidak baik adalah 59,10.
Rutinitas penimbangan ini biasanya dilakukan oleh ibu yang rumahnya dekat dengan posyandu atau keluarga kader, serta responden dengan balita yang masih
mendapat imunisasi. Ada beberapa alasan keluarga tidak menimbangkan balitanya antara lain:
anak sudah mendapat imunisasi lengkap sehingga ibu merasa tidak perlu membawa anaknya ke posyandu dan alasan bekerja bagi keluarga petani juga
sangat mempengaruhi responden mengikuti penimbangan. Melalui wawancara dengan responden dapat diketahui mereka lebih mementingkan bekerja daripada
hanya sekedar menimbang balita mereka ke posyandu. Kemungkinan hal tersebut di atas dipengaruhi oleh kurang pengetahuan masyarakat tentang manfaat
penimbangan.
Universitas Sumatera Utara