Jenis dan Rancangan Penelitian Instrumen Penelitian Defenisi Operasional

35

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan Cross Sectional yaitu ingin mengetahui gambaran sadar gizi keluarga dan status gizi balita.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Sitinjo Induk Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi. Lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Sitinjo Induk dipilih sebagai tempat penelitian karena masih banyak balita bawah garis titik-titik BGT yaitu sebanyak 85 orang dan balita bawah garis merah BGM 6 orang dari 534 orang balita yang diketahui dari survei awal yang dilakukan oleh peneliti pada bulan November sampai Januari.

3.2.2. Waktu Penelitian

Dimulai pada bulan November 2008 hingga penelitian selesai pada bulan April 2009.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang memiliki balita berumur 6 bulan di Desa Sitinjo Induk tahun 2009 yaitu sebanyak 187 kepala keluarga. Universitas Sumatera Utara 36 3.3.2. Sampel 3.3.2.1. Kriteria Sampel Sampel pada penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai balita yang berumur 6 bulan yang memiliki KMS di desa Sitinjo Induk dan responden adalah ibu yang memiliki balita tersebut.

3.3.2.2. Penentuan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Besar Sampel ditentukan dengan menggunakan rumus menurut Notoatmodjo 2002 : 1 2 d N N n   1 , 187 1 187 2   n n =65,15 N = Besar populasi 187 n = Besar sampel d = Penyimpangan terhadap populasi derajat ketepatan yang di inginkan 0,1 3.4. Metode pengumpulan 3.4.1.Data primer Data primer meliputi data yang terdiri dari identitas responden, karakteristik balita, pemberian ASI Eksklusif kepada bayi yang diperoleh dengan wawancara langsung dengan menggunakan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, pemberian makanan beraneka ragam yang diperoleh dengan metode food frekuensi, penggunaan garam beryodium yang diperoleh dengan melakukan test yodina, dan status gizi balita dengan menggunakan Indikator BBU. Universitas Sumatera Utara 37

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder mencakup gambaran Desa Sitinjo yang diperoleh dari Kantor Camat Sitinjo dan Puskesmas Sitinjo. Data tersebut terdiri atas karakteristik penduduk, jumlah penduduk, dan data demografi lainnya. Data pemantauan pertumbuhan balita dan pemberian tablet vitamin A diperoleh dari KMS.

3.5. Instrumen Penelitian

1. Timbangan injak untuk menimbang berat badan balita. 2. Kuesioner 3. Formulir Food frekuensi 4. Test Yodina.

3.6 Defenisi Operasional

1. Keluarga sadar gizi adalah: keluarga yang telah melaksanakan 5 indikator keluarga sadar gizi dengan memantau pertumbuhan balita menimbang, memberikan ASI eksklusif, makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, memberikan supemen vitamin A pada balitanya. 2. Memantau Pertumbuhan balita adalah mengamati pertumbuhan balita melalui kegiatan penimbangan berat badan balita dengan menggunakan alat pengukur berat badan timbangan dilakukan setiap bulan atau minimal 4 kali pada anak umur diatas 6 bulan berturut-turut selama 6 bulan terakhir. 3. Tindakan pemberian ASI Eksklusif adalah tindakan ibu dalam memberikan ASI saja kepada bayi mulai sejak lahir hingga berumur 6 bulan, tanpa cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa Universitas Sumatera Utara 38 tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. 4. Makan beraneka ragam pada anggota keluarga adalah mengkonsumsi makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah atau makanan pokok, lauk pauk, sayuran atau buah setiap hari 2-3x pada anggota keluarganya. 5. Menggunakan garam beryodium adalah menggunakan garam yang apabila diuji dengan menggunakan test yodina berwarna ungu dan digunakan setelah makanan matang serta disimpan pada wadah kering tertutup di tempatkan ditempat sejuk. 6. Memberikan suplemen vitamin A adalah tindakan ibu dalam pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi 100.000 SI kapsul biru untuk balita umur 6- 11 bulan dan vitamin A dosis tinggi 200.000 SI kapsul merah untuk balita umur 12-59 bulan yang diperoleh dari posyandu maupun sarana kesehatan lainnya. 7. Status gizi balita adalah suatu keadaan gizi anak yang berumur 6-59 bulan yang di ukur dengan indeks BBU. Universitas Sumatera Utara 39

3.7. Aspek Pengukuran