Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

18 Dengan demikian penulis tertarik untuk meneliti gambaran tingkat sadar gizi keluarga dan status gizi balita di Desa Sitinjo Induk.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran tingkat sadar gizi keluarga dan status gizi balita di Desa Sitinjo Induk Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi tahun 2008.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran keluarga sadar gizi dan status gizi balita di Desa Sitinjo Induk tahun 2008.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator penimbangan balita. 2. Untuk mengetahui kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator ASI Eksklusif. 3. Untuk mengetahui kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator keaneka ragaman makanan yang dikonsumsi. 4. Untuk mengetahui kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator penggunaan garam beryodium. Universitas Sumatera Utara 19 5. Untuk mengetahui kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita. 6. Untuk mengetahui status gizi balita berdasarkan indeks antropometri BBU.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan bagi puskesmas dan instansi yang terkait Dinas Kesehatan. 2. Sebagai bahan masukan dan tambahan untuk penelitian lain yang berkaitan dengan keluarga sadar gizi Kadarzi. Universitas Sumatera Utara 4 ABSTRAK Masalah gizi buruk dan gizi kurang berpengaruh pada rendahnya kualitas sumber daya manusia. Saat ini keadaan gizi terutama pada anak-anak masih memprihatinkan. Menurut Depkes pada tahun 2006 sekitar 28 dari jumlah balita di Indonesia mengalami gizi kurang. Selama ini telah diupayakan perbaikan gizi mencakup promosi gizi seimbang termasuk penyuluhan gizi di posyandu, fortifikasi pangan, pemberian makanan tambahan termasuk MP-ASI, pemberian suplemen gizi kapsul vitamin A dan tablet tambah darah TTD, pemantauan dan penanggulangan gizi buruk. Kenyataannya masih banyak keluarga yang belum berperilaku gizi yang baik sehingga penurunan masalah gizi berjalan lambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keluarga sadar gizi dan status gizi balita, bersifat deskriptif dengan rancangan cross sectional, dilakukan di Desa Sitinjo Induk Kabupaten Dairi. Jumlah sampel adalah 66 orang. Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan penimbangan, kuesioner , test yodina, dan formulir food frekuensi. Status gizi balita diukur dengan indeks antropometri BBU. Data sekunder diperoleh dari Kepala Desa, Puskesmas, Kantor Camat, dan Dinas Kesehatan. Indikator penimbangan dan pemberian vitamin A dilihat dari KMS. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator penimbangan balita, ASI Eksklusif, keanekaragaman makanan, penggunaan garam beryodium, penggunaan garam beryodium lebih besar pada kategori tidak baik. Pada indikator pemberian vitamin A lebih banyak pada kategori baik. Persentase status gizi dengan indikator BBU adalah status gizi baik 78,79, status gizi kurang 18,18, dan status gizi buruk 3,03. Dari hasil penelitian juga dapat diketahui semakin keluarga sadar gizi maka status gizi balita baik. Sebagai rekomendasi dalam hal ini diharapkan pelaksanaan penyuluhan tentang ASI Eksklusif, cara menggunakan dan menyimpan garam beryodium, pentingnya penimbangan, penganekaragaman dengan penggunaan lahan pekarangan. Adanya upaya Dinas Kesehatan dan Pemerintah untuk membantu upaya sosialisasi dan pelaksanaan program kadarzi termasuk alokasi dana. Kata kunci : keluarga sadar gizi, status gizi, balita. Universitas Sumatera Utara 5 ABSTRACT The problem of defisit nutrition and mal nutrition contributed to a lower quality human power. Recently the nutritional status of children under five years old especially has been a serious concern. According to Health Department in 2006, about 28 of total children under five years old in Indonesia suffered from mal nutrition. So far there has been the nutrition improvement attempt, including the balance nutrition promotion involving the nutrition extension in integrated service post, food fortification, give food additional including MP-ASI, nutrition supplement Vitamin A capsule and blood- producing tablet, monitoring and management of under nutrition. In reality, there were still many families who did not practice a good nutrition behavior, thus the management of nutrition problem operated slowly. The objective of research would be to know the description of nutritional– awareness family and nutritional status of the children under five years old, this was a descriptive research by cross sectional design, conducted in Sitinjo Induk village, the district of Dairi. Total sample was 66 family. The collection of primary data was made throught weighing, distribution of questionnaires, yodine test, and food frequency forms. The nutritional status of children under five years old was measured by anthropometry index of BBU. The secondary data was gained from Chief of Village, Public Health Center, Sub district Office, and Health Service Board. Indicators of weighing and vitamin A administration were seen from KMS. The result of research indicated that the awareness of family on nutrition base on indicators of children under five years old weighing, Exclusive breast feeding, food diversity, the using yodium salt, was classified in to bad categorization. In indicator of vitamin A administration, it was more found in good categorization. The persentage of nutritional status with indicator BBU was in good nutritional status 77,27, defisit nutritional status 18,18, and mal nutritional status 3,03. The result also indicated that the larger family’s nutrition awareness, the better nutritional status of children under five years old would be. It is recommended that exclusive breast feeding extension, the method of use and yodium salt storage, the importance of weighing, diversity and utilization of yard park, should be implemented. There should be participation of health agency and government to help the socialization and implementation of nutritional- awareness program and also the allocation of fund. The key words: Nutritional-awared family, nutritional status, children under five years old. Universitas Sumatera Utara 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Keluarga Sadar Gizi Kadarzi Keluarga sadar gizi Kadarzi adalalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut Kadarzi apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan menimbang berat badan secara teratur, memberikan air susu ibu ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan ASI eksklusif, makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, minum suplemen gizi kapsul vitamin A dosis tinggi Depkes RI, 2007. Dalam hal ini, keluarga merupakan tatanan masyarakat terkecil dan paling inti dengan beranggotakan bapak, ibu, dan anak-anak. Di sinilah tata cara nilai, norma, kepedulian dan kasih sayang terbina sejak dini. Dalam keluarga, sumber daya dimiliki dan dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan termasuk kebutuhan fisik yang paling dasar yaitu makan dan minum. Ditingkat keluarga juga dilakukan pengambilan keputusan tentang makanan, gizi dan kesehatan dilaksanakan. Masalah yang terjadi ditingkat keluarga seperti gizi kurang, gizi buruk, anemia dan sebagainya, sangat erat kaitannya dengan perilaku keluarga yang bersangkutan selain akar masalah adalah kemiskinan. Pemahaman Kadarzi oleh semua yang bertujuan mewujudkan keluarga sehat, cerdas dan mandiri sangat diperlukan untuk menjadikan bangsa sehat dan negara kuat Syahartini, 2006. Diharapkan bahwa dalam satu keluarga sadar gizi sedikitnya ada seorang anggota keluarga yang dengan sadar bersedia melakukan perubahan kearah Universitas Sumatera Utara