heterokedastisitas atau dapat disebut homokedastisitas. Hal ini dibuktikan dengan grafik plot diatas yang tidak membentuk pola tertentu yang teratur,
sehingga penelitian ini layak dilakukan pengujian lebih lanjut. c. Uji Multikolinearitas
Deteksi terhadap multikolinearitas dapat dilihat dari variance inflation factor
VIF dan tolerance TOL.
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
PKA ,615
1,625 PSA
,615 1,625
a Dependent Variable: SPI
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 dan nilai varian inflation factor VIF tidak lebih dari 10, dapat
disimpulkan hasil tersebut mengindikasikan tidak terdapat gejala multikolinearitas terhadap variabel penelitian. Sehingga model regresi
berganda dapat digunakan dalam penelitian.
4. Uji Hipotesis
a. Hasil Uji T Untuk mengetahui pengaruh varibel independen secara parsial
terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai t dan p value sig yang dapat dideteksi dari output SPSS pada tabel coefficients. Dasar
pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis tiap variabel independen adalah sebagai berikut:
1 Jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau sig 0,05 dan nilai t lebih besar dari nilai 2 atau t 2, maka Ha
diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. 2 Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau
sig 0,05 dan nilai t lebih kecil dari nilai 2 atau t 2, maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan variabel independen
secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.10 Hasil Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
13,051 9,410
1,387 ,173
PKA ,245
,145 ,147
1,692 ,098
PSA 2,329
,254 ,798
9,172 ,000
a Dependent Variable: SPI
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS
Hipotesis dan hasil analisis SPSS 12 untuk varibel independen X yaitu penilaian kinerja dan penerapan audit internal dijabarkan sebagai
berikut:
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.10 dapat diidentifikasi bahwa variabel penilaian kinerja memiliki nilai t sebesar 1,692 dengan nilai
probabilitas sig 0,098, ini berarti nilai t lebih kecil dari 2 atau t 2 dan nilai probabilitas sig yang digunakan untuk variabel penilaian kinerja
adalah 0,10 artinya bahwa nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,10 atau 0,098 0,10. Maka, terdapat pengaruh yang
signifikan antara panilaian kinerja audit internal terhadap sistem pengendalian intern. Dan hasil analisis pada tabel 4.10 diidentifikasikan
bahwa variabel penerapan audit internal memiliki nilai t sebesar 9,172 dengan nilai probabilitas sig 0,000, ini berarti nilai t lebih besar dari 2 atau
t 2 dan nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,000 0,05. Maka, terddapat pengaruh yang signifikan antara variabel
penerapan audit internal terhadap sistem pengendalian intern.
b. Uji statistik F uji simultan Pengujian adanya pengaruh variabel independen secara simultan
terhadap variabel dependen dilakukan dengan melihat nilai F yang dapat dideteksi dari output SPSS pada table ANOVA
a
. Dasar pengambilan keputusan uji simultan antara variabel X
1
dan X
2
terhadap variabel Y adalah sebagai berikut :
1 Jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau sig 0,05 dan nilai F lebih besar dari nilai 4 atau F 4, maka Ha
diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan variabel independen secara
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2 Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau sig 0,05 dan nilai F lebih kecil dari nilai 4 atau F 4, maka Ha
ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan variabel independen secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
Tabel 4.11 Hasil Uji F ANNOVA b
ANOVAb
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 3596,772
2 1798,386
86,335 ,000a
Residual 874,873
42 20,830
Total 4471,644
44 a Predictors: Constant, PSA, PKA
b Dependent Variable: SPI
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.12, terlihat nilai F adalah 86,335 dengan probabilitas 0.000, karena probabilitas 0.000 jauh lebih kecil dari 0,05 dan
nilai F 86,335 lebih besar dari 4, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi sistem pengendalian intern. Atau bisa dikatakan penilaian
kinerja dan penerapan audit internal secara bersama berpengaruh signifikan terhadap sistem pengendalian intern.
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel dependen dengan variabel independen terdapat hubungan. Hasil uji
koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
,897a ,804
,795 4,564
a Predictors: Constant, PSA, PKA b Dependent Variable: SPI
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS
Nilai koefisien determinan R square pada tabel model summary
b
sebesar 0,804 dan nilai koefisien determinan yang sudah disesuaikan adjusted R square sebesar 0,795, karena jumlah variabel independen
tidak lebih dari dua, maka peneliti menggunakan koefisien determinasi R square
dan bukan adjusted R square
Singgih Santoso, 2000:167 dalam Rudi, 2009. Jadi, nilai yang dipakai adalah 0,804, jika disajikan dalam
bentuk persentase adalah 80,4. Angka tersebut mempunyai maksud bahwa variabel penilaian kinerja dan penerapan audit internal secara
bersama dapat menjelaskan 80,4 terhadap variabel sistem pengendalian intern dan sisanya 19,6 100 - 80,4 dipengaruhi oleh variabel lain
dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini. Standard error of estimate
adalah sebesar 4,564, semakin kecil standar error of estimate
maka akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen, namun dikarenakan nilai hasil uji secara
simultan sebesar 80,4, maka itu dirasa kurang, sebab pada analisis sebelumnya diperoleh hasil penilaian kinerja tidak memiliki pengaruh
terhadap sistem pengendalian intern, sedangkan pada pengujian penerapan audit internal terhadap sistem pengendalian intern memiliki pengaruh
sebesar 0,798 atau 79,8. Hal tersebutlah yang menyebabkan pengolahan data secara simultan hanya menunjukkan angka 80,4 Jika pengujian
penilaian kinerja audit internal memiliki pengaruh maka, dapat dipastikan analisis secara simultan bisa menunjukkan hasil yang lebih baik.
d. Analisis regresi berganda Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap varibel dependen dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.13 Hasil Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
13,051 9,410
1,387 ,173
PKA ,245
,145 ,147
1,692 ,098
PSA 2,329
,254 ,798
9,172 ,000
a Dependent Variable: SPI
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS
Hasil analisis tabel 4.13 diatas memperlihatkan bahwa nilai constant 13,051, penilaian kinerja audit internal 0,245 dan penerapan audit internal
2,329, sehingga berdasarkan analisis regresi berganda diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y = 13,051 + 0,245
X1
+ 2,329
X2
Hal ini mengindikasikan bahwa jika tidak ada variabel penilaian kinerja audit internal dan penerapan audit internal, maka sistem
pengendalian intern bernilai 13,051. Koefisien regresi 0,245 menyatakan bahwa setiap penambahan sejumlah penilaian kinerja audit internal akan
meningkatkan sistem pengendalian intern sebesar 0,245 dan koefisien regresi 2,329 menyatakan bahwa setiap penambahan sejumlah penerapan
audit internal akan meningkatkan system pengendalian intern sebesar 2,329.
Dengan memperhatikan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agus adalah bahwa hasil penelitiannya yaitu sistem pengendalian intern
dan pengelolaan persedian mempunyai pengaruh terhadap audit operasional pada perusahaan Pertamina. Sedangkan pada hasil penelitian
yang dilakukan oleh Siti adalah terdapatnya pengaruh auditor internal terhadap efektivitas manajemen risiko perusahaan.Berdasarkan hasil yang
telah dianalisa disimpulkan pada penelitian sekarang bahwa penilaian kinerja dan penerapan audit internal mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap sistem pengendalian intern.
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh penilaian kinerja audit internal terhadap sistem pengendalian intern,
signifikansi pengaruh penerapan audit internal terhadap sistem pengendalian intern dan secara simultan signifikansi pengaruh penilaian kinerja dan penerapan
audit internal terhadap sistem pengendalian intern. Metode penelitian yang digunakan adalah hipotesis.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil uji t menunjukkan penilaian kinerja audit internal variabel X
1
yang diukur oleh sistem pengendalian intern variabel Y secara parsial diperoleh
nilai t sebesar 1,692 dengan nilai probabilitas sig 0,098. Ini berarti nilai t lebih kecil dari 2 dan probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,10.
Berdasarkan temuan penelitian ini disimpulkan bahwa, hipotesis penelitian yang menyatakan penilaian kinerja berpengaruh secara signifikan terhadap
sistem pengendalian intern. 2. Hasil uji t menunjukkan penerapan audit internal variabel X
2
yang diukur oleh sistem pengendalian intern variabel Y secara parsial diperoleh nilai t
sebesar 9,172 dengan nilai probabilitas sig 0,000, ini berarti nilai t lebih besar dari 2 dan nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05.
Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, hipotesis