Penyebab Ketidak-efektifan Fungsi Penilaian Kinerja

2. Penyebab Ketidak-efektifan Fungsi Penilaian Kinerja

Menurut Anthony, et al 1999 dalam Fahrudin JS Pareke, 2000, penyebab-penyebab ketidak-efektifan penilaian kinerja merupakan permasalahan-permasalahan yang terletak pada sistem penilaian kinerja yang tidak baik, yang terdiri dari 5 masalah utama, seperti yang diperlihatkan gambar 2.1. Gambar 2.1. Permasalahan-permasalahan Utama Sistem Penilaian Kinerja 1. sistem penilaian yang didefinisikan dengan buruk 2. sistem komunikasi penilaian yang buruk 3. sistem penilaian yang tidak sesuai 4. pendukung sistem penilaian yang buruk 5. sistem penilaian yang tidak di monitoring Sumber : Diolah dari Berbagai Sumber Penyebab-penyebab yang lainnya adalah tujuan penilaian sering kali tidak ditentukan secara jelas dan kegiatan penilaian dianggap hanya sebagai kegiatan ritual tahunan Noe, et al : 2000. Dengan demikian kita dapat mengidentifikasikan 7 hal yang menyebabkan fungsi penilaian kinerja dalam organisasi tidak efektif, seperti pada gambar 2.2. Tujuan penilaian tidak jelas . Penyebab ketidak-efektifan fungsi penilaian yang pertama adalah ketidak-jelasan tujuan penilaian. Penilaian kinerja dapat ditujukan untuk tujuan strategis, administratif atau pengembang, tujuan strategis dimaksudkan untuk memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Tujuan administratif adalah untuk kepentingan- kepentingan administrasi, seperti promosi, kenaikan gaji, dan lain sebagainya. Sedangkan tujuan yang bersifat pengembangan adalah untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan mereka Noe, et al : 2000. Gambar 2.2. Penyebab Ketidak-efektifan Fungsi Penilaian Kinerja fungsi penilaian kinerja tidak efektif Sumber : Diolah dari Berbagai Sumber Pendefinian sistem yang buruk. Pendefinisian sistem yang buruk berarti sistem dirancang atau dimodifikasi tanpa memperhatikan tujuan dan strategi organisasi. Kenyataan ini menyebabkan penilaian kinerja dalam organisasi menjadi tidak efektif, di mana organisasi mengabaikan keterkaitan link antara kebijakan penilaian kinerja dengan strategi-strategi dan tujuan- tujuan organisasi. Noe, et al.2000, mengatakan bahwa sistem penilaian kinerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem manajemen kinerja, yang harus mendukung tujuan strategis organisasi. Tujuan penilaian tidak jelas Penilaian hanya sebagai ritual tahunan Sistem komunikasi penilaian yang buruk Sistem penilaian tidak dimonitoring Pendefinisian sistem yang buruk Sistem penilaian tidak didukung Sistem penilaian tidak tepat Sistem penilaian yang tidak didukung dengan baik. Sistem penilaian yang tidak didukung, berarti tidak adanya keterlibatan dan keterikatan komitmen top manajemen, individu-individu yang dinilai, maupun personalia pelaksana penilaian dalam kegiatan penilaian kinerja. Tanpa dukungan dari tiap manajemen, maka rancangan dan praktik-praktik penilaian kinerja tidak memberikan kontribusi terhadap kinerja organisasi, karena manajemen tidak akan menggunakan hasil penilaian tersebut untuk kebijakan- kebijakan organisasi. Sebaliknya, jika sistem penilaian tidak diterima dan didukung oleh para karyawan dan personalia pelaksana penilaian, maka mereka tidak akan berusaha keras untuk menjadikan kegiatan penilaian tersebut berhasil Athony, et al : 1999. Sistem penilaian tidak tepat. Ketidakcocokan sistem penilaian, berarti praktik penilaian tidak sesuai dengan sistem yang diharapkan, yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan praktik dalam proses penilaian. Menurut Hubartt 1995 dalam Fahrudin JS Pareke, 2000, beberapa kesalahan praktik yang sering terjadi dalam penilaian kinerja adalah kegiatan penilaian kinerja tidak konsisten dalam menetapkan peringkat, kegagalan dalam penentuan sasaran kinerja dan ketidak-mampuan menangani karyawan yang berkinerja rendah. Penilaian hanya sebagai ritual tahunan. Penyebab ketidak-efektifan kegiatan penilaian kinerja yang kelima, adalah kegiatan ini hanya dipandang sebagai sebuah kegiatan ritual tahunan. Para manajer hanya melengkapi mengisi formulir penilaian dengan cepat dan menggunakannya untuk mendaftar semua informasi negatif yang mereka kumpulkan atas seorang karyawan selama setahun yang lalu. Para manajer ini tidak menghendaki adanya konfrontasi dan tidak mengetahui bagaimana cara menyajikan hasil evaluasi negatif yang mereka dapatkan. Beberapa manajer bahkan menghabiskan sedikit mungkin waktu untuk memberikan umpan-balik pada karyawan Noe, et al : 2000. Padahal kegiatan penilaian merupakan sebuah proses, bukan hanya sebuah kejadian event tertentu. Agar proses ini menjadi lebih mudah, perlu diingat bahwa penilaian lebih dari sekedar mengisi formulir Hadden : 1999 dalam Fahrudin JS Pareke, 2000. Sistem komunikasi penilaian yang jelek. Sistem komunikasi penilaian yang jelek artinya sistem penilaian tidak di komunikasi disosialisasi dengan baik kepada setiap orang yang terlibat dalam proses penilaian. Buruknya komunikasi sistem penilaian menyebabkan para penilai dan individu-individu yang dinilai memiliki persepsi yang berbeda tentang tujuan dan pentingnya kegiatan penilaian kinerja yang dilakukan Anthony, et al : 1999. Perbedaan persepsi ini akan mengurangi penerimaan karyawan terhadap proses dan hasil penilaian, sehingga keterlibatan mereka dalam kegiatan penilaian menjadi rendah. Sistem penilaian tidak di monitoring. Sedang sistem yang tidak di monitoring akan menghasilkan permasalahan yang serius, yang menyebabkan tidak adanya tindakan-tindakan perbaikan atas kesalahan yang terjadi selama proses penilaian Anthony, et al. : 2000.

3. Fungsi Penilaian Kinerja yang Mengacu pada Kualitas