Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menurut Nung Harjanto, 1999, perkembangan dunia usaha dan globalisasi perekonomian Indonesia menyebabkan kebutuhan terhadap jasa akuntan publik dari waktu ke waktu semakin meningkat. Peningkatan kebutuhan terhadap jasa akuntan publik tidak berarti melegalkan penurunan kualitas audit itu sendiri, tetapi justru meningkatkan tingkat pengharapan klien terhadap kualitas audit. Pemakai jasa akuntan publik dapat dikelompokkan menjadi pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal adalah manajemen perusahaan, sedangkan pihak eksternal meliputi pemilik, kreditur, debitur dan lain sebagainya. Pihak internal mempekerjakan akuntan publik agar mendapat pengakuan performance dalam mengelola dana yang telah ditanamkan pada perusahaan melalui pendapat misalnya wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan untuk tujuan pengambilan keputusan, perlu memastikan bahwa informasi yang tersaji dalam laporan keuangan dapat dipercaya. Setelah auditor mendapatkan hasil dari penilaian kinerja tersebut, auditor akan melakukan penerapan terhadap hasil penilaian kinerja tersebut. Dan untuk memudahkan auditor dalam menjalankan tugasnya dengan baik, perlu adanya standar yang membantunya sebagai acuan untuk memberikan pendapat terhadap hasil yang akan dicapainya. Auditor melakukan kinerjanya harus memenuhi kriteria prosedur dan standar auditing yang ditetapkan. Tetapi standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. Prosedur berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standar berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Jadi berlainan dengan prosedur auditing, standar auditing mencakup mutu professional auditor independen dan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Menurut Mulyadi 1993: 2-6 dalam Doddy Hapsoro 1999, pada dasarnya sistem merupakan sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau yang secara rutin terjadi. Sedangkan prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Apabila perusahaan dapat melaksanakan semua kegiatan rutin usahanya berdasarkan rancangan sistem prosedur yang telah ditetapkan, sehingga mampu menghasilkan tingkat keuntungan sebagaimana yang diharapkan. Dengan adanya keuntungan itulah dapat dipastikan bahwa perusahaan akan mampu menjamin dan mempertahankan keberadaan serta kelangsungan hidupnya. Namun demikian, tidak bisa diabaikan bahwa keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan harus didukung pula oleh adanya sistem pengendalian intern internal control system yang memadai. Sistem pengendalian intern pada dasarnya merupakan struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, serta mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Boockholdt 1993, struktur pengendalian intern pada dasarnya terdiri atas berbagai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan di dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Lebih jauh Boockholdt 1993 juga mengemukakan bahwa meskipun struktur tersebut meliputi berbagai macam variasi tindakan yang diarahkan untuk mencapai berbagai tujuan, namun pada umumnya para akuntan lebih menekankan kepada empat aspek tujuan sebagai berikut: 1 menjaga kekayaan organisasi, 2 mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, 3 mendorong efisiensi, 4 mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Bockholdt, 1993:421-422 Bagaimana seharusnya suatu perusahaan menyiapkan sistem pengendalian intern yang dimilikinya? Di dalam suatu lingkungan yang semakin kompleks seperti sekarang ini, pertanyaan ini tidak mudah dijawab. Di satu sisi, perkembangan yang terjadi di dalam bidang bisnis, hukum, dan sosial sebagaimana yang berkembang pada saat ini, mengharuskan setiap perusahaan untuk selalu meningkatkan penekanan perhatiannya pada aspek pengendalian intern. Tanpa adanya perhatian yang serius terhadap sistem pengendalian intern, akan mengakibatkan tidak tercapainya empat tujuan sebagaimana telah dikemukakan di atas. Di balik pentingnya keberadaan dan peranan pengendalian intern bagi perusahaan, di sisi lain terjadi kecendrungan perkembangan yang mengeksplorasi terjadinya konflik kecendrungan dan sekaligus menawarkan pandangan yang lebih seimbang mengenai keberadaan dan peranan sistem pengendalian intern bagi perusahaan. Kecenderungan yang terjadi selama ini adalah, di satu sisi keberadaan sistem pengendalain intern dianggap telah menyebabkan terjadinya begitu besar pengorbanan yang harus ditanggung oleh perusahaan sehubungan dengan adanya sistem pengendalian intern yang terlalu ketat. Sementara itu di sisi lain, diakui telah terjadi kerugian atau pengorbanan yang dirasakan terlalu besar yang harus ditanggung oleh perusahaan sehubungan dengan terlalu sedikitnya perhatian terhadap aspek pengendalian intern. Kuncinya adalah dengan mencoba meminimalkan total biayapengorbanan yang harus ditanggung oleh perusahaan melalui penetapan sistem pengendalian intern yang tepat sesuai tingkat resiko yang akan dihadapi perusahaan. Sistem pengendalian intern yang dipengaruhi oleh penilaian kinerja dan penerapan audit internal karena keduanya cukup berpengaruh dalam sistem pengendalian intern yang dapat dilihat dalam pengambilan keputusan dan kebijakan di dalam pengendalian tersebut. Salah satu contohnya adalah apabila penilaian kinerja dan penerapan audit internal itu bermasalah, maka sedikit banyak akan berpengaruh terhadap sistem pengendalian intern tersebut. Tetapi, apabila penilaian dan penerapan audit internal bekerja dengan baik, maka akan mendapatkan hasil yang baik bagi perusahaan. Perusahaan melakukan penerapan dengan berdasarkan pada standar audit bagi auditor internal. Penerapan itu akan membantu auditor dalam menjalankan pekerjaannya dengan sebaiknya. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dan telaah atas penelitian- penelitian sebelumnya, maka penulis mengkaji penelitian mengenai “Pengaruh Penilaian Kinerja dan Penerapan Audit Internal Terhadap Sistem Pengendalian Intern Perusahaan”. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian Agus 2007, dalam penelitiannya dilakukan pada tahun 2007 dengan menggabungkan beberapa variabel seperti sistem pengendalian intern dan pengelolaan persediaan. Tujuan dari penelitian inipun menurut Agus adalah mencari variabel mana yang paling dominan berpengaruh sistem pengendalian intern dan pengelolaan persediaan terhadap audit operasional pada PT Pertamina persero. Penelitian yang dilakukan oleh Siti 2007, hanya menjelaskan audit internalnya, pada penelitian yang sekarang lebih kepada pengukuran kinerjanya. Penelitiannyapun dilakukan pada tahun 2007. Tujuan penelitian ini adalah terdapat pengaruh auditor internal terhadap efektivitas manajemen risiko perusahaan.

B. Perumusan Masalah