Sondrönisi
yang mengajak ‘yang mengajak’
Dalam kalimat: Haniha zondrönisi ya’ugö ba da’ö sisa?
Siapa yang mengajak kamu ke sana? ‘Siapa yang mengajak kamu ke sana?’
Pada proses perubahan prefiks {sa-} menjadi {za-} terhadap bentuk sondrönisi
yang mengajak terjadi perubahan fonem s menjadi fonem z sehingga bentuknya menjadi zondrönisi yang mengajak.
Berdasarkan distribusinya prefiks {sa-} dapat melekat pada: 1.
Kata kerja Contoh:
{sa-} + tibo’ö ‘buang’
sanibo’ö ‘yang membuang’ 2.
Kata sifat Contoh:
{sa-} + atabö ‘subur’
sangatabö ‘yang menyuburkan’
b. Fungsi Prefiks {sa-}
Prefiks {sa-} berfungsi untuk membentuk kata benda. Contoh:
{sa-} + tibo’ö ‘buang’ sanibo’ö ‘yang membuang’
Dalam kalimat: Ga’ania zanibo’ ö garate da’ö menewi
Kakaknya yang membuang kertas itu kemarin ‘Kakaknya yang membuang kertas itu kemarin’
• Pada contoh di atas terjadi perubahan prefiks {sa-} menjadi {za-} karena bentuk dasar yang telah mendapatkan imbuhan tersebut dipakai dalam
hubungan kalimat. • Setelah dilekati imbuhan {sa-}, kelas kata kerja tibo’ö ‘buang’ berubah
menjadi kelas kata benda sanibo’ö ‘yang membuang.
Universitas Sumatera Utara
c. Artinosi Prefiks {sa-}
Prefiks {sa-} memiliki arti sebagai berikut: 1.
Menyatakan orang yang melakukan tindakan yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh: {sa-} + falalini
‘tukarkan’ samalalini ‘yang menukarkan’
Dalam kalimat: Samalalini tasi da’ö lahuku
Yang menukarkan tas itu dihukum ‘Yang menukarkan tas itu dihukum’
Pada proses pembubuhan prefiks {sa-} terhadap bentuk dasar falalini tukarkan terjadi perubahan bunyi konsonan frikatif labiodental f
menjadi bunyi konsonan nasal bilabial m di awal bentuk dasar tersebut sehingga bentuknya menjadi samalini yang menukar.
2. Menyatakan yang menyebabkan adanya sifat seperti yang tersebut pada
bentuk dasar. Contoh:
{sa-} + atabö ‘subur’
sangatabö ‘yang menyuburkan’ Dalam kalimat:
Bulu lehu sino obou zangatabö danömö ba gatua Dedaunan yang telah busuk yang menyuburkan tanaman di hutan
‘Dedaunan yang telah membusuk yang menyuburkan tanaman di hutan’
• Pada contoh di atas terjadi perubahan prefiks {sa-} menjadi {za-} karena bentuk dasar yang telah mendapatkan imbuhan tersebut
dipakai dalam hubungan kalimat. • Pada proses pembubuhan prefiks {sa-} terhadap bentuk dasar atabö
subur terjadi penambahan bunyi konsonan nasal velar ŋ di awal
Universitas Sumatera Utara
bentuk dasar tersebut sehingga bentuknya menjadi sangatabö yang menyuburkan.
4.3.1.11 Prefiks {da-} a. Proses Prefiksasi {da-}
Prefiks {da-} tidak mengalami perubahan bentuk apabila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal vokal maupun konsonan kecuali bentuk dasar yang
berfonem awal konsonan d. Penggabungan prefiks {da-} dengan bunyi konsonan hambat alveolar d menyebabkan perubahan bunyi tersebut menjadi bunyi konsonan
getar alveolar r. Contoh:
{da-} + dua ‘dua’
darua ‘berdua’ Pada proses pembubuhan prefiks {da-} terhadap bentuk dasar dua dua
terjadi pelesapan fonem d dan digantikan oleh fonem r. Berdasarkan distribusinya prefiks {da-} hanya dapat melekat pada kata
bilangan. Contoh:
{da-} + öfa ‘empat’
da’öfa ‘berempat’ {da-} + lima
‘lima’ dalima ‘berlima’
{da-} + önö ‘enam’
da’önö ‘berenam’ {da-} + fitu
‘tujuh’ dafitu ‘bertujuh’
b. Fungsi Prefiks {da-}