Fungsi Prefiks {da-} Fungsi Infiks {-ga} Proses Sufiksasi {-ö} Fungsi Sufiks {-ö} Artinosi Sufiks {-ö}

bentuk dasar tersebut sehingga bentuknya menjadi sangatabö yang menyuburkan.

4.3.1.11 Prefiks {da-} a. Proses Prefiksasi {da-}

Prefiks {da-} tidak mengalami perubahan bentuk apabila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal vokal maupun konsonan kecuali bentuk dasar yang berfonem awal konsonan d. Penggabungan prefiks {da-} dengan bunyi konsonan hambat alveolar d menyebabkan perubahan bunyi tersebut menjadi bunyi konsonan getar alveolar r. Contoh: {da-} + dua ‘dua’  darua ‘berdua’ Pada proses pembubuhan prefiks {da-} terhadap bentuk dasar dua dua terjadi pelesapan fonem d dan digantikan oleh fonem r. Berdasarkan distribusinya prefiks {da-} hanya dapat melekat pada kata bilangan. Contoh: {da-} + öfa ‘empat’  da’öfa ‘berempat’ {da-} + lima ‘lima’  dalima ‘berlima’ {da-} + önö ‘enam’  da’önö ‘berenam’ {da-} + fitu ‘tujuh’  dafitu ‘bertujuh’

b. Fungsi Prefiks {da-}

Prefiks {da-} berfungsi untuk membentuk kata benda Contoh: {da-} + lima ‘lima’  dalima ‘berlima’ Universitas Sumatera Utara Dalam kalimat: Tohare ira dalima ba nomoma Datang mereka berlima di rumah kami Mereka berlima datang ke rumah kami’ Pada contoh di atas terjadi perubahan kelas kata bilangan lima ‘lima’ menjadi kelas kata benda dalima ‘berlima’.

c. Artinosi Prefiks {da-}

Arti dari prefiks {da-} adalah menyatakan himpunan atau kumpulan. Contoh: {da-} + walu ‘delapan’  dawalu ‘delapan orang’ {da-} + fulu ‘sepuluh’  dafulu ‘sepuluh orang’ • Pada proses pembubuhan prefiks {da-} terhadap bentuk dasar walu delapan yang fonem awalnya berupa bunyi semivokal bilabial w tidak menyebabkan perubahan fonem pada bentuk dasar. • Pada proses pembubuhan prefiks {da-} terhadap bentuk dasar fulu sepuluh yang fonem awalnya berupa bunyi frikatif labiodental f tidak menyebabkan perubahan fonem pada bentuk dasar.

4.3.2 Infiks a. Proses Infiksasi {-ga}

Infiks {-ga-} mengalami perubahan bentuk apabila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal vokal. Perubahan itu terjadi sesuai dengan fonem awal bentuk dasar yang dilekatinya. Contohnya, jika sebuah bentuk dasar berfonem awal e, maka infiks {-ga-} berubah menjadi {-ge-} sedangkan jika sebuah bentuk dasar berfonem awal i, maka infiks {-ga-} berubah menjadi {-gi-}. Universitas Sumatera Utara Contoh: {-ga-} + esolo ‘gemuk’  egesolo ‘gemuk-gemuk’ {-ga-} + ide-ide ‘kecil’  igide-ide ‘kecil-kecil’ • Pada proses pembubuhan infiks {-ga-} terhadap bentuk dasar esolo gemuk terjadi penyisipan fonem ge di antara fonem e dan fonem s sehingga bentuknya menjadi egesolo gemuk-gemuk. • Pada proses pembubuhan infiks {-ga-} terhadap bentuk dasar ide-ide kecil terjadi penyisipan fonem gi di antara fonem i dan fonem d sehingga bentuknya menjadi igide-ide kecil-kecil. Berdasarkan distribusinya infiks -ga hanya dapat melekat pada kata sifat yang berfonem awal vokal. Contoh: {-ga-} + atabö ‘subur’  agatabö ‘subur-subur’ {-ga-} + obou ‘busuk’  ogobou ‘busuk-busuk’

b. Fungsi Infiks {-ga}

Infiks {-ga-} berfungsi untuk membentuk kata sifat. Contoh: {-ga-} + atabö ‘subur’  agatabö ‘subur-subur’ Dalam kalimat: Agatabö danömö ba zinga nomo zibayagu Subur-subur tanaman di samping rumah pamanku ‘Tanaman di samping rumah pamanku subur-subur’

c. Artinosi Infiks {-ga-}

Arti dari infiks {-ga-} adalah menyatakan banyak yang tersebut pada bentuk dasar. Universitas Sumatera Utara Contoh: {-ga-} + anau ‘panjang’  aganau ‘panjang-panjang’ Dalam kalimat: Bu iraono alawenia aganau Rambut anak-anaknya perempuan panjang-panjang ‘Rambut anak-anaknya perempuan panjang-panjang’ Pada proses pembubuhan infiks {-ga-} terhadap bentuk dasar anau panjang terjadi penyisipan fonem ga di antara fonem a dan fonem n sehingga bentuknya menjadi aganau panjang-panjang. {-ga-} + afusi ‘putih’  agafusi ‘putih-putih’ Dalam kalimat: Agafusi gulira iada’a Putih-putih kulit mereka sekarang ‘Sekarang kulit mereka putih-putih’ Pada proses pembubuhan infiks {-ga-} terhadap bentuk dasar afusi putih terjadi penyisipan fonem ga di antara fonem a dan fonem f sehingga bentuknya menjadi agafusi putih-putih. 4.3.3 Sufiks 4.3.3.1 Sufiks {-ö}

a. Proses Sufiksasi {-ö}

Sufiks {-ö} tidak mengalami perubahan bentuk apabila melekat pada bentuk dasar. Contoh: Fera ‘peras’ + {-ö}  fera’ö ‘peraskan’ Alawa ‘tinggi’ + {-ö}  alawa’ö ‘tinggikan’ Ebolo ‘lebar’ + {-ö}  ebolo’ö ‘lebarkan’ Abölö’ ‘kuat’ + {-ö}  abölö’ö ‘kuatkan’ Universitas Sumatera Utara Pada contoh di atas diketahui bahwa penggabungan sufiks {-ö} dengan bentuk dasar yang fonem akhirnya berupa bunyi vokal a, bunyi vokal o, dan bunyi vokal ö tidak menyebabkan perubahan fonem pada bentuk dasar. Berdasarkan distribusinya sufiks {-ö} dapat melekat pada: 1. Kata kerja Contoh: Fera ‘peras’ + {-ö}  fera’ö ‘peraskan’ 2. Kata sifat Contoh: Anau ‘panjang’ + {-ö}  anau’ö ‘panjangkan’

b. Fungsi Sufiks {-ö}

Sufiks {-ö} berfungsi untuk membentuk kata kerja. Contoh: Alawa ‘tinggi’ + {-ö}  alawa’ö ‘tinggikan’ Dalam kalimat: Alawa’ö gahe gurusi da’ö Tinggikan kaki kursi itu ‘Tinggikan kaki kursi itu’ Pada contoh di atas kelas kata sifat alawa ‘tinggi’ berubah menjadi kelas kata kerja alawa’ö ‘tinggikan’.

c. Artinosi Sufiks {-ö}

Arti sufiks {-ö} adalah sebagai berikut: 1. Menekankan makna seperti yang tersebut pada bentuk dasar Contoh: Fera ‘peras’ + {-ö}  fera’ö ‘peraskan’ Dalam kalimat: Universitas Sumatera Utara Fera’ö du’a mbanio da’ö Peraskan santan kelapa itu ‘Peraskan santan kelapa itu’ Pada proses pembubuhan sufiks {ö-} terhadap bentuk dasar fera peras yang fonem akhirnya berupa bunyi vokal a tidak menyebabkan perubahan fonem pada bentuk dasar. 2. Menjadikan seperti yang tersebut pada bentuk dasar Contoh: Esolo ‘gemuk’ + {-ö}  esolo’ö ‘gemukkan’ Dalam kalimat: Esolo’ö ndra’ugö ba ndröfi da’a Gemukkan kamu pada tahun ini ‘Gemukkan badanmu pada tahun ini’ Pada proses pembubuhan sufiks {ö-} terhadap bentuk dasar esolo gemuk yang fonem akhirnya berupa bunyi vokal o tidak menyebabkan perubahan fonem pada bentuk dasar.

4.3.3.2 Sufiks {-gö} a. Proses Sufiksasi {-gö}

Sufiks {-gö} tidak mengalami perubahan bentuk apabila melekat pada bentuk dasar. Contoh: Angera ‘berpikirlah’ + {-gö}  angeragö ‘pikirkan’ Tanö ‘tanam’ + {-gö}  tanögö ‘tanamkan’ Orudu ‘bergabung’ + {-gö}  orudugö ‘gabungkan’ Pada contoh di atas diketahui bahwa penggabungan sufiks {-gö} dengan bentuk dasar yang fonem akhirnya berupa bunyi vokal a, bunyi vokal u, dan bunyi Universitas Sumatera Utara vokal ö tidak menyebabkan perubahan fonem pada bentuk dasar yang dilekati sufiks tersebut. Berdasarkan distribusinya sufiks {-gö} dapat melekat pada: 1. Kata kerja Contoh: Tanö ‘tanam’ + {-gö}  tanögö ‘tanamkan’ 2. Kata benda Contoh: Balu-balu ‘penutup’ + {-gö}  balugö ‘tutupi’

b. Fungsi Sufiks {-gö}