Fungsi Prefiks {ma-} Artinosi Prefiks {ma-}

Tohare ia ma’ifutö ba wolohe dalu-dalu da’ö Datang dia sebentar lagi untuk membawa obat itu ‘Dia datang membawa obat itu sebentar lagi’ Pada proses perubahan prefiks {ma-} menjadi {wo-} terhadap bentuk molohe membawa terjadi perubahan fonem m menjadi fonem w sehingga bentuknya menjadi wolohe membawa. Berdasarkan distribusinya, prefiks {ma-} dapat melekat pada: 1. Kata kerja Contoh : {ma-} + bözini ‘sapu’  mamözini ‘menyapu’ 2. Kata benda Contoh: {ma-} + adulo ‘telur’  mangadulo ‘bertelur’ 3. Kata sifat Contoh: {ma-}+ a’usö ‘kuning’  manga’usö ‘menguning’

b. Fungsi Prefiks {ma-}

Prefiks {ma-} berfungsi untuk membentuk kata kerja. Contoh: {ma-} + faku ‘cangkul’  mamaku ‘mencangkul’ Dalam kalimat: Möi ndra’aga mamaku laza Pergi kami mencangkul sawah ‘Kami pergi mencangkul sawah’ Pada contoh di atas terjadi perubahan kelas kata benda faku ‘cangkul’ menjadi kelas kata kerja mamaku ‘mencangkul’. Universitas Sumatera Utara

c. Artinosi Prefiks {ma-}

Prefiks {ma-} mempunyai arti sebagai berikut: 1. Melakukan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar. Contoh: {ma-} + su’a ‘ukur’  manu’a ‘mengukur’ Dalam kalimat: Manu’a wa’alawa mboto nono ga’ania Mengukur tinggi badan anak kakaknya ‘Dia sedang mengukur tinggi badan anak kakaknya’ Pada proses pembubuhan prefiks {ma-} terhadap bentuk dasar su’a ukur terjadi perubahan bunyi konsonan frikatif alveolar s menjadi bunyi konsonan alveolar nasal n di awal bentuk dasar tersebut sehingga bentuknya menjadi manu’a mengukur. {ma-} + tagö ‘curi’  managö ‘mencuri’ Dalam kalimat: Asese managö sandala ia ba nomoma Sering mencuri sandal dia di rumah kami ‘Dia sering mencuri sandal di rumah kami’ Pada proses pembubuhan prefiks {ma-} terhadap bentuk dasar tagö curi terjadi perubahan bunyi konsonan hambat alveolar tidak bersuara t menjadi bunyi konsonan nasal alveolar n di awal bentuk dasar tersebut sehingga bentuknya menjadi managö mencuri. 2. Menjadi seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar. Contoh: {ma-} + afusi ‘putih’  mangafusi ‘memutih’ Dalam kalimat: Mangafusi mbawara me larongo duria da’ö Memutih wajah mereka ketika mereka dengar berita itu ‘Wajah mereka memutih memucat ketika mendengar berita itu’ Universitas Sumatera Utara Pada proses pembubuhan prefiks {ma-} terhadap bentuk dasar afusi putih terjadi penambahan penambahan konsonan nasal velar ŋ di depan bentuk dasar yang berfonem awal vokal tersebut sehingga bentuknya menjadi mangafusi memutih. {ma-} + aitö ‘hitam’  mangaitö ‘menghitam’ Dalam kalimat: Itugu ara, itugu mangaitö gulinia Semakin lama, semakin menghitam kulitnya ‘Semakin lama, kulitnya semakin menghitam’ Pada proses pembubuhan prefiks {ma-} terhadap bentuk dasar aitö hitam terjadi penambahan penambahan konsonan nasal velar ŋ di depan bentuk dasar yang berfonem awal vokal tersebut sehingga bentuknya menjadi mangaitö menghitam. 3. Menghasilkan apa yang tersebut pada bentuk dasar. Contoh: {ma-} + adulo ‘telur’  mangadulo ‘bertelur’ Dalam kalimat: No mangadulo manugu Sudah bertelur ayamku ‘Ayamku sudah bertelur’ Pada proses pembubuhan prefiks {ma-} terhadap bentuk dasar adulo telur terjadi penambahan penambahan konsonan nasal velar ŋ di depan bentuk dasar yang berfonem awal vokal tersebut sehingga bentuknya menjadi mangadulo bertelur. Universitas Sumatera Utara

4.3.1.2 Prefiks {me-} a. Proses Prefiksasi {me-}

Prefiks {me-} mempunyai beberapa bentuk, yaitu {me-}, {mendr-}, {med-}, {mew-}, dan {mez-}. 1. Prefiks {me-} tidak mengalami perubahan bentuk apabila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal vokal dan juga bentuk dasar yang berfonem awal konsonan l dan w. Penggabungan prefiks {me-} dengan bunyi konsonan lateral alveolar l dan bunyi konsonan semivokal bilabial w tidak menyebabkan perubahan fonem pada bentuk dasar. Contoh: {me-} + öfa ‘empat’  me’öfa ‘empat kali’ {me-} + lima ‘lima’  melima ‘lima kali’ {me-} + walu ‘delapan’  mewalu ‘delapan kali’ 2. Prefiks {me-} menjadi {mendr-} apabila melekat pada bentuk dasar bersilabel suku kata satu dan berfonem awal konsonan d. Penggabungan prefiks {me-} dengan bunyi konsonan hambat alveolar bersuara d menyebabkan pelesapan fonem awal pada bentuk dasar dan digantikan oleh bunyi gugus konsonan hambat dento-alveolar bersuara ndr. Contoh: {me-} + do ‘darah’  mendro ‘berdarah’ Pada proses pembubuhan prefiks {me-} terhadap bentuk dasar do darah terjadi pelesapan fonem d dan digantikan oleh gugus fonem ndr sehingga bentuknya menjadi mendro berdarah. 3. Prefiks {me-} menjadi {med-} apabila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal konsonan t. Penggabungan prefiks {me-} dengan bunyi Universitas Sumatera Utara konsonan hambat alveolar tidak bersuara t menyebabkan bunyi konsonan yang berada di awal bentuk dasar tersebut berubah menjadi bunyi konsonan hambat alveolar bersuara d. Contoh: {me-} + tölu ‘tiga’  medölu ‘tiga kali’ Pada proses pembubuhan prefiks {me-} terhadap bentuk dasar tölu tiga terjadi pelesapan fonem t dan digantikan oleh fonem d sehingga bentuknya menjadi medölu tiga kali. 4. Prefiks {me-} menjadi {mew-} apabila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal konsonan f. Penggabungan prefiks {me-} dengan bunyi konsonan frikatif labiodental tidak bersuara f menyebabkan bunyi konsonan yang berada di awal bentuk dasar tersebut menjadi bunyi konsonan semivokal bilabial w. Contoh: {me-} + fulu ‘sepuluh’  mewulu ‘sepuluh kali’ Pada proses pembubuhan prefiks {me-} terhadap bentuk dasar fulu sepuluh terjadi pelesapan fonem f dan digantikan oleh fonem w sehingga bentuknya menjadi mewulu sepuluh kali. 5. Prefiks {me-} menjadi {mez-} apabila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal konsonan s. Penggabungan prefiks {me-} terhadap bunyi vokal frikatif alveolar tidak bersuara s menyebabkan bunyi konsonan yang berada di awal bentuk dasar tersebut berubah menjadi frikatif alveolar bersuara z. Contoh: {me-} + siwa ‘sembilan’  meziwa ‘sembilan kali’ Universitas Sumatera Utara Pada proses pembubuhan prefiks {me-} terhadap bentuk dasar siwa sembilan terjadi pelesapan fonem s dan digantikan oleh fonem z sehingga bentuknya menjadi meziwa sembilan kali. Berdasarkan distribusinya prefiks {me-} dapat melekat pada: 1. Kata bilangan Contoh: {me-} + lima ‘lima’  melima ‘lima kali’ 2. Kata benda. Contoh: {me-} + do ‘darah’  mendro ‘berdarah’

b. Fungsi Prefiks {me-}