Fungsi Sufiks {-wa} Artinosi Sufiks {-wa}

Fabali ‘berpisah’ + {-wa}  fabaliwa ‘tempat berpisah’ atau ‘persimpangan jalan Olombase ‘istirahatlah’ + {-wa}  olombasewa ‘tempat beristirahat’

b. Fungsi Sufiks {-wa}

Sufiks {-wa} berfungsi untuk membentuk kata benda. Contoh: Fabali ‘berpisah’ + {-wa}  fabaliwa ‘tempat berpisah’ atau ‘persimpangan jalan Dalam kalimat: Ofeta ndra’aga ba wabaliwa bözi lima tanö’owi Tiba kami di tempat berpisah pukul lima sore hari ‘Kami tiba di persimpangan pukul lima sore’ • Pada contoh di atas fonem awal pada bentuk fabaliwa tempat berpisah yang berupa bunyi konsonan frikatif labiodental f berubah menjadi bunyi konsonan semivokal bilabial w karena dipakai dalam hubungan kalimat sehingga bentuknya menjadi wabaliwa tempat berpisah. • Pada proses pembubuhan sufiks tersebut terjadi perubahan kelas kata kerja fabali ‘berpisah’ menjadi kelas kata benda fabaliwa ‘tempat berpisah’.

c. Artinosi Sufiks {-wa}

Sufiks {-wa} mempunyai arti sebagai berikut: 1. Menyatakan sesuatu yang berhubungan dengan bentuk dasar. Contoh: Angandrö ‘memintalah’ + {-wa}  angandröwa ‘permintaan’ Dalam kalimat: Universitas Sumatera Utara Angandröwagu khömö ha sambua, angawuli ba wa’alio Permintaanku padamu hanya satu, pulanglah secepatnya ‘Permintaanku padamu hanya satu, pulanglah secepatnya’ Pada proses pembubuhan sufiks {-wa} terhadap bentuk dasar angandrö memintalah yang berfonem akhir bunyi vokal ö tidak terjadi perubahan fonem pada bentuk dasar. 2. Menyatakan tempat yang berhubungan dengan bentuk dasar. Contoh: Olombase ‘istirahatlah’ + {-wa}  olombasewa ‘tempat beristirahat’ Dalam kalimat: Olombasewa da’a ta’unö sibai Tempat beristirahat ini kotor sangat ‘Tempat beristirahat ini sangat kotor’ Pada proses pembubuhan sufiks {-wa} terhadap bentuk dasar olombase istirahatlah yang berfonem akhir bunyi vokal e tidak terjadi perubahan fonem pada bentuk dasar.

4.3.3.8 Sufiks {-la} a. Proses Sufiksasi {-la}

Sufiks {-la} tidak mengalami perubahan bentuk apabila melekat pada bentuk dasar. Contoh: Akhökhö ‘berkeping-keping’ + {-la}  akhökhöla ‘kepingan’ Aekhu ‘jatuh’ + {-la}  aekhula ‘tempat jatuhnya’ Aboto ‘pecah’ + {-la}  abotola ‘pecahan’ Pada contoh di atas diketahui bahwa penggabungan sufiks {-la dengan bentuk dasar yang fonem akhirnya berupa bunyi vokal ö, bunyi vokal u, dan bunyi Universitas Sumatera Utara vokal o tidak menyebabkan perubahan fonem pada bentuk dasar yang dilekati sufiks tersebut. Berdasarkan distribusinya sufiks {-la} hanya dapat melekat pada kata sifat. Contoh: Aekhu ‘jatuh’ + {-la}  aekhula ‘tempat jatuhnya’ Aboto ‘pecah’ + {-la}  abotola ‘pecahan’

b. Fungsi Sufiks {-la}