Fungsi Sufiks {-si} Artinosi Sufiks {-si} Fungsi Sufiks {-ma}

4.3.3.4 Sufiks {-si} a. Proses Sufiksasi {-si}

Sufiks {-si} tidak mengalami perubahan bentuk apabila melekat pada bentuk dasar. Contoh: Rawi ‘sobek’ + {-si}  rawisi ‘sobekkan’ Awai ‘selesai’ + {-si}  awaisi ‘selesaikan’ Aoha ‘ringan’ + {-si}  aohasi ‘ringankan’ Fagölö ‘sama’ + {-si}  fagölösi ‘samakan’ Pada contoh di atas diketahui bahwa penggabungan sufiks {-si} dengan bentuk dasar yang fonem akhirnya berupa bunyi vokal i, bunyi vokal a, bunyi vokal ö tidak menyebabkan perubahan fonem pada bentuk dasar yang dilekati sufiks tersebut. Berdasarkan distribusinya sufiks {-si} dapat melekat pada: 1. Kata kerja Contoh: Rawi ‘sobek’ + {-si}  rawisi ‘sobekkan’ 2. Kata sifat Contoh: Aoha ‘ringan’ + {-si}  aohasi ‘ringankan’

b. Fungsi Sufiks {-si}

Sufiks {-si} berfungsi untuk membentuk kata kerja. Contoh: Fagölö ‘sama’ + {-si}  fagölösi ‘samakan’ Dalam kalimat: Universitas Sumatera Utara Fagölösi mbarumi ma’ökhö da’a Samakan baju kalian hari ini ‘Samakan baju kalian hari ini’ Pada contoh di atas terjadi perubahan kelas kata sifat fagölö ‘sama’ menjadi kelas kata kerja fagölösi ‘samakan’.

c. Artinosi Sufiks {-si}

Arti sufiks {-si} adalah menyuruh melakukan apa yang tersebut pada bentuk dasar. Contoh: Löwö ‘bungkus’ + {-si}  löwösi ‘bungkuskan’ Dalam kalimat: Löwösi gö da’a börö mofanö ita ma’ifutö Bungkuskan makanan ini karena berangkat kita sebentar lagi ‘Bungkuskan makanan ini karena kita berangkat sebentar lagi’ Ta’unö ‘kotor’ + {-si}  ta’unösi ‘kotori’ Dalam kalimat: Böi ta’unösi zarewa nifakemö da’ö Jangan kotori celana yang kamu pakai itu ‘Jangan kotori celana yang sedang kamu pakai itu’ Pada proses pembubuhan sufiks {-si} terhadap bentuk dasar löwö bungkus dan ta’unö kotor yang berfonem akhir ö tidak terjadi perubahan fonem pada bentuk dasar. Universitas Sumatera Utara

4.3.3.5 Sufiks {-ma} a. Proses sufiksasi {-ma}

Sufiks {-ma} tidak mengalami perubahan bentuk apabila melekat pada sebuah bentuk dasar. Dalam bahasa Nias, kosakata yang mendapatkan imbuhan ini sangat terbatas. Contoh: Dadao ‘duduk’ + {-ma}  dadaoma ‘tempat duduk’ Förö ‘tidur’ + {-ma}  föröma ‘tempat tidur’ Pada contoh di atas diketahui bahwa penggabungan sufiks {-ma dengan bentuk dasar yang fonem akhirnya berupa bunyi vokal o dan bunyi vokal ö tidak menyebabkan perubahan fonem pada bentuk dasar yang dilekati sufiks tersebut. Berdasarkan distribusinya sufiks {-ma} hanya dapat melekat pada kata kerja. Contoh: Dadao ‘duduk’ + {-ma}  dadaoma ‘tempat duduk’

b. Fungsi Sufiks {-ma}

Sufiks {-ma} berfungsi untuk membentuk kata benda. Contoh: Förö ‘tidur’ + {-ma}  föröma ‘tempat tidur’ Dalam kalimat: Föröma ni’agömö da’a awena lahaogö Tempat tidur yang kamu tempati ini baru diperbaiki ‘Tempat tidur yang kamu tempati ini baru diperbaiki’ Pada contoh di atas terjadi perubahan kelas kata kerja förö ‘tidur’ menjadi kelas kata benda föröma ‘tempat tidur’. Universitas Sumatera Utara

c. Artinosi Sufiks {-ma}