Pasar Modal Initial Public Offering IPO

mempengaruhi underpricing saham pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pasar Modal

Pasar modal didefinisikan pada Undang-Undang No. 8 tahun 1995 sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Pasar modal dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikanmemperdagangkan sekuritas yang pada umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi Tandelilin, 2001:13. Menurut Husnan 1994 dalam Hari 2005, “pasar modal sebagai pasar dengan berbagai instrumen keuangan sekuritas dalam jangka panjang yang dapat diperjualbelikan di bursa, baik dalam bentuk hutang maupun dalam bentuk modal sendiri, yang diterbitkan oleh pemerintah, publik, atau perusahaan swasta”. Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka panjang atau long-term financial assets, jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal memilki jatuh tempo lebih dari satu tahun, bentuk umum surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal adalah obligasi, saham preferens, dan saham biasa Sartono, 2001:21. Perusahaan lebih memilih tambahan dana yang bersumber dari pasar modal karena jangka panjang yakni waktu lebih dari satu tahun. Keputusan mentransaksikan sekuritas surat berharga dalam jangka panjang karena memberikan pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan jangka pendek kurang dari satu tahun, semakin lama waktu jatuh tempo instrumennya maka makin tinggi resiko tidak kembalinya dana yang diinvestasikan sehingga makin tinggi pula pengembalian yang dapat diharapkan, Salvanita, 2009:3. Berdasarkan beberapa pengertian tentang pasar modal, dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk menambah sumber dana dan mengembangkan usaha, seperti ekspansi, serta penambahan modal kerja.

2.2. Initial Public Offering IPO

Perusahaan yang membutuhkan dana dapat melakukan penerbitan surat berharga atau sekuritas seperti saham stock dan obligasi bond. Surat berharga yang baru diterbitkan dapat dijual dalam bentuk penawaran perdana ke publik Initial Public Offering atau IPO. Menurut Gumanti 2011:69, “IPO atau disebut juga unseasoned equity offering adalah suatu peristiwa dimana untuk pertama kalinya suatu perusahaan menjual atau menawarkan sahamnya kepada khalayak ramai publik di pasar modal. Penawaran pasar perdana IPO dilakukan pertama kali oleh perusahaan yang menawarkan saham biasa ke masyarakat umum publik Horne and John, 2007:343. Penjualan sekuritas kepada publik dilakukan pertama sekali di pasar perdana. Pasar Perdana menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No. 859KMK.011987 adalah penawaran surat berharga untuk pertama kali kepada pemodal selama masa tertentu sebelum surat berharga tersebut dicatatkan di bursa. Nama lain dari pasar perdana adalah pasar primer. Menurut Sartono 2001:33, “pasar primer adalah pasar tempat penjualan surat berharga untuk pertama kali atau disebut juga dengan pasar emisi surat berharga baru karena untuk pertama kali emisi surat berharga tersebut dijual”. Sebelum menawarkan saham di pasar perdana, perusahaan akan menerbitkan prospektus yaitu informasi mengenai perusahaan secara mendetail secara ringkas yang diumumkan di media massa. Prospektus ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada para calon investor, sehingga dengan adanya informasi maka investor bisa mengetahui prospek perusahaan di masa mendatang, dan selanjutnya tertarik untuk membeli sekuritas yang diterbitkan emiten Tandelilin, 2001:14. Proses penjualan sekuritas di pasar perdana ditunjang oleh pendukung pasar modal yakni penjamin emisi underwriter yang bertindak sebagai perantara dengan investor yang akan membeli saham. Underwriter yang telah dipilih perusahaan akan membantu perusahaan dalam memasarkan saham kepada investor dan menentukan harga perdana saham. Dokumen yang telah lengkap untuk menerbitkan sekuritas, selanjutnya akan diserahkan oleh emiten kepada BAPEPAM untuk mendapatkan ijin. BAPEPAM akan mempelajari dokumen terlebih dahulu dan melakukan evaluasi terhadap tiga aspek yaitu: kelengkapan dokumen, kejelasan dan kecukupan informasi, serta pengungkapan aspek akuntansi, manajemen dan legalitas. Setelah mendapatkan ijin dari BAPEPAM, maka emiten dapat melakkan penawaran di pasar perdana. Di Indonesia proses penawaran umum perdana dapat dilihat pada bagan berikut: Gambar 2.1 Proses Penawaran Umum Perdana Keterangan: 1. Profesional dan lembaga pendukung pasar modal yang membantu emiten menyiapkan penawaran umum. 2. Emiten menyerahkan pernyataan pendaftaran pada BAPEPAM. 3. Pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh BAPEPAM. 4. Emiten beserta professional dan lembaga pendukung melakukan penawaran umum di pasar perdana. Sumber: Jakarta Stock Exchange Emiten yang persyaratan pendaftarannya telah menjadi efektif atau perusahaan publik mempunyai kewajiban sebagai berikut: Profesional dan Lembaga pendukung pasar modal E M I T E N BAPEPAM Pasar Perdana a. Menyampaikan laporan secara berkala kepada BAPEPAM dan mengumumkan laporan tersebut kepada maeyarakat. b. Menyampaikan laporan kepada BAPEPAM dan mengumumkan kepada masyarakat tentang peristiwa materiil yang dapat mempengaruhi harga efek selambat-lambatnya pada akhir hari kedua setelah terjadinya peristiwa tersebut. c. Selain itu direksi, komisaris perusahaan publik dan semua pihak yang memiliki sekurang-kurangnya 5 saham perusahaan publik wajib melaporkan kepada BAPEPAM atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas saham perusahaan tersebut. Sumber: Jakarta Stock Exchange

2.3. Underpricing