Lanjutan Tabel 3.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel
No. Nama Perusahaan
Kode
22 PT Golden Energy Mines Tbk GEMS
23 PT Visi Media Asia Tbk VIVA
24 PT ABM Investama Tbk ABMM
25 PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk TELE
26 PT Surya Esa Perkasa Tbk ESSA
27 PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk BEST
28 PT Supra Boga Lestari Tbk RANC
29 PT Toba Bara Sejahtra Tbk TOBA
30 PT MNC Sky Vision Tbk MSKY
31 PT Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
32 PT Gading Development Tbk GAMA
33 PT Inti Bangun Sejahtera Tbk IBST
34 PT Provident Agro Tbk PALM
35 PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk NELY
36 PT Adi Sarana Armada Tbk ASSA
37 PT Saraswati Griya Lestari Tbk HOTL
38 PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk SAME
39 PT Dharma Satya Nusantara Tbk DSNG
40 PT Sri Rejeki Isman Tbk SRIL
41 PT Acset Indonusa Tbk ACST
42 PT Semen Baturaja Persero Tbk SMBR
43 PT Multipolar Technology Tbk MLPT
44 PT Siloam International Hospitals Tbk SILO
45 PT Grand Kartech Tbk KRAH
46 PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk SSMS
47 PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk SIDO
Sumber :
www.idx.co.id
data diolah penulis.
3.6. Jenis Data
Data yang digunakan berupa data sekunder.Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tesusun dalam arsip data dokumenter yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Sifat data ini adalah data time series dan data cross section.
Penelitian ini mengambil data dari 47 perusahaan non-keuangan selama periode 4 tahun series yaitu tahun 2010 sampai tahun 2013 yang melakukan IPO.
3.7. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan: 1.
Metode studi pustaka yaitu dengan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti jurnal-jurnal, buku-buku, dan sumber lainnya yang berkaitan
dengan penelitian. 2.
Metode dokumentasi yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data yang diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui
situs, www.sahamoke.comdan
www.idx.co.id,www.yahoofinance.com,untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian.
3.8. Teknik Analisis Data
3.8.1. Analisis Deskripsi
Pada tahap ini dilakukan perhitungan masing-masing variabel yaitu variabel terikat dependen dan variabel bebas independen berdasarkan rumus
yang telah dikemukakan sebelumnya. Selanjutnya pada deskripsi variabel akan dijelaskan gambaran umum dari masing-masing variabel untuk mendapatkan
gambaran awal permasalahan yang menjadi objek dalam penelitian ini.
3.8.2. Regresi Linier Berganda
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ukuran perusahaan, underwriter, leverage, return on equity ROE berpengaruh terhadap
underpricing. Untuk itu digunakan teknik analisis regresi linear berganda, dengan model sebagai berikut :
Y = α + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ ℮
Dimana: Y
= Underpricing α
= Konstanta X
1
= Ukuran Perusahaan X
2
= Underwriter X
3
= Leverage X
4
= Return on Equity ROE b
1,2,3,4
= Koefisien regresi variabel independen ℮
= Error
3.9. Uji Asumsi Klasik
Persamaan yang diperoleh dari sebuah estimasi dapat dioperasikan secara statistik jika memenuhi asumsi klasik, yaitu memenuhi asumsi bebas
multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokolerasi Ghozali 2005:97. Pengujian ini dilakukan agar mendapatkan model persamaan regresi yang baik
dan benar-benar mampu memberikan estimasi yang handal dan tidak bisa sesuai
kaidah BLUE Best Linier Unbiased Estimator. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS.
Uji klasik ini dapat dikatakan sebagai kriteria ekometrika untuk melihat apakah hasil estimasi memenuhi dasar linear klasik atau tidak. Setelah data
dipastikan bebas dari penyimpangan asumsi klasik, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis yakni uji individual uji t, dan pengujian secara serentak uji F. Uji
asumsi klasik terdiri dari:
1. Uji Normalitas
Ghozali 2005:110, untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui uji statistik dan
analisis grafik. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji statistik non parametrik
Kolmogorov-Smirnov K-S dan melalui analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram dan grafik normal probability plot. Uji statistik yang digunakan
untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Uji K-S dilakukan dengan membuat
hipotesis: Hipotesi Nol H
: Data terdistribusi secara normal Hipotesis Altenatif H
a
: Data tidak terdistribusi secara normal Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H
diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H
ditolak.
Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan analisis grafik yang dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik.
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1.
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan pola terdistribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafk histogramnya, tidak menunjukkan pola terdistribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain Ghozali, 2005: 95.Dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan Grafik
Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
b. Pendekatan Statistik
Pendekatan statistik, yaitu dengan melakukan uji Glejser. Pengujian ini dilakukan dengan men-transform data Unstandardized Residual ke dalam Abs.
Situmorang, 2012: 114. Dari hasil output akan diketahui berapa besar nilai signifikansinya. Apabila nilai Sig. 0.05, artinya data tidak terkena
heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas variabel independent. Model
regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi korelasi di antara variabel independennya Ghozali, 2005: 91.
Pengujian multikolienaritas dapat dilakukan dengan melihat besarnya nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF, dengan membandingkan sebagai
berikut: 1. VIF 5 maka didugamempunyai persoalan multikolienariatas.
2. VIF 5 maka tida terdapat multikolienaritas. 3. Tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolienaritas.
4. Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolienaritas.
4. Uji Autokolerasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada time series. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
3.10. PengujianHipotesis
Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, yaitu melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:
1. Uji Signifikansi Simultan Uji-F
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dilakukan uji-F
.
Pada dasarnya uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel bebas variabel independent mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
variabel terikat variabel dependent. Bentuk pengujiannya adalah: H
; b
i
= 0; secara simultan tidak terdapat pengaruh signifikan ukuran perusahaan, underwriter, leverage, return on equity terhadap
underpricing pada perusahaan non-keuangan yang ada di Bursa Efek Indonesia.
H
a
; b
i
0; secara simultan berpengaruh signifikan ukuran perusahaan, underwriter, leverage, return on equity terhadap underpricing pada perusahaan
non-keuangan yang ada di Bursa Efek Indonesia.
Kriteria Pengujian: 1.
Jika nilai F
hitung
F
tabel
dan nilai Sig. F 0,05, H ditolak dan H
a
diterima hal ini berarti bahwa terdapat hubungan berpengaruh signifikan secara
simultan antara variabel bebas ukuran perusahaan, underwriter, leverage, return on equity terhadap variabel terikat underpricing.
2. Jika nilai F
hitung
F
tabel
dan nilai Sig F 0,05, H diterima dan H
a
ditolak hal ini berarti bahwa terdapat hubungan berpengaruh tidak signifikan
secara simultan antara variabel bebas ukuran perusahaan, underwriter, leverage, return on equity terhadap variabel terikat underpricing.
2. Uji Signifikansi Determinasi Uji-t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel independen terhadap variasi variabel dependen secara parsial.
Bentuk pengujiannya adalah: H
; b
i
= 0; secara parsialberpengaruh tidak signifikan underwriter, ukuran perusahaan, leverage, return on equity terhadap underpricing pada
perusahaan non-keuangan yang ada di Bursa Efek Indonesia. H
a
; b
i
≠ 0; secara parsialberpengaruh signifikan ukuran perusahaan, underwriter, leverage, return on equity terhadap underpricing pada perusahaan
non-keuangan yang ada di Bursa Efek Indonesia. Kriteria pengujian:
1. Jika nilai t
hitung
t
tabel
dan Sig.t 0,05, H ditolak dan H
a
diterima hal ini berarti bahwa adanya pengaruh secara signifikan antara variabel bebas
dengan variabel terikat secara parsial. 2.
Jika nilai t
hitung
t
tabel
dan Sig.t 0,05, H ditolak dan H
a
diterima hal ini berarti bahwaadanya pengaruh tidak signifikan antara variabel bebas
dengan variabel terikat secara parsial.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1.
PT Pembangunan Perumahan PP Persero Tbk
PT Pembangunan Perumahan PP Persero Tbk PTPP didirikan tanggal 29 Maret 1961. Kantor pusat PTPP beralamat di Jl. Letjend. TB
Simatupang No. 57, Pasar Rebo-Jakarta Timur. Kegiatan usaha yang saat ini dilakukan adalah Jasa Konstruksi, Realti
Pengembang, Properti dan Investasi di bidang Infrastruktur dan Energi. Pada tanggal 29 Januari 2010, PTPP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PTPP IPO seri B kepada masyarakat sebanyak 1.038.976.500 dengan nilai nominal Rp100,- per saham
saham dengan harga penawaran Rp560,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 09 Februari 2010.
4.1.2. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI didirikan 08 Maret 1995 dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan mulai beroperasi komersial
pada tahun 1996. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha utama ROTI bergerak di bidang pabrikasi, penjualan dan distribusi roti dengan
merek Sari Roti dan Sari Cake. Pada tanggal 18 Juni 2010, ROTI memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ROTI IPO
kepada masyarakat sebanyak 151.854.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp1.250,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 28 Juni 2010.
4.1.3. PT Golden Retailindo Tbk
PT Golden Retailindo Tbk GOLD didirikan dengan nama PT Bima Nuansa Cempaka tanggal 08 Nopember 1995. Golden Retailindo berkantor pusat
di Jalan Gunung Sahari No. 59 Jakarta Pusat. Saat ini kegiatan usaha utama Golden Retailindo adalah sebagai
manajemen perdagangan retail dan pengelolaan mal termasuk di dalamnya department store dan pengelola ruang sewa komersial untuk berbagai tenant
seperti toko buku, supermarket, food court, restaurant, salon, pakaian dan lain- lain.
Pada tanggal 25 Juni 2010, GOLD memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GOLD IPO
kepada masyarakat sebanyak 86.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp350,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 07 Juli 2010.
4.1.4. PT Evergreen Invesco Tbk
PT Evergreen Invesco Tbk GREN didirikan dengan nama PT Artha Perkasa Invesco tanggal 18 September 2003 dan mulai beroperasional secara
komersial pada tahun 2008. Kantor pusat Evergreen berlokasi di Sampoerna Strategic Square South Tower, 30rd floor Jl. Jend. Sudirman Kav 45-46 Jakarta
12930.
Berdasasrkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GRENadalah menjalankan usaha dalam bidang perdagangan besar pemintalan
benang, fiber, kapas dan lainnya. Pada tanggal 30 Juni 2010, GREN memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham GREN IPO. Saham-saham dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 12 Juli 2010.
4.1.5. PT Bukit Uluwatu Villa Tbk
PT Bukit Uluwatu Villa Tbk BUVA didirikan tanggal 15 Desember 2000. Kantor BUVA berlokasi di Talavera Office Park, Lantai 12, Jl. Tb.
Simatupang Kav. 22-26, Cilandak, Jakarta Selatan 12430, Indonesia.Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BUVA terutama meliputi
penyediaan jasa akomodasi cottage yang kemudian berubah menjadi bidang jasa akomodasi cottage dan bidang perhotelan.
Pada tanggal 30 Juni 2010, BUVA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BUVA IPO
kepada masyarakat sebanyak 857.142.500 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 12 Juli 2010.
4.1.6. PT Berau Coal Energy Tbk
PT Berau Coal Energy Tbk BRAU didirikan dengan nama PT Risco tanggal 07 September 2005. Kantor pusat BRAU berlokasi di Sampoerna
Strategic Square, North Tower, Lantai 15 dan 16, Jl. Jend. Sudirman Kav. 45, Jakarta 12930, Indonesia. Saat ini, kegiatan usaha BRAU adalah sebagai
perusahaan induk dari entitas anak yang beroperasi dibidang pertambangan.
Pada tanggal 06 Agustus 2010, BRAU memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BRAU
IPO kepada masyarakat sebanyak 3.400.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp400,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 19 Agustus 2010.
4.1.7. PT Harum Energy Tbk
PT Harum Energy Tbk HRUM didirikan dengan nama PT Asia Antrasit tanggal 12 Oktober 1995 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2007.
HRUM berdomisili di Jakarta dan berkantor pusat di Jl. Alaydrus No. 80, Jakarta Pusat. Saat ini kegiatan usaha utama HRUM adalah beroperasi dan berinvestasi
pada anak usaha yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara dan logistik di Kalimantan Timur.
Pada tanggal 24 September 2010, HRUM memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
HRUM IPO kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp5.200,- per saham. Saham-
saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 06 Oktober 2010.
4.1.8. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP didirikan 02 September 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1 Oktober 2009. Kantor
pusat perusahaan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta, Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ICBP terdiri dari, antara lain, produksi mi dan bumbu penyedap, produk makanan
kuliner, biskuit, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, kemasan, perdagangan, transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen serta
penelitian dan pengembangan. Pada tanggal 24 September 2010, ICBP memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ICBP IPO kepada masyarakat sebanyak 1.166.191.000 saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 07 Oktober 2010.
4.1.9. PT Agung Podomoro Land Tbk
PT Agung Podomoro Land Tbk APLN didirikan tanggal 30 Juli 2004 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2004. Kantor pusat APLN
beralamat di APL Tower, Jl. Letjen S. Parman Kav. 28, Jakarta Barat. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan APLN
meliputi usaha dalam bidang real estat. Pada tanggal 1 Nopember 2010, APLN memperoleh pernyataan efektif Bapepam–LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham APLN IPO kepada masyarakat sebanyak 6.150.000.000 saham. Pada tanggal 11 Nopember 2010, saham tersebut telah dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia.
4.1.10. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk dahulu PT Banyan Mas TBIG didirikan tanggal 8 Nopember 2004. TBIG beralamat di Gedung International
Financial Centre, lantai 6 Jl. Jenderal Sudirman Kavling 22-23, Jakarta 12920. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha
TBIG, antara lain, menjalankan usaha dalam bidang jasa penunjang telekomunikasi, meliputi jasa persewaan dan pengelolaan menara Base
Transceiver Station BTS, jasa konsultasi bidang instalasi telekomunikasi, serta melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain.
Pada tanggal 15 Oktober 2010, TBIG memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TBIG IPO
kepada masyarakat sebanyak 551.111.000 saham. Pada tanggal 26 Oktober 2010, seluruh saham tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
4.1.11. PT Borneo Lumbung Energi Metal Tbk
PT Borneo Lumbung Energi Metal Tbk BORN didirikan dengan nama PT Borneo Lumbung Energi tanggal 15 Maret 2006 dan mulai beroperasi
secara komersial pada tanggal 15 September 2009. Kantor pusat BORN berlokasi di Menara Bank Danamon, lantai 15, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E.IV No.6, Mega
Kuningan, Jakarta 12950. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BORN
adalah berusaha dalam bidang perdagangan, pembangunan, pertambangan, pengangkutan, jasa konsultasi bisnis, jasa konsultasi di bidang pertambangan, jasa
konsultasi di bidang teknik engineering, dan jasa lainnya yang mendukung kegiatan pertambangan dan perdagangan barang tambang.
4.1.12. PT Wintermar Offshore Marine Tbk
PT Wintermar Offshore Marine Tbk WINS didirikan dengan nama PT Swakarya Mulia Shipping tanggal 18 Desember 1995 dan memulai kegiatan
komersial pada tahun 1996. Kantor pusat WINS berlokasi di Jalan Kebayoran Lama No. 155 Jakarta. Saat ini, WINS bergerak dalam bidang pelayaran dengan
fokus pada kapal penunjang kegiatan angkutan lepas pantai bagi industri minyak dan gas bumi.
Pada tanggal 19 November 2010, WINS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham WINS
IPO kepada masyarakat sebanyak 900.000.000 saham.
4.1.13. PTMidi Utama Indonesia Tbk
PT Midi Utama Indonesia Tbk MIDI
didirikan dengan nama PT Midimart Utama 28 Juni 2007 dan mulai beroperasi secara komersial pada
tahun 2007. Kantor pusat MIDI berlokasi di Jl. M.H. Thamrin No. 9, Cikokol, Tangerang. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan antara lain bergerak dalam bidang perdagangan umum termasuk perdagangan toserbaswalayan dan minimarket.
Pada tanggal 15 Nopember 2010, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
MIDI IPO kepada masyarakat sebanyak 432.353.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp275,- per saham. Saham-
saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 30 Nopember 2010.
4.1.14. PT Bumi Resources Minerals Tbk
PT Bumi Resources Minerals Tbk BRMS
didirikan dengan nama PT Panorama Timur Abadi tanggal 06 Agustus 2003. Kantor pusat BRMS
terletak di Gedung Bakrie Tower lantai 10, Komplek Rasuna Epicentrum, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta 12940. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan BRMS adalah bergerak dalam bidang eksplorasi dan pengembangan pertambangan atas sumber daya mineral.
Pada tanggal 26 Nopember 2010, BRMS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BRMS
IPO. Saham-saham dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 09 Desember 2010.
4.1.15. PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk
PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk SRAJ didirikan tanggal 20 Mei 1991 dan mulai operasi komersial Rumah Sakit Honoris yang dimulai dari unit
poliklinik telah beroperasi sejak bulan Nopember 1994. SRAJ berkedudukan di Jalan Honoris Raya, Perumahan Modern, Kota Madya Tangerang.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama SRAJ adalah memberikan jasa pelayanan medik antara lain dengan cara
mendirikan dan mengusahakan rumah sakit yang lengkap dan modern. Pada tanggal 31 Maret 2011, SRAJ memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SRAJ
IPO kepada masyarakat sebanyak 750.000.000 saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 11 April 2011.
4.1.16. PT Buana Listya Tama Tbk
PT Buana Listya Tama Tbk BULL
didirikan tanggal 12 Mei 2005 dan mulai beroperasi secara komersial sejak 2005. Kantor pusat BULL beralamat di
Wisma Bina Surya Grup BSG, Lantai 10, Jalan Abdul Muis No. 40 Jakarta.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha dalam bidang perkapalan dalam dan luar negeri
dengan menggunakan kapal-kapal, termasuk tetapi tidak terbatas pada kapal tanker, tongkang, dan kapal tunda tugboat.
4.1.17. PT Salim Ivomas Pratama Tbk
PT Salim Ivomas Pratama Tbk SIMP
didirikan dengan nama PT Ivomas Pratama tanggal 12 Agustus 1992 dan memulai kegiatan komersial pada tahun
1994. Kantor Pusat Perusahaan beralamat di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 76-78, Jakarta.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SIMP dan Entitas-entitas Anak adalah produsen minyak dan lemak nabati serta produk
turunannya yang terintegrasi secara vertikal, dengan kegiatan utama mencakup pemuliaan benih kelapa sawit, mengelola dan memelihara perkebunan kelapa
sawit, produksi dan penyulingan minyak kelapa sawit mentah “MKS” dan minyak kelapa mentah “MK”, pengelolaan dan pemeliharaan perkebunan karet
serta proses pemasaran dan penjualan produk akhir terkait.
4.1.18. PT Alkindo Naratama Tbk
PT Alkindo Naratama Tbk ALDO
didirikan tanggal 31 Januari 1989 dan memulai aktivitas operasi secara komersial pada tahun 1994. Kantor pusat ALDO
berdomisili di Kawasan Industri Cimareme II No. 14 Padalarang, Bandung 40553, Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, lingkup kegiatan ALDO
adalah usaha produksi honey comb, edge protector, papercore, papertube dan paper pallette.
Pada tanggal 30 Juni 2011, ALDO memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan BAPEPAM-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ALDO
IPO kepada masyarakat sebanyak 150 juta saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham serta harga
penawaran Rp225,- per saham. Seluruh saham Perusahaan telah didaftarkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Juli 2011.
4.1.19. PT Indo Straits Tbk
PT Indo Straits Tbk PTIS
didirikan tanggal 21 Januari 1985. Kantor pusat PTIS berlokasi di Graha Kirana, lantai 15, Jalan Yos Sudarso Kav. 88,
Jakarta Utara. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PTIS
terutama meliputi pekerjaan bawah air, pengerukan dan reklamasi, pemasangan pipa dan instalasi untuk keperluan pelayaran; pekerjaan konstruksi pelabuhan,
bangunan, pengolahan dan penampungan minyak dan gas, aktivitas pengerukan; pelayanan dukungan logistik untuk industri penambangan dan minyak dan gas;
dan perdagangan yang mencakup impor dan ekspor. Pada tanggal 28 Juni 2011, PTIS memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PTIS kepada masyarakat sebanyak 100.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham
saham dengan harga penawaran Rp950,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 12 Jul 2011.
4.1.20. PT Sidomulyo Selaras Tbk
PT Sidomulyo Selaras Tbk SDMU
didirikan tanggal 13 Januari 1993 dan memulai kegiatan komersial pada tahun 1993. Kantor pusat SMDU terletak
di Jalan Gunung Sahari III No.12 A, Jakarta. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SDMU
terutama menjalankan usaha dalam bidang jasa transportasi bahan berbahaya dan beracun yaitu bahan-bahan kimia, minyak dan gas untuk kebutuhan sektor
industri. Pada tanggal 28 Juni 2011, SDMU memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SDMU IPO
kepada masyarakat sebanyak 237.000.000 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 12 Jul 2011.
4.1.21. PT Solusi Tunas Pratama Tbk
PT Solusi Tunas Pratama Tbk SUPR
didirikan tanggal 25 Juli 2006 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Maret 2008. Kantor pusat SUPR
beralamat di Komplek Rukan Permata Senayan, Blok C.01–02, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha SUPR yaitu pengelolaan dan penyewaan bangunan menara Base Transceiver
Station BTS atau menara telekomunikasi serta sarana telekomunikasi. Pada tanggal 29 September 2011, SUPR memperoleh pernyataan efektif
dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
SUPR IPO kepada masyarakat sebanyak 100.000.000 lembar saham. Saham- saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal
11 Oktober 2011.
4.1.22. PT Golden Energy Mines Tbk
PT Golden Energy Mines Tbk GEMS
didirikan dengan nama PT Bumi Kencana Eka Sakti tanggal 13 Maret 1997 dan memulai aktivitas usaha
komersialnya sejak tahun 2010. GEMS berkedudukan di Sinar Mas Land Plaza, Menara II, Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin Kav. 51, Jakarta 10350.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GEMS bergerak dalam bidang pertambangan melalui penyertaan pada anak usaha dan
perdagangan batubara serta perdagangan lainnya. Pada tanggal 09 Nopember 2011, GEMS memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GEMS IPO kepada masyarakat sebanyak 882.353.000 lembar saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 17 Nopember 2011.
4.1.23. PT Visi Media Asia Tbk
PT Visi Media Asia Tbk VIVA
didirikan di Indonesia tanggal 8 November 2004 dengan nama PT Semesta Kolina dan mulai beroperasi pada
tahun 2005. VIVA berdomisili di Jakarta dan berkedudukan di Wisma Bakrie 2, lantai 7, Jl. HR. Rasuna Said Kav. B2, Jakarta 12920, Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan VIVA antara lain bergerak dalam bidang perdagangan dan jasa konsultasi manajemen.
Pada tanggal 09 November 2011, VIVA memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham VIVA
IPO. Pada tanggal 21 November 2011 mencatatkan saham pada Bursa Efek Indonesia BEI.
4.1.24. PT ABM Investama Tbk
PT ABM Investama Tbk ABMM
didirikan tanggal 1 Juni 2006, nama Perusahaan diubah dari PT Adiratna Bani Makmur menjadi PT ABM Investama
tanggal 16 Oktober 2009. ABMM berkedudukan di gedung Tiara Marga Trakindo I lantai 18, Jl. Cilandak KKO No. 1, Jakarta Selatan 12560.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha ABMM adalah menjalankan jasa konsultasi manajemen bisnis terutama pada jasa,
pabrikasi, bisnis energi dan pertambangan batubara. Pada tanggal 24 November 2011, ABMM memperoleh pernyataan efektif
dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan BAPEPAM-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham ABMM IPO . Pada tanggal
6 Desember 2011, Perusahaan mencatatkan seluruh saham yang telah diterbitkan di Bursa Efek Indonesia BEI.
4.1.25. PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk
PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk TELE
didirikan di Jakarta tanggal 25 Juni 2008 dan memulai kegiatan operasinya secara komersial pada
Januari 2009. Kantor pusat TELE terletak di Telesindo Tower, Jl. Gajah Mada No. 27 A Krukut–Tamansari, Jakarta Barat 11140, Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Tiphone dan Entitas Anak adalah bergerak dalam bidang perdagangan telepon
selular, aksesoris, voucher isi ulang pulsa telepon selular, kartu telepon pra bayar dan pasca bayar, dan jasa pengadaan konten telepon selular serta reparasi telepon
selular.
4.1.26. PT Surya Esa Perkasa Tbk
PT Surya Esa Perkasa Tbk ESSA
didirikan tanggal 26 Maret 2006 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 2007. Kantor pusat ESSA
beralamat di DBS Bank Tower Lt. 18, Ciputra World 1 Jakarta, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 3-5, Jakarta Selatan 12940. Saat ini, kegiatan utama ESSA meliputi bidang
manufaktur, perdagangan, ekspor, impor, pendistribusian Elpiji Liquefied Petroleum Gas, Kondensat dan Propana.
Pada tanggal 14 Desember 2011, ESSA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ESSA
IPO kepada masyarakat sebanyak 250.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp610,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 01 Februari 2012.
4.1.27. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk BEST didirikan tanggal 24 Agustus 1989 dan mulai beroperasi secara komersial tahun 1989. Kantor pusat
BEST berkedudukan di Kawasan Industri MM 2100, Desa Gandasari, Kec. Cikarang Barat 17520 Kab. Bekasi, Jawa Barat. Saat ini, kegiatan usaha yang
dijalankan BEST adalah pembangunan dan pengelolaan kawasan industri dan properti berikut seluruh sarana dan prasarana pendukungnya.
Pada tanggal 29 Maret 2012, BEST memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BEST IPO.
BEST mencatatakan saham-saham di Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 10 April 2012.
4.1.28. PT Supra Boga Lestari Tbk
PT Supra Boga Lestari Tbk RANC
didirikan tanggal 28 Mei 1997 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1998. Kantor pusat RANC
berlokasi di Jalan Pesanggrahan Raya No. 2, Kembangan, Jakarta Barat. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan RANC
bergerak dalam bidang perdagangan yaitu mengusahakan pasar swalayan yang dikenal dengan nama “99 Ranch Market” dan “Farmers Market”.
Pada tanggal 30 Mei 2012, RANC memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham RANC IPO
kepada masyarakat sebanyak 312.897.500 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 07 Juni 2012.
4.1.29. PT Toba Bara Sejahtra Tbk
PT Toba Bara Sejahtra Tbk TOBA
didirikan tanggal 03 Agustus 2007 dengan nama PT Buana Persada Gemilang dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 2010. Kantor pusat TOBA berlokasi di Wisma Bakrie 2 Lantai 16, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta Selatan.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TOBA adalah di bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertambangan,
pertanian dan jasa. Pada tanggal 27 Juni 2012, TOBA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
TOBA IPO kepada masyarakat sebanyak 210.681.000 lembar saham. Saham- saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal
06 Juli 2012.
4.1.30. PT MNC Sky Vision Tbk
MNC Sky Vision Tbk MSKY didirikan tanggal 08 Agustus 1988 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1994. Kantor pusat MSKY
berlokasi di Wisma Indovision, lantai 10, Jl. Raya Panjang ZIII, Green Garden Jakarta.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MSKY bergerak dalam bidang jasa pengelolaan pelanggan televisi antara lain
memberikan jasa pengelolaan pelanggan serta menyelenggarakan siaran televisi berlangganan.
Pada tanggal 27 Juni 2012, MSKY memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham MSKY IPO
kepada masyarakat sebanyak 1.412.776.000 lembar saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 09 Juli 2012.
4.1.31. PT Tri Banyan Tirta Tbk
PT Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
didirikan tanggal 03 Juni 1997. Kantor pusat ALTO terletak di Kp. Pasir Dalem RT.02 RW.09 Desa Babakan pari,
Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat 43158. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ALTO
adalah bergerak dalam bidang industri air mineral air minum dalam kemasan plastik, makanan, minuman dan pengalenganpembotolan serta industri bahan
kemasan. Produksi Air minum dalam kemasan secara komersial dimulai pada tanggal 3 Juni 1997.
4.1.32. PT Gading Development Tbk
PT Gading Development Tbk dahulu PT Artha Asia Pratama Tbk GAMA
didirikan tanggal 18 Desember 2003 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 2009. Kantor pusat GAMA beralamat di Gedung Office
8, Lt. 5 Unit F, SCBD Lot 28, Jl. Jend Sudirman Kav.52-53 – Jakarta Selatan 12190.
Saat ini kegiatan usaha yang dijalankan GAMA meliputi jasa pengelolaan proyek pada anak usaha serta melakukan investasi pada anak usaha yang bergerak
di bidang jasa pengelolaan hotel dan pengembangan real estate.
4.1.33. PT Inti Bangun Sejahtera Tbk
PT Inti Bangun Sejahtera Tbk IBST
didirikan tanggal 28 April 2006 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 2006. Kantor pusat IBST
berkedudukan di Jalan Riau No. 23, Menteng, Jakarta 10350. Saat ini IBST menyediakan jasa untuk beberapa operator telekomunikasi,
seperti: Smart Telecom, Indosat, Telkomsel, XL Axiata, Telkom Flexi, NTS,
HCPT, Bakrie Telecom, melalui penyewaan tower yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pada tanggal 15 Agustus 2012, IBST memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IBST
IPO kepada masyarakat sebanyak 154.247.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.000,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 31 Agustus 2012.
4.1.34. PT Provident Agro Tbk
PT Provident Agro Tbk PALM
didirikan tanggal 26 Nopember 2006 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 2006. Kantor pusat PALM
berlokasi Gedung International Financial Centre Lantai 3A, Jalan Jendral Sudirman Kav. 22-23 Jakarta.
Saat ini, kegiatan utama PALM adalah bidang perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit, memproduksi minyak mentah kelapa sawit CPOCrude
Palm Oil, inti sawit, minyak inti sawit dan produk turunan kelapa sawit lainnya. Pada tanggal 28 September 2012, PALM memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PALM
IPO kepada masyarakat sebanyak 659.151.000 lembar saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 08 Oktober 2012.
4.1.35. PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk
PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk NELY didirikan dengan nama PT Nelly Dwi Putri Chemical pada tanggal 05 Februari 1977 dan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1977. Kantor pusat NELY beralamat di Jalan Majapahit No. 28A, Jakarta Pusat 10160.
Saat ini, NELY bergerak dalam bidang usaha jasa pelayaran dan pengangkutan di dalan dan luar negeri, jasa pengangkutan minyak dan gas, jasa
penyewaan kapal laut; serta jasa pemeliharaan dan perbaikan kapal yang dijalankan oleh anak usaha PT Permata Barito Shipyard Engineering.
Pada tanggal 28 September 2012, NELY memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham NELY
IPO kepada masyarakat sebanyak 350.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp168,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 11 Oktober 2012.
4.1.36. PT Adi Sarana Armada Tbk
PT Adi Sarana Armada Tbk ASSA didirikan tanggal 17 Desember 1999 dengan nama PT Quantum Megahtama Motor dan memulai kegiatan komersial
pada tahun 2003 . Kantor Pusat ASSA beralamat di Gedung Graha Kirana, Lt.6, Jl. Yos Sudarso No.88, Sunter, Jakarta Utara 14350.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ASSA adalah menjalankan jasa penyewaan kendaraan bermotoralat transportasi darat,
jual beli kendaraan bekas, jasa pengurusan transportasilogistik dan jasa penyediaan juru mudi melalui Entitas Anak.
Pada tanggal 02 Nopember 2012, ASSA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IPO
kepada masyarakat sebanyak 1.360.000.000 lembar saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 12 Nopember 2012.
4.1.37. PT Saraswati Griya Lestari Tbk
PT Saraswati Griya Lestari Tbk HOTL
didirikan tanggal 23 Maret 2006 dan mulai beroperasi secara komersial tahun 2006. HOTL berkedudukan di The
Belezza Shopping Arcade Lt. 1 No. 130-131. Jl. Letjen Soepeno No. 34, Arteri Permata Hijau, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta
Selatan 12210. Saat ini, HOTL mengoperasikan Hotel dengan nama “Hotel Restoran Saraswati Borobudur” yang berlokasi di Jl. Balaputradewa No. 10
Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Pada tanggal 28 Desember 2012, HOTL memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham HOTL IPO. HOTL mencatatkan saham pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal
10 Januari 2013.
4.1.38. PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk
PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk SAME
didirikan tanggal 13 Nopember 1984 dan memulai kegiatan komersial pada tahun 1984. Kantor
Pusat SAME beralamat di Jl. Pulomas Barat VI No. 20 Kayu Putih, Pulo Gadung Jakarta Timur, 13210.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SAME adalah berusaha dalam bidang kesehatan. Saat ini, SAME memiliki dan
mengelola rumah sakit Omni Omni Hospitals.
Pada tanggal 27 Desember 2012, SAME memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
SAME IPO kepada masyarakat sebanyak 180.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp400,- per saham. Saham-
saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 11 Januari 2013.
4.1.39. PT Dharma Satya Nusantara Tbk
PT Dharma Satya Nusantara Tbk DSNG
didirikan tanggal 29 September 1980 dan memulai kegiatan komersial pada bulan April 1985. Kantor Pusat
DSNG beralamat di Gedung Sapta Mulia, Jalan Rawa Gelam V Kav. OR 3B, Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DSNG bergerak di bidang industri perkayuan terpadu komersial tahun 1985, industri
agro, industri tanaman perkebunan komersial tahun 2001 dan pengolahan kelapa sawit komersial tahun 2002.
Pada tanggal 04 Juni 2013, DSNG memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan OJK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham DSNG
IPO kepada masyarakat sebanyak 275.000.000 lembar saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal
14 Juni 2013.
4.1.40. PT Sri Rejeki Isman Tbk
PT Sri Rejeki Isman Tbk Sritex SRIL
didirikan tanggal 22 Mei 1978 dan memulai kegiatan komersial pada tahun 1978. Kantor pusat SRIL
berkedudukan di Jalan K.H. Samanhudi No. 88, Jetis, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SRIL meliputi usaha-usaha dalam bidang industri pemintalan, penenunan, pencelupan,
pencetakan, penyempurnaan tekstil dan pakaian jadi. Pada tanggal 07 Juni 2013, SRIL memperoleh pernyataan efektif dari
Otoritas Jasa Keuangan OJK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SRIL IPO kepada masyarakat sebanyak 5.600.000.000 dengan nilai
nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp240,- per saham. Saham- saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 17 Juni
2013.
4.1.41. PT Acset Indonusa Tbk
PT Acset Indonusa Tbk ACST
didirikan tanggal 10 Januari 1995 dan memulai kegiatan komersial pada tahun 1995. Kantor Pusat ACST beralamat di
Acset Building Jl. Majapahit No.26 Jakarta 10160, Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ACST
terutama bergerak dalam bidang pembangunan dan jasa konstruksi. Pada tanggal 12 Juni 2013, ACST memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan
OJK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ACST IPO kepada masyarakat sebanyak 155.000.000 lembar saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 24 Juni 2013.
4.1.42. PT Semen Baturaja Persero Tbk
PT Semen Baturaja Persero Tbk SMBR
didirikan tanggal 14 November 1974 dan memulai kegiatan komersial pada tanggal 1 Juni 1981.
Kantor Pusat SMBR terletak di Jalan Abikusno Cokrosuyoso Kertapati, Palembang dengan kantor perwakilan di Gedung Graha Irama lantai 9 ruang F, Jl.
HR. Rasuna Said Kav. 10, Jakarta Selatan. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMBR
terutama bergerak dibidang industri semen termasuk produksi, distribusi dan jasa- jasa lain yang terkait dengan industri semen.
Pada tanggal 19 Juni 2013, SMBR memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan OJK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham SMBR
IPO kepada masyarakat sebanyak 2.337.678.500 lembar saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal
28 Juni 2013.
4.1.43. PT Multipolar Technology Tbk
PT Multipolar Technology Tbk MLPT
didirikan tanggal 28 Desember 2001 dengan nama PT Netstar Indonesia dan memulai kegiatan komersial pada
bulan Pebruari 2009. Kantor pusat MLPT berkedudukan di gedung BeritaSatu,
Jalan Jendral Gatot Subroto Kav. 35-36, Jakarta.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MLPT adalah berusaha di bidang jasa, perdagangan umum, perindustrian, percetakan dan
pengangkutan darat. Pada tanggal 28 Juni 2013, MLPT memperoleh pernyataan efektif dari
Otoritas Jasa Keuangan OJK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham MLPT IPO kepada masyarakat sebanyak 375.000.000 lembar saham. Saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 08 Juli
2013.
4.1.44. PT Siloam International Hospitals Tbk
PT Siloam International Hospitals Tbk SILO didirikan tanggal 03 Agustus 1996 dengan nama PT Sentralindo Wirasta dan memulai kegiatan
komersial pada tahun 2010 setelah restrukturisasi unit-unit rumah sakit dari PT Lippo Karawaci Tbk LPKR. Kantor Pusat SILO beralamat di Siloam
Hospital Lippo Village Lantai 5, Jl. Siloam No. 6, Lippo Village, Tangerang 15811, Banten-Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SILO adalah dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat, termasuk mendirikan dan
mengelola rumah sakit, poliklinik, sarana dan pra sarana penunjang kesehatan, menyelenggarakan pelayanan dan penyelenggaraan kesehatan serta
menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat. Pada tanggal 02 September 2013, SILO memperoleh pernyataan efektif
dari Otoritas Jasa Keuangan OJK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SILO IPO kepada masyarakat sebanyak 156.100.000 lembar saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 12 September 2013.
4.1.45. PT Grand Kartech Tbk
PT Grand Kartech Tbk KRAH didirikan tanggal 18 Agustus 1990 dan memulai kegiatan komersial pada tahun 1991. Kantor Pusat KRAH beralamat di
Jl. Rawa Bali II No. 7 Pulogadung Industrial Estate Jakarta 13920. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KRAH adalah berusaha
dalam bidang perdagangan, jasa dan perindustrian. Pada tanggal 29 Oktober 2013, KRAH memperoleh pernyataan efektif
dari Otoritas Jasa Keuangan OJK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KRAH IPO kepada masyarakat sebanyak 163.640.000 lembar saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 08 Nopember 2013.
4.1.46. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk SSMS didirikan tanggal 22 November 1995 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2005.
Kantor Pusat SSMS beralamat di Jl. Haji Udan Said No. 47, Pangkalan Bun– 74113, Kalimantan Tengah, dan memiliki kantor perwakilan di Equity Tower, 43
F Suite 43 D Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53 SCBD Lot 9 Jakarta–12190, Indonesia. Saat ini, kegiatan utama Perusahaan adalah bergerak di bidang
perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit yang memproduksi minyak kelapa sawit crude palm oil dan inti sawit palm kernel.
Pada tanggal 29 Nopember 2013, SSMS memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan OJK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham SSMS IPOkepada masyarakat sebanyak 1.500.000.000 lembar saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal
12 Desember 2013.
4.1.47. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Sido Muncul SIDO didirikan tanggal 18 Maret 1975. Kantor Pusat SIDO beralamat di Gedung
Menara Suara Merdeka Lt. 16, Jl. Pandanaran No. 30 Semarang, dan pabrik berlokasi di Jl Soekarno Hatta Km 28, Kecamatan Bergas, Klepu,
Semarang. Saat ini, kegiatan utama Sido Muncul adalah produksi dan distribusi jamu
herbal, minuman energi, minuman dan permen serta minuman kesehatan dengan merek utama Sidomuncul, Tolak Angin dan Kuku Bima.
Pada tanggal 10 Desember 2013, SIDO memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan OJK untuk melakukanPenawaran Umum Perdana
Saham SIDO IPO kepada masyarakat sebanyak 1.500.000.000 lembar saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal
18 Desember 2013.
4.2. Analisis Hasil Penelitian
4.2.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi. Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, serta standar deviasi data yang digunakan
dalam penelitian, yaitu ditunjukkan oleh Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
Underpricing 47
.01 .82
.2248 .21538
LNukuranperusahaan 47
24.27 30.68
27.8804 1.31093
Underwriter 47
1 .38
.491 Leverage
47 .09
.78 .4185
.20317 ROE
47 .01
.77 .1493
.13648 Valid N listwise
47
Sumber: Output SPSS 22.0, diolah penulis 2015 Dari Tabel 4.1, dapat dijelaskan bahwa:
1. Variabel Underpricing Y yang diwakili oleh rasio Underpricing memiliki nilai maksimum 0,82. Hal ini berarti dari 47 sampel, underpricing terbesar
adalah 0,82 kali, artinya tingkat underpricing 0,82 kali di atas harga saham perdana. Nilai minimum Underpricing adalah 0,01. Hal ini berarti dari 47
sampel, Underpricingterkecil adalah 0,01 kali, artinya tingkat underpricing 0,01 di atas harga saham perdana. Nilai mean Underpricing adalah 0,2248,
artinya tingkat underpricing rata-rata pada kisaran 0,2248 kali di atas harga saham perdana. Tingkat standard deviasinya sebesar 0,21538.
2. Variabel Ukuran perusahaan X
1
yang diwakili oleh LNukuranperusahaan memiliki nilai maksimum 30,68. Hal ini berarti dari 47 sampel, ukuran
perusahaan terbesar adalah 30,68 setelah total aset diubah dalam bentuk logaritma natural. Nilai minimum LNukuranperusahaan adalah 24,27. Hal ini
bearti dari 47 sampel, ukuran perusahaan terkecil adalah 24,27 setelah total aset diubah dalam bentuk logaritma natural. Nilai mean LNukuranperusahaan
adalah 27,8804. Hal ini berarti dari 47 sampel, ukuran perusahaan rata-rata adalah 27,8804 setelah total aset diubah dalam bentuk logaritma natural.
Tingkat standard deviasinya sebesar1,31093.
3. Varibel Underwriter X
2
yang diwakili oleh Underwriter memiliki nilai maksimum 1,00. Hal ini berarti dari 47 sampel, underwriter terbesar adalah 1,
artinya peringkat underwriter masuk dalam top 10. Nilai minimum underwriter adalah 0, artinya peringkat underwriter yang tidak masuk dalam
top 10. Nilai mean underwriter adalah 0,3830. Tingkat standard deviasinya sebesar 0,49137.
4. Variabel Leverage X
3
yang diwakili oleh Leverage memiliki nilai maksimum sebesar 0,78 kali. Hal ini berarti dari 47 sampel, leverage
perusahaan terbesar adalah 0,78 kali, dan kreditur memberikan hutang maksimum 0,78 kali dari dana yang disediakan perusahaan. Nilai minimum
Levearge adalah 0,09. Hal ini berarti dari 47 sampel, leverage perusahaan terkecil adalah 0,09 kali dan kreditur memberikan hutang minimum 0,09 kali
dari dana yang disediakan perusahaan. Nilai mean Leverage adalah 0,4185 kali. Hal ini berarti dari 47 sampel, kreditur memberikan hutang 0,4185 kali
dari dana yang disediakan perusahaan. Tingkat standard deviasinya sebesar 0,20317.
5. Variabel Return on Equity X
4
yang diwakili oleh ROE memiliki nilai maksimum sebesar 0,77 kali. Hal ini berarti dari 47 sampel, ROE perusahaan
terbesar adalah 0,77 kali, artinya tingkat pengembalian laba terhadap modal sendiri sebesar 0,77 kali. Nilai minimum ROE adalah 0,01 kali. Hal ini
berarti dari 47 sampel, ROE perusahaan terkecil adalah 0,01 kali, artinya tingkat pengembalian laba terhadap modal sendiri sebesar 0,01 kali. Nilai
mean ROE adalah 0,1493 kali. Hal ini berarti dari 47 sampel, tingkat
pengembalian laba terhadap modal sendiri sebesar 0,1493 kali. Tingkat deviasinya 0,13648.
4.2.2. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Ghozali 2005:110, untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui uji statistik dan
analisis grafik. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas data yaitu dengan melihat grafik histogram dan grafik normal probability plot serta
menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S.
Gambar 4.1
Sumber: Output SPSS 22.0, diolah penulis 2015 Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa pada grafik histogram, distribusi data
mengikuti kurva berbentuk lonceng yang tidak menceng skewness ke arah kiri atau kanan, sehingga dapat disimpulkan data tersebut terdistribusi normal.
Gambar 4.2 Sumber: Output SPSS 22.0, diolah penulis 2015
Gambar 4.2 merupakan kurva P-P Plot. Pada scatterplot terlihat titik-titik data berada di sepanjang garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
tersebut. Hal ini berarti data pada variabel dependen yang digunakan, yaitu variabel struktur modal dengan menggunakan Underpricing, dapat berdistribusi
dengan normal. Pengujian normalitas dengan menggunakan pendekatan histogram dan
pendekatan grafik P-P plot dengan tujuan untuk melihat apakah terdistribusi normal atau tidak saja tidak cukup. Dan sering kali menimbulkan perbedaan
persepsi dari para pengamat karena sifatnya yang subjektif, sehingga untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal atau
tidak maka, kita perlu melakukan uji normalitas data dengan analisis statistik agar lebih meyakinkan. Untuk meningkatkan akurasi pengujian normalitas data pada
penelitian ini, maka digunakan uji statistik nonparametrik, yakni pendekatan Kolmogorov-Smirnov 1 Sample KS. Jika diperoleh nilai Asymp. Sig 2-tailed
tingkat signifikan α, dalam penelitian ini α sebesar 0,05, maka dapat dikatakan variabel residual berdistribusi normal.
Tabel 4.2 Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
47 Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .91777510
Most Extreme Differences Absolute
.084 Positive
.058 Negative
-.084 Test Statistic
.084 Asymp. Sig. 2-tailed
.200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Output SPSS 22.0, diolah penulis 2015 Dari Tabel 4.2, Asymp. Sig 2-tailed = 0,200 dimana angka ini lebih besar
dibandingkan nilai signifikannya 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa varibel residual berdistribusi normal. 2.
Uji Heteroskedastisitas
Pada persamaan regresi pasti muncul residu, yakni variabel lain yang terlibat, tetapi tidak dimuat dalam model, sehingga variabel tersebut diasumsikan
bersifat acak. Jika data residu tidak bersifat acak, maka dapat dikatakan data terkena heteroskedastisitas. Uji ini juga bertujuan untuk menguji apakah sebuah
grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika variansnya sama, maka dapat dikatakan terdapat homokedastisitas, namun jika
sebaliknya, maka dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Data yang baik adalah data
yang tidak mengalami heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Glejser Test dan grafik.
Gambar 4.3
Sumber: Output SPSS 22.0, diolah penulis 2015 Gambar 4.3 merupakan grafik scatterplot dari variabel dependen
underpricing. Grafik menunjukkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di
bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Metode pendekatan grafik ini memiliki kelemahan dalam memprediksi heteroskedastisitas. Kelemahannya yakni jika jumlah pengamatan yang dilakukan
atau data yang ada jumlahnya sedikit, maka sulit untuk menginterpretasikan hasil
grafik scatterplot. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan uji lain untuk
memprediksi heteroskedastisitas, yakni Glejser Test. Tabel 4.3
Pengujian Heteroskedastisitas
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1 Constant
-1.309 2.109
-.621 .538
LNukuranperusahaan .064
.074 .143
.855 .397
Underwriter .033
.201 .028
.166 .869
LNleverage -.067
.162 -.067
-.414 .681
LNroe -.067
.086 -.122
-.774 .443
a. Dependent Variable: ABS
Sumber: Output SPSS 22.0, diolah penulis 2015 Tabel 4.3 menunjukkan hasil pengujian Glejser Test. Jika variabel
independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen ABS, maka hal ini mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas. Namun hasil pengujian
menunjukkan probabilitas signifikansi variabel independen berada di atas tingkat kepercayaan 5. Hal ini berarti model regresi tidak mengalami persoalan
heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Uji ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Cara untuk mendeteksi terjadinya multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai VIF Variable
Inflation Factor dan nilai tolerance. Jika nilai VIF 5 dan nilai tolerance 0, 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. Pengujian
multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat korelasi di antara variabel independen. Berikut disajikan tabel hasil perhitungan nilai Tolerance dan VIF
serta matrik korelasi antar variabel independen.
Tabel 4.4 Pengujian Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant 5.945
3.375 1.761
.085 LNukuranperusahaan
-.300 .119
-.360 -2.516 .016
.823 1.215 Underwriter
-.376 .321
-.170 -1.172 .248
.805 1.242 LNleverage
.016 .260
.009 .063
.950 .868 1.152
LNroe -.248
.138 -.243 -1.796
.080 .920 1.087
a. Dependent Variable: LNunderpricing
Sumber: Output SPSS 22.0, diolah penulis 2015 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari masing-
masing variabel independen lebih besar dari 0,10, yaitu untuk variabel ukuran perusahaan sebesar 0,823, variabel underwriter sebesar 0,805, variabel leverage
sebesar 0,868, variabel ROE sebesar 0,920. Nilai VIF dari masing-masing variabel independen diketahui kurang dari
5, yaitu untuk variabel ukuran perusahaan sebesar 1,215, variabel underwriter 1,242, variabel leverage sebesar 1,152, variabel ROE sebesar 1,087.
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model ini.
4. Uji Autokolerasi
Autokolerasi menunjukkan adanya kondisi yang berurutan antara gangguan atau distribusi yang masuk dalam regresi. Uji autokolerasi bertujuan
untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
sebelumnya. Untuk mendiagnosis adanya gangguan autokolerasi dalam model dapat dilakukan dengna menggunakan Durbin Watson DW test. Kriteria yang
menunjukkan tidak terjadi autokolerasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Pengambilan Keputusan
Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan
Jika Tidak ada autokolerasi positif
Tolak 0 d dl
Tidak ada autokolerasi positif No decision
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokolerasi negatif Tolak
4 – dl d 4 Tidak ada autokolerasi negatif
No decision 4 – du
≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokolerasi, positif atau negatif Tidak ditolak du d 4 – du
Sumber: Ghozali 2006:96
n jumlah sampel = 47
k jumlah variabel bebas = 4 Pada tingkat signifikansi 5 diperoleh du = 1, 66923 dan dl = 1,39894
du d 4 – du = 1, 66923 2,258 2,33077 memenuhi kriteria
Tabel 4.6 Pengujian Autokolerasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .525
a
.276 .205
.98120 2.258
a. Predictors: Constant, Lag_LNroe, Lag_LNukuranperusahaan, Underwriter, Lag_LNleverage b. Dependent Variable: Lag_LNunderpricing
Sumber: Output SPSS 22.0, diolah penulis 2015 Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa tidak ada autokorelasi positif
atau negatif berarti hipoetsis nol diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.
4.2.3. Analisis Regresi
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang
Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 22.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
a. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen, yaitu pengaruh LNukuranperusahaan X
1
, Undewriter X
2
dan LNleverage X
3
terhadap LNunderpricing Y. Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
5.945 3.375
1.761 .085
LNukuranperusahaan -.300
.119 -.360
-2.516 .016
Underwriter -.376
.321 -.170
-1.172 .248
LNleverage .016
.260 .009
.063 .950
LNroe -.248
.138 -.243
-1.796 .080
a. Dependent Variable: LNunderpricing
Sumber: Output SPSS 22.0, diolah penulis 2015 Hasil pengolahan data seperti ditunjukkan pada Tabel 4.6 menghasilkan
persamaan linear berganda sebagai berikut:
Y = 5,945 – 0,300 X
1
– 0,376 X
2
+ 0,016 X
3
– 0,248 X
4
Dimana: Y = Underpricing
X
1
= Ukuran Perusahaan X
2
= Underwriter X
3
= Leverage X
4
= Return on Equity Keterangan:
1. Konstanta sebesar 5,945 menunjukkan bahwa apabila tidak ada independen X
1
= 0, X
2
= 0, X
3
= 0, X
4
= 0 maka Underpricingakan sebesar 5,945.
2. b
1
sebesar -0,300 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan underpricing sebesar 0,300 dengan
asumsi variabel lain tetap. 3. b
2
sebesar -0,376 menunjukkan bahwa setiap kenaikan underwriter sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan underpricing sebesar 0,376 dengan asumsi
variabel lain tetap. 4. b
3
sebesar 0,016 menunjukkan bahwa setiap kenaikan leverage sebesar 1 akan diikuti oleh peningkatan underpricing sebesar 0,016 dengan asumsi
variabel lain tetap. 5. b
4
sebesar -0,248 menunjukkan bahwa setiap kenaikan return on equity sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan underpricing sebesar 0,248 dengan
asumsi variabel lain tetap. 4.2.4.
Pengujian Hipotesis 1.
Uji Signifikansi Simultan F- test
Uji Signifikansi Simultan Uji- Fdigunakan untuk mengetahui pengaruh variabel ukuran perusahaan, underwriter, leverage, return on equity ROE
terhadap underpricing secara simultan. Cara yang digunakan untuk melakukan Uji-F ini dapat dihitung dengan menggunakan F-test. Jika F
hitung
F
Tabel
, maka H
diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai sig.
F
hitung
F
Tabel
maka H
a
diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Pengambilan keputusan juga harus memperhatikan tingkat signifikannya. Apabila tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka variabel independen
secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap underpricing. Tetapi, jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap underpricing. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 22.0, maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
15.914 4
3.979 4.313
.005
b
Residual 38.746
42 .923
Total 54.661
46 a. Dependent Variable: LNunderpricing
b. Predictors: Constant, LNroe, Underwriter, LNleverage, LNukuranperusahaan
Sumber: Output SPSS 22.0, data diolah penulis 2015 Pada Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa:
F
hitung
= 4,313 F
tabel
= 2,5943 Sig. F = 0,005
b
α = 0,05
Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji-F dengan menggunakan aplikasi SPSS. Berdasarkan pengolahan data, diperoleh nilai Sig sebesar 0,005
b
. Angka ini memiliki nilai lebih kecil dibandingkan tingkat signifikannya, yakni 0,05, maka
dapat dinyatakan bahwa H ditolak dan H
a
diterima. Hal ini mengindikasikan secara bersama-sama semua variabel independen yakni ukuran perusahaan,
underwriter, leverage, dan return on equity ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen, yakni underpricing.
2. Uji Parsial t-
Test
Uji Signifikansi Parsial Uji – t digunakan untuk mengetahui untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel
dependen secara individu parsial. Jika t
hitung
t
tabel,
maka H diterima
danH
a
ditolak. Sebaliknya, jika t
hitung
t
tabel,
maka H ditolak danH
a
diterima. Pengambilan keputusan juga harus memperhatikan dengan menggunakan tingkat
signifikan α 5, jika nilai sig. 0,05 maka H diterima, artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai sig. 0,05 maka H
a
diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji
parsial dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
5.945 3.375
1.761 .085
LNukuranperusahaan -.300
.119 -.360
-2.516 .016
Underwriter -.376
.321 -.170
-1.172 .248
LNleverage .016
.260 .009
.063 .950
LNroe -.248
.138 -.243
-1.796 .080
a. Dependent Variable: LNunderpricing
Sumber: Output SPSS 22.0, data diolah penulis 2015
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap underpricing perusahaan non-keuangan di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2013. Hal ini terlihat dari:
t
hitung
= 2,516 t
tabel
= 1,9861 Sig. t = 0,016
α = 0,05
2. Underwriter
Underwriter secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap underpricing perusahaan non-keuangan di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2013. Hal ini terlihat dari:
t
hitung
= 1,172 t
tabel
= 1,9861 Sig. t = 0,248
α = 0,05
3. Leverage
Leverage secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap underpricing perusahaan non-keuangan di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2013. Hal ini terlihat dari:
t
hitung
= 0,063 t
tabel
= 1,9861 Sig. t = 0,950
α = 0,05
4. Return on Equity ROE
Return on Equity ROE secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap underpricing perusahaan non-keuangan di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2013.
Hal ini terlihat dari:
t
hitung
= 1,796 t
tabel
= 1,9861 Sig. t = 0,080
α = 0,05
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan, ukuran perusahaan, underwriter, leverage, dan return on equity ROE berpengaruh positif dan
signifikan terhadap underpricing. Secara parsial, ukuran perusahaan berpengaruh secara negatif dan signifikan, underwriter dan return on equity memiliki pengaruh
negatif tidak signifikan terhadap underpricing, sedangkan leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap underpricing.
Ukuran perusahaan digunakan untuk mengukur besar atau kecilnya suatu perusahaan, semakin besar perusahaan maka informasi yang diperoleh semakin
banyak. Secara parsial dilihat dari hasil t
hitung
= 2,516 t
tabel
= 1,9861 dan Sig. t = 0,016 α = 0,05, disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap underpricing. Hasil penelitian ini sejalan dengan Kristiantari 2013 yang juga menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap underpricing. Artinya, semakin besar ukuran perusahaan maka tingkat underpricingakan semakin rendah, dan sebaliknya
apabila semakin kecil ukuran perusahaan maka tingkat underpricing akan semakin tinggi. Ukuran perusahaan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya underpricing pada saat melakukan penjualan saham perdana di pasar perdana.
Underwriter merupakan penjamin emisi yang memberikan informasi mengenai perusahaan kepada investor. Secara parsial dilihat dari hasil
t
hitung
= 1,172 t
tabel
= 1,9861 dan Sig. t = 0,248 α = 0,05, disimpulkan
bahwa underwriterberpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
underpricing. Hasil penelitian ini sejalan dengan Soet dan Ngugi 2012 yang menyatakan bahwa variabel underwriter terdapat pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap underpricing. Artinya, bahwa semakin tinggi reputasi underwriter maka tingkat underpricingakan semakin rendah, dan sebaliknya.
Sementara penelitian ini bertentangan dengan Junaedi dan Rendi 2013, Risqi dan Puji 2013 serta Kristiantari 2013 yang menyatakan bahwa underwriter
berpengaruh negatif dan signifikan. Hasil penelitian ini berbeda juga dengan Yustisia dan Roza 2012, menyatakan bahwa variabel Reputasi Penjamin Emisi
terdapat pengaruh signifikan terhadap underpricing. Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar utang
dalam pembelajaan
perusahaan. Secara
parsial dilihat
dari hasil
t
hitung
= 0,063 t
tabel
= 1,9861 dan Sig. t = 0,950 α = 0,05, disimpulkan bahwa
leverage berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap underpricing. Berdasarkan hasil penelitian ini, kemampuan perusahaan dalam membayar hutang
leverage mempengaruhi tingkat underpricing tetapi pengaruh yang diperlihatkan tidak terlalu nyata, artinya investor membeli saham perdana perusahaan tanpa
memperhatikan besar kecilnya rasio leverage.Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Risqi dan Puji 2013 yang menyatakan bahwa variabel tingkat leverage
tidak terdapat pengaruh dan tidak signifikan terhadap underpricing.