Pertemuan kesepuluh Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan

Dengan tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II tersebut, persentase keaktifan yang masih kurang pada siklus I telah mengalami peningkatan. Siswa menyelesaikan tugas pada setiap tahap SSCS, mulai berani mengajukan pendapat kepada guru dan temannya sehingga kegiatan belajar secara kelompok mulai kondusif. Siswa juga mulai berani mempresenatsikan hasil kerja dan menanggapi presentasi tersebut.

2. Hasil Skala Disposisi Matematik Siswa

Saat pelaksanaan siklus I ketertarikan siswa untuk belajar matematika dengan model SSCS belum menunjukan terlihat. Banyak siswa yang masih enggan untuk mengerjakan kegiatan pada setiap tahap SSCS dan enggan untuk bertanya walaupun mereka tidak mengerti. Tidak jauh berbeda dengan ketertarikan siswa, rasa percaya diri pada kemampuan yang dimiliki pun masih rendah. Siswa masih belum berani untuk mengajukan pendapat sendiri saat pendapat tersebut berbeda dengan pendapat siswa lain yang lebih dulu mengajukan pendapatnya. Selain kedua aspek tersebut di atas, skor aspek metakognisi siswa pun masih di bawah 70. Siswa juga masih malas untuk membuat rangkuman dan memeriksa kembali apa yang mereka telah pelajari dan kerjakan. Banyak juga siswa sulit untuk menjelaskan kembali apa yang telah mereka kerjakan dengan LKS walaupun semua kegiatan di dalamnya telah terselesaikan. Hal yang terlihat baik pada siklus I adalah pada aspek fleksibilitas siswa. Siswa sudah mulai mau untuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya walau tidak terlalu kondusif karena sering bercanda. Siswa juga mulai berani mengerjakan soal yang diberikan dan menggambar gambar yang diminta dengan cara yang berbeda dengan temanya. Selanjutnya aspek disposisi yang terlihat baik adalah kegigihan siswa menyelesaikan tugas dalam LKS. Walaupun banyak yang mengeluhkan bahwa tugas yang diberikan sulit tetapi tidak sedikit siswa menyelesaikannya. Dengan adanya tindakan perbaikan pada siklus I untuk meningkatkan aspek disposisi yang masih rendah. Pada siklus II rata-rata seluruh aspek disposisi matematik siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah. Tabel 4.11. Rata-rata nilai diposisi matematik siswa setiap aspek Aspek Siklus I Siklus II Ketertarikan 65 73 Kepercayaan Diri 60 63 Kegigihan 74 75 Fleksibilitas 72 74 Metakognisi 67 70 Pada siklus II ketertarikan siswa mengalami peningkatan. Siswa sudah mau belajar matematika selain di kelas dan mengajukan pertanyaan kepada guru. Bukan hanya hal yang tidak dimengerti tetapi juga menanyakan pertanyaan mengenai hal lain, contoh: Apakah untuk mengukur benda-benda yang disekitar kita seperti papan tulis menggunakan rumus yang sama dengan yang dipelajari. Selanjutnya pada aspek metakognisi siswa juga sudah mau memeriksa dan memperbaiki kembali hasil pekerjaan mereka, tahu apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan tugas dan bias menjelaskan kembali apa yang telah dikerjakan. Dua aspek selanjutnya yang pada siklus I telah mencapai nilai rata-rata lebih dari 70 juga mengalami peningkatan. Aspek kegigihan ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas pada tahap solve, di mana siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang diberikan dalam LKS dan soal yang dibuat temannya pada siklus II. Sedangkan hal yang sangat mempengaruhi aspek fleksibilitas ada pada proses menyelesaikan tugas dalam setiap tahap SSCS, siswa diberikan kesempatan untuk menyelesaiaknya dengan cara mereka sendiri dengan berdiskusi sehingga kreativitas siswa dan keterbukaan siswa terlatih. Pada siklus II ini, aspek disposisi matematik yang skor rata-ratanya masih dibawah 70 adalah aspek kepercayaan diri siswa. Walapun pada siklus II banyak siswa yang sudah berani menyelesaikan tugas dengan pendapat sendiri dan berani mengajukan pendapat serta menanggapi pendapat teman yang lain, akan tetapi dari hasil skala disposisi matematik terlihat bahwa siswa masih belum percaya

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Pengaruh model search, solve, create and share terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis

1 18 214

PENGEMBANGAN MEDIA SCAFFOLDING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE

5 23 101

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) BERBANTUAN KARTU MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA KELAS VIII

0 40 387

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) BERBANTUAN PhET UNTUK MENINGKATKAN STRATEGI METAKOGNITIF DAN PEMAHAMAN KONSEP

34 161 158

Pengaruh Model Pembelajaran Search Solve Create And Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa

0 5 15

Penerapan Model Pemecahan Masalah Matematis Tipe Search, Solve, Create and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Dasar.

1 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

0 0 44

Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Pada Topik Cahaya.

4 12 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREAT, DAN SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA BERDASARKAN DISPOSISI MATEMATIKA PADA SISWA SMP - repo unpas

0 0 9