Aktifitas yang persentasenya masih di bawah 70 selanjutnya adalah siswa mempresentasikan hasil kerja di depan kelas atau pada tahap share. Peneliti
menemukan bahwa siswa kurang percaya diri untuk menjelaskan hasil kerja mereka sendiri, ini terlihat saat siswa terlebih dahulu harus dibujuk berkali-kali
untuk maju ke depan, dan saat ditanya mengapa tidak ada yang mau maju, serempak mereka menjawab takut salah, bu.
Selanjutnya adalah siswa berani menanggapi hasil kerja temannya. Aktifitas ini masih terdapat pada tahap share. Dalam aktifitas ini, peneliti juga
menyimpulkan bahwa lagi-lagi kepercayaan diri siswa yang masih rendah menjadi penyebabnya, tidak jauh berbeda dengan penyebab kurangnya antusias siswa
mempresentasikan hasil kerja.
d. Refleksi Siklus I
Dari data yang disajikan sebelumnya, dapat kita katakan bahwa penelitian pada akhir siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian sehingga
penelitian perlu dilanjutkan ke siklus II. Sebelum dilakukan siklus II, peneliti berdiskusi dengan guru untuk membahas keterlaksanan tindakan dan hasil tes
serta hasil engket disposisi matematis untuk mencari kekurangan yang bisa diperbaiki di siklus II agar indikator keberhasilan bisa tercapai.
Berdasarkan analisis data di atas, pada siklus II peneliti melakukan modifikasi tindakan perbaikan sebagai berikut:
1 Peneliti membagi kelompok baru yang heterogen berasarkan tes hasil belajar dan skor angket disposisi matematis.
2 Peneliti memberi pemahaman kepada siswa untuk tidak takut salah di setiap pertemuan,
3 Peneliti menegaskan kembali pada siswa bahwa mereka harus menyelesaikan tugas pada setiap tahap kegiatan SSCS untuk penilain
kelompok. 4 Peneliti meminta siswa untuk mencari soal yang berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari sebagai pekerjaan rumah kemudian ditukar dengan teman yang lain untuk diselesaikan di tahap solve. Kegiatan ini bertujuan
agar pengetahuan siswa mengenai matematika bertambah sehingga ketertarikan mereka terhadap matematika meningkat. Selanjutnya,
kegiatan ini juga bertujuan agar siswa dapat menyelesaikan soal yang bervariatif sehingga pemahaman, hasil belajar, dan kepercayaan diri siswa
bisa mengingkat. Soal yang bervariatif juga membuat proses pembelajaran SSCS pada tahap share memberikan kesempatan kepada lebih banyak
siswa karena kasus yang mereka berbeda. 5 Selain menugaskan siswa untuk mencari soal untuk meningkatkan
ketertarikan mereka, peneliti juga menggunakan nama-nama siswa dalam kasus yag diberikan dalam LKS. Dengan demikian, diharapkan siswa lebih
merasa dekat dengan matematika. 6 Melihat bahwa masih ada siswa yang belum memenuhi KKM maka
peneliti memberikan tugas untuk menyelesaikan soal sebagai pekerjaan rumah disamping tugas mencari soal.
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a. Rencana pelaksanaan tindakan
Kegiatan pelaksanaan tindakan siklus I yang akan dilaksanakan terdiri dari empat pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran setiap pertemuannya
2x40 menit. Tindakan yang dilakukan oleh peneli pada tahap ini merujuk pada refleksi yang telah dilakukan peneliti dan guru. Adapun kegiatan yang dilakukan
oleh peneli pada tahap ini adalah sebagai berikut : 1 Menyusun
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP
tentang pembelajaran SSCS. RPP dapat dilihat pada lampiran 1.5 – lampiran 1.8.
2 Menyusun dan mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan pada siklus I, yaitu Lembar Kegiatan Siswa LKS. LKS dapat dilihat pada
lampiran 2.5- lampran 2.8
b. Pelaksanaan dan observasi tindakan
1 . Pertemuan keenam
Pertemuan keenam ini diawali dengan mengelompokan siswa menjadi kelompok heterogen kecil yang beranggotakan 3-4 orang. Kemudian peneliti
menginformasikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Materi pembelajarn yang akan dipelajari oleh siswa adalah
sifat-sifat persegi dan persegi panjang. Sebelum peneliti memberikan LKS siswa diminta mempersiapkan buku dan alat tulis yang dibutuhkan.
Pada tahap search, siswa diminta untuk mencari dan menuliskan sifat-sifat
yang dimiliki persegi dan persegi panjang. Pencarian ini, dibantu dengan pernyataan-pernyataan yang diberikan peneliti untuk diisi. Pada tahap ini, siswa
telah terbiasa dengan proses pembelajaran SSCS. Peneliti hanya mengingatkan apa yang harus dicari dan dituliskan siswa pada sesuai dengan kondisi yang
diberikan.
Gambar 4.5. Kegiatan siswa pada tahap search
Pada tahap solve siswa menyelesaikan masalah yang diberikan berupa
pernyataan mengenai perbedaan persegi panjang dan persegi. Pertanyaan yang diberikan pada tahap solve ini bertujuan agar siswa bisa membangun sendiri
pemahamannya mengenai perbedaan dan persamaan persegi dan persegi panjang. Sebagian besar siswa sudah mulai menjelaskan perbedaan persegi dan persegi
panjang dengan bahasa mereka sendiri dan sebagian yang lain masih menacri-cari dalam buku. Peneliti member arahan bahwa untuk menjawab pertanyaan siswa
perlu memperhatikan sifat-sifat persegi dan persegi panjang yang telah mereka cari.
Tahap selanjutnya adalah create. Pada tahap ini siswa diminta untuk
membuat sebuah gambar persegi dan persegi panjang yang berbeda dari contoh dengan keterangan sifat-sifatnya sebagai rangkuman materi yang telah mereka