bahwa mereka ternyata mampu menyelesaikan tugas yang diberikan dan memiliki kemampuan dalam bermatematika.
Secara keseluruhan, nilai rata-rata disposisi matematik siswa kelas VII H mengalami peningkatan setelah proses pemebalajarn menggunakan model SSCS.
Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12. Statistik Deskriptif Peningkatan
Disposisi Matematik Siswa
Data Siklus I
Siklus II
Nilai terendah 53
53 Nilai tertinggi
85 88
N 45
45 Rata-rata
68,69 71,51
SD 7,62
8,17 Tabel di atas memberikan informasi bahwa nilai disposisi matematik siswa
mengalami peningkatan rata-rata dari siklus I sebesar 68,69 menjadi 71,51 di siklus II. Dari analisis data disposisi matematik siswa pada akhir siklus II juga
diperoleh bahwa skor rata-rata kelas disposisi matematik siswa adalah 71,51, standar deviasi 8,17 dan modus 70. Selanjutnya peneliti menemukan bahwa
jumlah siswa yang memiliki nilai disposisi lebih besar sama dengan 70 mengalami peningkatan dari siklus I sebanyak 27 orang atau 60 menjadi 33 orang atau
73,3 dari jumlah total siswa di kelas pada siklus II.
3. Hasil Belajar Siswa
Adapun peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa tiap siklus dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13. Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Data Siklus I
Siklus II
Nilai Terendah 45
50 Nilai Tertinggi
85 100
Rata-rata 66,11
70,11 Modus
60 70
Stadar Deviasi 8,32
11,54
Pada tabel di atas diperoleh informasi bahwa tes hasil belajar siswa mengalami peningkatan nilai rata-rata dari siklus I sebesar 66 menjadi 70,11
pada siklus II. Dari analisis data tes hasil belajar siswa pada akhir siklus II juga diperoleh bahwa skor rata-rata kelas disposisi matematik siswa adalah 70,11,
standar deviasi 8,13 dan modus 70. Selain peningkatan nilai rata-rata, ketuntasan kelas pada siklus II juga meningkat dari ketuntasan kelas di siklus II. Pada siklus
I, banyak siswa yang memenuhi KKM hanya 29 orang atau 64 dari jumlah seluruh siswa di kelas, dan pada siklus II meningkat menjadi 32 orang atau
71,11.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian tindakan
kelas tentang penerapan pembelajaran model Search, Solve, Create and Share SSCS untuk meningkatkan disposisi matematik siswa kelas VII H SMPN I
Jatisari dapat disimpulkan bahwa: 1. Pembelajaran SSCS Solve, Search, Create and Share dengan LKS yang
diberikan kepada kelas VII H SMPN I Jatisaridengan langkah-langkah search, solve, create dan share membuat disposisi matematik siswa
meningkat pada setiap aspeknya dari siklus I ke siklus II.situasi yang diberikan secara konsisten pada tahap search meningkatkan rasa ketertarikan
siswa akan matematika dan kegigihan siswa saat mencari informasi yang dibutuhkan. Tahap solve sangat mempengaruhi kegigihan kegigihan dan
fleksibelitas siswa karena sisa terlatih dengan pengerjaan soal pemecahan masalah. Saat membuat sauatu yang berkaitan dengan masalah yang
diberikan serta membuat laporan penyelesaian pada tahap create siswa terlatih untuk berfikir luwes dan tahu apa yang telah mereka pelajari sehingga
dengan tahap ini aspek fleksibelitas dan metakognisi siswa meningkat. Selanjutnya pada tahap share terlihat dapat meningkatkan kepercayaan diri
siswa di mana mereka mulai berani mengajukan pendapat. Selain itu, tahap ini juga memmbiasakan siswa untuk memeriksa kembali hasil kerja sebelum
dan setelah presentasi sehingga meningkatkan aspek metakognisi mereka. 2. Disposisi matematik siswa kelas mengalami peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SSCS. Peningkatan disposisi matematik siswa tersebut meliputi peningkatan setiap aspek, yaitu
aspek ketertarikan, kepercayaan diri, kegigihan, fleksibelitas, dan metakognisis siswa. Jumlah siswa yang memiliki nilai disposisi lebih besar
sama dengan 70 juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Aspek
yang skornya belum memenuhi harapan adalah aspek kepercayaan diri. Salah satu penyebab kurang terpenuhinya harapan ini adalah karena rasa
kepercayaan diri terhadap kemampuan yang dimiliki merupakan hal yang tidak mudah untuk ditingkatkan dalam waktu singkat.
3. Hasil belajar siswa kels setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata yang meningkat
dari siklus I ke siklus II. Selain peningkatan nilai rata-rata, siswa yang memenuhi KKM pada siklus II juga meningkat dari siklus I. Dengan
demikian, baik KKM dan ketuntasan kelas, keduanya terpenuhi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi sekolah dan pihak guru pada khususnya, tidak ada salahnya menggunakan model pembelajaran SSCS sebagai alternatif dalam proses
pembelajaran khususnya dalam meningkatkan aktivitas, disposisi matematik dan hasil belajar siswa.
2. Sebaiknya model pembelajaran SSCS didesain dengan lebih baik lagi sehingga memberikan hasil yang lebih baik. Desain yang digunakan belum
menggunakan media penbelajaran sehingga belum membuat siswa berperan aktif secara maksimal.
3. Pada penelitian ini, penerapan model pembelajaran SSCS hanya bertujuan untuk meningkatkan disposisi matematik siswa. Bagi penelitian selanjutnya,
hendaknya dapat mengembangkan desain model pembelajaran SSCS untuk digunakan sebagai upaya meningkatkan kemampuan matematik siswa yang
lain.