Analisis Data Penerapan Model Pembelajaran Sscs (Search, Solve, Create And Share) Untuk Meningkatkan Disposisi Matematik Siswa

3. Mempersiapkan lembar obervasi, angket disposisi matematis, dan soal tes untuk siswa yang diberikan pada akhir siklus I. Soal tes akhir siklus I dapat dilihat pada lampiran 3.1 - lampiran 3.3.

b. Deskripsi pelaksanaan dan observasi tindakan

1 . Pertemuan pertama Pertemuan pertama diawali perkenalan peneliti kepada siswa dan mengelompokan siswa menjadi kelompok kecil yang beranggotakan 3-4 orang. Kemudian peneliti menjelaskan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Adapun materi di pertemuan pertama ini adalah jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi dan sudut dengan tujuan pembelajaran siswa dapat menjelaskan pengertian segitiga, dapat menjelaskan jenis segitiga berdasarkan sisi-sisinya, dan dapat menjelaskan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya. Peneliti menjelaskan bahwa untuk beberapa pertemuan ke depan, siswa akan menggunakan LKS dan melakukan kegiatan pembelajaran dengan SSCS search, solve, create, and share. Siswa akan melakukan kegiatan mencari informasi yang terdapat dalam kasus yang diberikan dan menyelesaikan masalah yang terdapat didalanya, kemudian membuat rangkuman materi yang telah mereka pelajari sebagai laporan bahan presentasi yang selanjutnya akan dipaparkan kepada temanya. Sebelum proses pembelajaran dimulai, peneliti melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tenatang benda-benda berbentuk segitiga yang siswa ketahui. Ini dilakukan dengan maksud menarik perhatian siswa untuk siap belajar. Pada tahap search, siswa diminta untuk mencari dan menuliskan sifat-sifat yang dimiliki segitiga. Pada tahap ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami perintah yang ada dalam LKS karena belum terbiasa belajar secara mandiri. Peneliti menjelaskan kembali bahwa siswa harus memperhatikan dulu gambar-gambar yang terdapat pada LKS terlebih dahulu lalu menuliskan sifat-sifat segitiga apa yang mereka temukan. Selain masih banyak siswa yang kurang memahami perintah yang terdapat dalam LKS, ada juga siswa yang bercanda saat melakukan kegiatan belajar sehingga masih ada siswa yang belum menyelesaikan tugasnya shingga waktu yang digunakan melebihi alokasi waktu yang direncanakan. Pada tahap solve siswa menyelesaikan masalah berupa pengisian tabel yang meminta siswa untuk mengelompokan gambar-gambar segitiga yang diberikan berdasarkan sisi dan sudutnya. Siswa juga diminta untuk menjelaskan alasan mengapa mereka memilih gambar-gambar tersebut. Alasan yang diberikan pada tahap solve ini merujuk kepada sifat-sifat segitga berdasarkan sisi dan sudutnya yang merupakan materi pembelajaran. Dengan demikian, diharapkan siswa bisa membangun sendiri peahamannya mengenai jenis-jenis dan ciri-ciri segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya. Sebagian kecil siswa sudah mulai menjelaskan alasan mereka mengelompokan gambar-gambar segitiga tersebut dengan bahasa mereka sendiri walaupun masih banyak siswa dengan melihat buku untuk menjelaskan alasan mereka. Tahap selanjutnya adalah create. Pada tahap ini siswa diminta untuk membuat sehingga siku-siku sama kaki dan segitiga tumpul sembarang serta merangkum materi yang telah mereka pelajari, yaitu mengenai segitiga dan jenis- jenisnya berdasarkan sisi dan sudut. Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan siswa merefleksi apa yang telah mereka lakukan dan pelajari. Pada tahap create ini, banyak siswa yang masih salah menggambarkan segitiga dan menyontek temanya, bahkan ada sebagian siswa lain yang tidak merangkum dan menggambar sama sekali sebelum ditegur oleh peneliti. Gambar 4.1. Gambar segitiga yang dibuat siswa pada tahap create Setelah siswa membuat rangkuman dan menggambar segitiga yang diminta, pada tahap share siswa maju ke depan mempresentasikan apa yang mereka temukan di tahap search dan menjelaskan jawaban mereka pada tahap solve. Mereka menuliskan hasil kerja mereka di papan tulis dan menjelaskannya kepada siswa yang lain. Pada pertemuan pertama in siswa masih dipaksa untuk maju ke depan dengan memilih secara acak oleh peneliti dan belum berani untuk maju dengan keinginan sendiri. Tidak jauh berbeda dengan kelompok yang maju ke depan, siswa lain yang duduk mendengarkanpun banyak siswa yang masih diam dan enggan untuk mengajukan pendapat atau menanggapi presentasi temanya walaupun peneliti berkali-kali memberikan kesempatan untuk siswa mengajukan pendapat lain. Sebagian siswa malah mengobrol dan tidak memperhatikan temanya di depan sehingga beberapa kali harus ditegur. Setelah tahapan pembelajaran dengan SSCS terlaksana peneliti memberikan kesimpulan mengenai materi yang siswa pelajari dalam LKS pada pertemuan pertama ini. Peneliti kemudian mengkonfirmasi pemahaman siswa menganai apa yang telah dipelajari dengan meberikan beberapa pertanyaan yang dijawab siwa dengan bersama-sama. Kekurangan yang ditemukan oleh observer pada pertemuan pertama ini diantaranya adalah : 1 Banyak siswa yang masih bingung dalam mencari dan menuliskan informasi yang ditemukan dari situasi yang diberikan pada tahap search Siswa belum terbiasa untuk belajar secara mandiri karena sebelumnya terbiasa dengan penjelasan guru secara langsung. Hal ini membuat peneliti menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan siswa berkali-kali sehingga siswa menghabiskan waktu lebih lama dari alokasi waktu yang direncanakan untuk tahap search. 2 Banyak siswa yang masih mengobrol dan bercanda saat proses pembelajaran berlangsung. 3 Diskusi kelompok belum sesuai dengan yang diharapkan. Banyak siswa yang masih belum berperan aktif dalam menyelesaikan tugas pada setiap tahapan pembelajaran SSCS dan hanya melihat hasil kerja teman sekelompoknya sehingga interaksi dalam kelompok tidak tejadi. 4 Banyak siswa masih enggan untuk mempresentasikan hasil kerja di depan siswa lain sehingga peneliti harus berkali-kali membujuk siswa untuk tidak malu mempresentasikan hasil kerja mereka. 5 Banyak siswa yang belum berani mengajukan pendapat atau menanggapi hasil presentasi temannya. Walaupun banyak kekurangan yang ditemukan, tetapi seluruh kegiatan pada setiap tahap dalam pembelajaran SSCS ini dapat terlaksana.

2. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua peneliti mengkondisikan siswa untuk duduk secara berkelompk dan siap untuk belajar. Kemudian peneliti menjelaskan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Adapun materi di pertemuan kedua ini adalah segitiga kongruen dan segitiga sebangun dengan tujuan pembelajaran siswa dapat menjelaskan pengertian dan sifat-sifat segitiga sebangun, siswa dapat menjelaskan pengertian dan sifat-sifat segitiga kongruen, dan siswa dapat mengunakan konsep perbandingan segitiga sebangun. Sebelum peneliti memberikan LKS, peneliti bertanya kepada siswa mengenai hubungan sudut-sudut dan meminta siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pada tahap search, siswa diminta untuk mencari dan menuliskan sifat-sifat yang dimiliki segitiga kongruen dan segitiga sebangun dari gambar pasangan segitiga yang diberikan. Pada tahap ini masih ada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami perintah yang ada dalam LKS tetapi tidak sebanyak pada pertemuan pertama sehingga peneliti menjelaskan kembali bahwa siswa harus memperhatikan dulu gambar-gambar yang terdapat pada LKS lalu menuliskan sifat-sifat segitiga kongruen dan sebangun apa yang mereka temukan. Pada tahap solve siswa menyelesaikan masalah berupa berupa pertanyaan mengapa segitiga-segitiga yang mereka amati sebelumnya merupakan segitiga-

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Pengaruh model search, solve, create and share terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis

1 18 214

PENGEMBANGAN MEDIA SCAFFOLDING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE

5 23 101

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) BERBANTUAN KARTU MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA KELAS VIII

0 40 387

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) BERBANTUAN PhET UNTUK MENINGKATKAN STRATEGI METAKOGNITIF DAN PEMAHAMAN KONSEP

34 161 158

Pengaruh Model Pembelajaran Search Solve Create And Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa

0 5 15

Penerapan Model Pemecahan Masalah Matematis Tipe Search, Solve, Create and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Dasar.

1 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

0 0 44

Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Pada Topik Cahaya.

4 12 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREAT, DAN SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA BERDASARKAN DISPOSISI MATEMATIKA PADA SISWA SMP - repo unpas

0 0 9