Dari kutipan wawancara tersebut, salah satu interaksi yang dikeluhkan berbeda di Desa Kutambelin setelah kembalinya warga adalah pesta tahunan
atau kerja tahunan. Pada awalnya kerja tahun dilakukan dalam rangka mengucap syukur atas hasil panen dan warga kampung dalam keadaan sehat juga untuk
mendoakan panen pada tahun berikutnya supaya hasilnya lebih memuaskan. Selain itu kerja tahunan juga termasuk sarana untuk mempererat tali
kekeluargaan karena pada saat itu keluarga dan sanak famili di luar kampung juga ikut diundang. Namun pada kenyataannya setelah erupsi Gunung Sinabung
membuat masyarakat mengungsi dan menurunkan hasil pertanian serta keadaan perekonomian masyarakat sehingga berdampak dengan tidak diadakannya
kembali pesta atau kerja tahunan tersebut. Selain pesta tahunan, pesta adat seperti pernikahan pun sudah jarang
dilakukan di desa tersebut. Masyarakat pun sempat meminta ke Kepala Desa Kutambelin untuk tidak diadakannya pesta, dikarenakan masyarakat harus
memberikan “uang tor-tor” sedangkan keadaan perekonomian masyarakat pun sudah menurun.
5.2.2 Strategi Hidup
Terjadinya suatu musibah mengakibatkan setiap manusia harus memikirkan strategi yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan hidup. Jika
dikaitkan dengan strategi memenuhi kebutuhan hidup tidak lepas dari pekerjaan yang dilakukan kembali oleh masyarakat Desa Kutambelin. Pekerjaan
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk menghasilkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan strategi hidup adalah
Universitas Sumatera Utara
suatu tindakan yang dilakukan oleh setiap orang untuk dapat mempertahankan hidupnya melalui pekerjaan apapun yang dilakukannya.
Terjadinya bencana alam gunung meletus di Tanah Karo mengakibatkan masyarakat banyak yang kehilangan produksi pertanian mereka sehingga modal
usaha sudah tidak ada lagi. Berkurangnya modal usaha berdampak pada kesulitan warga memulai kembali bercocok tanam yang mengakibatkan
masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri-sendiri. Sulitnya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup mengakibatkan manusia
harus bekerja keras. Ketika telah dipulangkan ke desa, masyarakat mendapati ladangnya
penuh akan lumpur yang diakibatkan oleh lahar dingin dan juga abu vulkanik. Setelah dibersihkan dan mencoba untuk ditanami kembali ternyata hasil tanaman
mereka hancur oleh debu vulkanik sehingga membuat petani merugi. Maka dari itu warga lebih memilih untuk menjadi aron Buruh Harian Lepas. Menjadi
BHL sangat membantu masyarakat guna memenuhi kebutuhan hidupnya hingga pada saat ini. Hampir seluruh keluarga masyarakat Desa Kutambelin menjadi
buruh harian lepas. Hal ini dilakukan agar dalam kondisi lahan yang tidak memungkinkan untuk diolah warga masih bisa menerima pendapatan.
Jika berbicara mengenai modal awal yang digunakan masyarakat saat membuka kembali lahannya didapat dari 2 sumber yakni pinjaman dari saudara
dan tabungan keluarga. Saat mencoba memulai kembali bercocok tanam, modal pertama untuk memulai berasal dari pinjaman atau bantuan dari keluarga dan
tabungan yang masih tersisa.
Universitas Sumatera Utara
Seperti terlihat pada Informan I dan Informan II yang mendapatkan modal pertama untuk memulai bercocoktanam dari pinjaman orang lain
sedangkan pada Informan III dan Informan IV mendapatkan modal pertama dari tabungan keluarga yang masih tersisa. Selain itu pada pemulangan warga ke
desa, rumah yang mereka tinggali pun hanya penuh akan debu dan lumpur yang mengering sehingga hanya perlu dibersihkan dan tidak harus ada perbaikan yang
besar. Terjadinya bencana alam erupsi Gunung Sinabung membuat masyarakat
kewalahan dalam memulihkan kembali kondisi perekonomian masyarakat. Hal yang dilakukan oleh masyarakat guna mempertahankan hidupnya adalah dengan
menjadi aron. Jika dimasukkan pada jenis-jenis kemiskinan, dapat disimpulkan bahwa
masyarakat Desa Kutambelin Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo masuk ke dalam kemiskinan situasional. Secara umum kemiskinan situasional adalah
kondisi kehidupan masyarakat yang tidak layak yang disebabkan oleh situasi yang ada. Kemiskinan situasional dapat dijelaskan dengan kondisi kehidupan
yang dihadapi oleh seseorang atau sekelompok orang yang disebabkan situasi yang berlaku seperti kemarau panjang, gagal panen, bencana alam.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian penulis di Desa Kutambelin Kecamatan Namanteran Kabupaten Karo.
Penulis memperoleh data melalui wawancara langsung dengan 2 orang informan tambahan yakni Kepala Desa Kutambelin dan tenaga pendamping dan 4 orang
informan utama yakni masyarakat Desa Kutambelin. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahun gambaran kondisi kehidupan dan strategi hidup
masyarakat pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Kutambelin Kecamatan Namanteran Kabupaten Karo. Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: Strategi hidup yang dilakukan pada saat ini oleh masyarakat Desa
Kutambelin adalah bekerja menjadi aron Buruh Harian Lepas. Buruh harian lepas merupakan salah satu cara yang mampu dilakukan masyarakat untuk
memulihkan kembali kondisi perekonomian keluarga mereka seperti sebelum erupsi Gunung Sinabung. Dalam strategi hidup masyarakat Kutambelin juga
membahas mengenai modal awal untuk mencoba membuka kembali lahan pertanian yang didapat dari dua sumber yakni pinjaman atau bantuan dari
saudara dan juga tabungan keluarga. Jika membahas mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa
Kutambelin adalah rendah karena keterbatasan pendapatan perekonomian. Hal ini dapat dilihat dari kondisi pendapatan, pekerjaan dan interaksi masyarakat
Universitas Sumatera Utara