Interaksi Sosial Kondisi Sosial Ekonomi .1 Pendapatan

Gimanalah ka, sebenernya aku pun maunya sekolah lanjut kuliah Cuma kondisinya gak memungkinkan. Ini aja dengan aku jualan makanya lumayan membantu karna abang sama bapak juga kerjanya di ladang. Namun jika berbicara mengenai sarana pendidikan yang ada di Desa Kutambelin terbilang masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.6 dimana Desa Kutambelin hanya memiliki 3 sarana pendidikan yakni 2 TK Taman Kanak-Kanak dan 1 SD Sekolah Dasar sedangkan jika mau melanjutkan ke SMP Sekolah Menengah Pertama harus melanjutkan sekolah di kecamatan yakni Namanteran dan jika mau melanjutkan ke SMA Sekolah Menengah Atas harus melanjutkan di kota Berastagi.

5.2.1.4 Interaksi Sosial

Interaksi adalah salah satu sifat dasar manusia. Dari interaksi yang dilakukan terjadi hubungan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Interaksi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kutambelin masih terjalin dengan baik hingga saat ini. Hal ini jelas terlihat dari Informan I, Informan II, Informan III, Informan IV dan Informan V yang masih menjalin hubungan baik dengan sekitarnya seperti masih menjalin silahturahmi dengan masih mengikuti perkumpulan marga ataupun kegiatan keagamaan. Hal ini juga diperkuat oleh Informan I selaku Kepala Desa Kutambelin yakni di Desa Kutambelin ada melakukan acara-acara keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat seperti pengajian ataupun PJJ Perpulungan Jabu- Jabu. Selain itu juga adanya perkumpulan marga di desa tersebut. Lalu pada Informan II yakni Nd. Gita br Karo juga menuturkan: Universitas Sumatera Utara Saya disini masih ikut perkumpulan marga tarigan ataupun karo yaa karna mau gimanapun mereka masih sodara kita dan juga biar menjalin silahturahmi gitu antar kami yang bersaudara, karna kan juga kami udah sama-sama merasakan susahnya di pengungsian sana . Pada Informan III yakni Monica Tarigan juga ditambahkan bahwa interaksi yang dilakukan keluarganya kepada tetangga di sekitar rumah masih terjalin dengan baik. Walaupun keluarga Monica tidak mengikuti perkumpulan yang diadakan oleh masyarakat setempat. Namun perbedaan yang dirasakan oleh Monica di Desa Kutambelin adalah tidak adanya lagi pesta tahunan yang biasanyua rutin dilakukan pada bulan Oktober. Hal ini juga serupa dengan Informan IV yakni Ponda Tarigan yang menuturkan bahwa interaksi yang dilakukan oleh keluarga Ponda Tarign masih terjalin baik. Selanjutnya ia juga masih mengikuti perkumpulan yang dilakukan dari gereja GBKP. Sama seperti penuturan beberapa informan, interaksi antar warga desa yang sudah tidak dirasakan lagi adalah pesta tahunan karena kondisi yang tidak memungkinkan. Berbeda dengan Informan V yakni Nd. Kristina br Sembiring, interaksi yang dilakukan masih terjalin baik dengan tetangga sekitar. Namun, ia tidak pernah mengikuti perkumpulan yang diadakan oleh masyarakat setempat baik itu perkumpulan marga ataupun perkumpulan yang diadakan oleh gerejanya. Hal ini seperti yang telah dituturkan di profile informan bahwa ia lebih baik beristirahat di rumah setelah seharian bekerja. Namun jika ada warga yang melaksanakan pesta, ia masih menyempatkan untuh hadir. Universitas Sumatera Utara Dari kutipan wawancara tersebut, salah satu interaksi yang dikeluhkan berbeda di Desa Kutambelin setelah kembalinya warga adalah pesta tahunan atau kerja tahunan. Pada awalnya kerja tahun dilakukan dalam rangka mengucap syukur atas hasil panen dan warga kampung dalam keadaan sehat juga untuk mendoakan panen pada tahun berikutnya supaya hasilnya lebih memuaskan. Selain itu kerja tahunan juga termasuk sarana untuk mempererat tali kekeluargaan karena pada saat itu keluarga dan sanak famili di luar kampung juga ikut diundang. Namun pada kenyataannya setelah erupsi Gunung Sinabung membuat masyarakat mengungsi dan menurunkan hasil pertanian serta keadaan perekonomian masyarakat sehingga berdampak dengan tidak diadakannya kembali pesta atau kerja tahunan tersebut. Selain pesta tahunan, pesta adat seperti pernikahan pun sudah jarang dilakukan di desa tersebut. Masyarakat pun sempat meminta ke Kepala Desa Kutambelin untuk tidak diadakannya pesta, dikarenakan masyarakat harus memberikan “uang tor-tor” sedangkan keadaan perekonomian masyarakat pun sudah menurun.

5.2.2 Strategi Hidup