target yang dituju dan juga merupakan patokan yang dapat dipakai untuk mengukur dan menilai beban sesungguhnya.
Anggaran yang disusun jika berdasarkan biaya standar dan biaya yang sesungguhnya terjadi, maka biasanya terdapat perbedaan-perbedaan yang disebut
sebagai penyimpangan varians. Penyimpangan biaya tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Favorable expense variance, yaitu penyimpangan biaya yang
menguntungkan, hal ini terjadi karena biaya standar lebih besar dari biaya yang sesungguhnya terjadi.
2. Unfavorable expense variance, yaitu penyimpangan biaya yang merugikan,
dimana biaya standar lebih kecil dari biaya yang sesungguhnya terjadi. Analisa varians digunakan secara luas dalam laporan keuangan dan sering
diaplikasikan menurut keadaan berikut: a.
Penyelidikan penyimpangan antara realisasi tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu, dimana tahun lalu dianggap sebagai dasar.
b. Penyelidikan penyimpangan antara realisasi dengan anggaran, dimana
anggaran diperlukan sebagai dasar pembanding.
H. Laporan Realiasi Biaya Operasional
Perusahaan setelah membuat rencana berdasarkan anggaran, maka semua penyimpangan biaya dari rencana yang kiranya penting bagi manajemen harus
dicatat dan dicantumkan dalam laporan realisasinya. Laporan ini harus disusun sehingga dengan sekaligus manajemen dapat merangkap persoalannya dan segera
membuat keputusan mengenai tindakan koreksi yang harus diambil. Oleh karena itu, laporan harus memperlihatkan dengan jelas apa yang menjadi sebab dari
29
penyimpangan dan siapa yang bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut dan juga siapa yang harus melakukan tindakan untuk memperbaiki penyimpangan
yang terjadi. Menurut Munandar 2001:329, “Laporan realisasi adalah laporan yang
sistematis dan terperinci tentang realisasi pelaksanaan anggaran, beserta analisa dan evaluasinya, dari waktu-kewaktu selama periode yang akan datang”.
Periode penyusunan laporan ini antara satu perusahaan dengan perusahaan lain sangat berbeda, kadang-kadang perusahaan menyusun laporan dalam waktu
tahunan, triwulan dan bulanan. Manfaat yang diperoleh dari penyusunan laporan ini sangat besar yaitu dengan secepatnya dapat diketahui penyimpangan yang
terjadi, sehingga dapat diperbaiki sejak awal. Biasanya perusahaan menyusun laporannya dalam bentuk bulanan dan triwulanan.
Laporan realisasi tidak ada suatu bentuk standar yang harus dipergunakan seperti halnya dalam bentuk anggaran. Hal ini berarti bahwa masing-masing
perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya sesuai dengan keadaan perusahaanya. Contoh tabel laporan realisasi anggaran
dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 2.1 Contoh Laporan Realisasi Anggaran
PT………. Tahun …….
No. Keterangan Budget
Realisasi Varians Keterangan
1 2 3
4 3-4 5
Sumber: Harahap 2001:225
30
Laporan realisasi menyajikan perbandingan antara prestasi sesungguhnya dengan prestasi yang diharapkan. Suatu perbandingan antara hasil realisasi
aktual dengan rencana dan anggaran merupakan tahapan pengawasan yang sangat penting. Pada setiap laporan realisasi biasanya disajikan kedua hal di atas,
sehingga dapat menggambarkan sebab-sebab terjadinya penyimpangan. Hasil analisa dan evaluasi pelaksanaan anggaran berguna bagi manajemen untuk
menyusun kebijaksanaan tindak lanjut follow-up agar pada periode-periode berikutnya perusahaan dapat berjalan lebih baik.
31
BAB III PT PERSERO PELABUHAN INDONESIA I MEDAN
A. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
PT Persero Pelabuhan Indonesia I merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN di lingkungan Departemen Perhubungan Pos dan
Telekomunikasi. Keberadaan PT Persero Pelabuhan Indonesia I, dimaksudkan untuk mendukung Sistem Transportasi Nasional SISTRANAS melalui
penyediaan dan penyelenggaraan jasa kepelabuhanan, disamping juga melaksanakan fungsi sebagai badan usaha yang berorientasi laba. PT Persero
Pelabuhan Indonesia mengelola 15 pelabuhan berstatus cabang dengan 5 lima pelabuhan berstatus perwakilan, serta 4 empat unit usaha yaitu Unit Terminal
Peti Kemas Belawan, Unit Galangan Kapal Belawan, Rumah Sakit Belawan Bahagia dan Rumah Sakit Putri Hijau Dumai.
PT Persero Pelabuhan Indonesia I telah melewati suatu perjalanan yang panjang, yang berstatus “Haven Bedrift”, setelah kemerdekaan RI terjadi
beberapa kali perubahan status sebagai berikut: 1945-1960
: Jawatan Pelabuhan 1960-1969
: Perusahaan NegaraPN Pelabuhan 1969-1983
: PN Pelabuhan digabung dengan Lembaga Penguasa Pelabuhan
Port Authority Badan Pengusahaan PelabuhanBPP
32