Pertanggungjawaban Biaya Perusahaan Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pertanggungjawaban Biaya Perusahaan

Menurut pengamatan peneliti, ditinjau dari segi proses akuntansi yang ada pada Perum Pegadaian Medan, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan telah melaksanakan sistem akuntansi yang memadai, dimana sudah didukung oleh bukti-bukti asli sebagai dokumen dasar untuk fungsi pencatatan transaksi ke jurnal, buku besar dan seterusnya untuk diproses lebih lanjut. Penerapan pertanggungjawaban pada perusahaan ini dapat dilihat dengan adanya pembagian tugas menjadi empat departemenbagian yaitu: bagian operasional dan pemasaran, bagian keuangan, bagian sumber daya manusia, dan bagian logistik. Keempat departemen ini menggambarkan pusat- pusat pertanggungjawaban yang ada di perusahaan. Setiap manajer memiliki wewenang dan tanggungjawab terhadap direktur utama atas kegiatan yang terjadi dalam departemen masing-masing. Manajer departemen membawahi kepala bagian yang memiliki wewenang dan bertanggungjawab kepadanya. Demikian juga kepala bagian masih membawahi beberapa seksi yang bertanggungjawab kepadanya. Jadi tampak pada perusahaan ini wewenang mengalir dari tingkat yang paling atas ke tingkat yang paling bawah, sedangkan tanggungjawab mengalir dari tingkat yang paling bawah ke tingkat yang paling atas. Sebagai pedoman pelaksanaan kerja tiap departemen disusunlah anggaran. Kemudian dalam periode aktual, biaya-biaya yang terjadi dikumpulkan, digolongkan, dicatat dan disajikan dalam laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kerja setiap departemen. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian, penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban pada perusahaan ini dapat dilihat yaitu dimulai dengan pengumpulan data biaya untuk disusun ke dalam rencana dan anggaran sebagai pedoman pelaksanaan kerja, serta diakhiri dengan pelaporan dan pertanggungjawaban dari masing-masing departemen yang menjadi pusat biaya dengan mengikuti tingkat manajemen. Laporan pertanggungjawaban tersebut menggambarkan hasil kerja yang dicapai oleh setiap manajer departemen untuk mempertanggungjawabkan sejumlah biaya yang telah dianggarkan dan yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan laporan tersebut pihak manajemen dapat menggunakannya sebagai alat pengendali biaya. Namun dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban ini, perusahaan tidak menggolongkan biaya kedalam biaya terkendalikan dan yang tidak terkendalikan dimana hal ini merupakan syarat penting dalam menerapkan akuntansi pertanggungjawaban. Disini perusahaan hanya menggolongkan biaya berdasarkan departemen dimana terjadinya biaya tersebut dan sesuai penggolongan biaya, tanpa ada perincian biaya-biaya apa saja yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan oleh seorang manajer pada pusat biaya tertentu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya BAB II bahwa untuk dapat menerapkan akuntansi pertanggungjawaban salah satu syarat yang harus ada yaitu pemisahan antara biaya yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan oleh manajer pusat biaya yang bersangkutan, maka biaya-biaya Universitas Sumatera Utara yang terkendalikan sajalah yang dipertanggungjawabkan manajer tersebut kepada atasannya. Jadi tanpa adanya pemisahan biaya menjadi biaya terkendalikan dan tidak, dapat menimbulkan ketidak jelasan batasan wewenang dan tanggung jawab untuk tujuan pengendalian dan pertanggungjawaban biaya di dalam konsep penerapan akuntansi pertanggungjawaban.

2. Penyusunan Anggaran Biaya Perusahaan