Kerangka Teori Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1 Tinjauan Pustaka

1.4.2. Kerangka Teori

Untuk menganalisis makna simbolik kanji berkarakter dasar kuchi hen dibutuhkan teori semantik dan semiotika. Semantik merupakan studi tentang makna. Makna adalah hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling dimengerti Grice dan Bolinger dalam Aminuddin, 2001:53. Dari pengertian tersebut terdapat tiga unsur pokok yaitu : a. Makna adalah hasil hubungan antara bahasa dengan dunia luar b. Penentuan hubungan terjadi disebabkan adanya kesepakatan para pemakai bahasa c. Perwujudan makna dapat digunakan untuk menyampaikan informasi sehingga dapat saling dimengerti Semiotika merupakan studi tentang tanda. Menurut Paul Cobley dan Litza Janz dalam Nyoman 2004:97 semiotika berasal dari kata seme, bahasa Yunani, yang berarti penafsir tanda. Sedangkan menurut beberapa literatur lain menyebutkan bahwa semiotika berasal dari kata semeion, yang berarti tanda. Dalam pengertian yang lebih luas, semiotika berarti studi sistematis mengenai produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara kerjanya, apa manfaatnya terhadap kehidupan manusia. Dalam kehidupan manusia dipenuhi oleh tanda, dengan perantaraan tanda-tanda proses kehidupan menjadi lebih efisien, manusia dapat saling berkomunikasi dengan sesamanya, sekaligus mengadakan pemahaman yang lebih baik terhadap dunia. Dengan demikian manusia adalah homo semioticus. Universitas Sumatera Utara Semiotika dilihat dari segi cara kerjanya maka terdapat : a. Sintaksis semiotika, yaitu studi dengan memberikan intensitas hubungan tanda dengan tanda-tanda yang lain. b. Semantik semiotika, yaitu studi dengan memberikan perhatian pada hubungan tanda dengan acuannya. c. Pragmatik semiotika, yaitu studi dengan memberikan perhatian pada hubungan antara pengirim dan penerima. Dilihat dari faktor yang menentukan adanya tanda, maka tanda dibedakan : 1. Representamen, tanda itu sendiri sebagai perwujudan gejala umum. Tanda sebagai gejala umum dapat dibedakan menjadi tanda sebagai kualitas, keberadaan aktual atau realitas fisik, dan tanda sebagai hukum. 2. Object, yaitu apa yang diacu atau tanda dalam hubungannya dengan objeknya yang berdasarkan pada karakter tanda yang dimilikinya. Objek dapat dibedakan menjadi ikon, indeks, dan simbol. 3. Interpretant, tanda-tanda baru yang terjadi dalam batin penerima atau tanda dipandang dari interpretant yang mewakilinya sebagai sebuah tanda pikiran. Tanda tersebut dapat dibedakan menjadi tanda sebagai kemungkinan, tanda sebagai fakta, dan tanda sebagai nalar. Di antara representamen, object, dan interpretant, teori yang penulis gunakan adalah teori yang kedua, yaitu object. Object memiliki istilah-istilah yaitu, ikon, indeks, dan simbol. Menurut Pierce dalam Rini 2006:11, ikon merupakan tanda yang mengacu kepada suatu objek, di mana hubungan tanda dan objeknya didasarkan atas kesamaan ciri dan sifatnya. Sehingga tanda disebut ikon apabila ada hubungan kemiripan tanda dengan objeknya. Misalnya kanji . Kanji Universitas Sumatera Utara merupakan lambang yang ditiru dari bentuk tiga buah gunung. Begitu juga halnya dengan kanji yang merupakan lambang yang ditiru dari bentuk aliran air. Istilah kedua yaitu indeks. Indeks merupakan tanda yang mengacu kepada objek, di mana tanda dipengaruhi oleh objek tersebut. Jadi, tanda dikatakan indeks karena adanya kedekatan eksistensinya dengan objek. Misalnya kanji mori. Kanji ini merupakan kanji gabungan dari tiga buah kanji ki . Di mana kanji ki ini memiliki makna pohon, sedangkan kanji mori memiliki makna hutan lebat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hutan lebat merupakan gabungan dari beberapa buah pohon. Istilah ketiga yaitu simbol. Simbol merupakan tanda yang mengacu kepada objek di mana hubungan antara tanda dan objeknya didasarkan pada suatu aturan, hukum, atau konvensi. Misalnya kanji eki. Kanji ini merupakan lambang stasiun. Kanji ini terdiri dari kanji uma yang bermakna kuda dan kanji shaku yang bermakna tongkat pengukur. Lambang ini muncul karena pada zaman dahulu, jarak antara shukuba atau desa yang penuh dengan pemukiman penduduk ditempuh dengan menunggang kuda sebagai satu alternatif lain dari berjalan kaki. Di shukuba tersebut pengembara berhenti untuk beristirahat dan kuda-kuda disewakan. Penulis menggunakan teori yang kedua karena kanji merupakan tanda, lambang, atau gambar yang mengacu pada objeknya dan segala sesuatu baik tanda, lambang, ataupun gambar dapat dikaitkan dengan sesuatu yang lain sehingga tanda, lambang, maupun gambar dapat dijadikan sebagai bagian dari proses komunikasi. Universitas Sumatera Utara 1.5. Tujuan Penelitian dan manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian