huruf tersebut juga bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang asli, sehingga huruf kanji tersebut juga dibaca dengan bahasa Jepang asli yang disebut kun-yomi
cara baca kun. Walaupun bangsa Jepang dapat menggunakan huruf-huruf kanji Cina yang dipinjamnya itu untuk menuliskan akar kata bahasa mereka, namun
huruf-huruf tersebut tidak bisa dipakai untuk menuliskan akhiran gramatikal, karena tatabahasa dan morfologi bahasa Cina tidak ada akhiran gramatikal yang
memperlihatkan kedudukan kata dalam kalimat seperti halnya dalam bahasa Jepang.
Pada mulanya bangsa Jepang mencoba menggunakan huruf-huruf Cina untuk menuliskan baik akar kata maupaun akhiran gramatikalnya.Tetapi, setelah
beberapa ratus tahun kemudian, mereka menemukan bahwa cara ini tidak berhasil dengan baik, sehingga mereka mencoba meringkas beberapa huruf menjadi
sistem fonetik, yang menyerupai sistem abjad latin dan dengan demikian mereka bisa menggunakannya untuk menuliskan akhiran gramatikal dalam bahasa
mereka. Mereka berhasil dengan cara ini dan menamakan huruf-huruf fonetik tersebut dengan nama kana.
Huruf Kanji di Jepang keseluruhannya berjumlah sekitar 50.000 huruf dan dipergunakan berjumlah sekitar 10.000 huruf. Tetapi yang dipergunakan sehari-
hari yang telah ditetapkan oleh kementerian pendidikan Jepang sebanyak 1850 huruf yang disebut jouyou kanji Hamzon, 2007:82.
2.2. Cara Baca Kanji
Kanji merupakan tulisan yang diadopsi dari negeri Cina. Oleh karena itu, pengadopsian tulisan ini tidak hanya bentuk hurufnya saja, tetapi juga cara
Universitas Sumatera Utara
pengucapan dan maknanya. Dikarenakan Jepang pada waktu itu telah mempunyai bahasa sendiri, maka dengan masuknya tulisan kanji yang memiliki perbedaan
pengucapan dengan bahasa Jepang menimbulkan dualisme cara baca huruf dalam bahasa Jepang Nandi, 2003:10. Karena itu, hampir semua kanji yang dipinjam
dari Cina memiliki dua cara pengucapan, yaitu on-yomi cara baca Cina dan kun- yomi cara baca Jepang.
On-yomi merupakan cara baca kanji sesuai dengan pengucapan dalam bahasa Cina pada zaman dahulu. Dalam setiap kanji terkadang memiliki lebih dari
satu cara baca on, sebagai contoh kanji 反, kanji ini dapat dibaca hon, han,
maupun tan. On-yomi biasanya sering dijumpai pada kanji majemuk atau jukugo, yang pada umumnya merupakan penerapan perkataan bahasa Cina bagi konsep
yang sebelumnya tidak pernah ada dalam bahasa Jepang. Tetapi, terdapat pengecualian terhadap nama keluarga. Biasanya untuk nama keluarga, kun-
yomilah yang sering digunakan. Misalnya, 田中 Tanaka.
Kun-yomi merupakan cara baca kanji dengan menetapkan bahasa Jepang sebagai cara membaca kanji yang berkenaan dengan arti kanji tersebut. Sama
halnya dengan cara baca on, cara baca kun juga terkadang lebih dari satu pada setiap kanji. Hal ini disebabkan karena kanji di Jepang digunakan secara meluas
dan juga karena penggunaannya dibagi menjadi bermacam-macam arti sebagai kosa kata bahasa Jepang, sehingga jumlah cara baca kun menjadi bertambah.
Misalnya kanji 生 . Kanji tersebut secara kun-yomi dapat dibaca, ikiru, hayasu,
haeru, umareru, umu, ikeru, ikasu, ou, nama , dan ki.
Begitu juga dengan kanji
Universitas Sumatera Utara
交. Kanji ini secara kun-yomi dapat dibaca, majiru, mazaru, mazeru, kau, dan
kawasu. Tetapi, tidak semua kanji memiliki on-yomi dan kun-yomi. Terkadang ada
kanji yang memiliki on-yomi saja seperti, kanji 絵 e atau kai. Sebaliknya, ada
juga kanji yang hanya memiliki kun-yomi saja seperti, kanji 畑hatake. Selain
itu, terdapat juga pengecualian terhadap cara baca on dan cara baca kun dimana hal tersebut berlaku pada bahasa atau kosa kata bahasa Jepang yang telah ada
sejak zaman dahulu. Bahasa atau kosa kata tersebut tidak dibaca dari masing- masing cara baca kanji tersebut, tetapi dibaca dengan cara baca yang khusus.
Karena cara bacanya khusus disebut dengan istilah jukujikun atau kosa kata baku Shogakkou Gakushu Shido Youryou Junkyo Han, 2003:13. Contohnya,
今 .
Kanji ini dibaca kyou, tidak dibaca ima nichi secara kun-yomi atau konhikonjitsu
secara on-yomi. Munculnya cara baca on-yomi yang lebih dari satu disebabkan karena
kanji tersebut dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan zaman di Cina Nandi, 2003: 12. Dalam cara baca on, karena periode masuknya kanji Cina
berasal dari beberapa periode dan berasal dari tempat-tempat yang berbeda, terdapat tiga jenis kelompok pelafalan. Tiga kelompok pelafalan tersebut dikenal
dengan istilah go-on, kan-on, dan tou-on. 1.
Go-on Go-on merupakan bunyi huruf kanji yang paling awal dibawa ke Jepang .
Bunyi huruf ini didatangkan dari Cina bagian selatan yang merupakan lafal yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan oleh masyarakat yang tinggal di hilir sungai Yangse. Go-on juga disebut sebagai lafal Wu abad ke-5 dan ke-6 dan merupakan lafal ketika zaman
Dinasti Selatan dan Utara. 2.
Kan-on Kan-on merupakan bunyi huruf kanji yang dibawa ke Jepang oleh
Kentoshi dan Kenzuishi yang dikirim oleh pemerintah Jepang untuk belajar keluar negeri. Bunyi huruf ini merupakan lafal yang digunakan oleh masyarakat yang
tinggal di bagian utara Cina. Kan-on disebut juga lafal Han dan merupakan lafal ketika zaman Dinasti Tang abad ke-7 hingga ke-9.
3. Tou-on
Tou-on merupakan bunyi huruf kanji yang masuk ke Jepang pada zaman feodal zaman Heian hingga zaman Edo yang dibawa oleh para pedagang Cina
dari Ouchou. Tou-on disebut juga lafal Tang dan merupakan lafal yang digunakan pada dinasti-dinasti selanjutnya seperti Dinasti Song dan Dinasti Ming Hamzon,
2007: 101. Contoh :
Go-on Kan-on
Tou-on Gyou
Ge Tou
Kan Kou
Gai Tou
Kan An
Ui Ton
Kan
Universitas Sumatera Utara
2.3. Asal-Usul Huruf Kanji