Interpretasi Makna Kanji Berbushu (Berkarakter Dasar) Kuchi Hen = Kuchi Hen No Motte iru Bushu No Kanji No Imi No Kaishaku

(1)

INTERPRETASI MAKNA KANJI BERBUSHU

(BERKARAKTER DASAR) KUCHI HEN

KUCHI HEN NO MOTTE IRU BUSHU NO

KANJI NO IMI NO KAISHAKU

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh:

MOHAMMAD YUSUF NIM : 040708021

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI S-1 SASTRA JEPANG

MEDAN


(2)

INTERPRETASI MAKNA KANJI BERBUSHU

(BERKARAKTER DASAR) KUCHI HEN

KUCHI HEN NO MOTTE IRU BUSHU NO

KANJI NO IMI NO KAISHAKU

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Nandi S Drs. Hamzon Situmorang, M.S.Ph.D NIP. 131763366 NIP. 131422712

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI S-1 SASTRA JEPANG

MEDAN


(3)

Disetujui oleh : Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi S-1 Sastra Jepang

Ketua Program Studi,

Drs. Hamzon Situmorang, M.S.Ph.D

NIP : 131422712


(4)

PENGESAHAN Diterima oleh :

Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Sastra dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang pada Fakultas Sastra.

Pada :

Tanggal : Pukul :

Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Dekan

Drs. Syaifuddin, M.A.Ph.D NIP : 131284310

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. ( )

2. ( )


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... ... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1.Latar Belakang Masalah………. 1

1.2.Perumusan Masalah……… 5

1.3.Ruang Lingkup Pembahasan……….. 6

1.4.Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori……… 7

1.5.Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ………. 11

1.6.Metode Penelitian……… 12

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KANJI 14 2.1. Sejarah Singkat Kanji... 14

2.2. Cara Baca Kanji... 16

2.3. Asal-Usul Huruf kanji... 19

2.3.1. Berdasarkan Cara Pembentukan Kanji... 21

2.3.1.1. Shokei Moji... 21

2.3.1.2. Shiji Moji... 21

2.3.1.3. Kaii Moji... 22

2.3.1.4. Kaisei Moji... 22

2.3.2 Berdasarkan Cara Pemakaian Kanji... 23


(6)

2.3.2.2. Kasha... 24

2.4. Pembagian Bushu... 24

2.4.1. Hen... 25

2.4.2. Tsukuri... 27

2.4.3. Kanmuri... 28

2.4.4. Ashi... 29

2.4.5. Tare... 30

2.4.6. Nyou... 31

2.4.7. Kamae... 33

2.5. Karakteristik Mulut... 34

2.6. Kanji – Kanji yang berbushu kuchi hen... 37

BAB III INTERPRETASI MAKNA KANJI BERBUSHU (BERKARAKTER DASAR ) KUCHI HEN... 46

3.1. Hubungan Makna Yang Menyatakan Satuan... 46

3.2. Hubungan Makna Yang Menyatakan Benda... 47

3.3. Hubungan Makna Yang Menyatakan Bagian Organ Tubuh 48 3.3.1. Pada Manusia... 48

3.3.2. Pada Hewan... 49

3.4. Hubungan Makna Yang Menyatakan Ekspresi atau Ungkapan 50 3.5. Hubungan Makna Yang Menyatakan Pekerjaan atau Perbuatan 51 3.6. Hubungan Makna yang menyatakan penyakit... 52


(7)

3.7. Hubungan Makna yang menyatakan pertanyaan... 53

3.8. Hubungan Makna Yang Menyatakan Fungsi... 53

3.8.1. Pada Manusia... 53

3.8.2. Pada Hewan... 57

3.9. Hubungan Makna Yang Menyatakan sifat... 58

3.10. Hubungan Makna Yang Menyatakan Akibat atau Hasil Dari/Hasil Karena... 61

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 65

4.1. Kesimpulan... 65

4.2. Saran………. 66 DAFTAR PUSTAKA


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam berkomunikasi menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tulis yang tujuannya untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat ataupun keinginan kepada orang lain. Dalam bahasa lisan, suatu ide, pikiran atau keinginan disampaikan secara langsung dengan cara diucapkan dan dengan bantuan udara pernapasan. Menurut teori ta-ta dalam Bambang (1995:6) bahasa lisan bermula dari peniruan gerakan dan isyarat tubuh secara verbal, berhubungan dengan mulut dan lidah sehingga mendorong orang untuk berbicara. Sedangkan bahasa tulis, ditulis dengan menggunakan sistem tulisan.

Sistem tulisan terdiri dari seperangkat grafem beserta ciri-ciri penggunaanya. Setiap grafem dapat memiliki satu alograf atau lebih. Kedudukan grafem dan alograf dalam sistem tulisan sama dengan kedudukan fonem dan alofon dalam fonologi. Begitu pula hubungan grafem dan alograf serupa dengan hubungan fonem dan alofon. Pada umumnya setiap grafem mewakili sebagian struktur bahasa lisan.

Tulisan pada awalnya, terdapat pada batu-batu peninggalan yang hampir semua bentuk awal lambang tulisan berupa gambar atau diagram. Lambang-lambang tulisan tersebut apabila menunjukkan arti khusus secara taat asas, disebut piktogram. Misalnya lambang  yang digunakan untuk memberikan pesan ‘matahari’. Kemudian lama kelamaan, lambang tersebut menjadi lambang yang lebih mapan, misalnya lambang , yang digunakan untuk makna ‘panas’, ‘siang


(9)

hari’, dan juga ‘matahari’. Jenis lambang itu dipandang sebagai bagian dari suatu sistem tulisan ide yang disebut ideogram.

Tahap-tahap perkembangan tulisan ada tiga (Bambang, 1995:21), yaitu: 1. Logogram atau tulisan kata

2. Tulisan silabis atau tulisan persukuan 3. Tulisan bunyi

Logogram atau tulisan kata merupakan tulisan di mana setiap lambang mewakili sebuah kata. Sistem tulisan yang didasarkan pada penggunaan logogram adalah sistem tulisan bahasa Cina.

Tahap perkembangan tulisan yang kedua yaitu, tulisan silabis atau tulisan persukuan. Misalnya bahasa Jepang modern yang memiliki sejumlah besar lambang yang menunjukkan suku kata bahasa lisan. Silabogram atau kelompok bunyi bahasa Jepang pada hakekatnya merupakan pungutan aksara sistem tulisan bahasa Cina (Gleason dalam Bambang, 1995:29). Dalam perkembangan bahasa Jepang, aksara-aksara bahasa Cina dipungut untuk menuliskan kata-kata pungutan dari bahasa Cina. Namun, proses penyesuaian itu tidaklah sederhana karena struktur gramatika bahasa Jepang sangat berbeda dengan bahasa Cina. Bahasa Jepang memiliki banyak kata yang mengalami infleksi dan afiksasi yang kompleks. Sebaliknya, kebanyakan morfem bahasa Cina ialah kata dasar dengan tidak banyak afiksasi, sehingga ditemukan banyak morfem yang tidak memiliki padanan dalam bahasa Cina.

Karena permasalahan tersebut, dibuatlah penyesuaian-penyesuaian. Alternatif penyesuaian itu ada dua. Pertama, diciptakan lambang-lambang morfemik untuk afiks yang tidak ada padanannya dalam sistem tulisan bahasa


(10)

Cina, dan kedua, ditambahkan tanda-tanda yang beracuan fonemik. Ternyata alternatif yang kedua yang dilakukan dan hasilnya ialah silabogram bahasa Jepang yang memiliki pola yang berbeda dengan sistem tulisan bahasa Cina. Silabogram bahasa Jepang pada dasarnya merupakan perkembangan aksara bahasa Cina dalam struktur bahasa Jepang.

Dalam struktur bahasa Jepang, kata dasarnya pada umumnya ditulis dalam aksara Cina yang disebut kanji, sedangkan afiks-afiksnya ditulis dalam hiragana atau katakana (Bambang, 1995:30).

Tahap perkembangan tulisan yang ketiga yaitu, tulisan bunyi. Yang termasuk ke dalam tulisan bunyi adalah tulisan alfabetis dan tulisan fonemik. Alfabet ialah seperangkat lambang tertulis yang tiap lambang mewakili bunyi tertentu. Tulisan fonemik merupakan kesesuaian sempurna antara abjad dan bunyi fonemik yang menunjukkan satu lambang huruf mewakili satu dan hanya satu bunyi fonemik.

Berdasarkan tahap-tahap perkembangan tulisan di atas, memungkinkan manusia memakai lebih dari satu jenis tulisan. Salah satu jenis tulisan tersebut adalah tulisan kanji Jepang yang berbeda dengan huruf asalnya yaitu kanji Cina, walaupun sebenarnya kanji Jepang diadopsi dari kanji Cina. Sebab dalam bahasa Cina, satu kanji mempunyai satu ucapan (perkataan), sedangkan dalam bahasa Jepang dapat diucapkan beraneka ragam (Sayidiman, 1982:95). Misalnya kanji . Kanji tersebut bisa dibaca tai atau dai (secara on-yomi) dan dibaca ookii (secara

ku-nyomi). Orang Jepang sendiri bisa saja salah membaca satu kalimat bahasa Jepang bila ia belum hafal betul. Karena itu, seringkali satu kanji yang memungkinkan salah baca, dibubuhi hiragana.


(11)

Dengan demikian, bangsa Jepang memiliki sistem tulisan yang sangat kompleks. Menurut Sudjianto dan Ahmad Dahidi (2004:55), selain hyou-i moji

atau huruf yang melambangkan makna sekaligus melambangkan bunyi pengucapannya (kanji), juga digunakan hyou-on moji yang terdiri dari onsetsu moji (hiragana dan katakana yang melambangkan bunyi silabel) dan tan-on moji

(romaji/huruf Latin, yang melambangkan sebuah fonem). Selain itu, dipakai juga

suuji moji (numeralia, yang melambangkan bilangan). Suuji moji yang dipakai ada dua, yaitu san-you suuji atau Arabia suuji yang merupakan lambang bilangan yang biasa dipakai untuk menuliskan sistem penghitungan dan kansuuji, yaitu lambang bilangan yang ditulis dengan kanji.

Karena sistem tulisan Jepang yang sangat kompleks ini, menjadi satu alasan sulitnya mempelajari bahasa Jepang. Kanji merupakan hyou-i moji dan sebuah kanji bisa menyatakan arti tertentu. Hal ini dapat memberikan arti bahwa hampir semua benda yang ada di dunia dapat ditulis dengan kanji. Sehingga dapat dibayangkan kalau jumlah kanji hampir sama dengan jumlah benda yang ada di dunia. Dalam Daikanwa Jiten atau kamus terbesar yang disusun di Jepang terdapat kira-kira 50.000 kanji (Ishida dalam Sudjianto, 2004:57). Namun pada tahun 1900, Monbusho (Departemen Kependidikan Jepang) menetapkan 1200 kanji yang harus dipelajari di Sekolah Dasar. Pada tahun 1981 ditetapkan daftar

Jouyou Kanji yang memuat 1945 kanji.

Untuk meminimalisasi kesulitan dalam belajar bahasa Jepang, terutama yang berkaitan dengan kanji, maka harus ada cara untuk memahami kanji dengan lebih mudah. Salah satu cara adalah dengan memahami kanji-kanji pembentuknya atau mengenal unsur-unsur pembentuknya. Salah satu unsur pembentuk kanji


(12)

adalah bushu. Bushu merupakan bagian yang terpenting dari suatu huruf kanji yang dapat menyatakan arti kanji secara umum. Bushu ini biasa disebut juga dengan karakter dasar kanji (Nandi, 2000:7). Sedangkan menurut Sudjianto dan Dahidi (2004:59), bushu merupakan istilah yang berhubungan dengan bagian-bagian yang ada pada sebuah huruf kanji yang dapat dijadikan suatu dasar untuk pengklasifikasian huruf kanji. Misalnya karakter dasar kuchi hen yang merupakan lambang yang berhubungan dengan mulut. Contohnya kanji tsuba atau tsubaki

( ) yang berarti ludah.

Karakter dasar kuchi atau mulut jika digabungkan dengan karakter lain dapat membentuk makna yang baru. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang karakter dasar kuchi hen, maka penulis akan membahasnya melalui skripsi yang berjudul “ Interpretasi Makna Kanji Berbushu (Berkarakter Dasar) Kuchi Hen ”.

1.2. Perumusan Masalah

Bahasa Jepang dikenal sebagai bahasa yang kaya dengan huruf, tetapi miskin dengan bunyi. Karena bunyi dalam bahasa Jepang hanya terdiri dari lima buah vokal dan beberapa buah konsonan yang diikuti vokal tersebut dalam bentuk suku kata terbuka. Salah satu huruf yang dipakai bangsa jepang adalah kanji. Kanji yang pada mulanya berasal dari Cina jumlahnya cukup banyak. Hal ini merupakan suatu kesulitan tersendiri bagi pembelajar asing yang ingin mempelajari bahasa Jepang. Salah satu cara untuk mempelajari kanji adalah dengan cara mengenal unsur-unsur pembentuknya. Bushu merupakan salah satu unsur pembentuk kanji. Bushu sebagai salah satu unsur pembentuk kanji terbagi menjadi tujuh jenis, di antaranya adalah hen.


(13)

Hen merupakan karakter yang berada di sebelah kiri kanji. Karakter dasar ini merupakan jenis karakter dasar yang terbanyak dan terdapat lebih kurang 30 jenis, di mana dari ke-30 jenis karakter dasar tersebut masing-masing memiliki makna yang berbeda. Salah satu di antaranya adalah karakter dasar kuchi (kuchi hen). Kanji kuchi memiliki makna mulut, kanji ini baik sebagai kanji dasar maupun sebagai karakter dasar maknanya tetap mulut. Tetapi, untuk memahami kanji berkarakter dasar kuchi (kuchi hen) terdapat bermacam-macam interpretasi yang berbeda, di antaranya dapat dilihat dari hubungan makna unsur-unsur pembentuknya.

Sehubungan dengan masalah tersebut, untuk meminimalisasi kesulitan dalam mempelajari kanji, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik mulut ?

2. Bagaimanakah makna simbolik kanji yang memiliki karakter kuchi hen

berdasarkan hubungan makna dengan karakter pembentuk kanji lainnya ?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penelitian ini ruang lingkup pembahasannya meliputi interpretasi makna kanji berkarakter dasar kuchi hen yang dihubungkan dengan karakter-karakter kanji pembentuknya yang lain berdasarkan pada hubungan makna. Kanji-kanji yang akan diinterpretasikan diambil dari kamus Kanji-kanji modern Jepang Indonesia. Di dalam kamus kanji modern Jepang Indonesia, terdapat 124 buah kanji yang memiliki karakter dasar kuchi hen. Dari jumlah tersebut, penulis akan


(14)

mengelompokkannya menjadi 10 kelompok dan dari tiap kelompok akan dibahas minimal satu huruf kanji. Jumlah keseluruhan yang akan diinterpretasikan berjumlah 35 kanji. Untuk mendukung pembahasannya, akan dibahas juga gambaran umum tentang kanji yang meliputi sejarah kanji, cara baca kanji, asal-usul huruf kanji, karakteristik mulut, dan jenis-jenis karakter dasar atau bushu.

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka

Bahasa memiliki suatu tanda/lambang (kigou) dan tanda/lambang tersebut memiliki makna (Dedi, 2003:3). Demikian halnya dengan kanji yang merupakan lambang bahasa yang berupa tulisan. Kanji merupakan tulisan yang berasal dari Cina. Secara harfiah, ‘Kan’ merupakan nama dinasti Tiongkok kuno, yaitu dinasti Han (dalam bahasa Jepang dilafalkan Kan) dan ‘Ji’ yang berarti tulisan huruf (Yuddi, 1998:6). Jadi, kanji adalah tulisan atau huruf yang berasal dari Cina.

Menurut Takebe Yoshiaki (1989:9), kanji bukanlah huruf melainkan gambar. Pendapat ini juga ditegaskan oleh Todo Akiyasu dalam Nandi (2003:4) yang menyatakan bahwa kanji adalah gambar atau lambang tulisan yang mempunyai arti. Tetapi, kemudian Takebe (1989:9) mengemukakan,

文字を分類して表音文字と表意文子とし ロ マ字や仮名文字 表音 文字 とす そして 漢字 表意文字 とす 漢字も文字 一 種


(15)

”Kalau mengelompokkan huruf menjadi hyou-on moji dan hyou-i moji, maka huruf

romaji dan huruf kana merupakan hyou-on moji. Kemudian, karena kanji merupakan

hyou-i moji, maka kanjipun menjadi salah satu jenis huruf”.

Dalam mempelajari kanji terdapat tiga unsur penting yang dikenal dengan istilah Kei-On-Gi, yaitu bentuk, cara baca, dan arti (Takebe, 1989:8). Sehingga dalam mempelajari kanji maka pembelajar akan belajar tentang bentuk (cara menulis), cara baca, dan juga arti dari kanji tersebut.

Untuk memahami makna kanji, salah satu cara adalah dengan mengenal unsur-unsurnya atau karakter pembentuknya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Tae Moriyama (2001:16) yang menyatakan bahwa satu cara agar mendapat semangat dalam proses mempelajari kanji ialah dengan mengenal unsur-unsurnya.

Salah satu unsur pembentuk kanji adalah bushu. Menurut arti katanya, ‘Bu’ artinya bagian dan ‘Shu’ artinya kepala. Jadi, bushu adalah unsur atau karakter dasar yang terdapat dalam suatu huruf kanji (Yuddi, 1998:12). Sebutan bushu untuk yang pertama kalinya muncul di Cina yang dikembangkan melalui sistem penggabungan karakter-karakter yang mencapai 214 karakter dasar (Nandi, 2003:14). Sesuai dengan letaknya, bushu dikelompokkan menjadi tujuh macam salah satu diantaranya bushu hen.

Bushu hen yaitu bushu yang terletak di bagian kiri sebuah kanji. Jenis bushu ini mempunyai bagian nama terbanyak, di antaranya kuchi hen. Bushu ini menyatakan mulut dan bagian susunan kanji ini ada hubungannya dengan mulut atau bibir (Nandi, 2003:17).


(16)

1.4.2. Kerangka Teori

Untuk menganalisis makna simbolik kanji berkarakter dasar kuchi hen

dibutuhkan teori semantik dan semiotika. Semantik merupakan studi tentang makna. Makna adalah hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling dimengerti (Grice dan Bolinger dalam Aminuddin, 2001:53). Dari pengertian tersebut terdapat tiga unsur pokok yaitu :

a. Makna adalah hasil hubungan antara bahasa dengan dunia luar

b. Penentuan hubungan terjadi disebabkan adanya kesepakatan para pemakai bahasa

c. Perwujudan makna dapat digunakan untuk menyampaikan informasi sehingga dapat saling dimengerti

Semiotika merupakan studi tentang tanda. Menurut Paul Cobley dan Litza Janz dalam Nyoman ( 2004:97) semiotika berasal dari kata seme, bahasa Yunani, yang berarti penafsir tanda. Sedangkan menurut beberapa literatur lain menyebutkan bahwa semiotika berasal dari kata semeion, yang berarti tanda. Dalam pengertian yang lebih luas, semiotika berarti studi sistematis mengenai produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara kerjanya, apa manfaatnya terhadap kehidupan manusia. Dalam kehidupan manusia dipenuhi oleh tanda, dengan perantaraan tanda-tanda proses kehidupan menjadi lebih efisien, manusia dapat saling berkomunikasi dengan sesamanya, sekaligus mengadakan pemahaman yang lebih baik terhadap dunia. Dengan demikian manusia adalah


(17)

Semiotika dilihat dari segi cara kerjanya maka terdapat :

a. Sintaksis semiotika, yaitu studi dengan memberikan intensitas hubungan tanda dengan tanda-tanda yang lain.

b. Semantik semiotika, yaitu studi dengan memberikan perhatian pada hubungan tanda dengan acuannya.

c. Pragmatik semiotika, yaitu studi dengan memberikan perhatian pada hubungan antara pengirim dan penerima.

Dilihat dari faktor yang menentukan adanya tanda, maka tanda dibedakan :

1. Representamen, tanda itu sendiri sebagai perwujudan gejala umum. Tanda sebagai gejala umum dapat dibedakan menjadi tanda sebagai kualitas, keberadaan aktual atau realitas fisik, dan tanda sebagai hukum.

2. Object, yaitu apa yang diacu atau tanda dalam hubungannya dengan objeknya yang berdasarkan pada karakter tanda yang dimilikinya. Objek dapat dibedakan menjadi ikon, indeks, dan simbol.

3. Interpretant, tanda-tanda baru yang terjadi dalam batin penerima atau tanda dipandang dari interpretant yang mewakilinya sebagai sebuah tanda pikiran. Tanda tersebut dapat dibedakan menjadi tanda sebagai kemungkinan, tanda sebagai fakta, dan tanda sebagai nalar.

Di antara representamen, object, dan interpretant, teori yang penulis gunakan adalah teori yang kedua, yaitu object. Object memiliki istilah-istilah yaitu, ikon, indeks, dan simbol. Menurut Pierce dalam Rini (2006:11), ikon merupakan tanda yang mengacu kepada suatu objek, di mana hubungan tanda dan objeknya didasarkan atas kesamaan ciri dan sifatnya. Sehingga tanda disebut ikon apabila ada hubungan kemiripan tanda dengan objeknya. Misalnya kanji . Kanji


(18)

merupakan lambang yang ditiru dari bentuk tiga buah gunung. Begitu juga halnya dengan kanji yang merupakan lambang yang ditiru dari bentuk aliran air.

Istilah kedua yaitu indeks. Indeks merupakan tanda yang mengacu kepada objek, di mana tanda dipengaruhi oleh objek tersebut. Jadi, tanda dikatakan indeks karena adanya kedekatan eksistensinya dengan objek. Misalnya kanji (mori). Kanji ini merupakan kanji gabungan dari tiga buah kanji (ki) . Di mana kanji (ki) ini memiliki makna pohon, sedangkan kanji (mori) memiliki makna hutan lebat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hutan lebat merupakan gabungan dari beberapa buah pohon.

Istilah ketiga yaitu simbol. Simbol merupakan tanda yang mengacu kepada objek di mana hubungan antara tanda dan objeknya didasarkan pada suatu aturan, hukum, atau konvensi. Misalnya kanji (eki). Kanji ini merupakan lambang stasiun. Kanji ini terdiri dari kanji (uma) yang bermakna kuda dan kanji (shaku) yang bermakna tongkat pengukur. Lambang ini muncul karena pada zaman dahulu, jarak antara shukuba atau desa yang penuh dengan pemukiman penduduk ditempuh dengan menunggang kuda sebagai satu alternatif lain dari berjalan kaki. Di shukuba tersebut pengembara berhenti untuk beristirahat dan kuda-kuda disewakan.

Penulis menggunakan teori yang kedua karena kanji merupakan tanda, lambang, atau gambar yang mengacu pada objeknya dan segala sesuatu baik tanda, lambang, ataupun gambar dapat dikaitkan dengan sesuatu yang lain sehingga tanda, lambang, maupun gambar dapat dijadikan sebagai bagian dari proses komunikasi.


(19)

1.5. Tujuan Penelitian dan manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui karakteristik mulut

2. Untuk mengetahui makna kanji yang berkarakter kuchi hen dengan karakter-karakter pembentuk kanji lainnya berdasarkan hubungan makna.

1.5.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antara lain,

1. Menjadi sumber informasi dalam mempelajari kanji

2. Mempermudah mahasiswa dalam mengingat dan memahami huruf-huruf kanji berkarakter dasar kuchi hen.

1.6. Metode Penelitian

Untuk pembahasan masalah yang diajukan dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dan metode kepustakaan (library research). Metode deskriptif merupakan metode pemecahan masalah dengan cara menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan (Saifuddin, 2004:6). Metode kepustakaan merupakan metode yang mengutamakan pengumpulan data dari beberapa buku atau referensi yang berkaitan dengan pembahasan untuk mencapai tujuan penelitian (Mulyadi dalam Rini, 2006:13). Data yang dikumpulkan mengacu pada data sekunder. Data


(20)

sekunder merupakan data yang di peroleh dari sumber yang bukan asli memuat informasi atau data tersebut (Tatang, 2000:132). Seperti, buku, majalah, jurnal, kamus, ensiklopedi, maupun situs internet sebagai alat utama untuk mencapai tujuan penelitian.

Data yang diperoleh dari kamus kanji modern Jepang Indonesia sebagai salah satu sumber data yang utama, dipilih secara acak dari keseluruhan data yang ada di dalam kamus tersebut sebagai data yang akan diinterpretasikan pada penelitian ini. Menurut Kaelan (2005:76), Interpretasi adalah memperantarai pesan yang secara eksplisit dan implisit termuat dalam realitas. Dalam proses memperantarai pesan agar dapat dipahami mencakup tiga pengertian, yaitu:

a. interpretasi sebagai metode pengungkapan

Interpretasi dalam pengertian suatu proses menunjuk arti, yaitu mengungkapkan menuturkan, mengatakan sesuatu yang merupakan esensi realitas.

b.interpretasi sebagai metode menerangkan

Interpretasi dalam pengertian suatu upaya untuk mengungkapkan makna objek dalam hubungannya dengan faktor-faktor yang berada di luar objek.

c. interpretasi sebagai menerjemahkan

Interpretasi dalam pengertian memindahkan arti, yaitu mampu menangkap esensi atau makna yang terkandung dalam objek.

Setelah data-data tersebut dianalisis dan diinterpretasikan, kemudian ditarik kesimpulan.


(21)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG KANJI

2.1. Sejarah Huruf Kanji

Huruf kanji lahir pada kira-kira 1500 tahun sebelum masehi di kalangan suku Kan di Cina (Hamzon, 2007:82). Huruf kanji merupakan huruf yang mengutarakan arti yang dibentuk meniru bentuk bendanya atau tanda-tanda yang diberikan dalam menunjukkan arti sesuatu benda atau sifat atau pekerjaan atau tanda-tanda lainnya.. Huruf kanji adalah sistem aksara dengan aksara piktografis sebagai dasarnya. Jumlahnya tercatat 10 ribu lebih, di antaranya 3000 huruf sering dipakai. Dengan 3000 huruf itu, terbentuklah kata-kata dan kalimat bahasa Kan.

Menurut para sarjana, huruf kanji terbentuk pada Dinasti Shang abad ke-16 SM. Menurut hasil survei arkeologis, jauh pada masa awal Dinasti Shang, peradaban Tiongkok telah berkembang sampai taraf yang cukup tinggi dengan salah satu lambangnya ialah munculnya Jiaguwen atau aksara di batok kura-kura dan tulang binatang, yang merupakan huruf zaman kuno Tiongkok (http//ms.wikipedia.org/Wiki/Tulisan kanji).

Menurut catatan sejarah, pada Dinasti Shang, raja mengadakan upacara tenung sebelum melakukan sesuatu hal yang penting. Batok kura-kura dan tulang binatang adalah alat yang digunakan dalam upacara penenungan. Sebelum dipakai sebagai alat untuk ditulisi, batok kura-kura harus diproses terlebih dahulu, yaitu pertama dibersihkan dan kemudian dipepat halus. Setelah itu, di atas permukaan batok itu akan dipahat tanda huruf yang diatur rapi. Biasanya, penenung memahat


(22)

namanya serta tanggal penenungan, dan hal yang hendak diramalkan semuanya dipahat di atas batok. Seusai pemahatan, batok itu akan dipanggang di mana pahatan akan memunculkan celah-celah.

Berdasarkan arah dan bentuk celah-celah itulah, si penenung akan mendapat hasil peramalan. Benar atau tidak ramalan itu kemudian juga akan dipahat di atas batok. Apabila ramalan yang dipahat dalam batok itu terbukti benar, maka batok kura-kura itu akan disimpan sebagai arsip.

Dewasa ini, arkeolog seluruhnya menemukan 160 ribu keping batok kura-kura. Di antaranya ada batok yang utuh, tapi ada keping-keping tanpa aksara. Menurut statistik, jumlah huruf yang terdapat di atas batok kura-kura dan tulang binatang itu melebihi 4000, tetapi hanya 3000 yang pernah distudi. Di antara 3000 aksara itu, hanya 1000 lebih dapat dibaca oleh sarjana. Adapun huruf yang lain tak bisa dimengerti atau terdapat perselisihan serius mengenai artinya. Walaupun demikian, melalui 1000 lebih aksara itu dapat kita ketahui secara kasar keadaan politik, ekonomi dan kebudayaan Dinasti Shang. Huruf yang tertulis di batok kura-kura dan tulang binatang merupakan huruf yang sistematis dan merupakan dasar huruf kanji kemudian.

Menurut Indra (2006:15), bahwa sampai abad ke-3 SM bangsa Jepang tidak mempunyai bahasa tulisan sama sekali. Namun, bangsa jepang telah memiliki bahasa lisan dan ketika mereka menemukan bahwa bangsa Cina yang menjadi tetangga mereka sudah memiliki bahasa lisan dan tulisan, mereka lalu meminjam sistem penulisan bangsa Cina. Huruf kanji didatangkan ke Jepang pada abad ke-4 atau awal abad ke-5 yang juga disertai pengucapannya dalam bahasa Kan, yang kemudian di Jepang disebut dengan on-yomi (cara baca on). Tetapi, arti


(23)

huruf tersebut juga bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang asli, sehingga huruf kanji tersebut juga dibaca dengan bahasa Jepang asli yang disebut kun-yomi (cara baca kun). Walaupun bangsa Jepang dapat menggunakan huruf-huruf kanji Cina yang dipinjamnya itu untuk menuliskan akar kata bahasa mereka, namun huruf-huruf tersebut tidak bisa dipakai untuk menuliskan akhiran gramatikal, karena tatabahasa dan morfologi bahasa Cina tidak ada akhiran gramatikal yang memperlihatkan kedudukan kata dalam kalimat seperti halnya dalam bahasa Jepang.

Pada mulanya bangsa Jepang mencoba menggunakan huruf-huruf Cina untuk menuliskan baik akar kata maupaun akhiran gramatikalnya.Tetapi, setelah beberapa ratus tahun kemudian, mereka menemukan bahwa cara ini tidak berhasil dengan baik, sehingga mereka mencoba meringkas beberapa huruf menjadi sistem fonetik, yang menyerupai sistem abjad latin dan dengan demikian mereka bisa menggunakannya untuk menuliskan akhiran gramatikal dalam bahasa mereka. Mereka berhasil dengan cara ini dan menamakan huruf-huruf fonetik tersebut dengan nama kana.

Huruf Kanji di Jepang keseluruhannya berjumlah sekitar 50.000 huruf dan dipergunakan berjumlah sekitar 10.000 huruf. Tetapi yang dipergunakan sehari-hari yang telah ditetapkan oleh kementerian pendidikan Jepang sebanyak 1850 huruf yang disebut jouyou kanji (Hamzon, 2007:82).

2.2. Cara Baca Kanji

Kanji merupakan tulisan yang diadopsi dari negeri Cina. Oleh karena itu, pengadopsian tulisan ini tidak hanya bentuk hurufnya saja, tetapi juga cara


(24)

pengucapan dan maknanya. Dikarenakan Jepang pada waktu itu telah mempunyai bahasa sendiri, maka dengan masuknya tulisan kanji yang memiliki perbedaan pengucapan dengan bahasa Jepang menimbulkan dualisme cara baca huruf dalam bahasa Jepang (Nandi, 2003:10). Karena itu, hampir semua kanji yang dipinjam dari Cina memiliki dua cara pengucapan, yaitu on-yomi (cara baca Cina) dan kun-yomi (cara baca Jepang).

On-yomi merupakan cara baca kanji sesuai dengan pengucapan dalam bahasa Cina pada zaman dahulu. Dalam setiap kanji terkadang memiliki lebih dari

satu cara baca on, sebagai contoh kanji 反, kanji ini dapat dibaca hon, han, maupun tan. On-yomi biasanya sering dijumpai pada kanji majemuk atau jukugo, yang pada umumnya merupakan penerapan perkataan bahasa Cina bagi konsep yang sebelumnya tidak pernah ada dalam bahasa Jepang. Tetapi, terdapat pengecualian terhadap nama keluarga. Biasanya untuk nama keluarga,

kun-yomilah yang sering digunakan. Misalnya, 田中 (Tanaka).

Kun-yomi merupakan cara baca kanji dengan menetapkan bahasa Jepang sebagai cara membaca kanji yang berkenaan dengan arti kanji tersebut. Sama halnya dengan cara baca on, cara baca kun juga terkadang lebih dari satu pada setiap kanji. Hal ini disebabkan karena kanji di Jepang digunakan secara meluas dan juga karena penggunaannya dibagi menjadi bermacam-macam arti sebagai kosa kata bahasa Jepang, sehingga jumlah cara baca kun menjadi bertambah.

Misalnya kanji 生 . Kanji tersebut secara kun-yomi dapat dibaca, ikiru, hayasu, haeru, umareru, umu, ikeru, ikasu, ou, nama, dan ki. Begitu juga dengan kanji


(25)

交. Kanji ini secara kun-yomi dapat dibaca, majiru, mazaru, mazeru, kau, dan

kawasu.

Tetapi, tidak semua kanji memiliki on-yomi dan kun-yomi. Terkadang ada

kanji yang memiliki on-yomi saja seperti, kanji 絵 (e atau kai). Sebaliknya, ada juga kanji yang hanya memiliki kun-yomi saja seperti, kanji 畑(hatake). Selain itu, terdapat juga pengecualian terhadap cara baca on dan cara baca kun dimana hal tersebut berlaku pada bahasa atau kosa kata bahasa Jepang yang telah ada sejak zaman dahulu. Bahasa atau kosa kata tersebut tidak dibaca dari masing-masing cara baca kanji tersebut, tetapi dibaca dengan cara baca yang khusus. Karena cara bacanya khusus disebut dengan istilah jukujikun atau kosa kata baku

(Shogakkou Gakushu Shido Youryou Junkyo Han, 2003:13). Contohnya, 今 . Kanji ini dibaca kyou, tidak dibaca ima nichi (secara kun-yomi) atau

konhi/konjitsu (secara on-yomi).

Munculnya cara baca on-yomi yang lebih dari satu disebabkan karena kanji tersebut dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan zaman di Cina (Nandi, 2003: 12). Dalam cara baca on, karena periode masuknya kanji Cina berasal dari beberapa periode dan berasal dari tempat-tempat yang berbeda, terdapat tiga jenis kelompok pelafalan. Tiga kelompok pelafalan tersebut dikenal dengan istilah go-on, kan-on, dan tou-on.

1. Go-on

Go-on merupakan bunyi huruf kanji yang paling awal dibawa ke Jepang . Bunyi huruf ini didatangkan dari Cina bagian selatan yang merupakan lafal yang


(26)

digunakan oleh masyarakat yang tinggal di hilir sungai Yangse. Go-on juga disebut sebagai lafal Wu (abad ke-5 dan ke-6) dan merupakan lafal ketika zaman Dinasti Selatan dan Utara.

2. Kan-on

Kan-on merupakan bunyi huruf kanji yang dibawa ke Jepang oleh Kentoshi dan Kenzuishi yang dikirim oleh pemerintah Jepang untuk belajar keluar negeri. Bunyi huruf ini merupakan lafal yang digunakan oleh masyarakat yang tinggal di bagian utara Cina. Kan-on disebut juga lafal Han dan merupakan lafal ketika zaman Dinasti Tang (abad ke-7 hingga ke-9).

3. Tou-on

Tou-on merupakan bunyi huruf kanji yang masuk ke Jepang pada zaman feodal (zaman Heian hingga zaman Edo) yang dibawa oleh para pedagang Cina dari Ouchou. Tou-on disebut juga lafal Tang dan merupakan lafal yang digunakan pada dinasti-dinasti selanjutnya seperti Dinasti Song dan Dinasti Ming (Hamzon, 2007: 101).

Contoh :

Go-on Kan-on Tou-on

Gyou Ge Tou Kan

Kou Gai Tou Kan

An Ui Ton Kan


(27)

2.3. Asal-Usul Huruf Kanji

Bangsa Jepang menuliskan bahasanya dengan ideogram yang mereka pinjam dari bangsa Cina hampir dua ribu tahun yang lalu. Dua ribu tahun sebelumnya, bangsa Cina purba sudah membentuk ideogram dari gambar-gambar yang mereka kenal (Indra, 2002:8). Misalnya gambar lentera duduk dari batu yang ditemukan pada kota-kota kuno di Cina, , digambarkan lebih sederhana menjadi bentuk yang lebih abstrak, , yang merupakan tulisan untuk kata ibukota.

Untuk menuliskan kata-kata yang menyatakan gagasan, perbuatan, atau perasaan, yaitu kata-kata yang maknanya terlampau dalam untuk dapat dilukiskan, bangsa Cina lalu menggabungkan beberapa gambar untuk melukiskan peristiwa yang menunjukkan makna kata tersebut. Misalnya, gabungan tulisan yang bermakna matahari, , dan pohon, , untuk menyatakan kata timur yang merupakan arah di mana kita harus menghadap jika hendak melihat matahari yang sedang terbit di balik pohon. Pada mulanya, gambar tersebut tampak seperti ini ,

kemudian menjadi 東 .

Huruf-huruf yang dihasilkan oleh bangsa Cina tersebut, banyak di antaranya yang merupakan bentuk gambaran dari manusia dalam berbagai bentuk dan sikap ataupun dari bagian-bagian tubuh manusia. Selain itu, dihasilkan dari bentuk benda-benda alami, seperti matahari, burung, tanaman, dan sebagainya dan juga dari bentuk rumah, persenjataan, kendaraan, dan perlengkapan busana.

Setelah huruf-huruf tersebut ditemukan, tahap selanjutnya adalah pembakuan penulisannya. Setelah sekitar 2000 tahun, mereka dapat menyederhanakan dan menyelaraskan gambar-gambar tersebut sehingga


(28)

mempunyai ukuran yang sama dan pas dengan bentuk persegi. Pada hakekatnya, penyederhanaan tersebut berupa pengubahan bentuk-bentuk lingkaran menjadi bentuk persegi, pelurusan sebagian bentuk garis serta penghilangan bentuk garis-garis lainnya, dan penyederhanaan bagian gambar yang lebih rumit. Dengan demikian, dapat ditulis dengan lebih cepat dan lebih mudah, atau memberikan gambaran yang lebih memenuhi citarasa.

Tentang asal mula terjadinya huruf kanji dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu berdasarkan cara pembentukan kanji dan berdasarkan cara pemakaian.

2.3.1. Berdasarkan Cara Pembentukan Kanji 2.3.1.1. Shokei moji

Shokei artinya mencontoh atau meniru dan moji artinya huruf. Jadi, shokei moji merupakan huruf yang dibentuk dengan cara mencontoh atau meniru bentuk benda sesungguhnya atau merupakan huruf hasil dari penyederhanaan dari benda-benda yang terlihat mata.

Contoh: (nichi) : matahari (tsuki) : bulan

Huruf-huruf tersebut berasal dari gambar:

Huruf shokei moji jumlahnya sedikit, tetapi merupakan dasar pembentukan huruf kanji lainnya.


(29)

2.3.1.2. Shiji moji

Shiji artinya menunjuk atau menyatakan sesuatu yang tidak mempunyai bentuk. Jadi, shiji moji adalah huruf yang menunjukkan hal-hal yang bersifat abstrak yang digambarkan dengan tanda-tanda tertentu seperti garis atau titik. Contoh: (ue) : atas

(naka) : tengah (shita) : bawah Huruf-huruf tersebut berasal dari gambar:

2.3.1.3. Kaii moji

Kaii artinya penggabungan arti. Jadi, kaii moji adalah huruf yang dibuat dengan cara menggabungkan beberapa huruf, baik shiji moji ataupun shokei moji

yang dapat menimbulkan pengucapan dan arti kata yang baru. Contoh : (otoko) : laki-laki

(mei, akarui) : terang

Kanji di atas dibentuk dari gabungan ta: sawah dan (chikara: tenaga). Pengertiannya adalah bahwa ‘laki-laki’ adalah orang yang mempunyai tenaga untuk mengolah sawah atau tanah pertanian. Kanji di atas dibentuk dari gabungan (nichi: matahari) dan (tsuki: bulan). Pengertiannya adalah bahwa ‘terang’ terjadi karena adanya matahari dan bulan yang memiliki sifat terang. Apabila ada matahari dan bulan maka, akan menjadi terang.


(30)

2.3.1.4. Keisei moji

Keisei artinya menunjukkan suara atau bunyi. Jadi, keisei moji adalah huruf yang dibuat dari gabungan bentuk dan bunyi. Artinya, salah satu bagian mengutarakan bunyi bacaan dan bagian yang lain mengutarakan jenis artinya atau karakter dasar.

Contoh: (sei, kiyomeru) : jernih, bersih

Kanji di atas dibaca sesuai dengan bagian yang di kanan, yaitu 青(sei, aoi). Tetapi, artinya sesuai dengan bagian huruf yang di kiri yang memiliki makna yang berhubungan dengan air. Sehingga arti kanji tersebut adalah air yang biru yang berarti jernih atau bersih. Kanji yang diambil dari suara atau bunyi biasanya digunakan untuk memudahkan dalam membaca on-yomi. Apabila ada huruf yang bagiannya ada kesamaan, maka umumnya cara bacanyapun sama. Misalnya, jika

ada huruf yang mempunyai unsur 青 (sei), maka umumnya akan dibaca sei juga walaupun artinya berbeda.

Contoh: 静 (sei) : tenang


(31)

2.3.2. Berdasarkan Cara Pemakaian Kanji 2.3.2.1. Tenchuu Moji

Tenchuu moji adalah peminjaman huruf yang sudah ada, tetapi artinya berubah atau dibelokkan, namun masih berdasarkan atau tidak terlepas dari arti aslinya.

Contoh: (kusuri) : obat

Kanji di atas dibentuk dari gabungan karakter dasar kusakanmuri yang menunjukkan makna rumput atau tanaman dan kanji yang artinya senang. Hubungannya adalah bahwa tanaman dahulu sering dijadikan obat. Kalau kita sakit dan meminum obat yang terbuat dari tanaman tersebut maka akan sembuh dan menjadi senang. Sehingga obat-obatan tersebut merupakan tanaman yang membuat kita senang.

2.3.2.2. Kasha Moji

Kasha moji adalah peminjaman bunyi, di mana artinya tidak ada hubungannya sama sekali dengan huruf yang dipinjamnya. Biasanya kasha moji digunakan untuk nama-nama tempat, negara, dan lain-lain.

Contoh: : Amerika

: India

2.4. Pembagian Bushu

Berdasarkan cara pembentukan kanji, terdapat istilah yang disebut keisei moji. Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa keisei moji merupakan huruf


(32)

yang dibuat dari gabungan bentuk dan bunyi. Artinya, salah satu bagiannya merupakan karakter dasar atau bushu yang menunjukkan makna dan bagian yang lainnya menunjukkan suara. Dalam jenis kanji yang termasuk ke dalam keisei moji, dikatakan bahwa lebih kurang 85% huruf kanji adalah termasuk ke dalam

keisei moji (Hamzon, 2007:87). Oleh karena itu, berarti 85% huruf kanji mempunyai bushu.

Bushu merupakan karakter dasar yang menyatakan makna tertentu, selain berguna untuk memahami arti berdasarkan hubungan makna dengan pembentuk kanji lainnya, bushu juga berguna untuk membuka kamus kanji (Nandi, 2003:i). Ditinjau dari letaknya, bushu terdiri dari tujuh jenis. Jenis-jenis tersebut yaitu, hen, tsukuri, kanmuri, ashi, tare, nyou, dan kamae.

2.4.1. Hen

Hen adalah bushu yang terletak di bagian kiri sebuah kanji. Yang termasuk

bushu jenis hen antara lain:

a. イ : ninben

Bushu ini meninjukkan orang. Kanji yang mempunyai bushu ini artinya ada hubungannya dengan sifat, perbuatan, kebiasaan, dan keadaan orang.

Contoh: 休 (kyuu) : istirahat

体 (tai): badan


(33)

Bushu ini menyatakan pohon atau kayu. Kanji yang mempunyai bushu ini artinya ada hubungannya dengan kayu atau pohon.

Contoh: 林 (hayashi) : hutan

板 (ita): papan kayu c. 口 : kuchi hen

Bushu ini menyatakan mulut. Kanji yang mempunyai bushu ini artinya ada hubungannya dengan mulut atau bibir.

Contoh: 咬 (kou) : menggigit

呪 (juu) : kutukan, sihir d. 手 : tehen

Bushu ini menyatakan tangan. Kanji yang mempunyai bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan tangan atau kegiatan tangan.

Contoh: 拇 (bo) : ibu jari

提 (tei) : menyentuh e. 米 : komehen

Bushu ini menyatakan beras. Kanji yang mempunyai bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan beras.

Contoh: 粒 (tsubu) : biji-bijian


(34)

f. : sakanahen

Bushu ini menyatakan ikan. Kanji yang mempunyai bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan ikan.

Contoh: (sake) : ikan salem (same) : ikan hiu g. : hihen

Bushu ini menyatakan api. Kanji yang mempunyai bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan api atau nyala api.

Contoh: (ro) : perapian (shou) : menyala

h. : ishihen

Bushu ini menyatakan batu. Kanji yang mempunyai bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan batu.

Contoh: (suna) : pasir (ryuu) : belerang

i. 言 : gonben

Bushu ini menyatakan kata atau bahasa. Kanji yang mempunyai bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan perkataan atau pembicaraan.

Contoh: 言 (go) : bahasa


(35)

2.4.2.Tsukuri

Tsukuri adalah bushu yang terletak di bagian kanan sebuah kanji. Yang termasuk bushu jenis tsukuri antara lain:

a. : torizukuri

Bushu ini menyatakan burung. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan burung.

Contoh: (hato) : merpati (tsuru) : bangau

b. : sanzukuri

Contoh: (ka) : menderita

影 (kage) : bayangan c. : tsukizukuri

Bushu ini menyatakan bulan. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan bulan.

Contoh: (asa) : pagi (ki) : waktu d. : chikarazukuri

Bushu ini menyatakan tenaga. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan tenaga atau kekuatan.

Contoh: (kin) : bekerja (dou) : bergerak


(36)

Bushu ini menyatakan kepala. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan kepala atau wajah.

Contoh: (chou) : bagian atas kepala (gan) : keras kepala

2.4.3. Kanmuri

Kanmuri adalah bushu yang terletak di bagian atas sebuah kanji. Yang termasuk bushu jenis kanmuri antara lain:

ち. サ : kusakanmuri

Bushu ini menyatakan rumput. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan rumput, tanaman atau tumbuhan.

Contoh: 茶 (cha) : teh

草 (kusa) : rumput b. : takekanmuri

Bushu ini menyatakan bambu. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan bambu.

Contoh: (zaru) : keranjang bambu (kasa) : topi bambu

a. 十 : hitogashira

Bushu ini menyatakan orang. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan orang atau manusia.


(37)

(nen) : kenangan d. : amekanmuri

Bushu ini menyatakan hujan. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan hujan.

Contoh: (kumo) : awan (kaminari) : petir e. : ukanmuri

Bushu ini menyatakan atap. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungan dengan keadaan di dalam bangunan (rumah, kantor, toko) dan sebagainya.

Contoh: (shuku : penginapan

(guu : tempat tinggal sementara

f. 癶 : hatsugashira

Contoh: (hatsu : berangkat tou : mendaki

2.4.4. Ashi

Ashi adalah bushu yang terletak di bagian bawah sebuah kanji. Yang termasuk bushu jenis ashi antara lain:

a. : nichiashi

Bushu ini menyatakan hari atau matahari. Bagian susunan kanji ini ada hubungannya dengan waktu, hari, matahari.

Contoh: 昔 (mukashi) : masa lalu


(38)

b. ル : hitoashi

Contoh: 先 (sen) : yang didahulukan

免 (men) : pembebasan c. 心 : kokoroashi

Bushu ini menyatakan hati. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan hati atau perasaan/emosi.

contoh: 忠 (chuu) : kesetiaan

怨 (on) : cemburu d. 廾 : nijuuashi

contoh: 弊 (hei) : kejahatan

弄 (rou) : mempermainkan e. 灬 : renga, rekka

Bushu ini menyatakan api. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan api atau sifat api.

Contoh: 熱 (netsu) : panas


(39)

2.4.5. Tare

Tare adalah bushu yang terletak di bagian atas membentuk siku-siku ke kiri bawah. Yang termasuk bushu jenis tare antara lain:

Contoh:

a. 尸 : shikabane, kabane

Contoh: (ama) : biarawati (kutsu) : menekuk

b. 厂 : gandare, ihidare

Contoh: (yaku) : kemalangan (atsu) : tekanan

c. 疒 : yamaidare

Bushu ini menyatakan penyakit. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan sakit atau penyakit.

Contoh: (tou) : penyakit cacar (you) : bisul

d. 广 : madare atau ten ichidare

Bushu ini menyatakan atap. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan atap, rumah, dan sebagainya.

Contoh: (niwa) : halaman (shou) : lantai


(40)

2.4.6. Nyou

Nyou adalah bushu yang terletak di bagian kiri membentuk siku-siku ke kanan bawah. Yang termasuk bushu jenis nyou antara lain :

a. : fuunyou

Bushu ini artinya menyatakan angin. Bagian susunan kanji ada arti hubungannya dengan angin.

Contoh : 颱 (tai) :topan

颶 (guu) :badai b. : nezuminyou

Bushu ini menyatakan tikus. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan tikus atau hewan pengerat.

Contoh : 鼬 (yuu) : cerpelai (sejenis musang)

鼹 (en) :tikus mondok c. 麦 : bokunyou

Bushu ini menyatakan gandum. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan gandum.

Contoh: (men) : tepung gandum

麭 (hou) : bola nasi yang lengket d. : sonnyou


(41)

Contoh: (fu) : menuju ke (ki) : bangun

e. 之 : shinyou

Bushu ini menyatakan jalan. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan jalan.

Contoh: (ten) : mencari jalan (jun): berkeliling

f. 廴 : ennyou

Bushu ini menyatakan jalan. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan jalan dan panjang.

Contoh: 延 (en) : rentangan

建 (ken) : membangun 2.4.7. Kamae

Kamae adalah bushu yang mengelilingi atau memagari bagian dalam. Yang termasuk bushu jenis ini antara lain:

a. 歹 : shinigamae

Contoh: 死 (shi) : meninggal b. 行 : yukigamae/ gyougamae Contoh: 街 (kai) : jalan


(42)

c. 門 : mongamae

Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan pintu atau gerbang.

Contoh : 開 (kai) : membuka

関 (kei) : pintu gerbang d. 冂 : dogamae, keigamae

Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan tutup.

Contoh: 肉(niku) : daging

内 (uchi) : dalam e. 囗 : kunigamae

Bagian susunan kanji ini ada artinya hubungannya dengan keliling, lingkaran, dan tempat di sekitarnya.

Contoh: 国 (kuni) : negara

回 (kai) : berputar

2.5. Karakteristik Mulut

Karakter kuchi atau mulut, pada awalnya gambarnya tampak seperti ini , kemudian digambarkan seperti ini , lalu dengan sedikit perubahan, bentuk akhirnya menjadi 口. Kuchi atau mulut begitu dibuka lebar maka akan


(43)

membentuk lingkaran, tetapi karena sebagai kanji bentuk lingkaran menjadi bentuk persegi empat, maka kuchi dinyatakan dengan bentuk persegi empat (Takebe, 1989:20). Kalau digunakan sendirian, pelafalannya adalah kuchi. Dalam

gabungan huruf, aksara ini biasanya di baca kou, seperti pada kanji人口(jinkou). Tetapi, pada sebagian kata dilafalkan kuchi yang bunyinya sering berubah menjadi

guchi agar kedengarannya lebih enak (Indra, 2006:31), seperti kanji pintu masuk,

入 口(iriguchi).

Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada manusia maupun hewan (Iqbal, http//bio-um.blogspot.com/2007/04/sistem pencernaan/html). Mulut biasanya terletak di kepala dan merupakan bagian yang terpenting dari organ pernafasan, pencernaan, bicara dan untuk mempertahankan kecantikan.

Dalam pengertian luas istilah mulut sama artinya dengan rongga mulut. Rongga mulut dimulai dari mulut dan berakhir pada faring (rongga di belakang tenggorokan). Letak mulut pada posisi terminal dan ventral, sedangkan batas rongga mulut berupa epitel berlapis gepeng tanpa tanduk. Sel-sel superfisial atau permukaannya berinti dan mempunyai granula-granula keratin (butiran-butiran kecil protein tidak larut) di bagian dalamnya. Dalam rongga mulut terdapat kelenjar-kelenjar mucus, berfungsi untuk menghasilkan mucus sebagai pembasah dan pelicin makanan. Atap mulut terdiri dari palatum (langit-langit) keras dan lunak, diliputi oleh epitel berlapis gepeng. Palatum keras adalah membran mukosa yang melekat pada jaringan tulang, sedangkan palatum lunak mempunyai pusat otot rangka dan banyak kelenjar mukosa pada lapisan submukosanya.


(44)

Fungsi mulut adalah sebagai penerima makanan. Mulut beberapa hewan sebagai pengambil makanan karena terdapat rahang maksila (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah). Organ-organ di dalam rongga mulut antara lain lidah, kelenjar ludah, dan gigi.

Lidah merupakan massa jaringan pengikat dengan otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa. Membran mukosa melekat erat pada otot karena jaringan penyambung lamina (lapisan tipis) propia menembus ke dalam ruang-ruang antar berkas-berkas otot. Pada bagian bawah lidah membran mukosanya halus.

Fungsi lidah antara lain:

a. untuk mengaduk makanan yang dikunyah b. menelan makanan

c. mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata

Pada permukaan atas lidah mengandung banyak tonjolan-tonjolan epitel mulut dan lamina propia (yang disebut papilla).

Kelenjar ludah terbentuk dari jaringan epitel dan menghasilkan air ludah. Air ludah berfungsi sebagai pelindung gigi karena mengandung unsur-unsur seperti, Natrium, Fosfor, Kalium, lemak, putih telur, dan lain sebagainya sekaligus untuk membersihkan gigi. Air ludah juga dapat menetralkan keadaan mulut yang terlalu asam atau terlalu basa.

Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi-gigi pada rahang atas dan rahang bawah, lidah serta saluran penghasil air ludah. Gigi dapat dibagi menjadi 3 bagian:

1. mahkota gigi 2. akar gigi


(45)

3. leher gigi, yang terletak di antara kedua bagian tersebut di atas.

Pada keadaan normal, hanya mahkota gigi sajalah yang merupakan bagian yang kelihatan di dalam mulut. Tiap gigi mempunyai tiga bagian jaringan keras. Mahkota gigi diselubungi oleh jaringan terkeras dalam tubuh yang disebut email gigi yang berguna dalam proses pengunyahan.

Permukaan gigi yang melakukan pengunyahan tidak merupakan permukaan yang rata, tetapi berlekuk-lekuk seperti parit-parit kecil yang dinamai fisur. Di bagian luar akar gigi terdapat jaringan semen gigi, yang juga terdapat pada bagian dalam mahkota gigi dan akar gigi yang disebut dentin.

Dentin merupakan jaringan pengikat yang mengalami pengapuran serta memberikan kekutan elastis pada gigi, serta warnanya agak kekuning-kuningan. Dentin peka terhadap banyak rangsngan seperti panas, dingin, asam, trauma dan memberi respon terhadap semua rangsang sakit.

Pada gigi juga terdapat jaringan lunak, pada bagian yang lebih dalam dari dentin terdapat ruangan yang disebut pulpa atau sumsum gigi. Pulpa dijumpai mulai dari mahkota gigi sampai ujung akar gigi. Pada pulpa gigi ini berisi urat-urat saraf, pembuluh darah, dan juga limfe.

2.6. Kanji-Kanji Berbushu Kuchi Hen

Kanji-kanji yang berbushu atau berkarakter kuchi hen antara lain sebagai berikut:


(46)

tou

kitsu

to

kyuu

ten

fun

Kou

gen

kamasu

ta

ka

gei

totsu

hai

gin

sui

ei

satsu

hou

do

ko

so

totsu

shin

ju

mi

ko

kaku

kou kou

in

gai

shou

bai

sa

kou ri

ho

shou

katsu

tan

tan

gai

taku

setsu

ten

da

a shou

yui ryou

tei

kai

yu

ki

kan

shoku

nan

kaku

zen

kura

kan

ratsu

kan chou

kou


(47)

shoku

sou sa

shi kyuu tan

kyo

shaku zoku

sou

gou saku

sou ou

mei

ei-biru son

sei

bu

sa itsu

son

chou

kyo

fun

zei

hanashi

shi

sou

ai

kou

kin ton

nei

kaku

kai

tei

ryuu hin en ma

shaku

shou

shou

Dari 124 kanji berbushu kuchi hen di atas dapat dikelompokkan menjadi 10 kelompok, seperti dibawah ini :

1. Hubungan Makna Yang Menyatakan Satuan : (tou: inci)

(ri: mil)


(48)

(ton: ton)

2. Hubungan Makna Yang Menyatakan Benda :

叺 (kamasu: tas jerami, tempat tembakau) (shou: pengawal)

唾 (tsubaki: air ludah)

3. Hubungan Makna Yang Menyatakan Bagian Organ Tubuh : A. Pada Manusia

呎 (shaku: telapak kaki) (nodo: kerongkongan) (kou: kerongkongan) B.Pada Hewan

吻 (kuchiwaki: belalai) (kuchibashi: paruh)

嗉 (so: tembolok burung)

嘴 (kuchibashi: paruh)

4. Hubungan Makna Yang Menyatakan Ekspresi / Ungkapan : · (sa: ah)

· (u: ah)

· 咤 (ta: decakan) · (totsu: cis, bah, cih)


(49)

· 唯 (tada: hanya)

5. Hubungan Makna Yang Menyatakan Pekerjaan / Perbuatan :

(hatsu: membuka mulut)

え (tatoeru: melukiskan) (kou: memukul)

(wa: mengharmoniskan)

噤 (kin: menutup mulut)

哺 (ho: membawa dengan mulut) · (gan: menggondol)

噀 (son: menyemburkan air) · す (odosu: mengancam) 6. Hubungan Makna Yang Menyatakan Penyakit :

(gai: batuk)

嚔 (kusami: bersin)

啞 (oshi: bisu tuli 7. Hubungan Makna Yang Menyatakan Pertanyaan :

嘛 (ma: apa)

8. Hubungan Makna Yang Menyatakan Fungsi / Kegunaan : A. Pada Manusia


(50)

(setsu: menyesap)

(kyou: mengabulkan) (shou: menceritakan)

(kyou: berteriak) 喃 (nan: mengobrol) (to: menuangkan) (kurau: makan minum)

(kyou: menghirup) 喇 (ratsu: mengobrol) (sui: bernafas) (omeku: berteriak)

咏 (ei: bercerita) (shaberu: mengobrol)

(gen: menggerutu) 喫 (kitsu: makan, minum) (ka: memarahi) 嗤 (shi: mengejek)

(kyuu: menghirup) (ko: memanggil)

嘖 (saku: memarahi) (kou: menggigit) (chou: mencemooh) (gou: menggigit) (fun: menyembur) (bai: nyanyian)

噬 (zei: menggigit) (sa: merayu)

噯 (ai: bernafas) (katsu: memarahi) (kou: memanggil) (dan: membujuk)

(odosu: mengancam) (tan: makan)


(51)

嚼 (shaku: menggigit) (ten: mengoceh) (sasayaku: berbisik) (satsu: mengejek)

(ken: mengemut) · 咀 (so: menggigit) B.Pada Hewan

(kou: menyalak) (mei: berkicau) (hai: menyalak) (tei: menyalak)

咆 (hou: menyalak) (shou: menggongong)

哮 (kou: mengaum) (sei: meringkik) (taku: mematuk) (kou: menggigit)

(gou: menggigit) 噬 (zei: menggigit)

嚥 (en: menelan) 嚼 (shaku: menggigit)

咀 (so: menggigit) 9. Hubungan Makna Yang Menyatakan Sifat :

嚬 (hin: cemberut) 嚀 (nei: kebaikan hati) (tei: kesopanan) 噦 (kai: merasa muak)

吃 (kitsu: gagap bicara) 嚠 (ryuu: suara nyaring)

吶 (totsu: gagap bicara) (ryou: suara yang jelas) (do: ribut, ramai) 嘩 (ka: ribut)


(52)

(zen: terengah-engah) (shi: suka)

(kamabisushii: ramai) 嘔 (ou: merasa muak)

噌 (shou: berisik) 囈 (gei: omong kosong) (zoku: muak) (uwasa: gosip)

嘈 (sou: ribut, ramai) (shou: berkembang)

嗷 (gou: ribut, ramai) 噪 (sou: ribut, ramai)

嘸 (bu: ragu-ragu)

10. Hubungan Makna Yang Menyatakan Akibat atau Hasil

(shin: merintih) (itsu: ketelak)

(mi: rasa) (shoku: permohonan)

咯 (kaku: muntah) (hanashi: obrolan)

哄 (kou: bergema) 嘔 (sa: merasa muak) (ki: mengerang) (ten: mengerang)

(kaku: pertengkaran) (sou: menyesali)

呱 (fu: tangisan) (dan: menyesali)

喊 (kan: teriakan) (gin: lagu, puisi) (sa: membuat serak) 咏 (ei: karangan)


(53)

(kyou: kebohongan) (ju: kutukan)


(54)

BAB III

INTERPRETASI MAKNA KANJI BERBUSHU (BERKARAKTER DASAR) KUCHI HEN

Kanji-kanji yang akan diinterpretasikan adalah sebagai berikut: 1. Hubungan makna yang menyatakan satuan

· 吋 (tou: inci) · 哩 (ri: mil)

2. Hubungan makna yang menyatakan benda

· 叺 (kamasu: tas jerami, tempat tembakau) · 唾 (tsubaki: air ludah)

3. Hubungan makna yang menyatakan bagian dari organ tubuh a. Pada manusia

· 呎 (fuiito: telapak kaki) b. Pada hewan

· 吻 (kuchiwaki: belalai) · 嘴 (kuchibashi: paruh)

4. Hubungan makna yang menyatakan ekspresi/ungkapan


(55)

· 咄 (totsu: cis, bah, cih)

5. Hubungan makna yang menyatakan pekerjaan/perbuatan

· (hatsu: membuka mulut)

· 噤 (kin: menutup mulut) 6. Hubungan makna yang menyatakan penyakit

· 啞 (oshi: bisu tuli)

7. Hubungan makna yang menyatakan pertanyaan

· 嘛 (ma: apa)

8. Hubungan makna yang menyatakan fungsi/kegunaan a. Pada manusia

· 吐 (to: menuangkan, mengeluarkan) · (kyou: menghirup, menghisap)

· 嘲 (chou: menertawakan, mencemoohkan) · (sasayaku: berbisik)

· (kou: menggigit, mengunyah) · (gen: menggerurtu, komat-kamit)

· 味 (mi: mencicipi) · (sui: meniup, bernafas)


(56)

· 嘖 (saku: memarahi, mengkritik) b.Pada hewan

· (hai: menyalak, menggonggong)

· 鳴 (mei: berkicau) 9. Hubungan makna yang menyatakan sifat

· 吶 (totsu: gagap bicaranya)

· (zen: terengah-engah, megap-megap)

· 噂 (uwasa: gosip) · 嘈 (sou: ramai, ribut)

· (kamabisushii: ramai, ribut)

10.Hubungan makna yang menyatakan akibat atau hasil dari/hasil karena

· 咯 (kaku: pertengkaran)

· 嗄 (sa: membuat tenggorokan serak/parau) · (kin: puisi, lagu)

· 哄 (kou: bergema) · 嘘 (kyuu: kebohongan) · 吐 (tou: muntah)


(57)

· (ki: mengerang, merintih)

3.1. Hubungan Makna Yang Menyatakan Satuan 1. 吋 = inci

Kanji ini secara onyomi dibaca トウ (tou) yang artinya inci.

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu 口 (kuchi) yang berarti mulut dan karakter 寸 (sun) yang berarti sepersepuluh kaki. Apabila kedua karakter ini digabungkan, maka akan memiliki pengertian mulut sepersepuluh kaki. Hubungan makna kedua karakter tersebut jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa mulut digunakan untuk mengungkapkan pengukuran dari bermacam-macam benda. Untuk mengukur benda-benda yang kecil digunakan istilah sepersepuluh kaki dan satuan yang digunakan untuk ukuran sepersepuluh kaki adalah inci.

2. 哩 = mil

Kanji ini secara kunyomi dibaca まい (mairu) dan secara onyomi dibaca (ri).

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti mulut dan karakter 里 (sato) yang berarti daerah, desa, atau dusun. Apabila kedua


(58)

karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian mulut daerah. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa mulut yang digunakan untuk mengungkapkan pengukuran untuk jarak tempuh atau jarak dari daerah satu ke daerah yang lain. Karena jarak antara desa atau daerah satu dengan desa lainnya sangat jauh, maka digunakan satuan ukuran untuk jarak yang jauh yaitu mil.

3.2. Hubungan makna Yang Menyatakan Benda 1. 叺 = tas jerami, tempat tembakau

Kanji ini secara kunyomi dibaca ます (kamasu) yang artinya tas dari jerami atau tempat tembakau.

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti mulut dan karakter 入 (nyuu) yang berarti masuk. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian masuk mulut. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa mulut di sini diartikan sebagai kotak atau wadah untuk memasukkan atau menyimpan benda maupun barang. Wadah yang digunakan untuk menyimpan benda atau barang tersebut dapat berupa tas dari jerami atau tempat tembakau.

2. = air ludah, liur

Kanji ini secara kunyomi dibaca つ (tsuba)atau つ き (tsubaki) dan secara onyomi dibaca ダ (da) yang artinya air ludah atau liur.


(59)

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu (kuchi) yang berarti mulut dan (sui) yang berarti menetes. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian menetes dari mulut. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian sesuatu yang sifatnya menetes dari mulut adalah air ludah atau air liur.

3.3. Hubungan Makna Yang Menyatakan Bagian dari Organ Tubuh 3.3.1. Pada Manusia

1. 呎 = telapak kaki

Kanji ini secara kunyomi dibaca ふいいと (fuiito) dan secara onyomi dibaca シャ (shaku) artinya telapak kaki.

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti mulut dan karakter 尺 (shaku) yang berarti pengukur. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian mulut pengukur. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa mulut digunakan untuk mengungkapkan pengukuran atau jarak. Sebelum adanya kendaraan, pada umumnya manusia menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Karena bepergian dengan berjalan kaki, maka kaki atau telapak kaki dapat digunakan sebagai alat pengukur jarak.

3.3.2. Pada Hewan


(60)

Kanji ini secara kunyomi dibaca し (kuchibashi) atau し (hashi) dan secara onyomi dibaca シ(shi).

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti mulut dan karakter 觜 (shi) yang berarti paruh. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian mulut paruh. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa mulut yang bentuknya berupa paruh adalah paruh burung.

2. 吻 = belalai

Kanji ini secara kunyomi dibaca わき (kuchiwaki) dan secara onyomi dibaca フン (fun) yang artinya belalai.

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti mulut dan karakter 勿 (mochi) yang berarti tidak. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian tidak mulut. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa sesuatu yang fungsinya hampir sama dengan mulut tetapi bukan mulut terdapat pada belalai gajah, di mana belalainya dapat digunakan untuk mengambil tanam-tanaman atau tumbuhan serta menghisap air dan memasukkannya kedalam mulut.

Selain karakter (mochi) memiliki arti tidak, karakter ini juga berarti pita. Jika kedua karakter tersebut digabungkan akan memiliki pengertian mulut pita.


(61)

Hubungan makna kedua karakter tersebut jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian mulut yang menyerupai pita yaitu belalai.

3.4. Hubungan makna yang menyatakan ungkapan atau ekspresi 1. 咄 = kata seru yang berarti terkejut, cih, cis, bah

Kanji ini secara onyomi dibaca トツ (totsu) yang artinya kata seru yang berarti terkejut, cih, cis, atau bah.

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti mulut dan karakter 出 (hatsu) yang berarti keluar atau muncul dari. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian keluar atau muncul dari mulut. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa perkataan atau ucapan yang keluar dari mulut tidak hanya berupa kata-kata atau pembicaraan yang panjang, tetapi juga dapat berupa ungkapan-ungkapan untuk mengekspresikan rasa terkejut atau ungkapan rasa tidak suka terhadap orang lain.

2. = kata seru yang menyatakan rasa sedih atau terkejut, ah, aduh

Kanji ini secara kunyomi dibaca (aa) dan secara onyomi dibaca ウ(u) atauオ (o).

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu (kuchi) yang berarti mulut dan (karasu) yang berarti burung gagak. Apabila kedua karakter ini digabungkan


(62)

akan memiliki pengertian mulut burung gagak. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian burung gagak biasanya bersuara “ka…ka…ka”, di mana suara tersebut mirip dengan ungkapan rasa terkejut, yaitu “ah”, “wah” maupun ungkapan rasa sedih atau sakit, yaitu “aduh”, “ah”.

3.5. Hubungan Makna Yang menyatakan pekerjaan atau perbuatan 1. = membuka mulut

Kanji ini secara onyomi dibaca つ (hatsu) yang artinya membuka mulut. Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti mulut dan karakter ハ (oyatsu) yang berarti makanan kecil. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian makanan kecil mulut. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa apabila ada makanan kecil maka secara alamiah ada keinginan untuk memakannya. Untuk memakan makanan kecil tersebut, maka yang dibutuhkan adalah mulut untuk mengunyahnya, tetapi sebelum mengunyahnya, terlebih dahulu harus membuka mulut.

Selain karakter (oyatsu) memiliki arti makanan kecil, karakter ini juga berarti terentang atau lebar. Apabila kedua karakter tersebut digabungkan akan memiliki pengertian mulut yang terentang atau mulut yang lebar. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian mulut yang terentang atau mulut yang lebar terjadi ketika sedang membuka mulut.


(63)

2. = menutup mulut

Kanji ini secara kunyomi dibaca つ む (tsugumu) dan secara onyomi dibaca ン (kin) yang artinya menutup mulut.

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口(kuchi) yang berarti mulut dan karakter 禁(kin) yang berarti larangan. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian larangan mulut. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian larangan terhadap mulut berarti melarang mulut untuk melakukan suatu perbuatan. Kalau mulut sudah dilarang untuk melakukan suatu perbuatan, maka hal yang dapat dilakukan hanyalah menutup mulut.

3.6. Hubungan makna yang menyatakan penyakit 1. 啞 = bisu, gagu

Kanji ini secara kunyomi dibaca し (oshi) dan secara onyomi dibaca ア

(a) yang artinya bisu atau gagu.

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti mulut dan karakter 亞 (a) yang berarti tidak teratur. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian mulut yang tidak teratur. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa


(64)

mulut yang digunakan untuk berbicara atau untuk mengeluarkan kata-kata, tetapi kata-kata yang ingin diucapkan tersebut tidak teratur. Karena kata-kata yang diucapkan tidak teratur, maka hal ini merupakan kondisi yang terjadi pada orang bisu atau orang yang gagu. Dengan kata lain, bisu atau gagu merupakan kondisi yang terjadi karena kata-kata yang diucapkan tidak teratur.

3.7. Hubungan makna yang menyatakan pertanyaan 1. 嘛 = apa

Kanji ini secara onyomi dibaca ま(ma) yang artinya apa.

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti mulut dan karakter 麻 (ma) yang berarti pagar. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian pagar mulut. Hubungan makna kedua karakter jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa apabila pada mulut diberi pagar atau mulut ditutup dengan pagar maka kata-kata yang ingin diucapkan tidak akan terucapkan dengan sempurna. Karena kata-kata tersebut tidak terucap dengan sempurna, maka akan menimbulkan pertanyaan bagi yang mendengarnya dan orang yang mendengarnya tersebut akan bingung dan bergumam “apa yang ingin dikatakannya?”.

3.8. Hubungan Makna Yang Menyatakan Fungsi 3.8.1. Pada Manusia


(65)

Kanji ini secara kunyomi dibaca (kamu) dan secara onyomi dibaca コ

(ko) yang artinya menggigit atau mengunyah.

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu (kuchi) yang berarti mulut dan (mazeru) yang berarti mencampur. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian mencampur mulut. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian sesuatu yang dicampur di dalam mulut biasanya berupa makanan dan dengan bantuan dari gigi makanan tersebut akan digigit dan dikunyah.

2. = menggerutu

Kanji ini secara kunyomi dibaca (tsubuyaku) dan secara onyomi dibaca (gen) yang artinya menggerutu atau komat-kamit.

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter (kuchi) dan (gen) yang berarti misteri. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian mulut yang misteri. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa mulut berfungsi untuk berbicara, tetapi apabila kata-kata yang keluar dari mulut diucapkan secara tidak jelas atau secara samar-samar maka, kata-kata tersebut bersifat misteri dan kata-kata yang bersifat misteri biasanya diucapkan ketika sedang menggerutu.

3. = menertawakan, mencemoohkan

Kanji ini secara kunyomi dibaca (azakeru) dan secara onyomi


(66)

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter (kuchi) yang berarti mulut dan karakter (asa) yang berarti pagi. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian mulut pagi. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa mulut yang yang terlalu pagi atau terlalu cepat dalam mengambil kesimpulan terhadap orang lain biasanya sifatnya menertawakan atau mencemoohkan.

4. = berbisik

Kanji ini secara kunyomi dibaca ささや (sasayaku) dan secara onyomi dibaca ショウ (shou) yang artinya berbisik.

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti mulut dan karakter 耳(mimi) yang berarti telinga. Di mana disini terdapat tiga buah telinga yang berarti banyak telinga. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian mulut dan banyak telinga. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa mulut yang berfungsi untuk berbicara atau berkata jika didengarkan dengan tiga telinga (banyak telinga) mengandung pengertian bahwa perkataan tersebut pastilah amat pelan sehingga diperlukan tiga telinga (banyak telinga) untuk mendengarnya. Perkataan yang diucapkan dengan sangat pelan biasanya diucapkan dengan berbisik.


(67)

Kanji ini secara kunyomi dibaca (ajiwau) dan secara onyomi dibaca (mi)yang artinya mencicipi.

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu (kuchi) yang berarti mulut dan (matsu) yang berarti akhir atau ujung. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian akhir mulut atau ujung mulut. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian sesuatu yang sifatnya berakhir di mulut atau berujung di mulut adalah makanan atau minuman. Apabila makanan atau minuman tersebut berakhir di mulut atau sudah masuk ke dalam mulut maka lidah sebagai indra pengecap akan merasai rasa yang terdapat pada makanan ataupun minuman tersebut. Pekerjaan merasakan rasa yang terdapat pada makanan atau minuman merupakan mencicipi. Setelah dicicipi, maka terungkaplah rasanya.

6. = meniup, bernafas

Kanji ini secara kunyomi dibaca (fuku) dan secara onyomi dibaca ス

イ(sui) yang artinya meniup atau bernafas.

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu (kuchi) yang berarti mulut dan (ketsu) yang berarti celah. Apabila kedu karakter tersebut di gabungkan akan memilki pengertian celah mulut. Hubungan makna kedua karakter tersebut jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa posisi mulut dalam keadaan memiliki celah atau tidak dalam keadaan terkatup maka akan memungkinkan keluar masuknya udara dari dalam mulut baik udara pernafasan maupun udara yang dengan sengaja kita tiupkan keluar.


(68)

Selain karakter (ketsu) memiliki arti celah, karakter ini juga berarti kosong. Apabila kedua karakter tersebut digabungkan akan memiliki pengertian mulut yang kosong. Hubungan makna kedua karakter tersebut jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa ketika sedang meniup atau bernafas maka udara dikosongkan dari dalam mulut dan pekerjaan mengosongkan mulut merupakan pekerjaan ketika sedang meniup atau bernafas.

7. = menghirup, menghisap

Kanji ini secara kunyomi dibaca (suu) dan secara onyomi dibaca ュ

ウ (kyuu) yang artinya menhirup atau menghisap.

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter (kuchi) yang berarti mulut dan (oyobasu) yang berarti menjalankan atau menggunakan. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian menjalankan atau menggunakan mulut. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memilki pengertian menjalankan atau menggunakan mulut berarti memfungsikan mulut untuk melakukan aktifitas atau pekerjaan. Selain digunakan untuk berbicara mulut juga digunakan untuk menghirup atau menghisap baik itu udara maupun hal lain yang dibutuhkan manusia untuk menunjang proses kehidupannya.

8. = memarahi, mengkritik

Kanji ini secara kunyomi dibaca (sainamu) dan secara onyomi


(69)

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu (kuchi) yang berarti mulut dan (semeru) yang berarti menyalahkan. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian mulut yang menyalahkan. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa mulut yang suka menyalahkan berarti istilah untuk seseorang yang tidak suka terhadap perkataan, pekerjaan, sikap, maupun tingkah laku kita yang mungkin tidak sesuai dengan yang semestinya dilakukan. Oleh karena itu, kita ditegur supaya melakukannya dengan baik, teguran yang diberikan tersebut bisa berupa memarahi maupun mengkritik.

3.8.2. Pada Hewan

1. = menyalak, menggonggong

Kanji ini secara kunyomi dibaca (haeru) dan secara onyomi dibaca (hai, bei) yang artinya menyalak atau menggonggong.

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu kuchi) yang berarti mulut dan (inu) yang berarti anjing. Apabila kedua karakter itu digabungkan, maka akan memiliki pengertian mulut anjing. Hubungan makna kedua karakter tersebut jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa mulut pada anjing fungsinya adalah untuk menyalak atau menggonggong.

2. = berkicau

Kanji ini secara kunyomi dibaca (naku) dan secara onyomi dibaca メ


(70)

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter (kuchi) yang berarti mulut dan (tori) yang berarti burung. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian mulut burung. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian fungsi mulut pada burung adalah untuk berkicau atau bersiul.

3.9. Hubungan Makna Yang Menyatakan sifat 1. = gagap bicaranya

Kanji ini secara onyomi dibaca トツ (totsu) yang artinya gagap bicaranya. Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu (kuchi) yang berarti mulut dan (uchi) yang berarti dalam. Apabila kedua karakter tersebut digabungkan akan memiliki pengertian dalam mulut. Hubungan makna kedua karakter tersebut jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian sesuatu yang ingin diucapkan tetapi rasanya seperti tertahan di dalam mulut berarti berbicara dengan terbata-bata. Karena susahnya mengeluarkan kata-kata yang ingin diucapkan maka gagaplah bicaranya.

2. = terengah-engah

Kanji ini secara kunyomi dibaca (aegu) dan secara onyomi dibaca

ン (zen) yang artinya terengah-engah atau megap-megap.

Kanji ini terdiri dari tiga karakter, yaitu karakter (kuchi) yang berarti mulut, karakter (shikashite) yang berarti kemudian, dan karakter (yama) yang berarti gunung. Apabila ketiga karakter ini digabungkan akan memiliki


(71)

pengertian mulut yang kemudian di atasnya diletakkan gunung. Hubungan makna ketiga karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian apabila mulut ditimpa dengan gunung atau di atas mulut terdapat gunung maka, akan membuat kita terengah-engah atau megap-megap karena susah untuk bernafas maupun berbicara.

3. = ramai, ribut

Kanji ini secara kunyomi dibaca (kamabisushii) dan secara

onyomi dibaca ケン ( ken ) yang artinya ramai, riuh, ribut.

Kanji ini terdiri dari empat karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti mulut, karakter 宀 (men) yang berarti atap, karakter 一 (ichi) yang berarti satu, dan karakter (tan) yang berarti fajar atau pagi. Apabila keempat karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian mulut di bawah sebuah atap pada waktu fajar atau pagi. Hubungan makna keempat karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa mulut orang-orang di sebuah rumah pada waktu fajar atau pagi hari sifatnya ramai atau riuh karena pada pagi hari semua aktifitas dimulai kembali di mana anggota keluarga tersebut saling membangunkan anggota keluarganya yang lain guna menyongsong hari.


(1)

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter (kuchi) yang berarti mulut dan karakter (i) yang berarti lambung. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian mulut lambung. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian apabila lambung mengalami gangguan maka, mulut secara otomatis akan mengerang atau merintih karena menahan rasa sakit yang ditimbulkan oleh penyakit lambung tersebut. Penyakit yang biasa menyerang lambung adalah penyakit maag, ketika penyakit ini sedang kumat, rasa sakitnya akan membuat penderitanya mengerang atau merintih karena menahan rasa sakit.

7. 哄 = bergema

Kanji ini secara onyomi dibaca う(kuu) yang artinya bergema.

Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter (kuchi) yang berarti mulut dan karakter (tomo) yang berarti bersama-sama. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian mulut bersama-sama. Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian apabila mulut berbicara atau berkata-kata dan tak lama kemudian diikuti kata-kata itu juga atau kata-kata yang sama, maka kata-kata yang tersebut merupakan gema dan berarti kata-kata yang diucapkan tersebut menggema.


(2)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Setelah membahas mengenai karakter kuchi hen melalui skripsi yang berjudul ”Interpretasi Makna Simbolik Kanji Berbushu (Berkarakter Dasar) Kuchi Hen”, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kanji adalah gambar atau lambang tulisan yang mempunyai arti. Kanji termasuk kedalam kelompok hyou-i moji atau huruf yang melambangkan arti.

2. Bushu atau karakter dasar merupakan bagian yang terpenting dari suatu huruf kanji yang dapat menyatakan arti kanji secara umum. Dengan memahami makna dari masing-masing bushu, maka dapat mempermudah dalam memahami makna kanji berdasarkan bushu tersebut dan hubungannya dengan karakter pembentuk kanji lainnya.

3. Kanji kuchi termasuk kedalam Jouyou Kanji yang pada awalnya diambil dari bentuk mulut yang sedang terbuka lebar dan akhirnya menjadi bentuk persegi empat. Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada manusia maupun hewan yang merupakan bagian yang terpenting dari organ pernafasan, pencernaan, bicara dan untuk mempertahankan kecantikan.

4. Jumlah keseluruhan karakter berbushu kuchi hen di dalam kamus kanji modern Jepang-Indonesia 124 buah. Dari ke-124 buah karakter yang


(3)

5. Bushu kuchi hen jika digabungkan dengan karakter lain akan membentuk makna baru dan maknanya selalu berkaitan dengan mulut atau bagian dari mulut.

4.2. Saran

Untuk mempermudah dalam mempelajari kanji maka sebaiknya melakukan hal-hal seperti :

1. Karena jumlah kanji yang sangat banyak, maka dalam mempelajari kanji sebaiknya melakukan penguasaan terhadap bushu atau karakter dasar yang merupakan bagian terpenting dari huruf kanji.


(4)

2. Diharapkan seringnya melakukan latihan-latihan terutama dalam hal menulis, apabila sering berlatih menulis kanji maka secara otomatis akan semakin mudah dalam mengingat kanji.

3. Dalam mencari arti kanji, sebaiknya menebak-nebak terlebih dahulu berdasarkan cara-cara yang telah dipelajari sebelum mencarinya dalam kamus.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2001. Semantik. Bandung: Sinar Baru Algasindo.

Amirin, Tatang M. 2000. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif bidang Filsafat. Yogyakarta:Paradigma. Mardalis. 1995. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara. Moriyama, Tae. 2001. Petunjuk Praktis Memahami Tanda Berhuruf Kanji. Bagian 1.

Jakarta: Kesaint Blanc.

Muliadi, Yuddi Adrian. 1998. Memahami Huruf Kanji Melalui Bushunya. (Karya Ilmiah). Medan: Fakultas Sastra USU.

Pattinasari, Sally. 1996. Dasar-Dasar Semiotik. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

S, Nandi. 2000. Pemahaman Makna Kanji Secara Praktis Berdasarkan Karakter Dasar (Bushu). (Laporan Penelitian). Medan: Lembaga Penelitian USU.

---. 2003. Strategi Belajar dan Mengingat Kanji. (Laporan Penelitian). Medan: Fakultas Sastra USU.

Sudjianto, dan Ahmad Dahidi. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.


(6)

Suryohadiprojo, Sayidiman. 1982. Manusia dan Masyarakat Jepang dalam Perjoangan Hidup. Jakarta: UI Press dan Pustaka Bradjaguna.

Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-Dasar Linguistuk Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama Press (UHP).

Situmorang, Hamzon. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Medan: USU Press. Syahwani, Rini. 2006. Interpretasi Makna Simbolik pada Kanji Berbushu Kusakanmuri.

(Skripsi). Medan: Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Yudi Cahyono, Bambang. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga Press. Yoshiaki, Takebe. 1989. Kanji no Oshiekata. Tokyo: PT. Aruku.