tahun, sedangkan return saham tidak meningkat setiap tahunnya. AKI memiliki hubungan yang negatif terhadap return saham karena semakin rendah nilai rata-rata AKI
maka return saham akan semakin meningkat. DPR juga memiliki hubungan yang tidak terpola terhadap return saham karena rata-rata DPR teringgi pada tahun 2008 sedangkan
return tertinggi pada tahun 2009, dan DPR terendah pada tahun 2007 sedangkan return terendah pada tahun 2008.
Statistik deskriptif diatas belum mampu memberikan gambaran yang jelas sehingga diperlukan pengujian lebih lanjut. Hal ini sesuai dengan dengan tujuan statistik
deskriptif yang hanya memberikan gambaran awal terhadap penelitian yang akan dilakukan.
5.3. Hasil Pengujian Normalitas Model Pertama
Pengujian normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual yang diperoleh dari model mengikuti distribusi normal atau tidak. Hasil pengujian
menunjukkan residual berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik normal PP Plot pada Gambar 5.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1. Normal PP Plot Residual Model Pertama
Dari Gambar 5.1. dapat dilihat titik-titik berada di sekitar garis diagonal. Titik- titik yang menyebar disekitar garis diagonal menujukkan residual berdisribusi normal.
Uji normalitas juga dapat dilihat dengan menggunakan uji one-sample Kolmogorov- Smirnov seperti pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Hasil Pengujian Normalitas Model Pertama dengan Uji
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 81
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .50470195
Most Extreme Differences Absolute
.086 Positive
.053 Negative
-.086 Kolmogorov-Smirnov Z
.770 Asymp. Sig. 2-tailed
.593 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 5.2. dapat dilihat nilai signifikansi sebesar 0,593 α
0,05
. Dengan demikian dapat disimpulkan H
5.4 Hasil Pengujian Multikolinieritas Model Pertama
diterima, tidak ada perbedaan distribusi residual dengan distribusi normal, atau dapat dikatakan residual berdistribusi normal.
Hasil uji asumsi multikolinieritas menunjukkan di dalam model tidak terjadi multikolinieritas. Hal ini dapat dilihat dari matriks korelasi antar variabel bebas pada
Tabel 5.3. berikut:
Tabel 5.3. Matriks Korelasi antar Variabel Bebas
Coefficient Correlations
a
Model DPR
AKP AKI
AKO 1
Correlations DPR
1.000 -.026
.104 -.085
AKP -.026
1.000 .643
.919 AKI
.104 .643
1.000 .660
AKO -.085
.919 .660
1.000 Covariances
DPR .031
-4.403E-6 1.659E-5
-1.149E-5 AKP
-4.403E-6 9.285E-7
5.576E-7 6.798E-7
AKI 1.659E-5
5.576E-7 8.102E-7
4.561E-7 AKO
-1.149E-5 6.798E-7
4.561E-7 5.887E-7
a. Dependent Variable: Return_Saham
Dari hasil analisis dapat dilihat korelasi antara variabel bebas di bawah 95,
maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas yang serius Ghozali, 2009. Cara lain untuk menentukan adanya multikolinearitas juga dapat diketahui dengan melihat
nilai VIF dan nilai tolerance yang diperoleh. Dari hasil pengujian diperoleh nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10 sehingga
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolenearitas. Nilai VIF dan nilai tolerance untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 5.4. berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Tabel Variance Inflation Factor VIF
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant .173
.101 1.717
.090 AKO
-.001 .001
-.466 -1.601
.113 .141
7.106 AKI
-.002 .001
-.352 -2.350
.021 .533
1.875 AKP
-.002 .001
-.602 -2.136
.036 .151
6.641 DPR
-.084 .177
-.054 -.476
.635 .936
1.068 a. Dependent Variable: Return_Saham
5.5 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Model Pertama