Kapasitas Mesin Pencacah Persentase Daun Terpotong

4.5.4 Persentase Pengurangan tinggi dan Pertambahan Panjang Pelepah

Persentase pengurangan tinggi Tabel 4.5 dan persentase pertambahan panjang pelepah Tabel 4.6 berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan dan interaksi kecepatan putar pada semua unit mesin pencacah daun dan pengempa pelepah sawit tidak memberikan pengaruh yang nyata pada persentase pengurangan tinggi pelepah sawit. Gambar pelepah yang sebelum dikempa dan sesudah dikempa dapat dilihat pada Gambar 4.9. Hal ini diduga karena sudah ditetapkankannya clearence antar roll pengempa sehingga pemberian perlakuan kecepatan putar tidak berpengaruh terhadap persentase pengurangan tinggi dan persentase pertambahan panjang pelepah sawit. Hasil statistik secara lengkap terdapat pada Lampiran 7. Tabel 4.5 Persentase pengurangan tinggi pelepah pada berbagai kecepatan putar masing-masing unit mesin pencacah daun dan pengempa pelepah sawit Kecepatan unit pengempa rpm Kecepatan unit penggunting rpm Kecepatan unit pencacah rpm 1600 1200 800 70 480 22.43 22.32 15.41 640 15.65 21.13 18.74 800 17.47 18.33 16.99 90 480 21.55 17.61 20.37 640 17.02 26.30 17.10 800 17.43 15.32 21.75 110 480 17.57 15.75 22.19 640 18.18 19.26 19.37 800 17.82 21.12 19.68 Tabel 4.6 Persentase pertambahan lebar pelepah pada berbagai kecepatan putar masing-masing unit mesin pencacah daun dan pengempa pelepah sawit Kecepatan unit pengempa rpm Kecepatan unit penggunting rpm Kecepatan unit pencacah rpm 1600 1200 800 70 480 23.87 28.50 23.21 640 31.90 29.18 30.91 800 31.64 36.85 26.07 90 480 35.76 41.37 38.01 640 35.69 40.82 45.06 800 45.49 35.06 50.28 110 480 51.53 42.56 35.84 640 41.20 46.79 43.13 800 44.24 34.22 36.86 4.5.5 Panjang dan Lebar Cacahan daun Sawit Hasil analisis statistik Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa perlakuan dan interaksi kecepatan putar pada semua unit mesin pencacah daun dan pengempa pelepah sawit tidak memberikan pengaruh yang nyata pada panjang dan lebar hasil cacahan daun sawit. Hal ini disebabkan oleh kecepatan putar pada semua perlakuan sudah mendekati kecepatan metode pemotongan yang terbaik dengan metode impact cutting 20 – 40 ms untuk menghasilkan potongan yang terbaik Persson 1987. Hasil statistik secara lengkap terdapat pada Lampiran 7. Hasil cacahan daun sawit Gambar 4.10 melalui mesin pencacah memiliki panjang dan lebar masing-masing adalah 2.53±0.13 cm, 3.30±0.13 mm. Hasil dimensi cacahan tersebut telah memenuhi syarat sebagai bahan utama dalam proses pembuatan kompos. Pada saat ini menurut Hassan et al. 2001, daun sawit hasil sampingan dari proses pemanenan sawit hanya di tumpuk pada gawangan mati dan ditunggu menjadi kompos. Selanjutnya Zahari et al. 2003 dan Izzudin 2008 juga menyebutkan bahwa daun sawit dapat dijadikan sebagai pakan tambahan pada sapi potong dan sapi perah. Adanya alat ini diharapkan dapat mempercepat proses pengomposan daun sawit sehingga dapat mensubsitusi kebutuhan pupuk anorganik. Manfaat lainnya adalah dapat menyediakan sumber pakan yang telah terolah untuk sapi potong dan sapi perah. Tabel 4.7 Panjang cacahan daun sawit pada berbagai kecepatan putar masing- masing unit mesin pencacah daun dan pengempa pelepah sawit cm Kecepatan unit pengempa rpm Kecepatan unit penggunting rpm Kecepatan unit pencacah rpm 1600 1200 800 70 480 2.58 2.58 2.42 640 2.56 2.44 2.58 800 2.53 2.36 2.49 90 480 2.47 2.63 2.52 640 2.78 2.69 2.74 800 2.69 2.65 2.48 110 480 2.37 2.50 2.34 640 2.33 2.39 2.66 800 2.59 2.42 2.42 Gambar 4.9 Penampang pelepah sebelum dan sesudah dikempa Tabel 4.8 Lebar cacahan daun sawit pada berbagai kecepatan putar masing- masing unit mesin pencacah daun dan pengempa pelepah sawit mm Kecepatan unit pengempa rpm Kecepatan unit penggunting rpm Kecepatan unit pencacah rpm 1600 1200 800 70 480 3.45 3.22 3.29 640 3.35 3.09 3.41 800 3.26 3.40 3.21 90 480 3.25 3.39 3.20 640 3.24 3.53 3.20 800 3.45 3.47 3.19 110 480 3.46 3.42 3.14 640 3.20 3.33 3.07 800 3.42 3.26 3.26

4.5.6 Kondisi Operasi Mesin Optimum

Kondisi operasi mesin optimum ditentukan berdasarkan faktor kapasitas mesin yang tinggi, jumlah daun terpotong yang tinggi, pengurangan tinggi pelepah yang besar, pertambahan lebar pelepah yang besar, panjang daun cacahan yang terpendek dan lebar daun cacahan yang terpendek. Kapasitas mesin memiliki faktor pembobot lebih besar dari semua faktor dan diberi skor 0.33. Jumlah daun terpotong memiliki faktor pembobot kedua terbesar dan diberi skor 0.27. Persentase pertambahan lebar memiliki faktor pembobot ketiga terbesar dan diberi skor 0.2. Panjang cacahan memiliki faktor pembobot keempat terbesar dan diberi skor 0.13. Persentase pengurangan tinggi memiliki faktor pembobot kelima terbesar dan diberi skor 0.07. Lebar cacahan daun memiliki faktor pembobot terkecil dan diberi skor 0.00. Tabel penentuan pembobotan dengan digital logic ini disarankan oleh Dieter 1987 dan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 61. Keseluruahan data faktor penentuan kondisi operasi optimum dihitung setelah mendapatkan skor faktor pembobot. Hasil perhitungan data dan skor disebut dengan nilai indeks terbobot. Nilai indeks terbobot terbesar dari kombinasi perlakukan akan dijadikan sebagai kondisi operasi optimum dari mesin pengempa pelepah dan pencacah daun sawit. Nilai indeks terbobot terkecil bernilai 80.52 dengan kombinasi perlakukan kecepatan putar unit pengempa, unit penggunting dan unit pencacah masing-masing adalah 70 rpm, 480 rpm, 800 rpm. Gambar 4.10 Sampel cacahan daun sawit