Kandungan Zat Hara Hasil Proses Pengomposan

Penggunaan pupuk kompos dengan metode bokashi dari daun sawit berdasarkan kandungannya dapat mensubsitusi 44.9 penggunaan pupuk urea. Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 62. Limbah pelepah sawit yang dihasilkan sebanyak 18 pelepah setiap tahun dapat dikelola untuk menghasilkan 414 g Npohon sawit setiap tahun. Subsitusi ini dapat menjadi nilai tambah pada pengelolaan perkebunan kelapa sawit berbasis ramah lingkungan.

3.4 Simpulan

Daun sawit merupakan limbah padat perkebunan yang potensial guna dikonversi menjadi pupuk organik melalui proses pengomposan. Proses pengomposan dengan komposisi bokashi dianggap lebih baik dari komposisi lainnya berdasarkan pertimbangan pengurangan massa dan kadungan N, P, K dan rasio CN. Selain itu, dimensi cacah daun sawit berukuran lebih kecil lebih direkomendasikan terkait dengan kemampuan mikroorganisme yang lebih baik dalam mengurai bahan organik yang berukuran lebih kecil. Kombinasi proses pengomposan dengan komposisi kompos bokashi dengan ukuran cacahan daun sawit 2 cm dengan durasi pengomposan 10 minggu, direkomendasikan sebagai kombinasi kondisi proses pengomposan yang optimal untuk daun sawit. Durasi Pengomposan 10 minggu Durasi Pengomposan 20 minggu a b c Gambar 3.4 Pupuk kompos berbahan dasar daun sawit a vermikompos b bokashi c natural 4 Desain Mesin Pencacah Daun Dan Pengempa Pelepah Sawit

4.1 Pendahuluan

Karakteristik fisik mekanik dari limbah pelepah sawit digunakan untuk mendesain mesin penanganan limbah pelepah sawit. Mesin tersebut diharapkan mampu menjadikan pelepah sawit sebagai mulsa dan daun sawit sebagai pupuk kompos. Pelepah sawit yang dijadikan mulsa dilakukan proses perusakan struktur jaringannya terlebih dahulu untuk mempercepat proses dekomposisi. Daun sawit dilakukan proses pencacahan untuk memperkecil ukuran sehingga proses pengomposan dapat berlangsung lebih cepat. Sifat fisik pelepah dan daun sawit digunakan untuk menentukan batasan dimensi mesin yang akan dirancang. Menurut Intara et al. 2005, pengetahuan akan karakteristik fisik dan mekanik pelepah sawit sangat diperlukan dalam menganalisis mekanisme pada mesin penanganan pelepah sawit. Karakteristik mekanik pelepah dan daun sawit digunakan dalam menentukan kekuatan bahan dan jenis bahan yang akan digunakan dalam merancang mesin. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan menguji mesin pengempa pelepah dan pencacah daun sawit.

4.2 Bahan dan Metode Penelitian

4.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian perancangan dan pengujian mesin dilaksanakan di CV Daud Teknik Maju, Kabupaten Bogor, Jawa barat pada bulan Desember 2014 sampai Desember 2015.

4.2.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah 1 bahan pembuatan mesin dan 2 bahan untuk proses pengujian mesin. Bahan pembuatan mesin terdiri dari besi kanal, besi siku, plat besi, poros S45C, pillow block P205, T211 FBJ, gearbox 1:10, 1:30, motor diesel 10 hp, rantai, pulley, V-belt, baut dan mur. Bahan untuk pengujian mesin adalah pelepah sawit varietas tenera umur 20 tahun yang diperoleh dari perkebunan kelapa sawit AGH Cikabayan IPB dan bahan bakar. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah 1 peralatan perancangan, 2 peralatan pembuatan konstruksi mesin dan 3 peralatan untuk pengujian kinerja mesin. Peralatan untuk perancangan antara lain komputer dan aplikasi CAD. Peralatan pembuatan konstruksi mesin adalah peralatan manufaktur mesin, alat ukur perbengkelan dan peralatan bengkel lainnya. Peralatan untuk pengujian kinerja mesin antara lain tachometer digital DT-2234L, stopwatch, timbangan digital DLE-200 dan jangka sorong digital Nankai ±0.02.

4.2.3 Analisis Data

Pengujian mesin dilakukan untuk memperoleh data berupa kinerja dari mesin pencacah daun dan pengempa pelepah sawit. Pengujian juga dilakukan untuk menentukan kecepatan putar dari masing-masing unit yang optimum terhadap parameter yang diamati. Kecepatan putar yang optimum didapatkan dengan memberikan perlakuan pada masing-masing unit. Unit penggunting diberikan perlakuan kecepatan putar 480, 640, 800 rpm. Unit pencacah diberikan perlakuan kecepatan putar 800, 1200, 1600 rpm. Unit pengempa diberikan perlakuan kecepatan putar 70, 90, 110 rpm. Data yang diperoleh selanjutnya di analisis menggunakan statistik dengan racangan acak lengkap dengan tiga faktor perlakuan dan masing-masing perlakuan di ulang tiga kali. Parameter yang diamati selama uji kinerja mesin adalah : 1. Kapasitas mesin, kapasitas mesin diperoleh dengan cara mengoperasikan mesin hasil rancangan. Kapasitas mesin merupakan hasil dari ketiga unit mesin yang bekerja secara terintegrasi. Kapasitas mesin dihitung menggunakan Persamaan 1. t J KM P  1 2. Persentase daun yang terpotong, persentase daun yang terpotong diperoleh dengan cara membandingkan jumlah daun sebelum dilakukan proses pengguntingan dengan mesin dengan sesudah melewati mesin unit penggunting. Persentase daun yang terpotong dihitung menggunakan Persamaan 2. 100   aw k a t D D D 2 3. Persentase pengurangan atau pertambahan dimensi pelepah, persentase pengurangan atau pertambahan dimensi pelepah diperoleh dengan cara membandingkan dimensi pelepah sebelum dilakukan proses pengempaan dengan mesin dengan sesudah melewati mesin unit pengempa. Persentase pengurangan atau pertambahan dimensi pelepah dihitung menggunakan Persamaan 3-4. 100    aw aw ak t L L L L 3 100    aw ak aw k T T T T 4 4. Dimensi cacahan daun sawit, dimensi cacahan daun sawit diperoleh dengan mengambil hasil cacahan daun sawit dari unit pencacah. Sampel yang digunakan untuk mengukur dimensi cacahan adalah sebanyak 20 sample. Dimensi cacahan daun sawit dihitung menggunakan Persamaan 5-6. 20    dc dc P P 5 20    dc dc L L 6 Kriteria pemilihan perlakuan atau kombinasi kecepatan komponen mesin yang terbaik dilakukan dengan menggunakan metode yang disarankan oleh Dieter 1987. Tahapan pemilihan kriteria metode indeks kinerja dengan pembobotan yang disarankan oleh Dieter 1987 adalah : 1. Menentuakan bobot dari setiap faktor yang menjadi kriteria 2. Menentukan indeks kinerja setiap kombinasi perlakuan 3. Menghitung indeks kinerja setiap kombinasi perlakuan dengan pembobot