Payback Period Bahan dan Metode Penelitian

perkebunan, transportasi limbah dari lahan ke unit pengolahan, kegiatan pencacahan daun dan pengempaan pelepah sawit, pencampuran dan pengadukan, penyusunan bahan dan biaya pengadukan kompos. Penerimaan yang diperoleh dari unit pengelolaan pelepah sawit merupakan hasil perkalian produksi kompos dengan harga kompos per kg. Harga kompos per kg sebesar Rp 1,000 dengan produksi kompos setiap tahunnya 2,877,633.2 kg. Penerimaan tersebut diperoleh mulai tahun tiga dengan asumsi tanaman sawit baru produktif pada tahun ketiga. Usia tanaman 21 tahun, pelepah sudah tidak dikelola lagi menjadi kompos karena akan memasuki masa replanting. Pelepah sawit diasumsikan hanya dapat diperoleh ketika panen buah sawit dilakukan. Penyusunan cash flow dilakukan selama 21 tahun mengikuti usia tanaman sawit. Model skenario pertama dan kedua tidak berbeda dalam besaran nilai penerimaan. Berdasarkan produksi kompos dengan harga jual sebesar Rp 1,000, maka diperoleh penerimaan sebesar Rp 2,877,633,163. 5.5.3 Luasan Lahan Pengelolaan Pelepah sawit Analisis luasan tempat pengomposan perlu dilakukan untuk mendapatkan kebutuhan minimal luas lahan untuk bangunan pengelolaan pelepah sawit. Luasan lahan yang harus disediakan untuk proses pengomposan diperuntukkan sebagai gudang penyimpanan pelepah, tempat pencacahan daun dan pengempaan pelepah, gudang simpan mulsa pelepah, gudang simpan cacahan, lapangan untuk pencampuran bahan, lapangan untuk fermentasi, gudang bahan baku dan gudang kompos Gambar 5.1. Kebutuhan tempat dan total luasan yang dibutuhkan disajikan pada Tabel 5.1 untuk skenario pertama dan Tabel 5.2 untuk skenario kedua. Gudang penyimpanan pelepah sawit digunakan sebagai tempat penumpukan pelepah sawit dari lapangan. Diharapkan tidak terjadi penumpukan pelepah di gudang ini karena kapasitas mesin pencacah dan pengempa pelepah sawit sudah disediakan lebih besar dari pada potensi pelepah sawit maksimum harian 781 pelepah. Luas lahan yang dibutuhkan untuk gudang penyimpanan tergantung dari potensi maksimal pelepah yang datang ke gudang penyimpanan pada satu hari kerja. Potensi maksimal harian ini diambil agar gudang dapat menampung pelepah secara maksimal di gudang penyimpanan ketika potensi pelepah tinggi. Berdasarkan persamaan pada Lampiran 22 maka gudang penyimpanan yang dibutuhakan adalah seluas 30.74 m 2 untuk skenario pertama. Untuk skenario kedua kebutuhan gudang penyimpanan untuk dua tempat pengelolaan adalah masing-masing 30.74 m 2 dan 24.06 m 2 . Luas gudang yang sama besar pada skenario pertama dengan luas gudang skenario kedua tempat pengelolaan A disebabkan oleh potensi harian pelepah maksimal harian yang juga sama yaitu 781 pelepah. Pada tempat pengelolaan B pada skenario kedua potensi maksimal pelepah adalah 585 pelepah sehingga membutuhkan luasan gudang 24.06 m 2 .