Pengaruh Kepercayaan Dan Ikatan Sosial Terhadap Loyalitas Pelanggan Kartu Simpati Pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fisip USU
SKRIPSI
PENGARUH KEPERCAYAAN DAN IKATAN SOSIAL TERHADAP
LOYALITAS PELANGGAN KARTU SIMPATI PADA MAHASISWA
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU
OLEH :
SELLY ISABELLA
090521052
PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN
DEPERTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
ABSTRAK
Pengaruh Kepercayaan dan Ikatan Sosial Terhadap Loyalitas Pelanggan Kartu
simPATI Pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Kartu simPATI merupakan kartu prabayar yang diterbitkan oleh Telkomsel yang
susah dikenal oleh masyarakat serta jaringannya terluas di Indonesia. Kepercayaan konsumen
dan ikatan sosial yang sudah terbentuk di benak masyarakat karena simPATI memiliki
keunggulan yang sangat sulit disaingi oleh kartu provider lain. Hal ini dikarenakan simpati
merupakan kartu sellular yang pertama x diluncurkan di Indonesia, sehingga produk simPATI
lebih dikenal luas oleh pengguna kartu sellular di Indonesia. Keunggulan yang dimilikinya ini
akan mendorong masyarakat untuk melakukan pembelian ulang.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepercayaan dan ikatan sosial
terhadap loyalitas pelanggan kartu simPATI pada mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Pengumpulan data primer
dilakukan dengan menggunakan kuesioner populasi dalam penelitian pada mahasiswa
Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriftif kuantitatif dengan pengujian hipotesis
menggunakan analisis regresi linear berganda hipotesis. Metode penelitian ini menggunakan
metode accidental sampling dengan jumlah sampel 138 orang mahasiswa Departemen Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Hasil penelitian ini secara serempak (simultan) menunjukkan bahwa ikatan sosial
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan Kartu simPATI pada
mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU,
sedangkan kepercayaan berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Loyalitas
Pelanggan Kartu simPATI pada mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik USU.Terdapat Hubungan yang erat antara kepercayaan dan ikatan
sosial terhadap loyalitas pelanggan kartu simPATI pada mahasiswa Departemen Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU. Variabel yang dominan dalam
mempengaruhi loyalitas pelanggan kartu simPATI pada Mahasiswa Departemen Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU adalah variabel ikatan sosial antara
pelanggan dengan perusahaan.
(3)
Abstract
Influence Of Trust And Social Tie Of Simpati Card Customer Loyalty On The
Student Department Of Comminication Sciences and Social Sciences
Faculty Of Political Sciences University Of North Sumatra
SimPATI card is a prepaid card issued by Telkomsel is difficult to be recognized by
people as well as the widest network in Indonesia. Consumer trust and social bonds that had
formed in the minds of people because simPATI has the advantage of a very difficult card
rivaled by other providers. This is because sympathy is the first x cellular card was launched
in Indonesia, so the product simPATI more widely recognized by the cellular card users in
Indonesia. This has the advantage that would encourage people to make repeat purchases
This study aims to analyzes belief influence and social load towards Simpati card
customer loyalty in social science faculty communication science direction student university
and north sumatra university politics. Primary data collection is done by using a questionnaire
on student population at the department of communication science and social sciences faculty
of political science University Of North Sumatra. This research uses descriptive quantitative
research to test hypotheses using multiple linear regression analysis of the hypothesis.This
method of using accidental sampling method with a sample of 138 student department of
communication science and social sciences faculty of political science University Of North
Sumatra.
The results of this study simultaneously (simultaneous) that social tie positively and
significant towards Simpati card customer loyalty in social science faculty communication
science direction student university and politics USU. while, influential belief positively and
not significant towards Simpati card customer loyalty in social science faculty
communication science direction student university and politics usu. found tight connection
between belief and social tie towards Simpati card customer loyalty in social science faculty
communication science direction student university and politics usu. Variable dominantest in
influence Simpati card customer loyalty in this study at the department of communication
science and social sciences faculty of political science University Of North Sumatra is the
variable of sosial ties between companies and customers.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat,
karunianya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh
kepercayaan dan Ikatan Sosial Terhadap Loyalitas Pelanggan Kartu simPATI Pada
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari
berbagai pihak selama penulis menyampaikan terima kasih pada kesempatan ini Kepada
Kedua Orang Tua saya terkasih bapak Dr.Mimpin Ginting,MSi dan ibu Nelly Surbakti,
BA.
Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan yaitu kepada :
1.
Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
2.
Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE.,ME, selaku ketua Departemen S1 Manajemen
3.
Ibu Dra. Marhayanie MSi., selaku sekretariat Departemen Manajemen
4.
Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi selaku ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Sebagai Dosen Pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan dalam
menyusun skripsi ini.
5.
Ibu Dr. Yeni Absah, SE, MSi., MSi. Selaku Pembaca Penilai yang telah memberikan
saran dan dorongan demi kesempurnaan skripsi ini.
6.
Suami saya tersayang Edward Helvin Sembiring Depari, ST yang telah memberikan
doa dan dorongan dalam menyusun skripsi ini.
7.
Kedua adik-adik saya Andre Pasca Pratama Ginting dan Regi Ananta Putra Ginting,
yang telah memberikan semangat dalam menyusun skripsi ini.
(5)
8.
Kepada kakak-kakak saya di jurusan kak Nur dan kak Vina, Terima kasih atas
bantuan dan dukungannya selama ini.
9.
Untuk teman-teman S1 Manajemen Ekstensi Maya, Ayu, Annisa, Denov, Prayogi,
serta seluruh anak Manajemen Ekstensi stambuk 2009 lainnya dan kepada
sahabat-sahabat saya terkasih Devi, Poppy, Jean, Juni, Elys, Terima kasih atas bantuan, doa
serta dukungannya selama ini.
10. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi yang dibuat ini masih kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam pencapaian kesempurnaan
skripsi ini pada masa yang akan datang.
Penulis,
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……… i
ABSTRACT ………. ii
KATA PENGANTAR ………... iii
DAFTAR ISI ……… v
DAFTAR TABEL ……….. vi
DAFTAR GAMBAR ………. vii
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
1.1 Latar Belakang ……… 1
1.2 Rumusan Masalah ………... 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ………. 8
1. Tujuan Penelitian ……….. 8
2. Manfaat Penelitian ……….. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 10
2.1 Kepercayaan ……… 10
2.2 Ikatan Sosial ……… 13
2.3 Loyalitas Pelanggan ……… 22
2.4 Penelitian Terdahulu ………... 28
2.5 Kerangka Konseptual ………. 28
2.6 Hipotesis ……….... 30
BAB III METODE PENELITIAN ………. 31
3.1
Jenis Penelitian ……… 31
3.2
Tempat dan Waktu Penelitian ………... 31
3.3
Batasan Operasional ………... 31
3.4
Defenisi Operasional ………... 32
3.5
Skala Pengukuran Variabel ………... 34
3.6
Populasi san Sampel Penelitian ……….. 35
3.7
Metode Pengumpulan Data ………. 37
3.8
Uji Validitas dan Reliabilitas ……….. 38
3.9
Teknik Analisis ………. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 43
4.1
Profil Kartu simPATI ………..… 43
4.2
Uji Validitas dan Reliabilitas ………. 47
1. Uji Validitas ………. 47
2. Uji Reliabilitas ………. 49
4.3
Deskripsi Responden ……… 50
4.4
Deskripsi Variabel ……… 54
4.5
Uji Asumsi Klasik ………. 58
4.6
Analisis Regresi Linier Berganda ……… 64
4.7
Pembahasan ……… 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 72
DAFTAR PUSTAKA ………. 74
(7)
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Judul
Halaman
1.1
Jumlah Market Share Telkomsel per akhir Juni 2009 ... 5
1.2
Jumlah Market Share Indosat per akhir 2008 ... 6
3.4
Definisi Operasional Variabel ………..….. 34
3.5
Skor Pernyataan ... 35
4.1
Metode Roaming dan Fasilitas Layanan Roaming yang dapat
Dinikmati Oleh Pelanggan kartu simPATI dan AS posisi akhir
September 2011 ... 48
4.2
Uji Validitas ... 49
4.3
Uji Validitas ... 50
4.4
Uji Reliabilitas ... 51
4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51
4.6
Karakteristik Sampel Berdasarkan Stambuk ... 52
4.7
Lama Menggunakan Kartu Simpati ... 53
4.8
Frekwensi Jawaban Responden Variabel Kepercayaan ... 54
4.9
Frekwensi Jawaban Responden Variabel Ikatan Sosial ... 55
4.10
Frekwensi Jawaban Responden Variabel Loyalitas Pelanggan.... 56
4.11
One-Sample Kolmogorf-Smirnov Test ... 61
4.12
Hasil Uji Glejser ... 63
4.13
Coefficients ... 64
4.14
Model Summary ... 64
4.15
Hubungan Antar Variabel ... 65
4.16
Tabel ANOVA ... 66
(8)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Judul
Halaman
2.1.2
Faktor yang Mendorong Terjadinya Ikatan Sosial …………. 19
2.1.3
Loyalitas Pelanggan Berdasarkan Sikap dan Perilaku
Pembelian Ulang ……….. 27
2.2
Kerangkan Konseptual ……….... 30
4.1
Profil Kartu simPATI ……….. 43
4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……….. 51
4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ……….. 52
4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menggunakan
Kartu simPATI ……….. 53
4.5
Uji Normalitas dengan Pendekatan Histogram ……….… 59
4.6
Uji Normalitas dengan Pendekatan Grafik ……….... 60
(9)
ABSTRAK
Pengaruh Kepercayaan dan Ikatan Sosial Terhadap Loyalitas Pelanggan Kartu
simPATI Pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Kartu simPATI merupakan kartu prabayar yang diterbitkan oleh Telkomsel yang
susah dikenal oleh masyarakat serta jaringannya terluas di Indonesia. Kepercayaan konsumen
dan ikatan sosial yang sudah terbentuk di benak masyarakat karena simPATI memiliki
keunggulan yang sangat sulit disaingi oleh kartu provider lain. Hal ini dikarenakan simpati
merupakan kartu sellular yang pertama x diluncurkan di Indonesia, sehingga produk simPATI
lebih dikenal luas oleh pengguna kartu sellular di Indonesia. Keunggulan yang dimilikinya ini
akan mendorong masyarakat untuk melakukan pembelian ulang.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepercayaan dan ikatan sosial
terhadap loyalitas pelanggan kartu simPATI pada mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Pengumpulan data primer
dilakukan dengan menggunakan kuesioner populasi dalam penelitian pada mahasiswa
Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriftif kuantitatif dengan pengujian hipotesis
menggunakan analisis regresi linear berganda hipotesis. Metode penelitian ini menggunakan
metode accidental sampling dengan jumlah sampel 138 orang mahasiswa Departemen Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Hasil penelitian ini secara serempak (simultan) menunjukkan bahwa ikatan sosial
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan Kartu simPATI pada
mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU,
sedangkan kepercayaan berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Loyalitas
Pelanggan Kartu simPATI pada mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik USU.Terdapat Hubungan yang erat antara kepercayaan dan ikatan
sosial terhadap loyalitas pelanggan kartu simPATI pada mahasiswa Departemen Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU. Variabel yang dominan dalam
mempengaruhi loyalitas pelanggan kartu simPATI pada Mahasiswa Departemen Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU adalah variabel ikatan sosial antara
pelanggan dengan perusahaan.
(10)
Abstract
Influence Of Trust And Social Tie Of Simpati Card Customer Loyalty On The
Student Department Of Comminication Sciences and Social Sciences
Faculty Of Political Sciences University Of North Sumatra
SimPATI card is a prepaid card issued by Telkomsel is difficult to be recognized by
people as well as the widest network in Indonesia. Consumer trust and social bonds that had
formed in the minds of people because simPATI has the advantage of a very difficult card
rivaled by other providers. This is because sympathy is the first x cellular card was launched
in Indonesia, so the product simPATI more widely recognized by the cellular card users in
Indonesia. This has the advantage that would encourage people to make repeat purchases
This study aims to analyzes belief influence and social load towards Simpati card
customer loyalty in social science faculty communication science direction student university
and north sumatra university politics. Primary data collection is done by using a questionnaire
on student population at the department of communication science and social sciences faculty
of political science University Of North Sumatra. This research uses descriptive quantitative
research to test hypotheses using multiple linear regression analysis of the hypothesis.This
method of using accidental sampling method with a sample of 138 student department of
communication science and social sciences faculty of political science University Of North
Sumatra.
The results of this study simultaneously (simultaneous) that social tie positively and
significant towards Simpati card customer loyalty in social science faculty communication
science direction student university and politics USU. while, influential belief positively and
not significant towards Simpati card customer loyalty in social science faculty
communication science direction student university and politics usu. found tight connection
between belief and social tie towards Simpati card customer loyalty in social science faculty
communication science direction student university and politics usu. Variable dominantest in
influence Simpati card customer loyalty in this study at the department of communication
science and social sciences faculty of political science University Of North Sumatra is the
variable of sosial ties between companies and customers.
(11)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dunia industri di Indonesia telah berkembang dengan pesat, hal ini menyebabkan
kondisi persaingan dunia bisnis dewasa ini semakin hari bertambah ketat. Setiap perusahaan
dituntut berupaya menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan dalam
menghadapi semakin banyak munculnya pemain baru (pesaing) yang bergerak dalam industri
yang sama. Semakin banyaknya industri yang bermunculan sebagai akibat dari adanya
tingkat kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan bervariatif. Sebagai dampak dari
banyak bermunculannya industri yang ada maka perusahaan sangat membutuhkan pelanggan
yang loyal untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Industri telekomunikasi adalah salah satu industri bisnis yang paling kompetitif dan
berkembang pesat. Operator selular yang ada di Indonesia sekarang ini, antara lain
Telkomsel, Indosat, Excelcomindo Pratama, Telkom, Natrindo Telepon Seluler, Hutchison
CP Telecomunications Indonesia, Mobile-8 Telecom, Smart Telecom, Bakrie Telecom, dan
Sampoerna Telekomunikasi Indonesia. Dengan adanya berbagai operator selular, maka
berdampak pula pada ketatnya persaingan untuk mendapatkan konsumen karena tujuan dari
sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan, terus tumbuh dan tetap
survive
.
Aktivitas kompetitif yang dilakukan oleh perusahaan biasanya adalah menetapkan
harga secara agresif untuk menghadapi persaingan dengan menurunkan harga yang bertujuan
untuk meningkatkan daya tarik produk. Dalam persaingan bisnis GSM
(Global System for
Mobile Telecomunications)
, saat ini para operator selular begitu gencar melakukan promosi
untuk mendapatkan pelanggan baru. Harga kartu perdana
(starter pack)
semakin murah, di
mana harga jualnya di bawah nilai pulsa yang ada di dalamnya untuk menarik pelanggan
(12)
baru. Logikanya, mereka hanya berhasil menjual kartu perdana saja bukan berarti menambah
pelanggan baru, karena yang terjadi saat ini banyak dari para pelanggan baru tersebut
membuang kartu-kartu perdana ketika masa aktifnya habis, karena mengisi ulang pulsa
dirasakan akan lebih mengeluarkan banyak uang dibanding dengan membeli kartu perdana
baru.
Kondisi ini jelas menimbulkan perang harga yang sebenarnya cenderung merugikan
jangka panjang.
Kompetisi dengan peranan sentral adalah harga, ternyata tidak
menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang, maka semakin pentingnya perusahaan
untuk mengembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan berlandaskan pada kompetisi
non harga. Salah satu jalan untuk meraih keunggulan kompetisi berkelanjutan adalah dengan
membentuk kepercayaan dan ikatan sosial yang baik di mata konsumen.
Perusahaan sudah seharusnya menyadari arti penting kepercayaan konsumen dan
ikatan sosial yang terbentuk sebagai keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan
bisnis. Perusahaan perlu membangun, mengelola, dan memelihara kepercayaan konsumen
dan muatan sosial seiring dengan semakin ketatnya persaingan bisnis dalam kategori produk
tertentu. Oleh karena itu, dalam usaha memenangkan persaingan bisnis pada era teknologi
yang sangat berkembang ini, kualitas produk bukan lagi menjadi aspek yang dapat
dibanggakan, karena setiap pelaku bisnis pasti dapat membuat produk dengan kualitas yang
sangat tinggi. Kualitas sudah merupakan standart yang dengan mudah dan cepat dapat
dimiliki oleh setiap pelaku bisnis. Kepercayaan dan ikatan sosial yang baik yang telah
terekam dalam benak konsumen merupakan hal yang sulit untuk ditiru karena kedua hal ini
akan mendorong terjadinya pembelian ulang.
Membangun kepercayaan konsumen dan ikatan sosial perusahaan telah dilakukan
oleh Telkomsel sejak didirikan. Hal ini dibuktikan dengan inovasi yang telah dilakukan oleh
Telkomsel untuk selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen. Inovasi tersebut berupa
(13)
selalu melakukan inovasi terhadap produk Telkomsel serta membangun aliansi dengan
perusahan terkenal, seperti
Bridge Mobile Alliance Operator
se Asia Pasific untuk
memperkuat pasar.
Telkomsel adalah operator selular terbesar di Indonesia
September 2009). Sebagai operator seluler terbesar tentu Telkomsel tidak menghendaki para
pelanggannya beralih ke operator lain. Oleh sebab itu, tuntutan untuk selalu menjadi yang
terbaik harus menjadi komitmen organisasi agar para pengguna operator selular masih tetap
setia untuk selalu menggunakan Telkomsel dalam kegiatan komunikasi jarak jauh. Kesetiaan
pelanggan tidak dapat begitu saja diraih, tetapi memerlukan proses panjang untuk
meyakinkan bahwa Telkomsel merupakan operator selular terbaik.
Berbagai jenis produk handphone sekarang ini sangat memudahkan semua orang
untuk menjalin hubungan yang baik berupa ikatan sosial.
suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu
mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya (Bonner,
2004:3) . Untuk memenuhi dan menjalin hubungan yang baik antar perusahaan dan
pelanggan, perusahaan Telkomsel telah menghadirkan pelayanan terbaik 24 jam nonstop.
Telkomsel juga meningkatkan kapasitas dat pada waktu hari-hari besar, seperti Idul Fitri,
Natal dan Tahun Baru.
Hal ini dibuktikan dengan adanya inovasi Telkomsel dengan menghadirkan fitur-fitur
sosial seperti layanan
Google Business Connect
, Yahoo
Koprol, dan Opera Mini & Chat paket untuk pelanggan. Layanan tersebut sangat populer di
kalangan pengguna remaja, yang merupakan pasar terbesar bagi kartu SIM di negara ini.
Telkomsel jg menghadirkan SMS Banking yang merupakan layanan Perbankan yang dapat
diakses melalui fasilitas SMS dengan jangkauan yang memungkinkan nasabah untuk
melakukan transaksi perbankan Tanpa Batas. Layanan ini telah tersedia mulai tanggal 27
(14)
April 2005. Layanan ini memungkinkan pelanggan untuk merasakan pengalaman baru dalam
mengirim dan menerima pesan singkat (SMS) yang terintegrasi dengan jejaring sosial, konten
interaktif gratis, dan media yang kaya dengan kemampuan pesan lebih canggih guna
memberikan pengalaman SMS yang unik dan belum pernah ada bagi para pengguna.
Loyalitas adalah tentang persentase dari orang yang pernah membeli dalam kerangka
waktu tertentu dan melakukan pembelian ulang sejak pembeliannya yang pertama
(Situmorang, 2009:138). Perusahaan perlu untuk menjaga loyalitas ini karena dengan
menjaga loyalitas pelanggan berarti merupakan sebuah usaha untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaaan. Upaya mempertahankan loyalitas pelanggan ini merupakan
upaya strategis yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru.
Untuk membangkitkan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan maka perusahaan perlu
membentuk kepercayaan dan ikatan sosial yang baik di mata konsumen. Pelanggan yang
telah memiliki loyalitas kepada perusahaan cenderung melakukan
transaksi berulang dan mencari apa yang dibutuhkannya kepada perusahaan tersebut.
Telkomsel memiliki tiga jenis produk kartu SIM
(Subscriber Identity Module)
yaitu
KartuHALO, Kartu simPATI, dan Kartu AS. Kartu simPATI adalah kartu salah satu kartu
GSM dengan produk unggulan dari Telkomsel yang
telah dikenal luas oleh konsumen, hal ini
ditunjukkan dari perolehan
market share
yang paling besar dibanding dengan
market share
kartu AS dan kartuHALO.
(15)
Jumlah pelanggan Telkomsel (per akhir Januari 2009) tersebut dapat dilihat pada
Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Jumlah Market Share Kartu Prabayar GSM Telkomsel per akhir Juni 2009
No.
Jenis Produk Kartu SIM
Jumlah Pelanggan (orang)
1.
Kartu Prabayar simPATI
88,32 juta pelanggan
2.
Kartu Prabayar AS
20,3 juta pelanggan
3.
Kartu HALO Pasca Bayar
1,9 juta pelanggan
TOTAL
110,52 juta pelanggan
Sumber:
Berbicara tentang kartu selluler lain sebagai perbandingan dari kartu simPATI, dapat
kita lihat pada kartu selluler Indosat. Indosat didirikan pada tahun
Modal Asing, dan pada tahun 1980 Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang seluruh
sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Hingga sekarang, Indosat menyediakan
layanan seluler, telekomunikasi internasional dan layanan satelit bagi penyelenggara layanan
broadcasting. Selain menyediakan pelayanan kartu GSM, Indosat jg menawarkan pelayanan
kartu CDMA. Indosat mempunyai beragam produk-produk. Contohnya, Mentari, IM3,
Matrix, dan StarOne.
(16)
Dapat ditunjukkan dari perolehan pelanggan Indosat (per akhir 2008) tersebut dapat
dilihat pada Tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2
Jumlah Market Share Indosat per akhir 2009
No
Jenis Produk Kartu SIM
Jumlah Pelanggan (orang)
1.
Kartu Prabayar GSM
96,2 juta pelanggan
2.
Kartu Prabayar CDMA
15,7 juta pelanggan
TOTAL
111,9 juta pelanggan
Sumber:
Perbandingan jumlah market share diatas sudah jelas kita lihat bahwa Indosat lebih
unggul di produk kartu prabayar GSM dibandingkan CDMA. Dengan kata lain pemakaian
produk kartu prabayar GSM simPATI lebih banyak dari produk GSM Indosat pada saat itu.
Masyarakat memilih kartu simPATI karena simPATI
merupakan kartu selular
pertama di Indonesia dan memiliki keunggulan jaringan terluas dan sinyal yang kuat di
Indonesia. simPATI
juga sering melakukan promo untuk keunggulan produk-produknya
(market analisis Telkomsel tahun 2009). Sebagai
market share
pada layanan kartu selular,
simPATI
telah membuktikan popularitasnya dengan menjaring konsumen terbesar di
Indonesia sampai sekarang.
Kartu simPATI terkenal sebagai merek kartu seluler yang diakui memiliki kualitas
dengan patokan harga yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan kartu seluler merek lain.
Dari sini dapat dilihat bahwa simPATI dalam menghadapi kompetisi dengan kompetitornya
tidak dengan menawarkan harga yang lebih murah, namun lebih menjual kualitas dengan
mengedepankan kekuatan merek yang dimilikinya, sehingga memberikan kepercayaan
kepada konsumen. Kartu simPATI selama ini dikenal sebagai salah satu produk
shopping
(17)
goods
yang telah terkenal dan dipercaya masyarakat dari berbagai kalangan (market analisis
Telkomsel 2009).
Kartu simPATI
diproduksi dengan berbagai macam keunggulan yang bertujuan untuk
menaikkan volume penjualan dan untuk mempertahankan pasar yang telah diperolehnya guna
menghadapi perkembangan persaingan antar produsen. Oleh karena itulah kepercayaan
konsumen dan ikatan sosial perusahaan yang baik sangatlah penting untuk meraih pangsa
pasar yang diharapkan oleh perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kepercayaan dan
muatan sosial perusahaan terhadap loyalitas pelanggan kartu prabayar simPATI khususnya
para mahasiswa
.
Hal ini dikarenakan banyaknya kartu selular yang beredar di lingkungan
mahasiswa, permasalahan yang akan dihadapi oleh mahasiswa adalah bagaimana memilih
kartu seluler yang sesuai dengan harapan, mengingat mahasiswa termasuk sebagai konsumen
yang kritis dan sedang mengalami proses pendewasaan mental dan intelektual. Disamping itu
mahasiswa termasuk dalam segmen
smart customer
yang membutuhkan banyak
pertimbangan sebelum melakukan peralihan terhadap suatu produk yang telah digunakan.
Uraian diatas
merupakan ide yang mendasari dilakukannya penelitian dengan judul
”
Pengaruh Kepercayaan dan Ikatan Sosial Terhadap Loyalitas Pelanggan Kartu
simPATI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
”Apakah kepercayaan dan ikatan sosial berpengaruh signifikan secara simultan terhadap
loyalitas pelanggan kartu simPATI pada mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara?”
(18)
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepercayaan dan muatan sosial
terhadap loyalitas pelanggan kartu simPATI pada mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
1.3.2. Manfaat Penelitian
a.
Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai
kepercayaan
(trust
)
dan ikatan sosial terhadap loyalitas pelanggan kartu simPATI
di
Indonesia, sehingga dalam pengembangan layanan kartu selular
dapat dipilih strategi
yang tepat untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan dalam menggunakan kartu
selular sebagai sarana dalam melakukan kegiatan komunikasi jarak jauh.
b.
Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat menerapkan
ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana
berfikir ilmiah dalam bidang manajemen pemasaran.
c.
Bagi Pihak Lain
Sebagai referensi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta
perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan
datang.
(19)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kepercayaan (
Trust
)
2.1.1. Pengertian Kepercayaan (
Trust
)
Kepercayaan
(trust)
merupakan pondasi dari bisnis. Membangun kepercayaan dalam
hubungan jangka panjang dengan pelanggan adalah suatu faktor yang penting untuk
menciptakan loyalitas pelanggan. Kepercayaan ini tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak
lain/ mitra bisnis, melainkan harus dibangun mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Menurut
Prasaranphanich (2007:23.1), ketika konsumen mempercayai sebuah perusahaan, mereka
akan lebih suka melakukan pembelian ulang dan membagi informasi pribadi yang berharga
kepada perusahaan tersebut.
Moorman (1993) mendefinisikan kepercayaan
(trust)
sebagai kesediaan
(willingness)
individu untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain yang terlibat dalam pertukaran
karena individu mempunyai keyakinan
(confidence)
kepada pihak lain. Ketika satu pihak
mempunyai keyakinan
(confidence)
bahwa pihak lain yang terlibat dalam pertukaran
mempunyai reliabilitas dan integritas, maka dapat dikatakan ada
trus
t.
Rofiq (2007:32)
mendefinisikan kepercayaan
(trust)
adalah kepercayaan pihak tertentu terhadap yang lain
dalam melakukan hubungan transaksi berdasarkan suatu keyakinan bahwa orang yang
dipercayainya tersebut memiliki segala kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan.
Kepercayaan konsumen menurut Mowen (2002:312) adalah semua pengetahuan yang
dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut,
dan manfaatnya.
(20)
2.1.2. Kepercayaan Konsumen tentang Atribut Produk
Atribut
(atributtes)
adalah karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak
dimiliki oleh objek. Ada 2 jenis atribut yaitu atribut instrinsik dan atribut ekstrinsik.
Atribut
instrinsik
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat aktual produk, sedangkan
atribut ekstrinsik
adalah segala sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal produk, seperti
nama merek, kemasan, dan label.
Perusahaan harus menyadari bahwa kepercayaan terhadap objek, atribut, dan manfaat
menunjukkan persepsi konsumen, dan karena itu, umumnya kepercayaan seseorang
konsumen berbeda dengan konsumen lainnya. Mereka juga harus mengingat bahwa
kepercayaan mereka sendiri terhadap sebuah merek tertentu sangat berbeda dari pasar target.
Kepercayaan yang dikatakan mewakili asosiasi yang konsumen bentuk di antara objek,
atribut, dan manfaat, didasarkan atas proses pembelajaran kognitif.
Seseorang membentuk tiga jenis kepercayaan (Mowen, 2002:312):
a.
Kepercayaan atribut-objek
(object – attribute beliefs)
Pengetahuan tentang sebuah objek memiliki atribut khusus yang disebut kepercayaan
atribut-objek. Kepercayaan atribut-objek menghubungkan sebuah atribut dengan
objek, seperti seseorang, barang, atau jasa.
b.
Kepercayaan atribut-manfaat
Kepercayaan atribut-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh
sebuah atribut tertentu menghasilkan atau memberikan manfaat tertentu. Seseorang
mencari produk dan jasa yang akan menyelesaikan masalah-masalah mereka dan
memenuhi kebutuhan mereka, dengan kata lain, memiliki atribut yang akan
memberikan manfaat yang dapat dikenal.
(21)
c.
Kepercayaan objek-manfaat
Kepercayaan objek-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh
produk, orang, atau jasa tertentu yang akan memberikan manfaat tertentu.
2.1.3. Kepercayaan, Sikap, dan Perilaku Terbentuk
Kepercayaan, sikap, dan perilaku terbentuk dengan dua cara berbeda. Pada formulasi
langsung, kepercayaan, sikap, dan perilaku diciptakan tanpa terjadi keadaan lain sebelumnya.
Jadi, seperti ditunjukkan oleh perspektif pengaruh perilaku, perilaku dapat terjadi tanpa
pembentukan sikap atau kepercayaan awal konsumen yang kuat tentang objek di mana
perilaku di arahkan. Demikian juga, seperti dinyatakan oleh perspektif eksperiensial sikap
(misalnya, perasaan) dapat tercipta tanpa pengembangan kepercayaan spesifik awal
konsumen tentang objek sikap (Mowen, 2002:322).
Mowen (2002:322) menambahkan bahwa setelah kepercayaan, sikap, atau perilaku
terbentuk secara langsung terdapat tendensi atas tiga keadaan yang dapat menciptakan sebuah
hierarki. Dengan cara ini, pertama-tama konsumen membentuk kepercayaan terhadap sebuah
produk dan kemudian membentuk kepercayan serta sikap terhadap produk tersebut.
Dari sudut pandang pemasaran, hal ini menyatakan bahwa perkembangan
kepercayaan seharusnya menjadi komponen fundamental dari strategi pemasaran yang
ditujukan untuk mengarah pada penciptaan hubungan pelanggan sejati. Pelanggan harus
mampu merasakan bahwa dia dapat mengandalkan perusahaan; bahwa perusahaan dapat
dipercaya. Akan tetapi, untuk membangun kepercayaan membutuhkan waktu lama dan hanya
dapat berkembang setelah pemakaian yang berulangkali terhadap suatu produk. Lebih
penting, kepercayaan berkembang setelah seorang individu mengambil resiko dalam
berhubungan dengan apa yang telah digunakannya
(22)
2.2. Ikatan Sosial
2.2.1. Pengertian Sosial
Di kehidupan sehari-hari sebagai anggota masyarakat istilah sosial sering dikaitkan
dengan hal-hal yang berhubungan dengan manusia dalam masyarakat, seperti kehidupan
kaum miskin di kota, kehidupan kaum berada, kehidupan nelayan dan seterusnya. Sosial juga
sering diartikan sebagai suatu sifat yang mengarah pada rasa empati terhadap kehidupan
manusia sehingga memunculkan sifat tolong menolong, membantu dari yang kuat terhadap
yang lemah, mengalah terhadap orang lain, sehingga sering dikatakan sebagai mempunyai
jiwa sosial yang tinggi.
Pada dunia pendidikanpun istilah sosial dipakai untuk menyebut salah satu jurusan
yang harus dipilih ketika memasuki jenjang sekolah menengah atas atau pilihan ketika
memasuki perguruan tinggi, dan jurusan tersebut adalah jurusan yang berkaitan dengan
segala aktivitas yang berkenaan dengan tindakan hubungan antar manusia.
Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan sosial dari kenyataan-kenyataan tentang
istilah tersebut di atas. Dilihat dari sasaran atau tujuan dari istilah tersebut yang berkaitan
dengan kemanusiaan, maka dapat diasumsikan bahwa semua pernyataan tersebut pada
dasarnya mengarah pada bentuk atau sifatnya yang humanis atau kemanusiaan dalam artian
kelompok, mengarah pada hubungan antar manusia sebagai anggota masyarakat atau
kemasyarakatan. Sehingga dapat dimaksudkan bahwa sosial merupakan rangkaian norma,
moral, nilai dan aturan yang bersumber dari kebudayaan suatu masyarakat atau komuniti
yang digunakan sebagai acuan dalam berhubungan antar manusia. Cross and Smith (dalam
Gounaris, et al., 2003) menggambarkan ikatan sosial sebagai proses mengembangkan dan
mendorong relationship yang saling menguntungkan antara pemberi jasa dan pembeli.
Sementara Wilson
and
Mummalaneni (dalam Gounaris, et al., 2003) menyatakan bahwa
ikatan sosial sebagai proses yang menjelaskan bahwa tumbuhnya relationship antara dua
pihak. Ikatan sosial mempercepat partisipasi antar individu dalam pertukaran karena
(23)
meningkatkan komunikasi dan aliran informasi yang akhirnya akan meningkatkan
relationship secara menyeluruh.
Interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial dimana yang menyangkut
hubungan antarandividu, individu dan kelompok atau antar kelompok. Hubungan bisa
disebut interaksi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
jumlah pelakunya dua orang atau lebih
2.
adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang-lambang
3.
adanya suatu demensi waktu yang meliputi, masa lalu, masa kini, dan masa yang akan
datang .
4.
adanya tujuan yang hendak dicapai.
Faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial (internal dan Eksternal)
a. Faktor Eksternal
1.
Imitasi, yaitu tindakan meniru orang lain. Imitasi muncul karena adanya minat,
perhatian atas sikap mengagumi terhadap orang lain yang dianggap cocok atau sesuai.
Contohnya, dalam hal pemilihan kartu selluler yang dipengaruhi dari iklan yang
diperankan oleh idolanya sehingga dengan fasilitas yang ditawarkan dia akan
menggunakan kartu tersebut.
2.
Sugesti, hal ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau sikap
yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika
sipenerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat berfikir
rasional.
Contohnya, ketika seseorang yang putus asa dengan usahanya ditawarkan
produk MLM (Multi Level Marketing) yang menjanjikan keuntungan yang berlipat
ganda dalam tempo yang singkat.
(24)
3.
Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi
sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan). Identifikasi melahirkan
identitas.
4.
Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada pihak
lain. Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah dirinya berasal dalam
keadaan orang lain. Contohnya, ketika suatu tempat terjadi bencana alam yang
dipublikasi di media cetak yang kita baca dan banyak menelan korban jiwa maupun
materi, dalam hal ini pastinya kita akan merasakan apa yang sedang mereka alami.
5.
Empati yaitu merupakan simpati yang mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan
dan fisik seseorang. Contoh, ketika kita melihat anak kecil kehilangan orang tuanya
karena bencana maka kita merasa ikut menangis dan merasakan deritanya (simpati)
sehingga kita ingin membantu meringankan penderitaannya (empati).
6.
Motivasi yaitu merupakan dorongan sosial yang diakibatkan oleh orang lain yang
menyebabkan seseorang tersebut berbuat seperti yang dilakukan oleh orang lain.
Contoh, ketika seseorang yang sudah berhasil mengembangkan bisnisnya dan bertemu
dengan orang lain, lalu menceritakan kisah perjalanan merintis usahanya dari kecil
hingga besar dengan kiat-kiat yang mendorong seseorang melakukan seperti yang
dilakukan orang yang berhasil tersebut.
b. Faktor Internal
1.
Keinginan untuk meneruskan atau mengembangkan keturunan dengan melalui
perkawinan antara dua orang yang berlainan jenis saling tertarik dan berinteraksi.
2.
Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup karena manusia membutuhkan orang
(25)
3.
Keinginan untuk mempertahankan hidup terutama menghadapi serangan dari apapun.
Keinginan untuk melakukan komunikasi dengan sesama.
Syarat terjadinya interaksi sosial adalah :
a. Adanya kontak sosial
Kata kontak dalam bahasa inggrisnya “contact”, dari bahasa lain “con” atau “cum”
yang artinya bersama-sama dan “tangere” yang artinya menyentuh . Jadi kontak berarti
sama-sama menyentuh. Kontak sosial ini tidak selalu melalui interaksi atau hubungan fisik,
karena orang dapat melakuan kontak sosial tidak dengan menyentuh,misalnya menggunakan
HP, telepon dsb. Kontak sosial memiliki memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1.
Kontak sosial bisa bersifat positif dan bisa negative. Kalau kontak sosial mengarah
pada kerjasama berarti positif, kalau mengarah pada suatu pertentangan atau konflik
berarti negative.
2.
Kontak sosial dapat bersifat primer dan bersifat skunder. Kontak sosial primer terjadi
apa bila peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya kontak antara
guru dengan murid dsb. Kalau kontak skunder terjadi apabila interaksi berlangsung
melalui perantara. Misalnya percakapan melalui telepon, HP dsb.
3.
b. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang
lain dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu:
1. Komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau perasaan atau
pemikiran pada pihak lain.
2. Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran,
informasi.
(26)
4.
Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator.
5.
Media yaitu alat untuk menyampaikan pesan
Efek/feed back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada
komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator. Salah satu karakteristik fundamental
dari sebuah hubungan yang bekerja dengan baik adalah komunikasi. Komunikasi dapat
didefenisikan secara luas sebagai berbagai informasi bermakna dan tepat waktu antara
perusahaan dan pelanggan. Baik secara formal dan informal. Komunikasi, khususnya
komunikasi yang tepat waktu dapat mempercepat kepercayaan dengan membantu
penyelesaian dan perselisihan dan menyamakan persepsi dan harapan pelanggan-pelanggan.
Ikatan sosial juga dihubungkan dengan kekeluargaan
(familiarity)
antara perusahaan
dengan pekerjanya. Kekeluargaan dapat digambarkan sebagai tingkat pengakuan personal
pelanggan oleh karyawan perusahaan sebagai hasil dari interaksi dalam beberapa waktu.
Pekerja dapat memiliki peluang untuk membangun hubungan dengan pelanggan, dan
kekeluargaan dapat berkembang menjadi pesahabatan antara pelanggan dengan karyawan.
Hubungan yang meningkat ini akan membuat keduabelah pihak ingin menjalin hubungan
yang menimbulkan rasa memiliki dan persahabatan.
(27)
Sumber: sosial content. http://www.slideshare.net/englandrea/hubungan-sosial
Gambar 2.1.2: Faktor yang mendorong terjadinya ikatan sosial.
Seiring dengan upaya penggelaran jaringan dan terus berinovasi untuk memberikan
yang terbaiknya bagi kemajuan industri telekomunikasi selular Indonesia, Telkomsel juga
berupaya mewujudkan Good Corporate Citizenship (GCC) sebagai wujud tanggung jawab
perusahaan yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satunya
Manusia
Sebagai
Makhluk
individu
Faktor
Internal
Kebutuhan
biologis
Kebutuhan
rasa aman
Kebutuhan
akan kasih
sayang
Motivasi
internal
Imitasi
Identifikasi
Menjalin
hubungan
dengan
Sugesti
Motivasi
Simpati
Empati
Faktor
Eksternal
Individu lain
Kelompok
sosial
Ikatan
Sosial
membentuk
(28)
sebagai wujud kepedulian terhadap anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa. Acara
Khitanan Massal ini merupakan bagian dari rangkaian acara 10 tahun Telkomsel sekaligus
memperingati 60 tahun Kemerdekaan Indonesia.
Kegiatan Khitanan Massal Nasional ini merupakan wujud syukur atas rahmat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat berbagai keberhasilan Telkomsel seiring
dengan upaya memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia. Di samping itu,
keberhasilan sepanjang perjalanan 10 tahun melayani Indonesia, tentunya juga tak lepas dari
dukungan dan kepercayaan yang diberikan berbagai pihak seperti: Pemerintah, Pemegang
saham, Pelanggan, Masyarakat, Kompetitor, Mitra kerja, Karyawan, dan Stakeholders
lainnya. Sehingga sudah seharusnyalah rasa syukur ini juga diimbangi dalam bentuk program
kepedulian sosial sebagai ungkapan rasa terima kasih Telkomsel kepada Indonesia.
Telkomsel juga telah memberangkatkan 5.600 pemudik dengan kapal laut, bus dan
mobil menjelang lebaran. Menariknya, penumpang tetap bisa berkomunikasi lewat ponsel
selama perjalanan di jalur laut. Mudik Bareng Gratis TELKOMSELsiaga ditandai dengan
pelepasan 1.500 pemudik oleh Menkominfo Tifatul Sembiring. Para penumpang berangkat
menggunakan KM Gunung Dempo dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menuju Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya.
Selain itu TELKOMSELsiaga juga memberangkatkan 2.300 frontliner, mitra dealer
dan outlet serentak pada tanggal 7 September 2010 di 3 kota, yakni Jakarta, Surabaya, dan
Denpasar dengan tujuan 7 jalur mudik utama di sepanjang Jawa hingga Lampung.
Bekerjasama dengan McDonald’s dan Coca Cola, Telkomsel menyediakan paket makanan
dan minuman gratis untuk berbuka puasa kepada para peserta mudik. Setiap pemudik
memperoleh paket berisi nasi dan ayam goreng spesial McDonald’s dan Coca Cola kemasan
kaleng atau botol berukuran 250 ml.
(29)
Melalui program Mudik Bareng Gratis TELKOMSELsiaga tahun ini, Telkomsel
berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai
Penyelenggara Mudik Gratis Bersama Kapal Laut dengan Jumlah Peserta Terbanyak (2.500
Peserta). Pengakuan ini melengkapi penghargan MURI untuk program Mudik
TELKOMSELsiaga pada tahun 2007 sebagai Pemrakarsa dan Penyelenggara Mudik Gratis
Bersama dengan Varian Alat Transportasi Terbanyak (pesawat, kereta api, bus, mobil dan
motor).
Seiring penggelaran jaringan hingga ke pelosok papua, Telkomsel juga melakukan
berbagai kegiatan sosial peduli lingkungan sekitar, salah satunya yang dilakukan Telkomsel
selama 3 hari berturut-turut di Wamena dan Jayapura 15 – 17 Desember 2007 dalam bentuk
berbagai kepedulian pendidikan dan seni budaya asli masyarakat setempat senilai Rp 90 juta.
"Setiap kali kami melakukan kegiatan sosial di suatu wilayah pelosok atau daerah terpencil,
hati kami selalu tersentuh untuk lebih peduli lagi. Sebagai perusahaan telekomunikasi yang
65 persen kepemilikan saham dimiliki pemerintah Indonesia melalui BUMN Telkom,
Telkomsel selalu mengiringi aktivitas operasional bisnisnya dengan berbagai kegiatan peduli
sosial di seluruh wilayah Indonesia," ungkap Manager Corporate Communications Telkomsel
Suryo Hadiyanto.
2.3. Loyalitas Pelanggan
2.3.1. Pengertian Loyalitas
Pelanggan adalah seseorang yang secara
continue
atau berulang kali datang ke suatu
tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau
mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut.
Menurut Kotler, et al, (2008:5), loyalitas pelanggan didefinisikan sebagai besarnya
kemungkinan pelanggan membeli kembali dan kesediaan mereka untuk menjadi
partner
bagi
(30)
perusahaan. Menjadi
partner
berarti bersedia membeli produk atau jasa dalam jumlah lebih
banyak, memberikan rekomendasi positif serta bersedia menginformasikan kepada pihak
perusahaan apabila terjadi kesalahan dalam operasional pelayanan.
Kotler (2009:138) menjelaskan loyalitas merupakan komitmen yang dipegang secara
mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang disukai di masa
depan mesti pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan
beralih.
Dalam hal ini dapat diartikan bahwa pelanggan yang loyal tidak diukur dari berapa
banyak dia membeli, tetapi dari berapa sering dia melakukan pembelian ulang, termasuk
disini merekomendasikan orang lain untuk membeli. Loyalitas juga lebih ditujukan dengan
pembelian rutin.
Konsep loyalitas lebih banyak dikaitkan dengan perilaku. Bila seseorang merupakan
pelanggan
loyal
, ia menunjukkan perilaku pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian
teratur yang dilakukan dari waktu ke waktu oleh beberapa unit pengambilan keputusan.
Loyalitas menunjukkan kondisi dari durasi waktu tertentu dan mensyaratkan bahwa tindakan
pembelian terjadi tidak kurang dari dua kali.
Menurut Tjiptono (2005:386) peilaku pembelian berulang seringkali dihubungkan
dengan loyalitas merek
(brand loyalty).
Akan tetapi ada perbedaan diantara keduanya. Bila
loyalitas mereka mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, maka perilaku
pembelian berulang semata-mata menyangkut pembelian merek tertentu yang sama secara
berulang kali. Dengan kata lain, perilaku pembelian berulang tidak merefleksikan loyalitas
merek. Karena bisa jadi seseorang konsumen sangat menyukai suatu merek namun ia tidak
loyal
terhadap merek tersebut.
Tjiptono (2005:386) menambahkan bahwa pembelian ulang bisa merupakan hasil
dominasi pasar oleh suatu perusahaan yang berhasil membuat produknya menjadi
satu-satunya alternatif yang tersedia. Konsekuensinya, pelanggan tidak memiliki peluang untuk
(31)
memilih. Selain itu, pembelian ulang bisa pula merupakan hasil dari upaya promosi terus
menerus dalam rangka memikat dan membujuk pelanggan untuk membeli kembali merek
yang sama. Pelanggan yang setia pada merek tertentu cenderung ’terikat’ pada mereka
tersebut dan akan membeli produk yang sama lagi sekalipun tersedia banyak alternatif
lainnya.
Griffin (2003:31) memberikan definisi bahwa pelanggan yang
loyal
adalah:
a.
Melakukan pembelian berulang secara teratur.
b.
Membeli antar lini produk dan jasa.
c.
Mereferensikan kepada orang lain.
d.
Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
2.3.2. Loyalitas dan Siklus Pembelian
Setiap kali pelanggan membeli, ia bergerak melalui siklus pembelian.
Langkah-langkah yang dilewati pelanggan tersebut (Griffin, 2003:18) adalah:
a.
Kesadaran
Pada tahap ini pelanggan mulai membentuk ”pangsa pikiran” yang dibutuhkan untuk
memposisikan produk sebagai produk yang lebih unggul dari pesaing. Timbulnya
kesadaran bisa melalui iklan konvensional (radio, TV, surat kabar), iklan di
web
,
komunikasi
word of mouth
, dll.
b.
Pembelian awal
Pembelian pertama kali merupakan pembelian percobaan, disini perusahaan dapat
menanamkan kesan positif maupun negatif kepada pelanggan.
c.
Evaluasi pasca pembelian
Setelah pembelian dilakukan, pelanggan secara sadar atau tidak sadar akan
mengevaluasi transaksi. Bila merasa puas atau tidak begitu kecewa dengan produk
(32)
d.
Keputusan untuk membeli kembali
Komitmen untuk membeli kembali merupakan sikap yang paling penting bagi
loyalitas. Ini muncul bila pelanggan telah memiliki ikatan emosional yang kuat
dengan produk.
e.
Pembelian kembali
Pelanggan benar-benar
loyal
menolak pesaing dan membeli kembali produk yang
sama kapan saja dibutuhkan.
2.3.4. Jenis Loyalitas
Jenis loyalitas dengan mengkombinasikan komponen sikap dan perilaku pembelian
ulang, maka didapatkan empat situasi kemungkinan loyalitas, yaitu:
a.
No Loyalty
Bila sikap dan perilaku pembelian ulang pelanggan sama-sama lemah, maka loyalitas
tidak terbentuk. Ada dua kemungkinan penyebabnya. Pertama, sikap yang lemah
(mendekati netral) bisa terjadi bila suatu produk/ jasa baru diperkenalkan dan/ atau
pemasarnya tidak mampu mengomunikasikan keunggulan produknya. Kedua,
berkaitan dengan dinamika pasar, di mana merek-merek yang berkompetisi
dipersepsikan serupa/ sama.
b.
Spurious Loyalty
Bila sikap yang relatif lemah disertai dengan pola pembelian ulang yang kuat, maka
yang terjadi adalah
spurious loyalty
atau
captive loyalty
. Situasi ini bisa dikatakan
pula
inertia
, di mana konsumen sulit membedakan berbagai merek dalam kategori
produk dengan tingkat keterlibatan rendah, sehingga pembelian ulang dilakukan atas
dasar pertimbangan situasional, seperti
familiarty
(karena penempatan produk yang
(33)
strategis pada rak pajangan; lokasi outlet jasa dipusat perbelanjaan atau persimpangan
jalan yang ramai) atau faktor diskon.
c.
Latent Loyalty
Situasi
latent loyalty
tercermin bila sikap yang kuat disertai dengan pola pembelian
ulang yang lemah. Situasi yang menjadi perhatian besar pemasar ini disebabkan
pengaruh faktor-faktor nonsikap yang sama kuat atau bahkan cenderung lebih kuat
daripada faktor sikap dalam menentukan pembelian ulang.
d.
Loyalty
Situasi ini merupakan situasi ideal yang paling diharapkan para pemasar, di mana
konsumen bersikap positif terhadap jasa atau penyedia jasa bersangkutan dan disertai
pola pembelian ulang yang konsisten.
Perilaku Pembelian Ulang
Kuat
Lemah
S
i
k
a
p
K
u
a
t
Loyalty
Latent Loyalty
L
e
m
a
h
Spurious Loyalty
No Loyalty
Sumber: Dick & Basu (1994) dalam Tjiptono (2005:393)
Gambar 2.1.3: Loyalitas Pelanggan Berdasarkan Sikap dan Perilaku Pembelian Ulang.
TELKOMSELpoin merupakan suatu program loyalitas yang terintegrasi bagi seluruh
pelanggan Telkomsel, baik yang menggunakan kartu paskabayar (kartuHALO) maupun
prabayar (simPATI dan Kartu As). Mekanisme pengumpulan poin pada program ini
(34)
didasarkan atas pemakaian, di mana setiap pemakaian Rp 5.000 pelanggan memperoleh 1
poin (berlaku kelipatannya), serta lamanya berlangganan.
Tingginya kepercayaan masyarakat terhadap layanan Telkomsel tentunya merupakan
kebanggaan yang tak ternilai sekaligus menjadi tantangan tersendiri bagi Telkomsel untuk
terus memberikan yang terbaik bagi pelanggan, salah satunya dengan menghadirkan program
loyalty TELKOMSELpoin ini. Telkomsel akan terus berupaya menghadirkan solusi layanan
mobile lifestyle untuk memenuhi kebutuhan pengguna selular.
2.4. Penelitian Terdahulu
Pengaruh kepercayaan
(trust)
terhadap loyalitas pelanggan dikemukakan dalam
penelitian Pattarawan Prasarnphanich (2007) yang berjudul “
Does Trust Matter to Develop
Customer Loyalty in Online Business?
” dimana metode analisis yang digunakan adalah test
LISREL menunjukkan bahwa
perception of retailer’s benevolence
yang merupakan salah
satu indikator kepercayaan
(trust)
berpengaruh secara signifikan terhadap
repeat purchasing
yang merupakan indikator loyalitas dimana
customer commitment
sebagai variabel moderator
antara keduanya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ketika pelanggan memiliki kepercayaan
yang tinggi terhadap sebuah retail, mereka akan berkomitmen terhadap retail tersebut dan
sebagai konsekuensinya bahwa mereka suka untuk melakukan pembelian ulang, menyadari
bahwa retail tersebut adalah pilihan pertama mereka, dan merekomendasikan retail tersebut
kepada keluarga dan teman-teman mereka.
2.5. Kerangka Konseptual
Loyalitas pelanggan adalah suatu komitmen yang mendalam untuk melakukan
pembelian ulang produk atau jasa yang menjadi preferensinya secara konsisten pada masa
yang akan datang dengan cara membeli ulang merek yang sama meskipun ada pengaruh
situasional dan usaha pemasaran yang dapat menimbulkan perilaku peralihan. Loyalitas
(35)
pelanggan dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan dua variabel bebas yaitu kepercayaan
(trust)
dan ikatan sosial.
Karakteristik yang paling penting untuk membangun suatu hubungan penjualan yang
baik dengan konsumen adalah dengan membangun suatu kepercayaan dalam diri konsumen
tersebut. Pada saat konsumen mempercayai pihak lain dalam hubungan interpersonal,
konsumen akan menggantungkan dirinya pada pihak lain tersebut dan konsumen akan
mempunyai komitmen dalam hubungan tersebut. Demikian juga halnya jika entitas yang
dipercayai tersebut adalah suatu produk dari sebuah perusahaan, maka konsumen memiliki
niat (
intention
) untuk mempertahankan hubungannya (
loyal
) dengan suatu produk dari
perusahaan tersebut. Logika ini diperkuat oleh temuan penelitian Darsono (2008:25), bahwa
kepercayaan (
trust
) berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.
Ikatan sosial sering dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan manusia
dalam masyarakat, seperti kehidupan kaum miskin di kota, kehidupan kaum berada,
kehidupan nelayan dan seterusnya. Ikatan sosial juga sering diartikan sebagai suatu sifat yang
mengarah pada rasa empati terhadap kehidupan manusia sehingga memunculkan sifat tolong
menolong, membantu dari yang kuat terhadap yang lemah, mengalah terhadap orang lain,
sehingga sering dikatakan sebagai mempunyai jiwa sosial yang tinggi.
Ketika konsumen mempunyai pengalaman yang baik atas penggunaan produk yang
dihasilkan oleh perusahaan, maka konsumen akan mempunyai nilai sosial yang positif atas
perusahaan tersebut yang akan menjadi salah satu pegangan bagi konsumen dalam
mengambil berbagai macam keputusan penting diantaranya untuk berlangganan (melakukan
pembelian ulang) dan merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain.
(36)
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan skema sistematis kerangka
konseptual sebagai berikut:
Sumber
: Prasarnphanich (2007:23.3), Awang, Z & Mahadzirah M (2009:34),
diolah.
Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual
2.6. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
Kepercayaan dan ikatan sosial berpengaruh positif dan signifikan secara simultan
terhadap loyalitas pelanggan kartu simPATI pada mahasiswa Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Kepercayaan
(X1)
Ikatan Sosial
(X2)
Loyalitas Pelanggan
(Y)
(37)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
a.
Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih
pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada
responden terpilih yang berisikan pernyataan mengenai variabel penelitian.
b.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang
digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti mendapat data
sekunder dari buku-buku, internet, dan literatur.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2011 yang berlokasi di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Jalan Medan.
3.3 Batasan Operasional
Penelitian ini mengkhususkan pembahasan mengenai pengaruh hubungan
kepercayaan dan muatan sosial terhadap loyalitas pelanggan. Variabel-variabel yang diteliti
dalam penelitian ini adalah:
1.
Variabel Independen (X) terdiri atas kepercayaan (X1) dan ikatan sosial (X2).
2.
Variabel Dependen (Y) adalah loyalitas pelanggan.
(38)
3.4 Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang diteliti, yang terdiri atas:
3.4.1
Kepercayaan (X1)
Kepercayaan adalah sikap pelanggan terhadap telkomsel dalam melakukan hubungan
transaksi berdasarkan suatu keyakinan bahwa Telkomsel akan memenuhi segala
kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan.
Variabel ini diukur dengan menggunakan 3 indikator, yaitu:
1.
Kenyamanan
2.
Kepuasan
3.
Tanggung jawab
3.4.2 Ikatan Sosial (X2)
Ikatan sosial atau hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang
satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi dan di dasarkan pada kesadaran untuk
saling menolong.
Adapun bentuk- bentuk ikatan sosial yang akan dijadikan dalam pengembangan
instrument dalam penelitian ini, yaitu:
1.
Kerja sama
2.
Komunikasi
3.
Kekeluargaan
(39)
3.4.3 Loyalitas Pelanggan (Y)
Loyalitas pelanggan adalah respon perilaku/ pembelian yang bersifat biasa dan
terungkap secara terus-menerus oleh pengambil keputusan dengan memperhatikan satu atau
lebih merek alternatif dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis.
Variabel ini diukur dengan menggunakan 3 indikator, yaitu:
1.
Ketertarikan membeli ulang
2.
Tidak ingin berpindah ke perusahaan lain
3.
Bersedia merekomendasikan ke orang lain
Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada
Tabel 3.4 berikut :
Tabel 3.4
Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Kepercayaan
(X1)
Sikap pihak tertentu terhadap yang lain dalam melakukan hubungan transaksi berdasarkan suatu keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut akan memenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan
1.Kenyamanan 2.Kepuasan 3.Tanggung jawab
Likert
Ikatan Sosial (X2)
Kesan publik secara keseluruhan terhadap suatu interaksi sosial
1.Kerja sama
2.Komunikasi
3.Kekeluargaan
Likert Loyalitas Pelanggan (Y)Respon perilaku/ pembelian yang bersifat biasa dan terungkap secara terus-menerus oleh pengambil keputusan dengan memperhatikan satu atau lebih merek alternatif dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis
1.Ketertarikan membeli ulang
2.Tidak ingin berpindah ke perusahaan lain.
3.Bersedia
merekomendasikan kepada orang lain
Likert
(40)
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel kepercayaan,variabel muatan sosial, dan
variabel loyalitas pelanggan yang diukur dengan menggunakan skala Likert. Sekaran
(2006:31) menyatakan bahwa Skala Likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek
setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik.
Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban dengan susunan sebagai berikut:
Tabel 3.5
Skor Pernyataan
No.
Pernyataan
Skor
1.
Sangat Setuju (SS)
5
2.
Setuju (S)
4
3.
Kurang Setuju (KS)
3
4.
Tidak Setuju (TS)
2
5.
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Sumber: Sugiyono (2006: 86)
Pada penelitian ini, responden diharuskan memilih salah satu dari kelima alternatif
jawaban yang tersedia, kemudian setiap jawaban yang diberikan akan diberi skor (nilai)
tertentu (1, 2, 3, 4, dan 5). Nilai yang diperoleh akan dijumlahkan dan jumlah tersebut
menjadi nilai total. Nilai total inilah yang akan ditafsirkan sebagai posisi responden dalam
skala Likert.
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
a.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin
diteliti (Sekaran, 2006:121). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang
menggunakan kartu simPATI yang jumlahnya tidak diketahui.
(41)
b.
Sampel
Oleh karena jumlah populasi tidak diketahui, maka dapat digunakan rumus
(Supramono, 2003:62)
2 2)
)(
(
)
(
d
q
p
Z
n
=
α
Keterangan:
n
= Jumlah sampel
(Z
α
)
2= nilai tabel Z berdasarkan tingkat signifikansi tertentu (
α
)
Bila
α
= 0,05
z = 1,96
p
= estimator proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel.
q
= proporsi populasi tidak sesuai kriteria sampel (1 – p)
d
= penyimpangan yang ditolerir
Dari observasi awal, responden yang sesuai dengan kriteria sampel sebanyak 90%
(q=10%). Dengan nilai
α
=5% dan d=5%, maka jumlah sampel:
2 2
)
)(
(
)
(
d
q
p
Z
n
=
α
138
29
,
138
)
05
.
0
(
)
1
,
0
)(
9
,
0
(
)
96
,
1
(
2 2=
=
=
n
orang
Metode penelitian sampel menggunakan Metode
accidental sampling
(pengambilan sampel bertujuan), yaitu teknik penarikan sampel secara kebetulan yaitu
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi yang kebetulan ditemui peneliti di lokasi penelitian
yaitu pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU dimana kuesioner dibagikan kepada
mahasiswa yang kebetulan pernah dan sedang menggunakan kartu simPATI dengan
melalui wawancara awal yang dilakukan penulis.
(42)
Adapun kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:
a.
Mereka yang telah menggunakan kartu simPATI tidak kurang dari 1 tahun.
b.
Mereka yang secara rutin melakukan pengisian ulang pulsa kartu simPATI minimal 1
kali dalam sebulan.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode teknik pengumpulan data yang digunakan untuk membahas masalah dalam
penelitian ini adalah:
a.
Kuesioner
Pada penelitian ini dilakukan dengan alat bantu kuesioner yaitu dengan menyebarkan
kuesioner yang berisi daftar pernyataan kepada sampel penelitian tentang
kepercayaan, citra perusahaan, dan loyalitas pelanggan.
b.
Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku, internet,
dan literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
c.
Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung
pada lokasi penelitian.
4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
4.1.1.
Uji Validitas
Validitas adalah bukti bahwa instrumen, teknik, atau proses yang digunakan untuk
mengukur sebuah konsep benar-benar mengukur konsep yang dimaksudkan (Sekaran,
2006:332).
Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas butir pernyataan kuesioner
adalah Korelasi
Product Moment
dari Karl Pearson (validitas isi/
content validity
) dengan
(43)
cara mengkorelasikan masing-masing item pernyataan kuesioner dan totalnya, selanjutnya
membandingkan
r
tabel dengan
r
hitung.
Penentuan valid tidaknya pernyataan kuesioner ditentukan melalui besar koefisien
korelasi, yaitu:
1.
Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, maka skor butir pernyataan kuesioner valid
2.
Jika r hitung negatif dan r hitung < r tabel, maka skor butir pernyataan kuesioner tidak
valid.
4.1.2.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur tingkat konsistensi antara hasil pengamatan
dengan instrumen atau alat ukur yang digunakan pada waktu yang berbeda. Menurut
Situmorang,dkk (2008:46) menyatakan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
jika:
1.
Jika
cronbach’s alpha
> 0,6, maka instrumen pengamatan dinyatakan reliabel.
2.
Jika
cronbach’s alpha
< 0,6, maka instrumen pengamatan dinyatakan tidak reliabel.
Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada
30 orang responden, di mana kuesioner ini berisikan 15 butir pernyataan yang harus dijawab
oleh para responden di luar sampel dalam populasi penelitian yaitu mahasiswa Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang
menggunakan kartu simPATI.
(44)
3.9 Teknik Analisis
Teknik metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.9.1 Metode Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif digunakan untuk menafsirkan data-data dan keterangan yang
diperoleh dengan jalan mengumpulkan, menyusun, dan mengklasifikasikan data-data yang
diperoleh dan selanjutnya dianalisis sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang
dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa
kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian.
a. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat atau menguji suatu model yang termasuk
layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel independen, variabel dependen mengikuti atau mendekati distribusi normal
(Situmorang, dkk, 2008:55).
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians
dari residual suatu pengamatan yang lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji suatu model apakah dalam model sebuah regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Hubungan linier antar variabel
(45)
independen inilah yang disebut dengan multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi antar variabel independen.
Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari
tolerance value
atau nilai
Variance
Inflation Factor
(VIF). Batas
tolerance value
adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5, dimana:
1)
Tolerance value
< 0,1 atau VIF > 5 maka terjadi multikolinieritas
2)
Tolerance value
> 0,1 atau VIF < 5 maka tidak terjadi multikolinieritas.(Situmorang,
dkk, 2008: 161).
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Metode ini digunakan penulis untuk mengetahui pengaruh hubungan dari
variabel-variabel independen, yaitu kepercayaan (X1) dan muatan sosial (X2) serta variabel-variabel dependen
yaitu loyalitas pelanggan (Y). Metode regresi linier berganda dalam penelitian ini
menggunakan software SPSS
(Statistical Package for Social Sciences
) 12.0
for Windows
.
Model persamaan yang digunakan adalah:
Y = a + b
1X
1+ b
2X
2+ e
Dimana:
Y
= Loyalitas Pelanggan
X1
= Kepercayaan
X2
= Ikatan Sosial
b1,2 = Koefisien Regresi
a
= Konstanta
e
= Standard error
Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak
signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.
(46)
c. Uji Hipotesis
Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik akan digunakan untuk
menganalisis kelanjutan data melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:
1.
Uji Signifikansi Simultan (Uji – F)
Uji F hitung dilakukan untuk melihat secara serentak bagaimana pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Model hipotesis yang digunakan dalan uji F hitung
ini adalah:
H0 : b1, b2 = 0
Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dari variabel
independen (X1,
X2,) yaitu berupa kepercayaan (X1) dan ikatan sosial (X2)
terhadap loyalitas
pelanggan sebagai variable dependen (Y).
Ha : b1, b2
≠ 0
Artinya, secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dari variable independen
(X
1,X
2) yaitu berupa kepercayaan (X
1) dan ikatan sosial (X
2)
terhadap loyalitas pelanggan
sebagai variable dependen (Y).
Nilai F hitung dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan aplikasi
software SPSS
(Statistical Package for Social Sciences
)
12.0
for Windows.
Selanjutnya nilai F hitung akan
dibandingkan dengan F tabel dengan tingkat kesalahan (α = 5%) dan derajat kebebasan (df) =
(n– k), (k – 1).
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada CI = 95%
H0 ditolak jika Fhitung
≥
Ftabel pada CI = 95%
2.
Uji Signifikansi Parsial (Uji – t)
Uji signifikansi parsial (Uji – t) menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel
dependen secara individual terhadap variabel dependen.
(1)
1.2 Uji Reliabilitas
Tabel 4.4
Uji Reliabilitas
2.
Deskriptif Variabel
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent
Cumulative Percent
Valid laki-laki 59 42.1 42.1
Perempuan 81 57.9 100.0
Total 140 100.0
Tabel 4.7
Lama_Menggunakan_Kartu_Simpati
Frequency Percent
Cumulative Percent
Valid 1 Tahun 18 12.9 12.9
10 Tahun 2 1.4 14.3
11 Tahun 1 .7 15.0
12 Tahun 1 .7 15.7
2,5 Tahun 1 .7 16.4
2 Tahun 23 16.4 32.9
3 Tahun 28 20.0 52.9
4 Tahun 15 10.7 63.6
5 Tahun 23 16.4 80.0
6,5 Tahun 2 1.4 81.4
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
.862 18
Tabel 4.6
Karakteristik Sampel Berdasarkan Stambuk
Frequency Percent
Cumulative Percent
Valid 2008 15 10.7 10.7
2009 21 15.0 25.7
2010 67 47.9 73.6
2011 37 26.4 100.0
(2)
Tabel 4.7
Lama_Menggunakan_Kartu_Simpati
Frequency Percent
Cumulative Percent
Valid 1 Tahun 18 12.9 12.9
10 Tahun 2 1.4 14.3
11 Tahun 1 .7 15.0
12 Tahun 1 .7 15.7
2,5 Tahun 1 .7 16.4
2 Tahun 23 16.4 32.9
3 Tahun 28 20.0 52.9
4 Tahun 15 10.7 63.6
5 Tahun 23 16.4 80.0
6,5 Tahun 2 1.4 81.4
6 Tahun 8 5.7 87.1
7 Tahun 10 7.1 94.3
8 Tahun 7 5.0 99.3
9 Tahun 1 .7 100.0
Total 140 100.0
3. Uji Normalitas
(3)
3.2 Pendekatan Grafik
3.3 Pendekatan Kolmogorv-Smirnov
Tabel 4.11
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 140
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 3.65401874
Most Extreme Differences Absolute .133
Positive .061
Negative -.133
Kolmogorov-Smirnov Z 1.568
Asymp. Sig. (2-tailed) .015
(4)
4. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.12
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.072 1.348 2.279 .024
Kepercayaan .220 .117 .169 1.879 .062
Ikatan_Sosial .305 .151 .214 2.021 .045
Loyalitas_pelanggan -.298 .048 -.590 -6.243 .000
(5)
5. Uji Multikolinieritas
6. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.14
Model SummaryModel R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .610a .372 .363 3.68059
a. Predictors: (Constant), Ikatan_Sosial, Kepercayaan
7. Uji Signifikan Simultan
Tabel 4.16
ANOVAbModel Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1098.692 2 549.346 40.552 .000a
Residual 1855.908 137 13.547
Total 2954.600 139
a. Predictors: (Constant), Ikatan_Sosial, Kepercayaan b. Dependent Variable: Loyalitas_pelanggan
Tabel 4.12
CoefficientsaModel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.282 2.413 .531 .596
Kepercayaan .082 .210 .032 .392 .696 .696 1.436
Ikatan_Sosial 1.672 .229 .592 7.293 .000 .696 1.436
(6)
8. Uji Signifikan Parsial
Tabel 4.17
CoefficientsaModel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.282 2.413 .531 .596
Kepercayaan .082 .210 .032 .392 .696
Ikatan_Sosial 1.672 .229 .592 7.293 .000