pada tahun 2004. Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah kecamatan Rancabungur yaitu sebesar 41.965 jiwa pada tahun 2004.
4.2. Penduduk dan Ketenagakerjaan
Salah satu aset pembangunan yang paling dominan dimiliki di banyak negara berkembang pada umumnya jumlah penduduk dan angkatan kerja yang
demikian besar jumlahnya. Hasil Registrasi penduduk akhir tahun 2004 tercatat bahwa penduduk Kabupaten Bogor yaitu 3.438.055 jiwa dan jumlah ini
merupakan yang terbesar diantara kabupatenkota di Jawa Barat. Dari jumlah tersebut, penduduk laki-laki berjumlah 1.742.653 jiwa dan perempuan 1.695.402
jiwa dengan ratio jenis kelamin 103. Permasalahan yang sering terkait dengan kependudukan adalah mengenai
bertambahnya penduduk, kepadatan penduduk, serta penyebaran yang tidak merata. Daerah perkotaan sampai saat ini masih relatif memiliki tingkat kepadatan
yang lebih tinggi daripada daerah pedesaan. Besarnya jumlah penduduk yang akan membawa implikasi tertentu,
utamanya terhadap persebaran dan densitasnya kepadatan. Pada tahun 2004 kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk yang berkisar diatas 2.000
jiwakm² sebanyak 16 kecamatan yakni: Cibungbulang, Ciampea, Dramaga, Ciomas, Taman Sari, Ciawi, Cisarua, Megamendung, Sukaraja, Gunung Putri,
Cibinong, Bojong Gede, Tajur Halang, Kemang, Parung, dan Ciseeng.
Salah satu upaya untuk mengurangi tingginya densitas penduduk dan tingkat persebaran telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Bogor melalui program
transmigrasi umum, PIR, dan Non PIR. Tahun 2004 telah diberangkatkan ± 63 Kepala Keluarga ± 201 jiwa .
Penduduk usia kerja 15 tahun keatas berdasarkan kegiatan utamanya terbagi atas angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, yaitu penduduk usia kerja
yang tidak memasuki pasar kerja karena bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Jumlah tenaga kerja di Kabupaten Bogor selama tahun 2001-2003
meningkat, sedangkan dari tahun 2003 hingga tahun 2004 mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa porsi penduduk yang memasuki pasar kerja baik yang
bekerja maupun yang mencari pekerjaan setiap tahunnya semakin banyak. Tabel 4.2 menunjukkan kondisi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja di Kabupaten
Bogor. Tabel 4.2. Jumlah Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja di Kabupaten
Bogor Tahun 2001-2004 jiwa
No Uraian Tahun
2001 2002 2003 2004
1 Angkatan
Kerja 1.369.428 1.470.814 1.547.330 1.525.072 2
Bukan Angkatan Kerja
1.287.136 1.260.470 1.318.689 1425854
Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2006.
Untuk melihat seberapa besar keterlibatan angkatan kerja yang bekerja adalah dengan memberikan porsi angkatan kerja yang bekerja dengan jumlah
angkatan kerja yang disebut dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Bekerja TPAK. Selama tahun 2001-2002 nilai TPAK di Kabupaten Bogor secara
perlahan terjadi penurunan dan meningkat kembali pada tahun 2003. Pada tahun 2003-2005 nilai TPAK Kabupaten Bogor meningkat sebesar 9,10 persen yang
artinya hanya sebesar 9,10 persen angkatan kerja yang bekerja sedangkan sisanya angkatan kerja lainnya berstatus sebagai pencari pekerjaan Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK di Kabupaten Bogor Tahun 2001-2005
Uraian Tahun 2001
2002 2003
2004 2005
Tingkat Partisipasi
56,70 49,40 53,90 50,10 58,80
Angkatan Kerja TPAK
Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2006. Keterangan : Mei 2005
Jumlah pengangguran terbuka yang ada di Kabupaten Bogor pada tahun 2001-2005 dapat dilihat pada Tabel 4.4 dimana jumlah orang yang menganggur
mengalami penurunan pada tahun 2003-2004 sedangkan pada tahun 2005 mengalami peningkatan .
Tabel 4.4. Tingkat Pengangguran Terbuka TPT di Kabupaten Bogor Tahun 2001-2005
jiwa
Uraian Tahun 2001
2002 2003
2004 2005
Tingkat 62.754
182.006 257.143
194.902 280.834
Pengangguran Terbuka TPT
Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2006. Keterangan : Mei 2005
4.3. PDRB dan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bogor