2.4 Nanokristal Selulosa
Definisi umum dari nanopartikel adalah partikel padat dengan ukuran sekitar 10– 100 nm. Metode preparasi sangat mempengaruhi pembentukan nanopartikel, baik
itu dalam bentuk nanosphere, atau nanokapsul. Nanopartikel memiliki sifat yang baik karena faktor peningkatan luas permukaan dan efek kuantum yang dapat
meningkatkan reaktivitas, kekuatan, dan sifat listrik.Parameter utama dari nanopartikel adalah bentuknya, ukuran dan morfologi struktur dari substansi
Liufu, 2004.
Nanokristal selulosa adalah nanopartikel kristalin terbuat dari selulosa biasanya mempunyai lebar 2-6 nm dan panjang ratusan nanometer. Nanokristal
selulosa dapat diproduksi dengan menghidrolisis bagian yang amorf dari daerah selulosa dan meninggalkan kristal yang berbentuk utuh. Asam kuat seperti asam
sulfat, asam nitrat dan asam klorida telah digunakan untuk selektif menghidrolisis bentuk yang amorf dari selulosa. Kondisi yang optimal adalah metode hidrolisis
dengan menggunakan asam sulfat untuk mempersiapkan individual kristalit Rong, 2011.
2.5 Nanokomposit
Nanokomposit polimer didefinisikan sebagai polimer yang mengandung bahan pengisi dengan ukura yang lebih kecil dari 100 nm.Berbeda dengan komposit
biasa, nanokomposit polimer pada umumnya berisi sejumlah kecil bahan pengisi yang berukuran nanometer.Penggabungan material nano ini dapat meningkatkan
sifat fisik, daya tahan, dan biodegradasi dari nanokomposit Siqueira, 2010.
Potensi nanokomposit yang besar dalam berbagai sektor penelitian dan aplikasi menjadikannya sebagai peluang untuk meningkatkan investasi.
Nanokomposit dapat dibuat biodegradable dengan kakuatan dan kekakuan yang besar, dan juga sebagai penguat biomaterial Dufresne, 2010
2.6 Bahan-Bahan Penyusun Kompon Karet
Dalam pembuatan kompon karet, diperlukan bahan-bahan penyusun sebagai berikut.
1. Bahan Vulkanisasi
Bahan vulkanisasi yang sering digunakan dalam industri pengolahan karet adalah belerang yang mempercepat kematangan kompon karet. Bahan lain untuk
vulkanisasi adalah peroksida organik dan dammar fenolik Setiawan, 2005.
Pada umumnya digunakan belerang dalam jumlah yang besar kira-kira 6- 10 untuk ditambahkan pada karet. Proses vulkanisasi perlahan dan memakan
waktu beberapa jam sebelum vulkanisasi selesai. Dengan digunakannya bahan- bahan pemercepat accelerator, jumlah belerang dapat dikurangi dan sekarang
berjumlah kurang lebih 2-3 , berdasarkan bobot karetnya Morton, 1987.
2. Bahan Pemercepat Dan Penggiat
Vulkanisasi dalam industri pengolahan lateks biasanya lambat, sehingga agar efisien perlu dipercepat.Banyak jenis bahan pemercepat reaksi yang bisa
digunakan.Dari golongan sulfenamida, CBS dan MBS. Dari golongan dithiokarbonat antara lain ZDEC dan ZDBC. Dari golongan tiuransulfida adalah
TMTD.Dari golongan Tiazol adalah MBT dan MBTS.Penggunaan bahan pemercepat reaksi ini bisa tunggal atau gabungan dari beberapa bahan tersebut.
Bahan penggiat reaksi berguna kecepatan kerja bahan pemercepat reaksi. Meskipun tidak mutlak perlu, bahan ini bisa mengefisienkan proses pengolahan
karet. Bahan reaksi yang umum digunakan antara lain seng oksida, dan asam stearat Subaer, 2007.
3. Bahan Antioksidan dan Anti Ozon
Fungsi bahan ini untuk melindungi karet dari kerusakan karena pengaruh oksigen maupun ozon yang terdapat di udara.Bahan kimia ini biasanya juga tahan terhadap
pengaruh ion-ion tembaga, mangan dan besi.Selain itu juga mampu melindungi terhadap suhu tinggi, retak-retak dan lentur.
4. Bahan Pengisi
Ada dua macam bahan pengisi dalam proses pengolahan karet. Pertama bahan pengolahan yang tidak aktif.Kedua, bahan pengisi yang aktif atau bahan pengisi
yang menguatkan.Pertama hanya menambah kekerasan dan kekakuan pada karet yang dihasilkan, tetapi kekuatan dan sifat lainnya menurun.
Biasanya bahan pengisi tidak aktif lebih banyak digunakan untuk menekan harga karet yang dibuat karena bahan ini berharga murah, contohnya kaolin, tanah
liat, kalsium karbonat, magnesium karbonat, barium sulfat, dan barit.Bahan pengisi aktif atau penguat contohnya karbon hitam, silika, aluminium silikat, dan
magnesium silikat.Bahan ini mampu menambah kekerasan, ketahanan sobek, ketahanan kikisan serta tegangan putus yang tinggi pada karet yang dihasilkan
Ompungsungu, 1997. 2.7 Pravulkanisasi Lateks Pekat
Salah satu tahap yang tidak dapat diabaikan adalah proses pravulkanisasi. Persiapannya adalah dengan memanaskan lateks pekat dengan dispersi sulfur,
zink oksida, dan suatu akselerator super cepat pada temperatur kira-kira 70 ˚C
selama 2 jam. Proses tersebut tidak membutuhkan proses pengkomponan yang rumit dan biasanya digunakan pada industri karet yang menggunakan metode
pencelupan Loganathan, 1998.
2.8 Vulkanisasi