4.2.3 Analisa Gugus Fungsi dengan Menggunakan FTIR
Kedua spektrum α-selulosa dan nanokristal selulosa menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang mencolok antara pita α-selulosa dan nanokristal selulosa.Hal ini disebabkan karena keduanya berasal dari α-selulosa. Dari spectra
FTIR di atas terdapat pita yang melebar pada daerah serapan 3300-3400 cm
-1
yang menunjukkan adanya vibrasi regangan O-H dari alcohol dalam molekul selulosa,
yang diikuti oleh vibrasi regangan C-H dari rantai alkana pada daerah serapan 2880-2890 cm
-1
, dan puncak vibrasi pada daerah serapan 1020-1090 cm
-1
Khalil et al. 2001. Dari hasil analisa FTIR diperoleh kesimpulan bahwa α-selulosa dan
nanokristal selulosa merupakan senyawa α-selulosa.
4.2.4 Analisis Morfologi Nanokristal Selulosa dengan TEM
Dari hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa nanokistal selulosa merupakan kristal tunggal di mana partikel-partikel nanokristal selulosa terpisah antara satu
dengan yang lain dan juga diketahui ukuran partikel nanokristal selulosa yang berbeda-beda. Menurut Subiyanto 2010, yang dikatakan sebagai nanopartikel
adalah yang memiliki ukuran 1-100 nm. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh ukuran diameter dari nanokristal selulosa adalah
berkisar antara 47,46 nm.
4.2.5 Pembuatan Lembaran Karet Nanokomposit
Tahap pertama pada proses pembuatan karet nanokomposit adalah pembuatan kompon pravulkanisasi yang terdiri dari lateks pekat, KOH 10, sulfur 50,
nanokristal selulosa, wingstay 50, ZnO 50, dan ZDBC 50 kemudian dipravulkanisasi.Selanjutnya dimaturasi selama 24 jam untuk proses pemasakan.
Tahap terakhir adalah proses pencetakan produk karet nanokomposit dengan mencelupkan plat pencetak ke dalam kompon dan dicelupkan kembali ke dalam
larutan CaNO ₃₂ dan methanol agar mudah ditarik saat proses pelepasan karet
nanokomposit dari plat pencetak. Kemudian divulkanisasi selama 30 menit.
4.2.6 Analisis Sifat Mekanik Karet Nanokomposit Menggunakan Uji Tarik
Pada penelitian ini sifat mekanik dari lembaran karet tanpa bahan pengisi dan karet nanokomposit pada beberapa variasi berat nanokristal selulosa diuji melalui
uji tarik pada suhu kamar.Kurva hubungan berat NCC dan kekuatan uji tarik dilihatkan pada Gambar 4.8.Dari Gambar 4.8 memperlihatkan bahwa dengan
adanya penambahan filler pada karet nanokomposit mulai dari berat 1 g dapat meningkatkan kekuatan tarik karet nanokomposit mulai dari 3,815 MPa menjadi
5,249 MPa.Akan tetapi, kekuatan tarik mulai berkurang dengan penambahan berat NCC sebesar 3-5 g.
Gambar 4.8 Grafik Hubungan Berat NCC dengan Kekuatan Uji Tarik
Dari hasil kekuatan tarik terlihat bahwa variasi berat NCC sebesar 2 g merupakan variasi berat yang optimum karena dapat meningkatkan kekuatan tarik
dari produk karet nanokomposit yang dihasilkan.Akan tetapi peningkatan penambahan berat NCC mulai dari 3-5 g memberikan efek penurunan nilai uji
tarik. Hal ini mungkin disebabkan karena lateks pekat dan NCC tidak dapat bercampur secara sempurna atau tidak homogen karena proses pencampuran
lateks pekat dan NCC yang dilakukan secara manual sehingga nanokomposit yang dihasilkan terdegradasi pada saat proses pencampuran.
2 4
6 2
4 6
Uj i T
ar ik
MP a
Berat NCC Gram Uji Tarik MPa
4.2.7 Analisis Morfologi Karet Nanokomposit