anggota redaksi “Gelanggang”, ruang kebudayaan majalah “Siasat”, dan menjadi wartawan pada majalah “Zenith”.
Selain penyair Asrul adalah juga penulis cerita pendek, esei, penterjemah berbagai naskah drama kenamaan dunia, penulis skenario drama dan film, serta
sekaligus sutradara panggung dan film. Bahkan, sebagai politisi ia juga pernah lama mengecap aroma kursi parlemen sejak tahun 1966 hingga 1971 mewakili
Partai Nahdhatul Ulama, dan berlanjut hingga tahun 1982 mewakili Partai Persatuan Pembangunan PPP. Hal itu semua terjadi, terutama aktivitas
keseniannya, adalah karena keterpanggilan jiwa sebab meski telah menamatkan pendidikan sarjana kedokteran hewan pada Fakultas Kehewanan IPB Bogor dan
menjadi dokter hewan, pada sekitar tahun 1955 hingga 1957 Asrul Sani pergi ke Amerika Serikat justru untuk menempuh pendidikan dramaturgi dan
sinematografi di University of Southern California Selain karena pendekatan akademis dan romantisme kehidupan pertanian
di desa, totalitas jiwa berkesenian terutama film makin menguat pada dirinya setelah Asrul Sani bertemu Usmar Ismail, tokoh lain perfilman. Bahkan, keduanya
sepakat mendirikan Akademi Teater Nasional Indonesia ATNI yang melahirkan banyak sineas maupun seniman teater kesohor, seperti Teguh Karya, Wahyu
Sihombing, Tatiek W. Maliyati, Ismed M Noor, Slamet Rahardjo Djarot, Nano dan Ratna Riantiarno, Deddy Mizwar, dan lain-lain.
70
3. Karya-Karya Asrul Sani
Banyak karya-karya dihasilkan Asrul Sani sebagai seniman ternama ini
dalam sastra, buku, dan skenario film dan juga sebagai sutradara.
70
Ibit
Adapun karya-karyanya dalam sastra sebagai berikut : 1.
Tiga Menguak Takdir kumpulan sajak bersama Chairil Anwar dan Rivai Avin, 1950,
2. Dari Suatu Masa dari Suatu Tempat kumpulan cerpen, 1972,
3. Mantera kumpulan sajak, 1975,
4. Mahkamah drama, 1988,
5. Surat-Surat Kepercayaan kumpulan esai, 1997
Karya-karya Asrul Sani dalam bentuk buku yaitu sebagai berikut ; 1.
Buku mengenai Asrul: M.S. Hutagalung, Tanggapan Dunia Asrul Sani 1967 dan
2. Ajip Rosidi dkk. ed., Asrul Sani 70 Tahun, Penghargaan dan
Penghormatan 1997. Di samping menulis sajak, cerpen, dan esai, Asrul juga dikenal sebagai
penerjemah dan sutradara film. Terjemahannya yaitu: 1.
Laut Membisu karya Vercors, 1949, 2.
Pangeran Muda terjemahan bersama Siti Nuraini; karya Antoine de St- Exupery, 1952,
3. Enam Pelajaran bagi Calon Aktor karya Ricard Boleslavsky, 1960,
4. Rumah Perawan novel Yasunarti Kawabata, 1977,
5. Villa des Roses novel Willem Elschot, 1977,
6. Puteri Pulau novel Maria Dermount, 1977,
7. Kuil Kencana novel Yukio Mishima, 1978,
8. Pintu Tertutup drama Jean Paul Sartre, 1979,
9. Julius Caesar drama Wiliam Shakespeare, 1979,
10. Sang Anak karya Rabindranatth Tagor, 1979,
11. Catatan dari Bawah Tanah novel Fyodor Dostoyeski, 1979,
12. Keindahan dan Kepiluan novel Yasunari Kawabata, 1980, dan
13. Inspektur Jenderal drama Nicolai Gogol, 1986.
Film yang disutradarainya yaitu sebagai berikut: 1.
Pagar Kawat Berduri 1963, 2.
Apa yang Kau Cari, Palupi 1970, 3.
Salah Asuhan 1974, 4.
Bulan di Atas Kuburan 1976, 5.
Kemelut Hidup 1978, 6.
Di Bawah Lindungan Kaabah 1978, Asrul juga menulis skenario film. Adapun skenario film yang ditulis yaitu ;
1. “Lewat Jam Malam mendapat penghargaan dari FFI, 1955
2. “Apa Yang Kau Cari Palupi?” mendapat penghargaan Golden harvest
pada festival Film Asia, 1971 3.
“Kemelut Hidup” Mendapat Piala Citra 1979 4.
Jendral Naga Bonar skenario film, 1988,
71
C. Profil Film ”Naga Bonar”