Wacana Pesan Moral Dari Perspektif Kognisi Sosial

persahabatan antara Naga Bonar dan Bujang yang sangat kuat. Keadaan susah maupun senang, suka dan duka mereka lalui bersama. Selain itu hubungan cinta antara Naga Bonar dan Kirana saling memberi kasih sayang, selalu setia dan pengertian. Hal ini tentunya menjadi pelajaran yang amat berharga bagi kita. Kita menonton film bukan hanya sebagai hiburan saja namun dapat kita ambil nilai apa yang hendak disampaikan oleh komunikator atau pembuat film.

B. Wacana Pesan Moral Dari Perspektif Kognisi Sosial

Dalam anailsis wacana yang mengunakan model Van Dijk, analisis tidak hanya difokuskan pada teks semata, tetapi juga melihat dari pandangan penulis cerita Asrul Sani, baik dari segi kognisi sosial maupun konteks sosial. Pada analisis sosial di sini bagaimana sebuah teks diproduksi, dipahami dan ditafsirkan. Lewat film ini Asrul membuat tokoh rekaan ciptaan Naga Bonar yang merupakan tokoh sang pejuang yang lucu dan konyol. Melihat dari faktor eksternal, dalam film NB Pengarang cerita berusaha memberi tontonan yang menarik yang dikemas dengan populer dan koncak komedi. Dalam film-film perjuangan yang ditulis Asrul, bahasa yang digunakan cenderung bercorak propagandis dan pedagogis atau dalam bahasa ‘agama’: dakwah. Hal ini tentunya berasal dari tradisi sastranya yang kuat dan kondisi Indonesia saat itu yang baru saja merdeka. Dalam menulis puisi, Angkatan 45 termasuk Asrul Sani, mereka percaya bahwa bahasa adalah alat ekspresi dan buah pikiran sang pengucap. Berdasarkan sejarah angkatan ini meneruskan apa yang dilakukan oleh Sutan Takdir Alisjahbana Pujangga Baru yaitu dengan menghancurkan kaidah dan bentuk baku bahasa yang menjadi tradisi Balai Pustaka. Menurutnya Apa yang dilakukan Asrul Sani terhadap puisi, sama dan sebangun dengan apa yang dilakukannya pada film. Dalam film-film, Asrul Sani banyak mengungkap tema-tema perjuangan dan sosial, karena Asrul Sani memang tidak terpisah dari zamannya, ia adalah dididikan generasi terakhir Indonesia yang mendapatkan pendidikan Belanda. Jadi tidaklah heran jika ia, selalu mengungkap tema-tema perjuangan baik dalam film maupun dalam puisi dan karya lainnya. Sekitar tahun 80-an, saat itu Asrul bersemangat membuat film-film bertema perjuangan, menurutnya tema-tema ini sangat jauh berbeda dengan film-film sebelum perang yang fantastik alias tidak realistis. Seperti estetika film praperang yang hanya membahas estetika hiburan, senang-senang: gambar indah, casting cakep, cerita sudah diketahui umum karena dari legendadongeng sandiwara, maka tak perlu lagi tema-tema berat dengan karakter yang spesifik. Dengan demikian telihat yang dijual hanya efek, gambar indah, dan sensasionalisme. Bukan sebuah kebetulan, bahwa Asrul Sani adalah eksponen Angkatan 45 yang menganggap dirinya sebagai pewaris kebudayaan dunia atau dalam perdebatan selanjutnya disebut, beraliran humanisme universal. Hal ini berasal dari tradisi politik etis Belanda yang kemudian menemukan dirinya dalam pemerdekaan diri-sendiri sebagai individu. Ide yang semata-mata liberal ini merupakan inti dasar dari tradisi narasi klasik Hollywood. Tak heran, dalam film- film bernarasi klasik, film digerakkan oleh karakter character driven. Film-film Asrul Sani tidak bisa tidak merupakan cermin dari gejala ini. Seperti halnya dengan film Naga Bonar yang ditulisnya. Melihat dari sisi internal lewat film NB Asrul Sani yang bertajuk perjuangan, ia mencoba menyajikan gambaran kepada penonton kenyataan tentang bagaimana perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Menurutnya melalui film tersebut ia berusaha menghargai dan memberi penghormatan kepada sejarah dan ia ingin menyuguhkan sebuah cerita bermoral yang bisa menimbulkan rasa persahabatan, kesederhanaan berpikir dan memiliki nilai-nilai patriotisme. Menurutnya walaupun film ini telah melewati zamannya, namun ruh yang dibangun dalam ceritanya masih terasa relevan dengan suasana kebangsaan saat ini. Di samping itu moral yang ditekankan oleh Asrul Sani melalui film tersebut adalah moral yang mengandung penerapan sikap terhadap individu yang bernilai kebaikan, yang bernilai sosial yang lebih menekankan moral dalam ruang lingkup hubungan dengan manusia dan negara yang tercermin dalam sikap tokoh rekaan Asrul Sani Jendral Naga Bonar. Kita berharap sosok Naga Bonar pada akhirnya diharapkan bakal menjadi jembatan bagi generasi muda untuk memahami siapa sebenarnya Naga Bonar, yang berhasil mencuri perhatian generasi MTV lewat film Naga Bonar Jadi 2, yang disutradarai dan dimainkan oleh Deddy, yang keduannya merupakan film terbaik hasil karya anak bangsa dan perlu dijadikan sebagai dokumen Negara. Sebagai seorang tokoh ternama Asrul memang harus diacungi jempol hasil karya yang diciptakan walau diproduksi pada 1987 yang hingga sekarang hampir 20 tahunan lebih, namun setiap orang masih mengingat film ini. Film Ini bisa dikatakan sebagai karya momental bagi Negara dan bagi rakyat Indonesia secara keseluruhan.

C. Wacana Pesan Moral Dari Perspektif Konteks Sosisal