Pengertian Laporan Keuangan dan Jenisnya

14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Laporan Keuangan

2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Jenisnya

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi di dalam suatu perusahaan. Transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolong-golongkan, dan diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak lain adalah merupakan proses akuntansi yang pada hakikatnya merupakan “seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi-transaksi dan peristiwa- peristiwa, yang setidak-tidaknya sebagian bersifat finansial, dalam cara yang tepat dan dalam bentuk rupiah, dan penafsiran akan hasil-hasilnya.” Dalam praktiknya, laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku yaitu SAK di Indonesia. Hal ini perlu agar dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Setiap perusahaan wajib untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudiaan dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Kemudian laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai Universitas Sumatera Utara 15 persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. Laporan keuangan di Indonesia dapat berupa laporan triwulan, semesteran, maupun laporan tahunan. Menurut Hanafi 2007:63“Laporan keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberikan informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan resiko perusahaan”.Menurut Djarwanto 2004:5 “Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan”.Menurut Harahap 2008:105 “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil suatu perusahaan pada saat tertentu jangka waktu tertentu. Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan”.Menurut PSAK No.1Revisi 2009:1.5 mengemukakan bahwa “Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. Dapat disimpulkan dari pernyataan-pernyataan tersebut bahwa laporan keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu dengan penyajian yang terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang dapat disusun berdasarkan transaksi dan peristiwa finansial perusahaan yang dalam praktiknya dibuat berdasarkan aturan dan standar yang berlaku agar mudah dibaca Universitas Sumatera Utara 16 dan dimengerti yang nantinya dapat dijadikan sebagai sumber informasi keuangan yang handal, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan resiko perusahaan dan memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya yang lazim, dikenal beberapa komponenlaporan keuangan lengkap menurut Ikatan Akuntan Indonesia ED PSAK No. 1, 2015:11 yang terdiri dari: 1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode; 2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode; 3. Laporan perubahan ekuitas selama periode; 4. Laporan arus kas selama periode; 5. Catatan atas laporan keuangan, berisi kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lain; 6. Informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A; dan 7. Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.

2.1.1.2. Tujuan Laporan Keuangan