37
Penilaian kinerja keuangan perusahaan dapat dengan mudah dilakukan setelah diketahui besarnya nilai rasio keuangan perusahaan dengan menggunakan
metode dan teknik yang ada maka dapat dengan mudah melakukan pengukuran terhadap kondisi keuangan dan kinerja perusahaan yang nantinya akan diteliti.
2.1.3.3. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan
Tujuan utama penilaian kinerja keuangan perusahaan adalah untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan, apakah telah sesuai dengan standar atau
terjadi kelambatan ataupun penyimpangan Andi, 2011.Jika hal tersebut terjadi, melalui evaluasi kinerja keuangan maka akan dapat diambil tindakan perbaikan
guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.Dengan penilaian kinerja keuangan dapat dilihat prospek pertumbuhan dan perkembangan keuangan
perusahaan dari mengandalkan sumber daya yang dimilikinya. Perusahaan dikatakan berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang
telah ditetapkan.
2.2. Review Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai analisis rasio keuangan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan telah banyak dilakukan di Indonesia dengan objek penelitian
dan tahun penelitian yang berbeda-beda. Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini secara ringkas dapat dilihat
dalam tabel 2.1.berikutini:
Universitas Sumatera Utara
38
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul
Penelitian Parameter
Teknik Analisis Data
Hasil penelitian
1. Agustin
2013 Analisis Kinerja
Keuangan PT. ASTRA
INTERNATIO NAL Tbk
Dengan alat ukur MVA
Market Value Added
Market Value Added
Teknik analisis deskriptif
Kinerja keuangan PT. Astra International Tbk menggunakan
market value added menunjukkan nilai yang positif
atau 0 dalam periode 2009- 2013 dari hasil perhitungan
menggunakan alat ukur MVA yang berarti perusahaan
dikatakan telah berhasil menciptakan nilai tambah bagi
perusahaan dan menciptakan kekayaan bagi pemegang
saham. Peningkatannya berada di tahun 2009-2011 sementara
ditahun 2012-2013 semakin menurun namun tidak sampai ke
nilai minus disebabkan menurunnya harga saham.
2. Faizati 2013
Financial Ratio Sebagai Alat
Untuk Menilai Financial
Performance PT. ASTRA
INTERNATIO NAL TBK.
1.Rasio likuiditas
2.Rasio solvabilitas
3.Rasio aktivitas 4.Rasio
profitabilitas Teknik analisis
deskriptif- kuantitatif
1.Rasio likuiditas mengalami kenaikan di tahun 2010-2011
dan mengalami penurunan di tahun 2012.
2.Rasio solvabilitas mengalami kenaikan pada tahun 2011-
2012 yang menimbulkan dampak buruk bagi kinerja
perusahaan. 3.Rasio aktivitas mengalami
penurunan yang menyebabkan banyaknya persediaan yang
menumpuk di gudang sehingga membuat PT.
AstraInternational Tbk lebih meningkatkan lagi penjualan
dan memaksimalkan aktiva yang dimiliki.
4.Rasio profitabilitas juga menunjukkan penurunan
namun pada laba per sahamnya setiap tahun
mengalami kenaikan danmenunjukkan manajemen
berhasil dalam mencapai keuntungan untuk pemegang
saham.
Universitas Sumatera Utara
39
Lanjutan Tabel 2.1.
3. Manurung 2013
Analisis Laporan
Keuangan Sebagai Dasar
Penilaian Kinerja
Keuangan Perusahaan
Pada PT. Unilever
Indonesia Tbk 1.Rasio
likuiditas 2.Rasio
solvabilitas 3.Rasio
profitabilitas 1. Analisis rasio
2. Analisis time series
1.Kinerja keuangan berdasarkan rasio likuiditas tahun 2009-
2011 kurang baik, karena rendahnya nilai dari
keseluruhan rasio likuiditas dan rasio likuiditas
mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
2.Rasio solvabilitas cenderung tidak stabil, dikarenakan rasio
hutang terhadap modal kurang baik tetapi nilai rasio utang
terhadap aset sangat baik dan dari keseluruhan rasio
solvabilitas mengalami penurunan.
3.Kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk tahun
2009-2011 berdasarkan rasio profitabilitas sangat baik,
dikarenakan nilai rasio profitabilitas dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan, berarti
perusahaan mampu menghasilkan laba secara
optimal.
4. Michael 2013
Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Kinerja
Keuangan Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 1.ROA
2.Perputaran total aktiva
3.Debt to total assets
1.Pengujian asumsi klasik
2.Analisis regresi berganda
3.Uji Hipotesis 1.Secara serempak ROA, assets
turn over dan debt to total assets berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan. 2. Secara parsial ROA dan
assets turn over tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan. 3. Secara parsial debt to total
assets tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan. 5.
Pangaribuan 2015
Analisis Kinerja Keuangan
Tahun Buku 2014, 2013,
2012, 2011, dan 2010 Pada PT.
Bank Sumut Cabang Medan
Iskandar Muda 1.Total Aset
2.Kredit yang diberikan
3. Dana pihak ketiga
4. Laba sebelum pajak
5. Pendapatan 6. Bebanbiaya
7. Non performing
loan 1.Analisis data
kualitatif 2.Analisis data
kuantitatif 1.Akibat adanya pemisahan aset
pada bulan Agustus 2011 akibat pemisahan 10
unitkantor menjadi 5 unit kantor operasional dibawah
Kantor Cabang Medan Iskandar Muda menyebabkan
kinerja keuangan sulit dianalisi secara realistis untuk
tahun buku 2010 dan 2011.
2.Total Aset, total pendapatan, total realisasi DPK dan total
biaya tahun buku 2014
Universitas Sumatera Utara
40
Lanjutan Tabel 2.1.
mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan posisi
yang sama tahun 2013. 3.Total realisasi kredit yang
diberikan dan total laba sebelum pajak pada tahun
2014 mengalami penurunan dibanding tahun 2013, pada
tahun 2011 DPK menurun sebesar 18,80 dibanding
posisi yang sama tahun 2010.
4. NPL Non Performing Loan meningkat dari 1.06 posisi
tahun 2010 menjadi 3,82 pada tahun 2014. Posisi NPL
tahun 2014 dibawah batas maksimal ketentuan Bank
Indonesia 5. LDR tahun 2010 sd tahun 2014 berada
dibawah batas minimum berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia sebesar 78 dengan pencapaian pada
tahun 2014 sebesar 45,92, tahun 2013 sebesar 58,15,
tahun 2012 sebesar 58,23, tahun 2011 sebesar 44,62
dan tahun 2010 sebesartahun 2010 63,53 dan tertinggi
lebih buruk pada tahun 2011 100,17 . Rasio kinerja
ROA posisi 2010 sd posisi 2014 diatas batas minimal dan
ROA tertinggi terbaik adalah tahun 2010 sebesar
6,59 dan paling rendah pada posisi tahun 2011 sebesar
2,52.
6. Patel dan Mehta
2012 A Financial
Ratio Analysis Of Krishak
Bharati Co- Operative
Limited Profitabilty
Ratio 1. Persentase
2. Rata-rata 3.Analisis rasio
4. t-test Gross Profit Ratio yang
tertinggi berada di tahun 2003 sebesar 38,25 yang mana
sangat baik bagi perusahaan sementara yang terendah pada
tahun 2008 sebesar 19,45. Pada Earning Per Share
menunjukkan hasil yang sangat memuaskan disepanjang tahun
kecuali pada tahun 2002 sementara di tahun 2008
menunjukkan hasil yang enam kali lebih daripada original
value. Pada Return On Capital Employed menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
41
Lanjutan Tabel 2.1
di tahun 2005 merupakan rasio tertinggi sebsar 13 yang
sangat baik bagi perusahaan.
7. Puspitasari
2012 Analisa Laporan
Keuangan Guna Mengukur
Kinerja Keuangan PT.
ASTRA INTERNATIO
NAL TBK. 1.Rasio
likuiditas 2.Rasio
solvabilitas Teknik analisis
deskriptif 1. Kinerja keuangan PT. Astra
International Tbkpada tahun 2006, 2007 dan 2008terlihat
cukup baik.Pada laba usaha dan laba bersih tahun 2007
naik sebesar 70,3 dan 75,62 dibandingkan tahun
2006, tetapi kinerja laba usaha dan laba bersih tahun 2008
Rp 3.375,- milyar dan Rp 2.672,- milyar menurun
dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar Rp 3.509,-
milyar dan Rp 2.807,- milyar karena beban usaha
perusahaan meningkat dan penurunan laba usaha
perusahaan.
2. Rasio likuiditas dan rasio solvabilitas terlihat cukup
baik pada tahun 2007 dan tahun 2008 namun di tahun
2006 terjadi beda penyajian laporan keuangan sehingga
menyebabkan rasio likuiditas dan solvabilitas perusahaan
terlihat tidak baik.
3. Laba usaha segmen otomotif pada PT. Indomobil tahun
2008 meningkat sebesar 540 dibandingkan pada
tahun 2007 sedangkan PT. Astra International Tbk hanya
25,8.
8. Shavira
2016 Analisis
Laporan Keuangan
dalam Mengukur
Kinerja Keuangan Pada
PT. Garuda Madju Cipta
Medan- Indonesia
1.Rasio likuiditas
2.Rasio leverage 3.Rasio
aktivitas 4.Rasio
profitabilitas Teknik analisis
deskriptif 1. Kinerja keuangan PT.
Garuda Madju Cipta Medan- Indonesiayang dukur dengan
rasio likuiditas pada tahun 2012-2014 dikatakan kurang
baik karena kurangnya modal untuk membayar hutang.
2. Rasio leverage juga dikatakan kurang baik akibat porsi
hutang mengalami peningkatan terhadap aktiva
yang ada pada perusahaan.
3. Rasio aktivitas mengalami penurunan dikarenakan
rendahnya dana yang
Universitas Sumatera Utara
42
Lanjutan Tabel 2.1
ditanamkan dalan aktiva tetap berputar dalam satu periode.
4. Rasio profitabilitas yang juga mengalami penurunan akibat
dari banyaknya aset yang tidak produktif.
9. Supit dkk 2016
Analisa Kinerja Keuangan Pada
PT. Astra International
Tbk 1.Rasio
likuiditas 2.Rasio
solvabilitas 3.Rasio
rentabilitas Teknik analisis
deskriptif- evaluatif
1. Rasio likuiditas berada pada kategori kinerja cukup baik
bila dibandingkan dengan rata-rata standar industri.
2. Rasio solvabilitas kecenderungan menurun dari
tahun ke tahun dan berada sedikit diatas rata-rata industri
sehingga dikategorikan berkinerja cukup baik.
3. Rasio rentabilitas menunjukkan kecenderungan
terus menurun dari tahun ke tahun dan indikatornya berada
di bawah rata-rata industri, sehingga kinerja keuangan
PT. Astra International Tbk periode 2011-2015 berada
pada kategori kurang baik.
2.3. Kerangka Konseptual