25
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit; 3.
Untuk mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain; 4.
Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi Z-score;
5. Menstandarisir size perusahaan;
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”;
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di
masa yang akan datang.
Disamping keunggulan juga terdapat keterbatasan analisis rasio keuangan seperti yang telah dibahas diatas. Adapun keterbatasan analisis
rasio keuangan tersebut adalah : 1.
Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya;
2. Keterbatan yang dimilki akuntansi atau laporan keuangan juga
menjadi keterbatasan teknik ini; 3.
Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio;
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron;
5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi
yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya, jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
2.1.2.4. Bentuk-bentuk Analisis Rasio Keuangan
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap
rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi
pengambilan keputusan Ginting, 2009. Berikut inidiuraikan beberapa bentuk analisis rasio keuangan yang umum
dan sering digunakan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.
Universitas Sumatera Utara
26
1. Rasio Likuiditas Liquidity Ratio
Menurut Weston dalam buku Kasmir 2012:129 bahwa“Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh
tempo”.Menurut Anaroga 2006:79 ”Likuiditas bisa juga berarti mudah tidaknya suatu jenis investasi dicairkan menjadi uang kas”.Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa kegunaan rasio likuiditas adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban pada saat ditagih.
Terdapat dua hasil penilaian terhadap pengukuran rasio likuiditas, yaitu apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, dikatakan perusahaan
tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut, dikatakan perusahaan dalam keadaan ilikuidDewa,
2015.Menurut Wild dan Subramanyam 2011: 241 bahwa: Likuiditas dinyatakan dalam perbedaan tingkatan. Ketidakmampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya merupakan masalah likuiditas yang lebih ekstrem. Masalah ini dapat mengarah pada penjualan
investasi dan aset lainnya yang dipaksakan, dan kemungkinan yang paling parah mengarah pada insolvabilitas dan kebangkrutan. Kurangnya
likuiditas dapat menyebabkan hal-hal berikut ini:
1. Bagi pemegang saham, kurangnya likuiditas dapat meramalkan
hilangnya kendali pemilik atau kerugian investasi modal. Saat pemilik perusahaan memiliki kewajiban tak terbatas bagi
perusahaan perseorangan atau persekutuan kurangnya likuiditas membahayakan aset pribadi mereka.
2. Bagi kreditor perusahaan, kurangnya likuiditas dapat
menyebabkan penundaan pembayaran bunga dan pokok pinjaman atau bahkan tidak dapat ditagih sama sekali.
3. Bagi pelanggan serta pemasok, kurangnya likuiditas
menyebabkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi
Universitas Sumatera Utara
27
kontrak serta merusak hubungan dengan pelanggan dan pemasok penting.
Menurut Brigham dan Houston 2012:134 bahwa jenis rasio likuditas yang digunakan perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan yang umum
digunakan yaitu : a.
Rasio Lancar Current Ratio Rasio likuiditas utama adalah rasio lancar Current Ratio yang
dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar, seperti dinyatakan berikut ini:
Rasio Lancar ������� ����� =
AsetLancar Kewajiban Lancar
x 1 Kali b.
Rasio Cepat Quick Ratio Rasio likuiditas kedua yang sering digunakan adalah quick ratio atau
acid test yang dihitung dengan mengurangi persediaan dengan aset lancar, kemudian membagi sisanya dengan kewajiban lancar seperti
dinyatakan berikut ini :
Rasio Cepat atau ����� ����� =
Aset lancar − Persediaan
Kewajiban lancar x 1 Kali
Menurut Kasmir 2012:139 bahwa jenis rasio likuiditasyang digunakan perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan sama dengan jenis rasio likuiditas
yang diungkapkan menurut Brigham dan Houston hanya saja terdapat tambahannya yaitu :
Rasio Kas Cash Ratio Rasio kas atau Cash Ratio merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau
yang setara kas seperti rekening giro atau tabungan di bank yang dapat ditarik setiap saat. Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan
sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.Rumus untuk mencari rasio kas atau Cash Ratio dapat
digunakan sebagai berikut :
Rasio Kas ���ℎ ����� =
���ℎ �� ���ℎ ���������� ������� �����������
x 100
Universitas Sumatera Utara
28
2. Rasio Solvabilitas Leverage Ratio atau Coverage Ratio
Rasio Solvabilitas atau leverage ratio atau coverage ratio Kieso dkk, 2011 merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang.Artinya seberapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Menurut Darsono dan
Ashari 2005:54 ”Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya jika perusahaan tersebut dilikuidasi”.
Dalam praktiknya, apabila dari hasil perhitungan, perusahaan ternyata memiliki rasio solvabilitas yang tinggi, hal ini akan berdampak timbulnya risiko
kerugian lebih besar, tetapi juga ada kesempatan mendapat laba yang juga besar. Sebaliknya, apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas lebih rendah tentu
mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil pula, terutama pada saat perekonomian menurun. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil
pengembalian pada saat perekonomian tinggi. Dengan melakukan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui
beberapa hal berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasio kemampuan-kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya. Menurut Kieso dkk 2011: 1352 bahwa jenis coverage ratio yang
digunakan perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan yaitu : a.
Debt to Total Assets Ratio DAR
Universitas Sumatera Utara
29
Rumus yang digunakan untuk mencari debt to total assets ratio adalah sebagai berikut :
���� �� ����� ������ ����� DAR = ����
����� ������ x 100
b. Cash Debt Coverage Ratio
Cash Debt Coverage Ratio memberikan informasi tentang fleksibilitas keuangan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban dari kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi, tanpa harus melikuidasi aset yang digunakan dalam operasinya
Kieso dkk, 2011:211. Rumus yang digunakan untuk mencari Cash Debt Coverage Ratio adalah sebagai berikut :
���ℎ ���� �������� ����� = ��� ���ℎ �������� �� ��������� ����������
������� ����� ����������� x 100
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.Menurut
Harahap 2008:308 ”Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,
pembelian dan kegiatan lainnya”.Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil
pengukuran dengan rasio aktivitas akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola aset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya.
Menurut Kieso dkk 2011: 1352 bahwa jenis activity ratio yang digunakan perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan yaitu :
a. Inventory Turn Over
Universitas Sumatera Utara
30
Inventory Turn Over mengukur frekuensi rata-rata sebuah perusahaan yang menjual persediaan selama periodeKieso dkk, 2011:490. Rumus
yang digunakan untuk mencari Inventory Turn Over adalah sebagai berikut :
��������� ���� ���� ITO = ���� �� ���� ����
������� ��������� x 1 Kali
b. Assets Turn Over
Seberapa efisiennya perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan diukur dengan Assets Turn Over Kieso dkk,
2011:586. Rumus yang digunakan untuk mencari assets turn over adalah sebagai berikut :
������ ���� ���� = ��� �����
������� ����� ������ x 1 Kali
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kejadian yang dilakukan perusahaan. Rasio lain dapat memberikan petunjuk-petunjuk yang
digunakan untuk menilai keefektifan dari operasi sebuah perusahaan, tetapi rasio profitabilitas akan menunjukkan kombinasi dari efek likuiditas, manajemen aktiva,
dan utang pada hasil operasi. Rasio ini akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan.Menurut Van Horne dan Wachhowicz
2005:222 ”Rasio profitabilitas adalah rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi”.Menurut Wild dan Subramanyam 2011:143 :
Pengembalian atas investasi modal merupakan indikator penting atas kekuatan perusahaan dalam jangka panjang. Angka ini menggunakan
ukuran ringkasan utama dari laporan laba rugi laba dan neraca pendanaan untuk menilai profitabilitas. Ukuran profitabilitas ini memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan ukuran kekuatan keuangan jangka panjang lainnya atau solvabilitas yang hanya mengandalkan pos neraca.
Universitas Sumatera Utara
31
Angka ini dapat mengungkapkan pengembalian atas investasi modal secara efektif dari berbagai perspektif kontributor pendanaan yang berbeda.
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan terutama laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif. Pengukuran dapat
dilakukan untuk beberapa periode operasi dengan tujuan agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau
kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Suatu perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi tentu
akan menarik penanam modal untuk ikut berinvestasi didalamnya. Setelah perusahaan melakukan penawaran saham, para pemilik modal berharap
keuntungan perusahaan akan meningkat sehingga mereka akan memperoleh deviden yang tinggi pula. Pihak pemodal bisa menilai kinerja perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan ini dengan menggunakan rasio profitabilitas. Menurut Harahap 2008: 305 bahwa jenis rasio profitabilitas yang
digunakan perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan yaitu : a.
Hasil Pengembalian Aset Return on Asset ROA Return on Asset ROA menggambarkan perputaran aktiva diukur dari
volume penjualan. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik. Hal tersebut berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih
laba. Rumus yang digunakan untuk mencari Return on Asset ROA adalah
sebagai berikut :
������ �� ����� ROA = Laba Bersih
����� ������ x 100
b. Hasil Pengembalian Ekuitas Return on Equity ROE
Universitas Sumatera Utara
32
Return on Equity ROE menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar rasio ini maka
akan semakin baik bagi perusahaan. Rumus yang digunakan untuk mencari Return on Equity ROE adalah
sebagai berikut :
������ �� ������ ROE = Laba Bersih
����� ������ x 100
Menurut David 2013:141 bahwa jenis Profitability ratiosyang digunakan
perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan sama dengan jenis rasio profitabilitas yang diungkapkan Harahap, hanya saja terdapat tambahannya yaitu :
Laba per Saham Earnings per Share EPS Laba per saham berhubungan dengan laba per saham biasa. Jika suatu
perusahaan memiliki baik saham biasa maupun saham preferen yang beredar, maka dividen saham preferen tahun berjalan dikurangi dari laba
bersih untuk memperoleh laba yang tersedia untuk pemegang saham biasa Kieso dkk, 2011:839. Rumus untuk menghitung laba per saham David,
2013:141 adalah :
EPS = ��� ������
������ �� �ℎ���� �� ������ ����� ����������� x 1 Rupiah
2.1.2.5. Kriteria Analisis Rasio Keuangan