15
“Barangsiapa diantaramu melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan
tangan kekuasaan-nya.Apabila
tidak sanggup,
dengan ucapannya.Apabila tidak sanggup, dengan hatinya, dan itulah selemah-
lemahnya iman. ” al-hadits
Kalimat “hendaklah ia merubahnya mencegahnya dengan tangannya kekuasaannya ; jika ia tak sanggup, maka dengan lidahnya menasihatinya ;
dan jika tak san ggup juga, maka dengan hatinya”, maksudnya hendaklah ia
mengingkari perbuatan itu dalam hatinya. Hal semacam itu tidaklah dikatakan telah merubah atau melenyapkan, tetapi itulah yang sanggup ia kerjakan. Dan
kalimat “demikian itu adalah selemah-lemah iman” maksudnya ialah – Wallaahu a’lam– paling sedikit hasilnya pengaruhnya.
5
Konsep ini dibawa oleh auditing. Dimana ketika seorang auditor menemukan ketidakwajaran
dalam suatu transaksi, yang harus dilakukannya adalah mengubahnya dan tidak mendiamkannya saja.
3. Sistem Pengendalian Internal
a. Pengertian Pengendalian Internal
Menurut AICPA American Institute of Certified Public Accountants yang dikutip oleh Hartadi 1987 menyebutkan sistem pengendalian intern
meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang
5
MusthafaDieb Al-Bugha-Muhyidin Mistu, Al-Wafi, Jakarta : Al- I’tishom, 2011 h.53
16
terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat
dipercaya.
6
Pengertian pengendalian internal menurut The Committee of Sponsoring Organization COSO adalah proses yang dapat dipengaruhi
manajemen dan karyawan dalam menyediakan secara layak suatu kepastian mengenai prestasi yang diperoleh secara objektif dalam penerapannya tentang
bagian laporan keuangan yang dapat dipercaya, diterapkannya efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan operasional perusahaan dan diterapkannya
peraturan dan hukum yang berlaku agar ditaati oleh semua pihak.
7
b. Tujuan Pengendalian Internal
Tujuan utama pengendalian internal adalah untuk mengarahkan kegiatan dalam manajemen agar dapat mengurangi terjadinya kegagalan
transaksi dan mengurangi terjadinya kredit macet.Kredit mempunyai risiko yang cukup tinggi yakni terjadi kemacetan pada saat pemberian kredit, risiko
kemacetan kredit pada saat jatuh tempo dapat dikurangi dengan menjalankan pengendalian intern secara efektif.
6
Bambang Hartadi, Auditing : Suatu Pedoman Pemeriksaan Akuntansi Tahap Pendahuluan, Edisi I, Yogyakarta : BPFE, 1987 h.121
7
Darya Setia Nugraha, Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, h.260
17
Dalam Pedoman Standar Sistem Pengendalian Internal bagi Bank Umum, tujuan dari pengendalian intern yang diterapkan sebuah manajemen