Tujuan Penelitian Pengelolaan zona pemanfaatan ekosistem mangrove melalui optimasi pemanfaatan sumberdaya kepiting bakau (scylla serrata) di Taman Nasional Kutai provinsi Kalimantan Timur

3. Membuat rekomendasi pengelolaan sumberdaya kepiting bakau di kawasan konservasi mangrove untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatannya dan sekaligus menjaga kelestarian hutan mangrove di TNK.

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang menjadi dasar pengembangan disertasi ini adalah: Jika pemanfaatan sumberdaya kepiting bakau di zona pemanfaatan hutan mangrove TNK dioptimalkan sesuai daya dukung lingkungannya melalui sylvofishery, maka akan membentuk model pengelolaan ekosistem mangrove yang lestari, yang diindikasikan dengan adanya penurunan laju kerusakan ekosistem mangrove.

1.5 Kerangka Pendekatan Penelitian

Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan kepiting bakau di habitat hutan mangrove TNK adalah ancaman penurunan populasi kepiting bakau akibat eksploitasi hutan mangrove oleh masyarakat. Sementara itu, diduga pemanfaatan kepiting bakau di TNK masih di bawah potensi yang ada, sedangkan disisi lain, TNK sebagai kawasan konservasi tidak boleh ditebangdikurangi keutuhan kawasannya. Pemanfaatan sumberdaya yang ada dalam kawasan taman nasional pada dasarnya diperbolehkan pasal 26, 27, 28 dan 30 UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Salah satu jenis sumberdaya hayati yang dapat dimanfaatkan dari kawasan mangrove TNK adalah kepiting bakau S. serrata. Kepiting bakau dimanfaatkan dengan cara penangkapan kepiting dewasa di alam dan penangkapan kepiting muda untuk budidaya pembesaran kepiting. Namun dalam pemanfaatan sumberdaya ini perlu diperhatikan kelangsungan populasi dan daya dukungnya, oleh karena itu perlu kajian dalam pemanfaatan sumberdaya kepiting tersebut. Dalam pemanfaatan sumberdaya kepiting di ekosistem mangrove TNK, terkait aspek ekologi, ekonomi, dan sosial budaya. Sehingga diperlukan pendekatan sistem, agar ketiga aspek tersebut dapat dikaji secara menyeluruh. Untuk memperoleh data dan informasi tentang aspek bioekologi kepiting bakau perlu dilakukan beberapa pendekatan. Data dan informasi tentang tipe dan karakteristik habitat kepiting bakau diperoleh dengan melakukan klasifikasi wilayah zona berdasarkan karakter-karakter khusus yang dimiliki tiap zona. Selanjutnya pada tiap zona dilakukan pengamatan dan analisa parameter biofisik dan kimia lingkungan, meliputi: parameter fisik-kimia substrat dan perairan, karakteristik vegetasi mangrove, produksi serasah mangrove dan kelimpahan organisme makrozoobenthos sebagai pakan alami kepiting bakau. Untuk mengetahui status bioekologi kepiting bakau dilakukan kajian tentang kelimpahan, sebaran ukuran, pola distribusi spasial dan temporal, pola pertumbuhan, serta laju eksploitasi kepiting bakau. Data untuk kajian status bioekologi kepiting bakau diperoleh dari data primer dan data sekunder. Kajian mengenai daya dukung lingkungan dilakukan dengan pendekatan indeks kesesuaian habitat Habitat Suitability IndexHSI. HSI menggambarkan kesesuaian habitat yang diberikan oleh kombinasi interaksi dari semua variabel lingkungan kunci pada spesies S. serrata, berdasarkan hipotesa hubungan spesies- habitat. Alur pendekatan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

1.6 Kebaruan Penelitian

Di Indonesia, khususnya di Institut Pertanian Bogor sendiri, sudah banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui status bioekologi kepiting bakau, antara lain oleh: 1 Siahainenia 2008 telah melakukan penelitian bioekologi kepiting bakau di ekosistem mangrove Kabupaten Subang, yang meliputi struktur populasi, potensi reproduksi, dan distribusi spasial dan temporal kepiting bakau; 2 Mulya 2000 meneliti kelimpahan dan distribusi kepiting bakau di hutan mangrove Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat, Sumatera Utara; 3 Nazar 2002 meneliti keterkaitan karakteristik habitat dengan keberadaan tiga jenis kepiting bakau; 4 Dianthani 2002 mengevaluasi kondisi lingkungan perairan Muara Badak, Kalimantan Timur dalam kaitannya dengan perkembangan larva kepiting bakau. Namun penelitian-penelitian tersebut belum