Lokasi dan Waktu Penelitian

Perbedaan karakteristik pada masing-masing stasiun tersebut adalah: ‒ Stasiun A: Sungai Sangatta merupakan muara sungai besar, telah dibuka tambak dan ada perkampungan kecil, mangrove didominasi jenis Avicenia. ‒ Stasiun B: Teluk Perancis merupakan teluk yang cukup terlindung, di teluk ini bermuara beberapa alur sungai kecil, belum ada pemukiman, mangrove didominasi jenis Rhizophora apiculata. ‒ Stasiun C: Sungai Sangkimah terletak di dekat areal perusahaan minyak Pertamina, ada pemukiman penduduk pada jarak yang tidak terlalu jauh, terdapat teluk yang lebih kecil dibanding Teluk Perancis dimana bermuara S. Sangkimah, mangrove didominasi Rhizophora apiculata, Bruguiera parviflora , dan Sonneratia alba. Lokasi masing-masing stasiun dapat dilihat pada Gambar 12.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif guna mendapatkan fakta dari kondisi yang ada melalui survei dan analisis laboratorium. Tujuannya, untuk mendapatkan data kondisi bioekologi S. serrata di kawasan mangrove TN Kutai, status pemanfaatan sumberdaya S. serrata, dan penilaian dampak pemanfaatan sumberdaya S. serrata terhadap kelestarian ekosistem mangrove dan dampak sosial ekonomi pada masyarakat lokal, terutama nelayan dan petambak di kawasan mangrove TN Kutai. Gay dalam Sevilla et al. 1993 mendefinisikan metode penelitian deskriptif sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang meyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi 6 tahapan, yaitu: 1. Analisis sosial ekonomi masyarakat dan kondisi umum TN Kutai. 2. Analisis status bioekologi kepiting bakau dan daya dukung lingkungan. 3. Analisis pemanfaatan sumberdaya kepiting bakau. 4. Identifikasi sistem pengelolaan kepiting bakau di TNK. 5. Pemodelan dan simulasi skenario pengelolaan sumberdaya kepiting bakau. 6. Penyusunan rekomendasi dan kebijakan pengelolaan sumberdaya kepiting bakau di hutan mangrove TNK. Berdasarkan masalah yang diteliti tersebut, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode survei, yaitu mengadakan penyelidikan untuk mendapatkan fakta-fakta dari gejala yang ada dihubungkan dengan kondisi faktual dari daerah dimana lokasi penelitian itu berada Sevilla et al. 1993.

3.3 Analisis sosial ekonomi masyarakat dan kondisi umum TN Kutai

3.3.1 Jenis dan sumber data sosial ekonomi masyarakat

Jenis data yang diperlukan yang berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi dan kelembagaan masyarakat di dalam kawasan Taman Nasional Kutai berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang diperlukan, meliputi: aspek sosial ekonomi mata pencaharian, analisis usaha kegiatan penangkapan, analisis usaha budidaya sylvofishery kepiting bakau, struktur sosial, dan data persepsi masyarakat, dan aspek kebijakan pendapat pakar berkaitan kebijakan pengelolaan kawasan hutan mangrove di TNK. Data sekunder yang diperlukan meliputi: aspek kependudukan jumlah penduduk, pendidikan, agama, dan kesehatan, dan aspek hukumkelembagaan rencana tata ruang, kebijakan pengelolaan kawasan konservasi, dan kelembagaan pengelolaan kawasan konservasi.

3.3.2 Metode pengumpulan data sosial ekonomi masyarakat

A. Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer dilaksanakan dengan cara memberikan kuesioner kepada para responden pada tiga desa yang dipilih menggunakan metode purposive sampling, sesuai dengan lokasi untuk pengumpulan data biofisik. Ketiga desa tersebut adalah Desa Sangkima, Desa Sangkima Lama, dan Desa Singa Geweh, yang merupakan desa pantai yang berlokasi di dalam kawasan hutan mangrove Taman Nasional Kutai. Pemilihan jenis responden sebagai unit penelitian untuk data sosial ekonomi ditentukan secara sengaja purposive sampling berdasarkan jenis mata