Pengumpulan Data Makrozoobenthos Pengumpulan dan Analisis Data Makrozoobenthos

B. Analisis Data Makrozoobenthos

Untuk menganalisa kelimpahan jenis organisme makrozoobenthos digunakan rumus Brower et al. 1990: ............................................................................................. 11 N i Σ n = kelimpahan individu atau jenis ke-i indha i A = luas daerah pengambilan contoh ha = jumlah individu atau jenis ke-i ind

3.4.4 Pengumpulan dan Analisis Data Kualitas Perairan

A. Pengumpulan Data Kualitas Perairan

Pengukuran parameter fisika dan kimia lingkungan dilakukan langsung di lapangan pada tiap stasiun pengamatan secara acak dengan pengulangan pada tiap periode musim yang berbeda kemarau dan penghujan. Parameter yang akan diamati adalah: suhu air, salinitas air dan , pH air dan pH substrat, tekstur substrat, DO, dan BOD.

B. Analisis Data Kualitas Perairan Habitat Mangrove

Kualitas perairan habitat mangrove dianalisis di Laboratorium Kualitas Air Fakultas Perikanan Universitas Mulawarman Samarinda. Hasil analisis diolah dengan menggunakan software excel 2007 untuk melihat statistik deskriptifnya.

3.4.5 Analisis Hubungan Sebaran Spasial S. serrata dengan Karakteristik

Vegetasi Mangrove Analisa karakteristik habitat kepiting bakau berdasarkan variasi parameter biofisik dan kimia lingkungan pada tiap stasiun, dianalisa dengan menggunakan Analisis Komponen Utama Principal Komponen AnalysisPCA Bengen 2000. Analisis Koresponden ini bertujuan untuk mencari hubungan yang erat antara modalitas dari dua karakter atau variabel pada variabel matrik data kontingensi serta mencari hubungan yang erat antara seluruh modalitas karakter dan kemiripan antar individu berdasarkan konfigurasi pada tabel atau matrik data disjongtif lengkap Bengen 2000. A N i ∑ = i n

3.4.6 Penilaian Daya Dukung Lingkungan

Daya dukung lingkungan untuk sumberdaya kepiting bakau diduga dengan pendekatan indeks kesesuaian habitat Habitat Suitability IndexHSI. HSI adalah sebuah angka indeks yang mencerminkan kapasitas habitat yang diberikan untuk mendukung spesies yang dipilih. HSI menggambarkan kesesuaian habitat yang diberikan oleh kombinasi interaksi dari semua variabel lingkungan kunci pada spesies. Variabel habitat, yang dapat dianggap sebagai stressor, diberi bobot kesesuaian dengan skor 1 untuk habitat yang optimal dan 0 untuk habitat yang tidak cocok. HSI menggabungkan nilai ini menjadi satu yang memprediksi indeks kemampuan dari habitat untuk mendukung spesies. Jadi pada dasarnya, HSI adalah untuk mengukur daya atau ukuran populasi yang dapat didukung oleh sumber daya yang tersedia di habitat tersebut. Pada penelitian ini, HSI diterapkan untuk siklus hidup kepiting bakau Scylla serrata muda juvenil dan dewasa yang sudah dapat dimanfaatkan oleh manusia, dan juga berdasarkan asumsi bahwa di habitat mangrove tidak ditemukan kepiting pada siklus larva zoea dan megalopa. Sehingga komponen kebutuhan hidup yang akan digunakan untuk menilai daya dukung habitat adalah yang sesuai dengan kebutuhan hidup kepiting muda dan dewasa, yaitu komponen kualitas air, komponen substrat, dan komponen vegetasi. Variabel-variabel dari ketiga komponen tersebut adalah oksigen terlarut V 1 , Biological Oxygen Demand V 2 , salinitas air V 3 , temperatur air V 4 , pH air V 5 , pH substrat V 6 , pasang surut air laut V 7 , tekstur substrat V 8 , kepadatan makrozoobenthos V 9 , jenis vegetasi V 10 , kerapatan vegetasi V 11 , dan produksi serasah V 12 Penilaian untuk masing-masing variabel dilakukan dalam dua tahap, yaitu: . 1 Memberikan skor 0 sd. 1, untuk hasil pengukuran kualitas lingkungan masing- masing variabel sesuai dengan standar SI kebutuhan hidup kepiting S. serrata, yang telah disusun berdasarkan penelitian sebelumnya lihat Lampiran 18 2 Memberikan bobot variabel 0 sd. 1, yang dilakukan dengan cara membandingkan ke-12 variabel tersebut mana yang paling besar pengaruhnya bagi kehidupan S. serrata. Variabel yang paling besar pengaruhnya akan