Uji Normalitas Analisis Data Tes Hasil Belajar

Tabel 4.11 Data Hasil Observasi selama Pembelajaran Guru No. Sub Kegiatan Inti Pembelajaran Kelas Eksperimen Observer I Observer II 1. Orientasi Siswa pada Masalah 50 50 2. Mengorganisasi Siswa Belajar 90 90 3. Membimbing Penyelidikan Individu dalam Kelompok 100 100 4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya 100 100 5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah 100 100 Berdasarkan Tabel 4.11, hasil observasi guru untuk kelas eksperimen terdapat kesamaan antara pihak observer I dan pihak observer II. Penilaian observasi kegiatan guru yang belum tercapai atau tidak dilakukan secara keseluruhan oleh guru, terdapat pada sub kegiatan inti pembelajaran orientasi siswa pada masalah. Sedangkan sub kegiatan inti pembelajaran lainnya sudah sangat baik bahkan sudah dilaksanakan seluruhnya oleh guru. Adapun data hasil observasi guru selama pembelajaran pada kelas kontrol terdapat pada Tabel 4.12. Tabel 4.12 Data Hasil Observasi selama Pembelajaran Guru No. Sub Kegiatan Inti Pembelajaran Kelas Kontrol Observer I Observer II 1. Mengamati 100 100 2. Menanya 100 100 3. Mengumpulkan data 100 100 4. Mengasosiasikan 100 100 5. Mengkomunikasikan 100 100 Berdasarkan Tabel 4.12, hasil observasi guru untuk kelas kontrol terdapat kesamaan antara pihak observer I dan pihak observer II. Dari penilaian observer I dan observer II sub kegiatan inti pembelajaran telah dilaksanakan secara keseluruhan oleh guru.

D. Pembahasan

Hasil ketercapaian sub-indikator pada hasil belajar pengetahuan metakognitif Biologi siswa secara keseluruhan belum mencapai ketuntasan karena belum mencapai 50 50. Namun, nilai ketercapain sub-indikator pengetahuan metakognitif saat Pre Test dan Post Test mengalami peningkatan meskipun tetap masih belum tuntas tetapi telah memperlihatkan peningkatan. Dari hasil data tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL Problem Based Learning mampu meningkatkan pengetahuan metakognitif Biologi pada siswa dibandingkan dengan pembelajaran dengan pendekatan saintifik meskipun belum mencapai hasil maksimal namun sudah memberi peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran pendekatan saintifik. Adapun mengenai rata-rata hasil belajar kognitif pretest dan posttest mengalami kenaikan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kedua model pembelajaran ini dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar kognitif pada kedua kelas sampel penelitian. Hasil N-Gain kelas kontrol per sub-konsep lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen pada sub-konsep ciri umum virus, struktur tubuh virus, permasalahan virus dalam kehidupan, dan replikasi virus. Namun hasil N-Gain per sub-konsep tertinggi pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol terdapat pada sub-konsep peranan virus. Hasil N-Gain per sub-konsep yang kurangtidak tercapai ada pada sub-konsep permasalahan virus dalam kehidupan untuk kelas eksperimen dan sub-konsep peranan virus untuk kelas kontrol. Dari hasil ketercapaian sub-konsep virus menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL Problem Based Learning kurang efektif terhadap sub-konsep permasalahan virus dalam kehidupan dibandingkan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan lebih efektif pada sub-konsep peranan virus. Ketercapaian suatu sub-konsep baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ini dipengaruhi oleh kelebihan dan kekurangan dari masing-masing model dan pendekatan yang diterapkan selama proses pembelajaran. Kelebihan model PBL Problem Based Learning yakni mengembangkan kemampuan memahami siswa terhadap suatu masalah pada materi pembelajaran dan kekurangan dari model PBL Problem Based Learning yakni alokasi waktu yang sangat lama untuk dapat menjadikan model pembelajaran ini sebagai kegiatan pembelajaran yang bermakna. Sedangkan untuk kelebihan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah pada pendekatan pembelajaran ini siswa diarahkan oleh guru untuk mencari tahu pengetahuan baru dan siswa mampu mengetahui kenapa, bagaimana, dan apa dari materi pembelajaran yang berbasis pada fakta dan kekurangan dari pendekatan pembelajaran ini adalah siswa tidak dapat menyimpulkan sendiri hasil pengetahuan yang mereka dapatkan karena sudah terbiasa diarahkan dan difasilitasi oleh guru untuk mencari tahu pengetahuan baru selama proses pembelajaran 10 . Merujuk pada kelebihan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran penerapan pendekatan saintifik selama pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar kognitif siswa di semua sub-konsep kecuali pada sub- konsep peranan. Pada sub-konsep peranan virus, model PBL Problem Based Learning lebih efektif karena kelebihan model PBL Problem Based Learning mampu mengembangkan kemampuan memahami siswa terhadap suatu masalah pada materi pembelajaran dalam hal ini berkaitan dengan sub-konsep peranan virus karena selama proses pembelajaran kelas eksperimen yang menggunakan model PBL Problem Based Learning lebih mengedepankan aspek peranan virus seperti yang tercantum pada RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa data yang berdistribusi tidak normal dan sebagian data lainnya berdistribusi normal. Hal ini berkaitan dengan ciri khas pemilihan kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen yaitu kelas X MIA I merupakan kategori kelas dengan nilai UN SMP terbesar saat pendaftaran siswa baru di SMA Negeri 32 Jakarta. Oleh karena distribusi data yang beragam tersebut data berdistribusi normal dan tidak normal, maka uji statistik lanjutan sebagai uji beda adalah uji non parametrik jenis uji Mann Whitney U. 10 Reni Sintawati, “Implementasi Pendekatan Saintifik Model Discovery Learning dalam Pembelajaran PAI”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, 2014, h. 12-13, tidak dipublikasikan.